Bekerja di shift siang memang sedikit menguras tenaga bagi Bumi. Malam itu Dia mendapat pesan dari Laut yang sudah menunggunya di restoran Akash. Bersama Ayesha dan juga Lili, Bumi melangkahkan kaki setelah shift Mereka selesai.
"Capek banget ya kalau pulang jam segini. Gak sempet nonton drakor jadinya." Bumi memulai percakapan saat Mereka bertiga sudah mulai memasuki restoran.
"Gak mati juga kan kalau gak nonton drakor?" pertanyaan Ayesha lebih mengarah pada ejekan.
"Makanya pacaran, biar gak terlalu banyak berkhayal." Lila ikut bersuara.
"Cari pacar di mana? di rumah sakit gak ada yang ganteng. Mau deketin Kak Akash udah punya calon istri," Bumi tertawa kecil yang hanya ditanggapi dengan gelengan kepala oleh Lila dan Ayesha.
Tiba di restoran ternyata semua sudah kumpul termasuk Rere. Sejujurnya Bumi tidak suka jika bertemu Rere yang selalu bersikap mengibarkan bendera permusuhan. Dari kejauhan terlihat Mereka dengan formasi lengkap sedang berbincang sambil melepar tawa. Sepertinya hanya Akash yang tidak tertawa. Dia hanya terlihat melengkungkan senyum tipis.
"Assallamuallaikum."
"Waalaikumsallaam."
Raut wajah Rere sudah mulai tidak enak dipandang. Dia seperti tahu apa yang ada dalam hati dan pikiran Bumi. Bumi menyalami Laut dan segera duduk di sampingnya.
"Capek, Kak," Bumi menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.
"Kerja cuma gitu doang udah ngeluh capek, apalagi kalau kerja kantoran," sindir Rere seraya menggigit ujung sedotan minumannya.
Bumi tidak menjawab, malas sekali harus meladeni Rere.
"Ya sudah Kalian mau pesan apa? Kita tadi cuma makan snack dan ngopi-ngopi doang." Damar berusaha mencairkan suasana yang sudah mulai terasa dingin.
"Aku pengen kopi dingin aja sama kentang goreng deh," jawab Lila.
"Samain aja ya, Bumi?" Ayesha bertanya pada Bumi yang masih bersandar pada kursi sambil memejamkan mata. Ingin sekali menyapa Akash, namun pasti Rere marah.
"Iya, Kak. Aku makan apa aja bisa."
"Perut kampungan memang gitu," lagi-lagi Rere menyindir Bumi.
Bumi sepertinya mulai terpancing, Dia menegakkan duduknya. Ditariknya nafas dalam-dalam. Baru akan membalas ucapan Rere ponselnya berbunyi notifikasi pesan. Akhirnya Dia memilih membuka pesan terlebih dahulu.
/Jangan ditanggapi, biar Dia ngoceh sendiri/
Pesan dari seseorang yang Bumi namai dengan Kiblat Cintaku. Bumi tersenyum tipis. Tiba-tiba hawa panas tadi tersapu begitu saja oleh pesan singkat itu.
/Baiklah, tadinya mau kurobek itu mulutnya. Hehe/
Akas hanya membaca namun tidak membalasnya. Bumi segera menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku kemejanya. Perlahan Dia mulai berani mencuri pandang pada Akash yang ternyata sedang memandangnya. Bumi berusaha menyembunyikan senyumnya. Akash sendiri hanya menatapnya tanpa ekspresi.
"Bumi, Aldric kan jomblo tuh. Kamu sama Dia aja, iya gak Al?" Celetuk Lili sambil melempar pandang pada Aldric yang sedari tadi sibuk main game.
"Apa? jadian sama Bumi? Kalau diizinkan Abangnya sih Gue mau ja," ucapnya tanpa memalingkan pandangan dari ponselnya.
"Apaan sih, Kak. Jodoh-jodohin orang. Emang Aku gak laku apa?" Bumi mengerucutkan bibirnya.
"Kalau laku pasti sudah punya pacar dong, gak usah lirik-lirik calon suami orang!" Rere ikut menimpali.
Bumi hendak menjawab namun sebelumnya Dia kembali mencuri pandang pada Akash yang memeberi kode lewat tatapannya seolah ingin berkata 'jangan diladeni!'
Bumi mengangguk kecil, Dia kembali menghela nafas dalam. Beruntung pesanan mereka tiba dengan cepat. Bumi langsung meminum es kopinya. Ponselnya kembali mendapat notifikasi pesan.
/Lucu banget sih kalau pipinya kembung gitu/
Pesan dari Akash. Mereka berdua jadi terkesan sedang selingkuh. Bicara lewat pesan padahal saling duduk berhadapan.
/Jangan bikin Aku baper kalau gak bisa bertanggungjawab/
Bumi membalas pesannya sambil terus menyedot minumannya dan mengabaikan perkataan Lila yang duduk di sampingnya.
"Bumi, main hape terus. Aku bicara nggak dijawab!" Lila merampas ponsel Bumi dan tak sengaja melihat isi chat Bumi. Namun mata Lila bukan fokus pada obrolannya melainkan pada nama kontak yang menurutnya aneh.
"Apa nih, namain kontak orang aneh banget. Kiblat cintaku?" Lila menyerahkan kembali ponsel pada sang pemilik.
"Kak Lila koq buka-buka chat orang sih?" Bumi merengut, lagi romantis-romantisan jadi buyar kan idenya.
"Aku cuma baca nama kontaknya, aneh banget itu nama!" Lila membela diri.
"Seaneh orangnya," celetuk Rere yang terus saja menyinggung perasaan Bumi.
Bumi hanya memutar bola mata. Akash di kursinya hanya tersenyum tipis mengetahui nama dalam kontak Bumi seunik itu. Ponsel yang sedari tadi Dia sembunyikan di bawah meja kembali bergetar.
/Lo jangan bawa-bawa Bumi ke kehidupan Lo. Jangan bikin Bumi merasa seolah-olah Lo cinta/
Berharap balasan dari Bumi, namun nyatanya malah dari Laut. Akash hanya mendengus kesal seraya memasukkan kembali ponsel ke dalam saku celana jenasnya. Bumi pun melakukan hal yang sama, Dia memilih menyimpan saja ponselnya. Dia sudah lupa hendak membalas apa setelah tadi Akash benar-benar membuatnya merasa seringan kapas dan terbang terombang-ambing.
/Aku sangat siap bertanggungjawab/
Acara mengobrol kembali dilanjutkan dengan didominasi para pegawai kantor. Bumi hanya sesekali menanggapi. Sisanya Dia hanya tersenyum dan tertawa.
****
Setelah sampai di rumah, Laut tidak langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia malah ikut masuk ke dalam kamar Bumi.
"Lho Kakak ngapain ikut masuk?"
"Aku mau curhat, curhat dong Dedek!" Laut menirukan jargon sebuah acara ceramah pagi. Tentu saja Bumi tak mengerti.
"Curhat apa sih, Kak?" Bumi sebenarnya sudah sangat mengantuk.
"Aku mau menikahi Ayesha!"
"Allhamdullillah, Aku setuju Kak. Kasihan udah pengen disentuh." Bumi mengerlingkan matanya.
"Kamu tuh otaknya mesum banget sih, jangan kebanyakan nonton adegan tidak senonoh deh!" Lait melempar Bumi dengan bantal.
"Kakak, Aku kan lugu. Aku polos, Aku hanya menyimak." Bumi mengerucutkan bibirnya.
"Ini serius Bumi, nanti Kamu bantu bicara pada Mama ya?" Laut memohon.
"Iya, Kak. Do'akan juga agar Aku berjodoh dengan kiblat cintaku ya!" Bumi balas mengiba.
"Kalau itu Aku gak mau aminkan, Bumi.... " belum sempat Laut melanjutkan kalimatnya Bumi sudah memotong pembicaraannya.
"Iya Aku tahu, tapi biarkan setidaknya Aku menikmati kebersamaan dengannya sebelum Dia benar-benar jadi milik orang lain." Bumi menatap Laut dengan tatapan penuh iba.
"Baiklah, tapi Aku tidak mau ada air mata patah hati. Kamu harus selalu tersenyum," Laut merengkuh tubuh adiknya itu. Bumi balas memeluk Laut penuh sayang. Keduanya larut dalam perasaan yang hangat. Momen yang terlewatkan selama tiga belas tahun. Bagi Laut, Bumi tetaplah adik kecilnya yang masih polos.
Keduanya saling melepaskan pelukan lalu tertawa bersama. Laut kembali ke kamarnya setelah melihat sendiri Bumi shalat isya. Terlihat Bumi sangat khusu melakukannya. Sujud terakhirnya sangat lama, mungkin Dia memanjatkan do'a.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
~Burberry
akash itu artinya apa?
2022-12-02
0
Aisyah Nazwa
aq tau cerita ini dari ankny bumi dan akash ... aa attar 🤭🤭
2022-11-16
0
gorheen_1607
😅😅😅
2022-10-13
1