Baru saja Bumi selesai memeriksa keadaan pasien dan kembali ke ruangan, Ayesha kembali memintanya untuk membujuk pasien kemarin yang masih merengek ingin diperiksa oleh dokter Guntur.
"Kenapa harus aku sih, Kak? Aku kan udah menyelesaikan tugasku tadi!" Bumi menolak permintaan Ayesha.
"Ayolah, Bumi. Loe kan enak masuk sini tanpa interview segala. Anggaplah ini balasannya," ujar Lundra yang masih tak terima karena Bumi bisa langsung bekerja tanpa interview.
"Lagian Kamu kan udah hapal gimana menghandle nenek-nenek, kamu kan dulu tinggal sama Uti?" Ayesha sekali lagi membujuk Bumi.
"Ok, deh. Tapi temenin ya sama Kakak!" pinta Bumi.
"Oke, ayo cepetan!"
Mereka segera menuju ruang VVIP di mana sang Nenek di rawat. Sampai di ruangannya terlihat sang Nenek yang masih merajuk dan menepis seorang perawat yang hendak menyuapinya makan. Ayesha menatap perawat itu dan memberikan isyarat agar menjauh dari tempat tidur sang nenek.
"Hai Nenek yang cantik. Bertemu lagi nih sama Bumi. Masih ingat nggak?" Bumi mulai melancarkan aksinya.
"Aku maunya diperiksa dokter Guntur!" pasien itu langsung menunjukan sikap permusuhan.
"Oh gitu. Tapi sebelum dokter Guntur kembali gimana kalau Nenek Aku kasih lihat video cowok-cowok aku?" Bumi memberi penawaran yang cukup membuat pasiennya memancarkan kebahagiaan.
"Mana coba Aku mau lihat!"
"Tapi janji dulu harus makan dan minum obat?" Bumi membujuk.
"Iya, ayo suapi Aku makan dan minum obat sambil perlihatkan video cowok-cowok ganteng," ucap sang pasien. Dari kejauhan Ayesha dan perawat tadi hanya tersenyum kecil melihat cara Bumi membujuk si pasien.
Bumi merogoh ponsel yang dia simpan di saku seragam kerjanya. Mulai membuka screen lock nya. Dia mencari-cari video para Oppa-oppa nya yang sedang berjingkrak di panggung dan langsung memperlihatkan pada si pasien. Akhirnya Pasien itu menghabiskan makanan dan meminum obatnya sambil menatap layar ponsel Bumi seraya sesekali histeris saat sosok dalam layar mengedipkan sebelah mata dan membuat fingerheart yang seolah-olah itu ditujukan padanya.
Tiga puluh menit acara merayu sang pasien itu berlangsung hingga akhirnya sang pasien tertidur. Bumi bernapas lega, tugasnya selesai.
"Kasih tahu yang lain jika pasien ini merajuk kasih aja video BTS atau siapa kek yang kekorea-korea an," ucap Ayesha pada perawat yang tadi gagal menenangkan sang pasien. Perawat itu mengangguk lalu membentuk fingerheart ke arah Bumi.
"Sarangheo, Bumi!" mereka tertawa bersama dan meninggalkan ruangan itu.
***
Karena membuat waktu pulang Bumi molor tiga puluh menit, akhirnya dengan sukarela Ayesha menawarkan sebuah traktiran pada Bumi.
"Makan di restoran Akash aja ya?" usul Ayesha yang juga sudah sangat lelah jika harus ke restoran lain.
"Emang ada burger di sana?" Bumi meminta burger saja sebagai upahnya.
"Ada dong, eh di sana juga ada live music lho kalau jam segini," jawab Ayesha.
"Ya sudah, ayo Kak!" Bumi bersemangat karena kembali memiliki alasan untuk bertemu Akash.
Sebelum meninggalkan rumah sakit sudah menjadi kebiasaan Bumi dan Ayesha berganti baju terlebih dulu.
"Bumi, Kamu gak diprotes sama mama dan Laut pakai baju seperti ini?" Ayesha memandangi Bumi dari ujung kepala hingga ujung kaki. Celana denjm pendek berwarna abu dengan kaos putih lengan pendek yang mencetak lekuk tubuhnya.
"Enggak lah." Bumi menjawab santai. Ayesha hanya menggelengkan dan terus mengimbangi langkah Bumi yang terburu-buru.
Sampai di restoran mereka segera memesan makanan karena merasa hari ini energi terkuras habis menghadapi pasien nenek-nenek itu.
Bumi terus menyapukan pandangan ke seluruh penjuru restoran berharap menemukan sosok Akash. Namun, sia-sia saja. Makanan yang lezat itu tidak bisa ia nikmati dengan tenang karena pikirannya terus tertuju pada Akash.
Sampai mereka selesai makan dan hendak membayar tidak ada nampak keberadaan Akash di sana. Namun seseorang yang suaranya sangat familiar memanggil mereka berdua.
"Sha, Bumi!" Akash keluar dari sebuah ruangan bersama Rere di sebelahnya. Ayesha dan Bumi urung melangkahkan kakinya.
"Kok nggak kabarin mau ke sini?" Akash menyapa keduanya. Namun, tidak dengan Rere yang hanya menunjukkan permusuhan terlebih pada Bumi.
"Cuma makan aja, ini udah mau balik," jawab Ayesha memandang tak suka pada Rere. Terlihat sombong sekali Rere itu. Dia sibuk sendiri dengan ponselnya.
"Aku duluan ya, Kash. Laut udah di depan ternyata. Kita berdua mau meeting sama klien." Rere menaruh kembali ponsel ke dalam tas setelah membaca pesan dari Laut.
"Laut mau meeting di mana?" Rasa penasaran Ayesha menurunkan harga diri bertanya pada Rere.
"Bukan urusanmu, lagipula ini masih jam kerja. Jangan ganggu Laut." Rere dengan sok anggunnya melangkah mengibaskan rambutnya.
"Iiih menyebalkan sekali dia." Ayesha geram. Bagaimanapun Dia cemburu jika kekasihnya hanya berduaan dengan wanita lain meskipun itu Rere.
"Udah jangan dimasukin ke hati, Rere memang begitu." Akash berusaha menghibur.
"Aku pulang aja deh, Bumi!" Ayesha sudah tidak selera mengajak jalan-jalan Bumi. Awalnya mereka berencana untuk pergi ke mall setelah makan. Bumi awalnya ingin ikut pulang, namun Akash menahannya. Akash mengajak Bumi ke rooftop sementara Ayesha dengan perasaan kesalnya meninggalkan restoran seorang diri.
🍂🍂🍂
Bumi sangat suka suasana di rooftop restoran Akas. Dari atas terlihat bangunan-bangunan dan kendaraan yang berlalu-lalang menjelang sore hari. Matahari sudah tidak terlalu terik menyinari Bumi sehingga cuaca sudah tidak terlalu panas.
"Kak Akash udah lama buka restoran ini?" Suara Bumi memecah keheningan yang sedari tadi tercipta.
"Lumayan, Gue punya tiga cabang. Tapi lebih suka tinggal di sini," jawab Akash yang sedang bersandar pada pagar tembok menyilangkan kedua kakinya dengan memasukkan kedua tangan di saku celana jeansnya. Bumi yang berdiri di sampingnya merasa heran dengan kata 'tinggal di sini'.
"Maksudnya tinggal di sini tuh apa Kak?" Bumi penasaran.
"Gue udah nggak tinggal di rumah Ummi setahun terakhir ini. Gue tidur di sini. Sekarang Gue lagi bikin rumah kecil di samping restoran ini." Akash menjelaskan maksud dari kalimatnya.
"Kita banyak kehilangan cerita ya, Kak. Aku datang Kakak udah punya calon istri." Bumi tertawa lirih seraya mengusap lengannya dengan tangannya sendiri karena merasa dingin saat angin menerpa kulitnya.
"Maaf ya Bumi. Gue dulu marah dan nggak ikut anterin l ke rumah Uti," sesal Akash.
"Aku takut Kakak akan selamanya marah, aku nggakk tahu kabar Kakak dan Kak Laut selalu menutup rapat semuanya." Bumi menyelipkan rambut ke samping telinganya.
"Laut juga nggak pernah kasih tahu gue tentang kabar lo." Akash melirik ke arah gadis yang dulu pernah dia panggil dengan sebutan Angsa jelek.
"Aku Rindu masa-masa kecil Kita, Kak. Aku rindu Kak Akash!" Bumi akhirnya mengucapkan kalimat yang sedari awal pertemuannya dengan Akash selalu tertahan di tenggorokan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
lisna
heran z keluarganya Akash ko mau ya jodohin Akash ma Rere sudah tau kelakuannya KY gitu...apalagi kan kakanya ngelola pesantren paling enggak ya bejilbab gitu dicarikan terlepas bagaimana kelakuannya..,
2023-06-06
0
erenn_na
Hanya bisa pasrah, kalau ummi sudah bicara
2022-10-26
1
gorheen_1607
nenek2 jaman now 😅
2022-10-13
1