Apartemen Marsya, Kota New York~Amerika.
Marsya dan Sammy baru saja kembali dari makan malam bersama di rumah Raditya. Mobil Sammy baru saja sampai di pelataran parkir apartemen Marsya, mereka berdua pun turun dari mobil.
"Makasih Sam, udah nganter bolak-balik. Ya udah pulang gih, hati-hati di jalan." Marsya berterima kasih sekaligus mengusirnya.
"Hei.....habis manis sepah dibuang, apa kamu tidak minta aku masuk dulu gitu? Ya kalee aja ada yang perlu aku bantu angkat-angkat, kamu kan baru pindahan. Kalo gak ada pun, aku kan bisa angkat kamu, haha...." Sammy bercanda sambil mencari alasan karena ingin bersama Marsya lebih lama.
"Helloooo tuan playboy, ini jam 11 malem. Aku adalah seorang wanita yang hidup sendiri, kecuali kamu ganti dulu kelamin mu! Udah ah, see good bye....." Marsya berpamitan sambil melangkahkan kakinya pergi dari pelataran parkir menuju unit apartemennya di lantai 8.
"Good night and sweet dream, Dokter cantikku. Semoga kita bertemu di dalam mimpi." Sammy menatap penuh cinta kepada Marsya, cinta yang sudah lama dia pendam.
******
Rumah Sakit, Indonesia.
Axel masih terlihat kaget karena mengenali wajah di dalam iPad nya, ternyata yang berbicara padanya barusan adalah anak dari wanita yang bernama Kasya Indira itu. Baru kali ini dia tak bisa berkata-kata lagi karena lidahnya terasa sangat kelu.
Dion juga terlihat sangat gelisah tapi sekarang ada yang lebih penting, dia harus menyadarkan Bos nya.
"Bos....itu, jangan terlalu dipikirkan. Sepertinya tadi Bos hanya mengatakan ibunya gak punya sopan-santun. Bukankah masih untung, Bos tidak banyak bicara lagi?." Dion berusaha menenangkan Bos nya.
Axel yang mendengar asistennya membahas tentang dia yang hanya menyebut Kasya tidak sopan pun, akhirnya menghela nafasnya.
"Dion, apa aku terlihat bodoh tadi di mata anak itu?." Axel merujuk kepada Byan.
"Eh, uh...itu Bos, mungkin sedikit tapi itu juga bukankah karena dia membodohi kita." Sebenarnya Dion juga kebingungan, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Apakah dia juga menyadari sesuatu dariku kepada ibunya seperti kamu?." Axel yang biasanya tak pernah bawel atau bertanya-tanya ternyata ada saatnya juga dia seperti sekarang.
Dion yang melihat Bos nya seperti itu, akhirnya yakin Bos nya memang menyukai Presdir Kasya Indira.
"Ah Bos, akhirnya kamu tertembak anak panah dari sang Cupid. Baiklah, aku akan melakukan apapun biar Bos mendapatkan hati wanita itu." Dion berkata dalam hatinya penuh dengan tekad.
Seminggu Kemudian......
Perusahaan Pramudita, Indonesia.
2 hari yang lalu Byan sudah diperbolehkan keluar dari Rumah sakit, itu karena dia sangat bersemangat untuk segera sembuh dan dia akhirnya selalu menuruti semua perkataan Dokter.
Sebenarnya di hari kedua Byan dirawat, Denis yang adalah memang pemilik Rumah sakit dia dirawat dan ayah tiri dari Masya itu datang karena mendengar kabarnya.
Tapi Byan berhasil membuatnya berjanji untuk merahasiakannya, termasuk dari istrinya Ibu Ranti.
Sekarang dia sedang duduk di kursi kerjanya di Perusahaan, dia sudah beristirahat selama 2 hari di rumah. Dia tak betah jika lama-lama tidak bekerja, karena memang sudah sifatnya yang sangat menghargai waktu.
Saat dia sedang menandatangani sebuah dokumen, tanpa mengetuk pintu ruangan kerjanya dulu, ibunya nyelonong masuk lalu membaringkan tubuhnya di sofa.
"Fiuhhhhhh......." Ibunya itu menutup kedua matanya dengan sebelah tangannya, terlihat sangat kelelahan.
"Mah, jika capek tidur di kamar istirahat di ruangan mama. Kenapa kesini? Kan Mama jadi tambah capek jalan lagi kesini, padahal tinggal masuk dan tidur disana." Byan berbicara pada ibunya sambil berdiri dari kursi kerjanya dan berjalan mendekati ibunya.
Lalu dengan cekatan tangannya memijit-mijit lembut kepala ibunya, dia merasa bersalah karena selama dia sakit, semua pekerjaan bagiannya ibunya lah yang mengerjakannya.
"Maafin Byan mah, aku selalu menjadi beban buat mama." Terdengar rasa penyesalan dari suaranya.
Ketika Kasya mendengar putranya berkata seperti itu, seketika dia mengangkat sebelah tangan tangannya yang menutup kedua matanya dan menatap anaknya.
"Apa yang kamu katakan? Sejak kapan kamu menjadi beban mama? Justru karena ada kamu mama bisa hidup, kamu tau itu kan? Jangan pernah katakan hal seperti itu lagi." Kasya menghela nafasnya, kemudian dia bangun dari baringan nya di sofa lalu duduk.
"Mama hanya kelelahan sedikit, mama gak apa-apa. Jadi jangan berpikiran aneh-aneh, ngerti." Kasya berbicara sambil tersenyum sayang pada anaknya itu.
"Ah ya, mama lupa cerita. Kamu tau sudah tiga hari ini, ada setangkai mawar merah di meja kerja mama setiap hari. Lalu ketika mama keluar dari perusahaan dan menuju mobil mama, tiba-tiba ada anak kecil memberi mama satu tangkai lagi dan itu pun sama setiap hari." Kasya menceritakan keanehan yang terjadi padanya tiga hari ini.
"Kemudian tadi pagi bahkan ada kartu yang berisi catatan, kamu tau apa yang tertulis disana? Huh! Dasar penguntit gila." Kasya yang mengingat tulisannya seketika kesal.
"Apa tulisannya?." Byan sebenarnya biasa saja karena sudah sedikit menebak siapa orang yang mengirim bunga-bunga itu.
"Oke, kamu dengar kata-katanya." Kasya kemudian mengambil sebuah kartu berbentuk segi empat kecil dari saku jas kerjanya lalu mulai membacakannya.
"Kamu seperti bunga mawar merah ini yang memiliki duri, tapi aku tau duri itu untuk melindungi dirimu sendiri bukan untuk menyakiti orang lain. Jadi biarkan aku dengan keberanian ku ini, untuk bisa menggenggam durimu meskipun akan terasa sakit, karena aku yakin dengan keindahan mu akan bisa menyembuhkannya. Jadi wanita berduri yang mempesona, bolehkah aku menggenggam mu? Ttd~Pria pengangummu." Setelah selesai membacakannya Kasya melempar kartu itu ke atas meja dengan kasar.
Byan tersenyum mendengar kata-kata dari tulisan kartu itu, ternyata pria yang bernama Axel itu romantis juga.
"Byan, kenapa kamu tersenyum? Mama jadi semakin kesal!." Kasya lalu berbicara kesana-kemari, tapi tatapan matanya terus melirik ke arah kartu itu. Sebenarnya hatinya sedikit bersemangat, karena memang dia akui kata-katanya sangat lah romantis.
Byan yang melihat kelakuan ibunya hanya menggelengkan kepalanya, kenapa ibunya itu pura-pura tidak suka padahal sangat menyukainya kata-katanya?! Pikirnya.
"Ah ya, penerbangan mama ke Macau China besok jam 9 pagi. Kamu gak usah nganter mama ke bandara, juga ingat perkataan mama, kamu harus hidup teratur. Saat mama pergi, bi Yati akan setiap hari nganter makan siang kamu ke perusahaan. Mengerti?!." Terlihat ketegasan di dalam mata Kasya.
"Oke, oke. Wanita berduri yang mempesona, hahaha....." Ledek Byan pada ibunya itu.
Kasya menampakkan wajah datarnya dan hanya berdecak kesal. Kemudian pergi dari ruangan kerja anaknya dan tak lupa mengambil kembali kartu di atas meja dan mengantonginya, tapi setelah diluar ruangan dia tak sanggup lagi menahan senyumannya.
^Bersambung^
( Sepertinya tercium aroma-aroma ? 😅. Ah hampir semua novel uthor ada mawar merahnya ya, suka aja gtu 🤭 ).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Juliezaskia
ku kasih bawar merah thor
2021-09-07
0
Ilan Irliana
si dion romantis bgt...hihi..
2021-04-15
1
Shin Gao
aku rasa itu cowok dion deh, nnti mlhn dion yg terpesona sama kaysa jg kasian benar
2021-04-06
0