Kendrick begitu marah ketika pipinya ditampar oleh Widia,Kemarahan yang dirasakan semakin membuat nya bergairah, dan semakin ia mendekat kan tubuhnya dan menghimpit tubuh widia dengan kuat.
Dicium nya bibir widia dengan kasar,digigit mulut widia agar terbuka,lalu di lum*t bibir widia dengan brutal, ciuman panas itu kini beralih turun ke le*er jenjang milik Widia.
"Aahhhhh"de**han yang lolos dari mulut Kendrik. Dan kini Tangan nya beraksi mer***s gu**ukan kembar milik widia dan semakin menghimpitnya.
"Sayang sepertinya kau membuatku semakin bergairah" ucap Kendrick dengan suara parau.
Tak sampai disitu,tangan kendrik mulai membuka resle**ng celana dan tangan nya mulai bergerilnya mengusap usap milik Widia.
Widia semakin ketakutan dan berteriak histeris mencoba melepaskan himpitan namun tenaga nya tak sebanding dengan tenaga Kendrik.
Widia masih meronta dan berlinangan air mata sedangkan Kendrick tersenyum penuh kemenangan.
"Tolong lepaskan saya pak Kendrik!" memohon dengan ketakutan yang diiringi dengan linangan air mata. Kendrik tak memperdulikan rintihan widia, terus saja ia menciumi wajah dan bibir Widia, kini ciuman itu turun ke le*er dan mencoba me**iumi gu**ukan ke*bar Widia kembali.
Widia semakin histeris dan terisak.
Bugggggghhhhh!!!!!! tiba tiba pipi Kendrick mendapatkan bogem mentah yang sangat kuat.
"Brengs*kk!!!!!! Baj****n kau Kendrick!!!"
Hendrik memukuli Kndrick dengan membabi buta,Widia menangis tergugu ketakutan di pojok ruangan nya, dengan duduk sambil memeluk kedua kakinya. Nampak guratan ketakutan diwajah nya.
Kendrick tak diam begitu saja,ia mencoba melawan dan akhirnya terjadilah saling pukul diantara mereka sehingga menimbulkan kegaduhan dan keributan.
Kini posisi Kendrick berada dibawah kungkungan hendrik dan hendrik di atas memukuli wajah Kendrick dengan membabi buta.
"Ada apa ini?? apa yang terjadi!??! lepaskan Hendrik! Ken bisa mati!'' datang Adrian dan Erik melerai.
Hendrik sesaat menoleh pada Adrian dan berhenti memukuli Kendrick. Bergegas berdiri dan menghampiri Adrian
Buuuuuuuugghhhhh!!!!!! kini Hendrik gantian memukul wajah Adrian
"Lihat dia!" menunjuk arah Widia yang duduk dipojokan yang sedang ketakutan dengan memeluk ke dua kaki nya "Breng*ek! ini semua gara gara Kau Adrian!". Teriak Hendir penuh Amarah. BUuuuuuuugghhhhhtt!!! mendarat kan lagi pukulan di pipi Adrian
"Kalo bukan karena akal akalan si*lan Lu ini, Widia ga bakal dilecehkan oleh Baj***an Kendrick! Lihat dia sekarang! Widia hampir diper*osa!!! dan ini semua gara gara Elu Adrian Bre**sek!" bentak Hendrik.
Erik hanya diam mematung,tidak percaya kalu Kendrick senekat itu pada Widia.
Adrian juga diam mematung seketika, Ia merasa sangat bersalah. Tak menyangka hal ini akan terjadi menimpa Widia. Hendrik berlalu tanpa menghiraukan Adrian. Lalu menghampiri widia yang ketakutan, dan membawa nya pergi Ke Ruang Tunggu.
Hendrik poV
Saat telah sampai di parkiran, Hendrik teringat dengan flashdisk yang tertinggal di meja kerja nya. Ia memutuskan untuk kembali ke Ruangan kerja nya untuk mengambil Flashdisk tersebut, karena ada File penting yang harus di selesaikan untuk besok Pagi. Hendrik berjalan melewati Ruangan Widia, namun di lihat nya kosong ''Kemana bocah itu? apa ke toilet ya??'' Gumam nya. Saat ia hendak melangkah pergi meninggal kan ruangan tersebut, Sayup sayup terdengar suara orang menangis sesekali berteriak, Ia merasa curiga dan mendekati sumber suara itu. Ternyata benar. Kendrick mencoba untuk memperkosa Widia.
"Rapikan masalah ini,jangan sampai ada yang tahu..agar Widia tidak menjadi bahan gunjingan orang orang yang ada disini". Ucap Hendrik dan pergi berlalu meninggal kan Adrian.
Adrian berjalan mendekati Widia yang sedang duduk di ruang Tunggu bersama Hendrik yang sedang menenang kan nya.
''Maafkan saya Widia.. sungguh semua ini di Luar batas Pemikiran saya??''.
Widia masih terdiam tidak menjawab permohonan Maaf Adrian, Raut wajah nya masih nampak Trauma. "Saya hanya ingin pulang''. Ucap nya Lirih.
''Hen..biarkan saya yang mengantarkan Widia pulang?? kasihan ini sudah malam??'' ucap nya pada Hendrik.
Hendrik menyetujui tawaran Adrian. Di sepanjang perjalanan Widia masih terdiam dengan pandangan kosong namun sudah terlihat agak lebih tenang.
''Widia maaf kan Saya..'' Ucap Adrian dengan serius sambil mengenggam tangan Widia yang masih terasa dingin. Widia hanya bisa mengangguk tanpa melihat Adrian.
''Saya sangat menyesal Widia..Saya akan bertanggung jawab atas semua yang telah menimpa kamu malam ini''. Fokus dengan arah jalanan.
''Sudah Pak..saya tidak mau mengingat lagi peristiwa malam ini..Saya hanya butuh beberapa hari untuk beristirahat''. ucap Widia datar.
''Ambilah cuti selama kau mau Widia..??''.
''Terimakasih''. Widia tersenyum kecil
Jangan lupa like dan vote ya teman teman...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments