Episode 8 - Nama

‘Beberapa orang memiliki panggilan yang sama.’

Laporan kali ini juga mengecewakan, membuat Chanyong kembali mendapatkan lemparan benda-benda keras. Bingkai foto membentur dahinya, yang lalu jatuh menghantam lantai, suara pecahan kaca menggema di tempat yang hanya disinari lampu temaram. Luka goresan di dahi Chanyong mengeluarkan darah, tapi ia sama sekali tak bergeming.

“Kau menemukan keberadaan HMD07 dan kau kehilangannya, dia itu humanoid tercerdik! Lebih berbahaya dari yang lainnya!” pekik Profesor Park dengan tatapan geram, sedikit pun tak menyesali perbuatannya yang telah melukai sang anak. “Pasti dia sudah mengetahuinya dari Jaewon,” gumamnya mengundang rasa penasaran Chanyong untuk bertanya,

“Apa yang dia ketahui? Dan siapa itu Jaewon?”

Seakan hanya ia saja yang harus berbicara, Profesor Park menatap merendahkan. “Tugasmu hanya satu yaitu menghancurkan humanoid, apa kau lupa itu?”

“Tentu saja aku tidak melupakannya,” balas Chanyong tak berniat menentang, baginya sang ayah adalah segalanya yang membesarkan dan memberi kehidupan menyenangkan setidaknya sampai tiga tahun lalu, sebelum hubungan mereka renggang. “Aku akan menemukannya,” ia menambahkan penuh keyakinan berharap akan ada kata pujian dari ayahnya setelah berhasil menyelesaikan tugas dan mereka bisa kembali ke masa dimana hanya ada kebahagian ketika bermain dan membuat robot bersama.

“Pergilah ke Seoul, kau mungkin akan menemukannya di sana,” kata Profesor Park berubah lembut.

Meski bingung kenapa ayahnya menyuruh mencari humanoid di Seoul, Chanyong tetap menurutinya dan undur diri setelah membungkuk memberi hormat.

Park Donggun memandang kepergian putranya yang menghilang di balik pintu, ia terlihat gelisah dan tak tenang selama robot humanoid itu masih berkeliaran. Zhen Robotika inc, yang selama ini telah memberikan bantuan untuk penelitiannya mendadak menarik kembali investasi, mereka tidak ingin terlibat dalam kehancurannya yang telah kehilangan tujuh robot humanoid yang dibuat secara ilegal.

Sebagai penanggungjawab Profesor Park merasa sangat terbebani, awalnya begitu menyenangkan dia mendapat banyak pujian dan penghargaan. Tetapi setelah semuanya terbongkar maka ia akan terpuruk dan, yang paling mengganggunya adalah kenyataan bahwa suatu saat dia akan mendekam di penjara entah untuk berapa tahun lamanya.

“CHOI JAEWON!” teriaknya menjatuhkan semua benda yang berada di meja kerjanya. “Dia sudah mati, lalu bagaimana dengan dokumennya? Apa mungkin dia memberikannya pada Oh Sejun?” Profesor Park tidak bisa mengatur emosinya yang meledak, satu-satunya cara untuk menutupi kesalahannya adalah melenyapkan Oh Sejun, humanoid yang tersisa, dan dokumen yang berisi latar belakang ketujuh humanoid ciptaannya.

“Tidak ada yang boleh tahu kebenarannya,” desis Profesor Park, tangan mengepal, kuku-kukunya menancap dalam ke telapak tangannya.

ΘΘΘ

Senyum merekah di sepanjang perjalanannya menuju minimarket. Oh Sejun tak bisa menutupi rasa senangnya. Dia menjalani aktivitas sebagai manusia, kakek menyuruhnya untuk membeli bahan-bahan makanan untuk memenuhi kulkas dan beberapa barang yang tidak ada di rumah. Pandangan matanya tertuju pada deretan ramyeon (mie instan), mengambilnya satu di setiap rasa yang berbeda.

“Jaewon Hyung bilang dia sangat menyukai ramyeon,” ia mengucapkannya dengan nada senang, detik berikutnya raut wajah berseri itu berubah menjadi sedih, bayangan humanoid yang terluka terlintas di pikirannya.

Ketika ledakan kembali terjadi, tubuhnya terpental jauh dengan Jonghan yang sudah tak sadarkan diri. Tidak seharusnya Sejun sesenang ini, ia berpikir keras dan melanjutkan, “Aku akan hidup dengan baik.”

Sejun menghela meyakini bahwa yang lain juga ingin melihatnya menjalani hidup lebih baik, untuk itu dia akan mencaritahu apa yang terjadi di balik meledaknya lumbung padi.

Sesampainya di kasir seorang wanita menyapanya dengan ramah. “Selamat siang tuan,”ᅳmeraih keranjang Sejun yang dipenuhi makanan dan beberapa barangᅳ“Ada lagi yang anda butuhkan?” ia bertanya seraya menghitung belanjaan.

“Tidak, kalau ada aku akan datang lagi untuk membelinya.” Ucapan Sejun terdengar begitu polos, meski tampak kaku, ia mampu beradaptasi dengan baik.

Ia tak sengaja melihat name tag si kasir, membacanya pelan, “Han Serin?”

Dengan antusias wanita bernama Han Serin itu menanggapi. “Iya, kau pikir aku aktris Kim Serin, memang banyak yang bilang aku mirip dengannya,” ia meneruskan agak berbisik, “Beberapa orang bilang aku lebih cantik darinya.” Mengakhiri perkataannya dengan terkikik kecil, tak lama kemudian ia menyebutkan total belanjaan.

Sejun memberikan beberapa lembar uang lalu menerima kembaliannya.

“Terima kasih,” kata Sejun pada kasir yang melayaninya, mengambil dua plastik penuh barang belanjaan kontan melihat syal yang masih setia melingkar di pergelangan tangannya.

Si kasir tersipu mendengar perkataan yang jarang didengarnya. Biasanya dialah yang mengucapkan terima kasih seraya menghantar kepergian si pelanggan. Terlebih orang yang mengatakannya enak dipandang.

“Sering-seringlah datang ke mari!” seru kasir tersenyum selagi Sejun berjalan menuju pintu kaca.

Tentu saja mulai sekarang aku akan sering datang ke sini, batin Sejun kesulitan membuka pintu kaca dengan barang bawaan di kedua tangannya, sehingga ia harus mendorong dengan bahu dan itu persoalan gampang. Kesulitannya akan mudah diselesaikan dan tak akan merasa keberatan dengan hanya dua plastik di genggamannya.

Mengingat dia adalah robot seri terakhir yang terhebat, terkadang ia berpikir ingin bertemu dengan manusia yang telah membuatnya. Entah ia akan berkata terima kasih karena telah membuatnya, maaf karena menginginkan kehidupan manusia seutuhnya atau meminta untuk jangan pernah menghidupkannya di dunia.

“Serin–ah!”

Lagi-lagi nama itu, nama yang tak asing baginya, seorang wanita menoleh pada lelaki yang baru saja memanggilnya. Sejun buru-buru menghampiri mereka, menyambar lengan wanita bernama Serin, yang sontak terlonjak seraya membelalakkan matanya terheran-heran.

“Kim Serin?!” kata Sejun, matanya berkilat-kilat.

“Aku Jung Serin,” jawab wanita itu seraya menepis tangan Sejun, jengkel. “Chagiya (sayang), ayo kita pergi!” ia merangkul lengan kekasihnya yang sedang memandang tak suka ke arah Sejun, ditunjukannya tangan yang terkepal.

“Maaf, aku salah mengenali orang,” ujar Sejun menyadari situasinya, bahkan ia sendiri tidak tahu bagaimana persisnya wajah Kim Serin, si pemilik syal.

ΘΘΘ

Kilatan cahaya tak henti-hentinya menerangi wajah putih berseri milik Kim Serin, tampak cantik dengan pakaian sport yang membalut tubuh rampingnya. Entah sudah berapa gaya ia lakukan di depan kamera demi pemotretan brand ternama yang memintanya untuk menjadi model menyambut musim gugur di bulan september ini, terkadang tersenyum, tertawa bahkan menunjukkan ekspresi dingin.

Serin tidak sendiri, di sebelahnya seorang laki-laki bertubuh tinggi dan memiliki alis hitam yang tebal itu tengah bergaya sok keren. Dalam beberapa kesempatan mencoba melakukan kontak fisik, membuat tak nyaman, sangat menyebalkan.

“Menjijikan,” gumam Serin perlahan menepis tangan Lee Jihyuk.

Sebisa mungkin ia tak menunjukkan rasa kesalnya dan bersikap senatural mungkin. Sialnya dari banyaknya aktor yang ada, kenapa dia selalu dipasangkan dengan mantan pacarnya.

“Bagus, terus pertahankan ekspresi kalian,” kata fotografer mengambil gambar Serin dan Jihyuk yang berdiri saling menyender menunjukkan semangat jogging, rambut Serin yang diikat seperti buntut kuda sengaja diayun-ayunkan mengenai wajah Jihyuk selagi ia tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

“OK! Cukup sampai sini!” fotografer menambahkan dengan puas memuji keserasian dua modelnya.

Ingin rasanya Serin mengatakan lebih baik berpasangan dengan gorila dalam pemotretan pencinta satwa, tetapi ia hanya mampu menggerakkan bibir tanpa mengeluarkan suara apa pun.

“Terima kasih atas kerja kerasnya.” Serin membungkuk sopan pada staf-staf yang bertugas, ia mendapatkan balasan yang sama sopannya. Ketika tak sengaja bertatap muka dengan Jihyuk, ia langsung mendengus dan pergi.

Jihyuk ikut mendenguskan tawanya. “Lihat saja, aku akan membuatmu kembali padaku.”

ΘΘΘ

Episodes
1 Episode 1 - Terjalin
2 Episode 2 - Identitas
3 Episode 3 - Luka
4 Episode 4 - Orang Baru
5 Episode 5 - Pekerjaan
6 Episode 6 - Lebih
7 Episode 7 - Rumah
8 Episode 8 - Nama
9 Episode 9 - Poster
10 Episode 10 - Tetangga
11 Episode 11 - Bohong
12 Episode 12 – Kau
13 Episode 13 - Saksi
14 Episode 14 - Lullaby
15 Episode 15 - Membatasi
16 Episode 16 - Bertemu Kembali
17 Episode 17 - Tertarik
18 Episode 18 – Terima kasih
19 Episode 19 – Buruk
20 Episode 20 – Terhubung
21 Episode 21 – Bangun
22 Episode 22 – Pergi Keluar
23 Episode 23 – Nilai
24 Episode 24 – Kenapa
25 Episode 25 – Malam
26 Episode 26 – Debaran
27 Episode 27 – Detak
28 Episode 28 – Bahaya
29 Episode 29 – Asisten Manajer
30 Episode 30 – Stalker
31 Episode 31 – Cahaya
32 Episode 32 - Bercerita
33 Episode 33 – Menyukai Manusia
34 Episode 34 – Zero
35 Episode 35 – Manis
36 Episode 36 – Saudara
37 Episode 37 – Kebenaran
38 Episode 38 – Ungkapan Kata
39 Episode 39 – Cara
40 Episode 40 – Janggal
41 Episode 41 – Hukuman
42 Episode 42 – Cemburu
43 Episode 43 – Aku Tahu
44 Episode 44 – Paham
45 Episode 45 – Lawan
46 Episode 46 – Kebersamaan
47 Episode 47 – Permainan
48 Episode 48 – Singkat
49 Episode 49 – Kehilangan
50 Episode 50 – Pulih
51 Episode 51 – Manisnya Tertelan
52 Episode 52 – Lengan Robot
53 Episode 53 – Bercermin
54 Episode 54 – Tak Terduga
55 Episode 55 – HMD07
56 Episode 56 – Menerima
57 Episode 57 – Obsesi
58 Episode 58 – Kendali
59 Episode 59 – Putus
60 Episode 60 – Dinding Cermin
61 Episode 61 – Mengikis Jarak
62 Episode 62 – Kopi
63 Episode 63 – Terbongkar
64 Episode 64 – Kejutan
65 Episode 65 – Menikah
66 Episode 66 – Suara
67 Episode 67 – Dua Pasang
68 Episode 68 – Menetap
69 Episode 69 – Rahasia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Episode 1 - Terjalin
2
Episode 2 - Identitas
3
Episode 3 - Luka
4
Episode 4 - Orang Baru
5
Episode 5 - Pekerjaan
6
Episode 6 - Lebih
7
Episode 7 - Rumah
8
Episode 8 - Nama
9
Episode 9 - Poster
10
Episode 10 - Tetangga
11
Episode 11 - Bohong
12
Episode 12 – Kau
13
Episode 13 - Saksi
14
Episode 14 - Lullaby
15
Episode 15 - Membatasi
16
Episode 16 - Bertemu Kembali
17
Episode 17 - Tertarik
18
Episode 18 – Terima kasih
19
Episode 19 – Buruk
20
Episode 20 – Terhubung
21
Episode 21 – Bangun
22
Episode 22 – Pergi Keluar
23
Episode 23 – Nilai
24
Episode 24 – Kenapa
25
Episode 25 – Malam
26
Episode 26 – Debaran
27
Episode 27 – Detak
28
Episode 28 – Bahaya
29
Episode 29 – Asisten Manajer
30
Episode 30 – Stalker
31
Episode 31 – Cahaya
32
Episode 32 - Bercerita
33
Episode 33 – Menyukai Manusia
34
Episode 34 – Zero
35
Episode 35 – Manis
36
Episode 36 – Saudara
37
Episode 37 – Kebenaran
38
Episode 38 – Ungkapan Kata
39
Episode 39 – Cara
40
Episode 40 – Janggal
41
Episode 41 – Hukuman
42
Episode 42 – Cemburu
43
Episode 43 – Aku Tahu
44
Episode 44 – Paham
45
Episode 45 – Lawan
46
Episode 46 – Kebersamaan
47
Episode 47 – Permainan
48
Episode 48 – Singkat
49
Episode 49 – Kehilangan
50
Episode 50 – Pulih
51
Episode 51 – Manisnya Tertelan
52
Episode 52 – Lengan Robot
53
Episode 53 – Bercermin
54
Episode 54 – Tak Terduga
55
Episode 55 – HMD07
56
Episode 56 – Menerima
57
Episode 57 – Obsesi
58
Episode 58 – Kendali
59
Episode 59 – Putus
60
Episode 60 – Dinding Cermin
61
Episode 61 – Mengikis Jarak
62
Episode 62 – Kopi
63
Episode 63 – Terbongkar
64
Episode 64 – Kejutan
65
Episode 65 – Menikah
66
Episode 66 – Suara
67
Episode 67 – Dua Pasang
68
Episode 68 – Menetap
69
Episode 69 – Rahasia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!