PERJUANGAN SANG IBU
Beberapa hari berlalu, suasana hati Valensia tetap seperti itu kali ini ia memutuskan untuk fokus belajar dan bekerja sekalipun hanya praktik di RSU kota XXX, ia berusaha mengarahkan pikiran nya pada tanggung jawab nya sebagai calon perawat.
kali ini Valensia dan Vantosa dipindahkan diruangan persalinan dan nifas yang di ramaikan oleh ibu-ibu terhebat diseluruh dunia yang rela bertaruh nyawa pada sibuah hati.
waktu menunjukkan pukul 20:00 malam, tepat dimalam minggu.! Vantosa sibuk dengan surat-surat sedangkan Valensia sibuk dengan banyak nya pasien yang akan Partus (melahirkan) baru masuk hal itu sedikit membuat Valensia Frustrasi pasalnya dia ketua tim anggota PKLY dalam ruangan itu.
sedangkan Vantosa menghindari kerja nyatanya untuk melayani pasien dan memilih menyiapkan rekam medis dan surat lain nya yang harusnya tidak penting untuk dilakukan sekarang..
ditambah lagi dalam ruangan itu hanya ada dia dan Vantosa yang piket sedangkan Dokter dan senior lain nya berada di ruangan lain dan sepenuhnya tanggung jawab dilimpahkan pada mereka berdua karna ini adalah akhir dari PKLY mereka setelah nya mereka akan Wisuda..
"Bang, tolong segera panggilkan Dokter Sirene ya.!"
ucap Valen.
"ceceleha si gadis jamu, yei nggak tau aike susah lihat Dokter membahana bulu roma ai..?"
ucap Vantosa melas.
"ibu diruangan B2 sudah kasihan sekali, mengeluh pembuka'an masih 4 aja kasihan meringis terus.?"
ucap Valensia.
ternyata ada seorang ibu yang datang ke RSU sejak kemarin mau melahirkan dan pembuka'an nya tidak bertambah tetap diangka 4 ibu itu sudah begitu mengalami kontraksi yang hebat.
itu membuat Valensia kasihan dan memutuskan untuk meminta bantu pada Vantosa memanggilkan Dokter Sirene. seorang dokter umum yang dinas malam ini karna dokter Spc kandungan hanya ada pada pagi sampai jam 15:0 saja di RSU.
"aduh....aaaaaaaaduh...aduuh..!! tolong saya suster, saya sudah tidak kuat lagi.! sakit sekali suster.."
keluh ibu Yeni, pasien partus yang dari kemarin ada tanda-tanda melahirkan namun pembuka'an nya tidak kunjung bertambah.
"ibu Yeni yang kuat yah, ibu pasti bisa"
ucap Valensia yang mulai merasa iba pada ibu Yeni..
"sakit sekali suster😭😭😭😭😭😭"
keluh ibu Yeni lagi..
"aduh bagaimana ini, mana kami belum dapat izin untuk memberikan tindakan penuh lagi pada pasien, bisa gila aku disini" kata Valens membathin Valen.
"baiklah bu, keselamatan ibu jauh lebih penting dari resiko yang saya terima sekarang tidur lah dalam posisi menyamping"
perintah Valensia yang memutuskan mengambil tindakan tanpa izin dan siap menerima resiko.
"ibu jika saya katakan Ya maka ibu harus ngedan tapi bukan sekuat tenaga, saya hanya memastikan pembuka'an nya saja."
ucap Valensia.
ibu itu hanya menurut saja tanpa kuat lagi menjawab.
"ehmmmmmmmmmm..!!!!" erangan ibu Yeni.
Valensia memasukkan kedua jarinya di area anus, vulva dan perenium atau lebih di ingat lubang yang berada diantara **** * dan lubung ***** dengan membentuk huruf V dengan jarinya didalam lubang itu hasilnya masih tetap pembuka'an ibu itu tetap 4 dan tidak memungkinkan untuk segera melahirkan.
"ibu, apa masih sangat sakit.?"
tanya Valensia lembut..
"aaaahhhh,, hiks..hiks..hiks.. jangan tinggalkan saya suster ini sakit sekali"
ibu Yeni memohon dan memegang kuat tangan Valensia..
"ibu mau melahirkan normal.?"
tanya Valensia.
"iya sust"
jawabnya
"kalau ibu mau melahirkan dengan normal, ibu harus kuat jangan lemah kasihan adek bayinya didalam."
kata Valensia..
"lalu aku harus bagaimana suster?"
tanya bu Yeni.
"sekarang ibu bangun harus paksakan untuk berjalan atau lari kecil saja, mondar-mandir didepan kami juga tidak apa-apa semakin banyak pergerakan yang ibu buat itu akan sangat membantu, jika merasakan sakit bertahan sebentar dan terus olahraga kecil."
kata Valensia lagi.
"baiklah"
ucapnya.
"tapi ibu harus tetap berada dalam jangkauan mata kami agar bisa cepat menolong ibu."
sambung Valensia..
bu Yeni yang merasa diperhatikan oleh Valensia langsung nurut dan mengikuti langkah Valensia yang duduk disamping Vantosa sedangkan bu Yeni mondar-mandir berlari kecil didepan perawat sesuai saran Valensia.
mata Vantosa kekiri dan kekanan bagai setrika melihat ibu hamil dengan muka masam yang menyedihkan dengan air mata dipipi karna merasakan kontraksi yang hebat namun kontraksinya tidak sesuai dengan pembuka'an.
"bang kenapa lihatin ibu itu terus.? mau ganti'in posisinya.?"
tanya Valensia dengan berbisik..
"eh ceceleha si gadis jamu, emang ibu itu tidak di dampingi suami ya.?"
tanya Vantosa..
"kurang tau.? kitakan baru dinas malam ini, mau ganti'in posisi suaminya.?"
tanya Valensia serius.
"ceceleha si gadis jamu.! yei tau nggak aike ini punya standard tinggi untuk beroperasional bahkan untuk nyinden Aaaaaahh...aaaaaaaahhh..aaaaaaah...aaaaaah sa'at bergoyang gelut diranjang itu ai harus seleksi dulu. biar membahana badai gitu."
ucap Vantosa dengan mengeluarkan desahannn yang waoow, gerakan pantat maju mundur cantik diatas kursi nya berhasil membuat Valensia merinding dan mengelus leher bagian belakang nya dan memukul kepala Vantosa..
"dasar perawat kalengan mesum."
kesal Valensia pasalnya dia harus melihat aksi herotis Vantosa...
"aaaaaahh,,aaaaaaah,, sekijur tubuh ku dipukuli janda muda sigadis gagal tunangan...!!!!!!!!!! aaaah basahhhh"
desah Vantosa yang membuat Valensia kabur bukan lagi tersinggung..
"yei mau kemana.? aike belum siap aksi Valen..."
ucap Vantosa tertawa menang..
Valensia pergi melihat kondisi bu Yeni yang tengah berdiri memegangi erat salah satu tiang dinding, kepala menunduk dan tangan kanan nya diletakkan diatas **** * nya terlihat seperti sedang berusaha menahan sakit..
"bagaimana bu.? masih kuat?"
tanya Valensia lembut..
"__________"
tidak ada jawaban selain air mata bu Yeni menetes dipipinya yang tembem..
melihat hal itu Valensia mengelus perut bu Yeni, dengan gerakan kedua tangan memutar perut buncit itu sengaja dilakukan Valensia agar mendapatkan respon dan tendangan kuat dalam rahim dan langsung saja tindakan Valensia mendapatkan respon dari si dedek bayi dalam kandungan, tentu hal itu membuat kontraksi semakin kuat saja dan jeritan untuk bu Yeni.
"ibu, sekarang berlarilah dari ujung sana ke ujung tepat di pintu keluar. jika sakit percepat gerakan kaki nya ya bu.?"
kata Valen lagi..
"saya tidak kuat lagi suster"
ibu Yeni sangat-sangat merasakan sakit yang hebat.!
"ibu pasti bisa, anak dalam kandungan ibu pasti sempurna seperti ibu nya ayo bu saya bantu ya.?"
kata Valensia lagi
"baiklah"
Valensia terpaksa menemani bu Yeni berlari kecil sekali saja agar ibu itu merasa segan pada Valensia dengan begitu mau menuruti perintah nya.
Vantosa yang melihat hal itu ikutan merasa iba dan segera memanggilkan dokter sirene. beberapa menit berlalu, Vantosa kembali bersama dokter sirene.
"selamat malam Dokter"
sapa Valensia menundukkan kepala dan tersenyum.
"malam.? bagaimana kondisi pasien.?"
tanya dokter sirene.
"masih pembuka'an 4 dokter dan kontraksi yang diberikan tidak sesuai dengan pembuka'an, harusnya dengan kontraksi sa'at ini bu Yeni sudah bisa mengedan dengan pembuka'an 10"
jawab Valensia..
"baiklah, ibu nama nya siapa.?"
tanya dokter.
"Yeni bu"
dengan nada yang lemah
"ini anak keberapa bu.?"
tanya dokter..
"ke dua dok.?"
jawab bu Yeni.
"berarti sudah pengalaman sebelum nya, apa sebelum nya juga seperti ini.?"
tanya dokter lagi.
"iya dok, saya selalu seperti ini jika melahirkan tapi kali ini lebih sakit dok.?"
"anak pertama ibu berjenis kelamin apa.?"
tanya dokter lagi.
"anak perempuan dok dan kali ini anak laki-laki karna sudah USG"
jawab bu Yeni.
"ooh seperti itu, hal ini memang sering terjadi bu cara dan respon setiap bayi berbeda setiap jenis kelamin nya dan biasanya jika bayinya laki-laki sering memberikan kontraksi yang kuat dan reaksi berbeda."
jelas dokter.
"dok, saya tidak kuat lagi"
keluh bu Yeni.
"Dok, persalinan bu yeni melewati hari perkira'an (HPL) harus nya bu yeni sudah melahirkan dua minggu yang lalu ?"
jelas Valensia yang baru saja menghitung tanggal terakhir haid bu yeni setelah melihat data pasien.
"begitu.?"
kata dokter
"dimana suami ibu.?"
tanya dokter
"suami saya 1 bulan lalu keluar kota dok dan dia sulit sekali untuk di hubungi saya kesini bersama mertua saya dia sedang tidur didalam ruangan"
kata bu yeni sambil terus menahan sakitnya kontraksi yang diterimanya.
"kalau begitu kita lakukan dengan tindakan induksi persalinan"
kata dokter.
"baik dok"
jawab Valensia dan segera menyiapkan semua alat yang dibutuhkan.
"mari bu kita masuk keruangan ibu"
kata dokter.
Valensia dan Vantosa mulai sibuk, mengenakan handskun, masker, menutup kepala dan perlengkapan APD lain nya dengan kembali menggantung infus, mengatur tetesan cairan sesuai kebutuhan bu Yeni, setelah itu beberapa obat ampul disuntikkan Valensia melalui aboket mikro.
obat itu berfungsi untuk memaksa dan memberikan kontraksi dan rangsangan. dengan melakukan tindakan induksi persalinan yang terpaksa dilakukan oleh tim medis karna tidak terjadinya on its own
jika bereaksi obat itu akan memaksa bu yeni untuk mengejan kuat tanpa paksa'an..
beberapa menit kemudian bu yeni terlihat gelisah dan mulai merasa ingin BAK dan BAB, namun Valensia menyuruhnya untuk BAK dan BAB disini saja dalam posisi tidur saja..
"Sust, belajarlah saya akan memantau dan mengunstruksikan tanpa memberi sentuhan"
kata dokter memberikan izin penuh pada Valensia dan Vantosa untuk menangani pasien partus.
"baik dokter, terimakasih atas kepercaya'an nya segera kami lakukan tindakan"
jawab Valensia dan Vantosa secara serentak.
tindakan pun dimulai, Vantosa mengarahkan bu Yeni agar membuka kaki nya lebar, pandangan nya bu Yeni mengarah ke perut, tangan memegang lutut dan mulai mengelus-elus perut buncit bu yeni dan memberikan rasa rileks agar bu yeni tidak terlihat kaku.
"permisi ya bu, saya bantu agar dedek bayi memberikan respon"
kata Vantosa dengan sopan dan meninggalkan kalimat sawernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 475 Episodes
Comments
mingming
dan saya pernah rasakan sendiri itu.masyaAllah sakitnya benar2 nikmat luar biasa
2021-09-28
1
MissCimo⏤͟͟͞Ryupi
vantosa laki ngondek 💃💃
2021-07-02
0
🌿felis😘💞
astaga aku baca sampai deg deg gan berasa liat orang lahiran🙂🙂🙂🙂
2021-06-08
0