...A LITTLE GIRL...
...(SEORANG GADIS KECIL)...
...●...
...●...
...●...
DANIAL kembali menjumpai sosok gadis kecil di sebelah Haris. Pikirnya sosok itu hanya akan dijumpainya di sekolah tapi nyatanya sosok itu bahkan terlihat disaat Danial sedang berada di kediaman milik keluarga Haris. Sempat termangu selama beberapa saat sebelum akhirnya ia menyentak kaget merespon tangan menempel Vernon di punggungnya.
"Maaf, gue kagak maksud ngagetin," ucap Vernon cepat.
Danial tersenyum singkat, "Gapapa."
"Dan, gue perhatiin setelah lo abis operasi lo kek aneh gitu," ucap Vernon. Matanya menyipit. Seringkali ia mendapati Danial memperlihatkan tingkah aneh. Kadang ia melihat satu titik tertentu, dan kadangpula pria tersebut terkesiap seolah tengah mendapati sosok hantu.
"Gue bisa liat hantu Ver."
Bukan hanya Vernon. Kini Danial berhasil mengambil perhatian Irgi yang tadinya sedang asyik menggeluti game di ponselnya. Kedua manusia itu sedikit tak percaya mendengar pengakuan Danial yang terlalu mendadak.
"Serius lo?" ucap Irgi.
"Iyalah. Sejak kapan gue bohong sama kalian," sambung Danial.
"Gak ada makanan, cuman ini yang ada dalam freezer gue," Haris akhirnya kembali. Kali ini ia datang membawa empat buah minuman kaleng dari dapur.
Meletakkan minuman tersebut ke atas meja, Haris pun kembali mendaratkan bokongnya di sofa mengikut temannya yang lain.
"Ris, lo pernah denger gak sih kalau lo diikutin sama sosok gadis kecil," kata Danial tiba-tiba.
Haris tampak berpikir, "Pernah, tapi lo tau dari mana Dan soal itu?" Haris mengembalikan dengan kalimat pertanyaan. Selain dengan perkataan, Haris juga memperlihatkan lipatan kecil di dahinya.
Irgi dan Vernon memilih menyimak. Keduanya memasang pendengarannya dan membiarkan kedua sisi bibirnya terkatup. Terlalu konyol jika dia menginterupsi disaat Danial dan Haris sedang serius membicarakan sesuatu.
Melihat tak ada tanda-tanda Danial akan menjawab keraguannya membuat Haris menggerakkan kedua sisi bibirnya, "Lo bisa liat dia juga."
Danial manggut-manggut. Pikirnya gerakan kepalanya yang naik turun sudah cukup untuk dijadikan sebuah jawaban.
"Gimana ciri-cirinya?" sejujurnya Haris masih tidak percaya Danial memiliki kemampuan melihat sosok yang asalnya dari alam lain. Dan ya, pertanyaannya barusan hanya sekadar untuk mengetes kejujuran dari seorang Danial.
"Tangan lo bergetar Dan," Vernon menunjuk lengan Danial.
Tidak mengacuhkan Vernon, Danial malah fokus menghadap gadis di sisi Haris.
"Mukanya pucat," ucap Danial terjeda saat ia meneguk ludahnya, "Hidungnya mancung, alisnya sedikit tebal, dan sekilas mukanya mirip sama lo Ris!"
"Lo kenal sama sosok itu Ris?" celetuk Irgi.
Haris bergeming. Sosok yang digambarkan Danial sama persis dengan cerita sepupunya tentang sosok yang mengikuti Haris, "Sejak kapan lo bisa liat yang beginian?" Haris lagi-lagi mengembalikan kalimat tanya.
"Setelah gue dioperasi gerbang alam gaib jadi kebuka, hal-hal mustahil bagi kalian jadi lumrah di mata gue" Danial mengakui.
"Ris pertanyaan gue belum lo jawab," Vernon mulai memperlihatkan aura tak sedap, tentu saja terjadi ketika Haris tak mengacuhkan pertanyaannya. "Siapa gadis yang katanya ngikutin lo mulu?"
"Adek gue."
Danial memang baru tahu kalau Haris sempat punya adek, tapi kalau masalah tekejut dia akan bilang biasa saja karena sosok gadis itu memang mirip dengan Haris. Danial yakin, jika Haris dipasangi wig maka tampilannya akan menyerupai gadis itu.
"Lo tau kalau Haris pernah punya adek?" tanya Vernon kepada Irgi.
Irgi mengedikkan bahunya sambil mencebik.
"Kalian kan kenal gue pas jaman masih SMP, sementara adek gue meninggalnya waktu gue masih kelas empat SD." Jelas Haris memperhatikan satu persatu temannya sedang mengumbar air muka bingung.
"Tapi Dan..." Irgi masih penasaran tentang Danial yang tiba-tiba punya keahlian melihat makhluk tak kasat mata. "Sebelum lo kecelakaan lo gak pernah liat hantu emangnya?"
Cukup mengangguk, mereka bertiga pun berhasil mendapatkan sebuah jawaban.
"Keren!" singkat Irgi memperlihatkan jempolnya.
"Keren pala lo benjol," sahut Danial memasang tampang monster, "Seru kagak, takut iya."
...●●●●●...
DANIAL meraih jaket denimnya yang tersampir di sandaran sofa. Tak sengaja menoleh ia mendapati sosok Haris tengah melamun di sebuah kursi goyang menghadap kolam berenang. Tadi, Danial membiarkan Vernon dan Irgi pulang duluan karena perutnya lagi bermasalah sehingga harus ke toilet dulu.
Beberapa saat mengerutkan kening menampilkan raut bingung bercampur iba membuat Danial merasa tak tahan. Akhirnya pria berambut basah itu memilih mendekat untuk memastikan kondisi sahabatnya.
"Lo ngapain sendirian di sini," Danial memegang bahu sahabatnya.
"Eh elo Dan, gue pikir lo udah pulang," bersamaan dengan kalimat itu, Haris terlihat kalang kabut menutup album foto yang sedari tadi ia perhatikan.
Terlambat, Danial telanjur melihat benda yang coba Haris sembunyikan.
"Apa yang lo sembunyiin?"
"Gak ada apa-apa kok," balas Haris.
"Foto adek lo ya?"
"Iya Dan," Haris menyerahkan album foto itu di tangan Danial.
Danial menyambutnya lembut, matanya menjamah potret gadis kecil yang mirip dengan sosok hantu yang ia lihat beberapa saat yang lalu, "Nama adek lo siapa?"
"Namanya Aprilia, gue biasa manggil dia dengan nama April," jawab Haris. Pria itu memperhatikan Danial yang masih betah memandangi album foto.
"Cantik," singkat Danial, pria itu mengembalikan album foto kepada si pemilik. "Maaf ya Bro, kalau boleh tahu adek lo kenapa bisa meninggal?"
"Gue pembunuh Dan!"
Mata Danial melebar, kalimat ambigu yang diperdengarkan oleh Haris membuatnya berpikiran aneh-aneh. Danial bahkan tak yakin Haris memiliki sisi seburuk itu. Ya kali manusia sereceh Haris tega membunuh adiknya sendiri.
"Maksud lo?" tanya Danial membuang jauh-jauh pemikiran negatifnya.
"Waktu itu gue lagi main petak umpet sama April, karena kalah pas suit akhirnya gue yang jaga dan April yang sembunyi. Singkatnya waktu itu gue udah kalang kabut nyariin adek gue, sampai ketika nyokap sama bokap gue pulang kerja gue masih belum ketemu sama April."
Danial menepuk punggung Haris. Bisa dibilang Danial tak pernah menyaksikan sisi rapuh dari seorang Haris. Pria yang dikenalnya sebagai orang paling humoris nyatanya menyimpan rasa sedihnya sendirian.
Dengan mata berkaca-kaca Haris melanjutkan ceritanya, "Bokap gue nemuin April dalam kondisi tak bernyawa lagi Dan. Gue adalah pembunuh Dan."
"Kagak," lagi, Danial menepuk punggung Haris, "Ini semua bukan salah lo Ris, adek lo meninggal karena kehendak Tuhan."
Haris geleng-geleng, "Seandainya hari itu gue..."
"Ris dengerin gue! Adek lo gak bakalan pergi dengan tenang kalo lo nyalahin diri lo sendiri," ucap Danial di ambang batas sadarnya. Ia bahkan tak kepikiran sampai berucap bijak seperti ini. Intinya semuanya terlepas begitu saja dari bibirnya.
Haris kemudian memperlihatkan sebuah senyuman dengan kenyataan muka memerah bermaksud meredam emosi dalam dirinya. Ucapan Danial ada benarnya, tidak ada salahnya untuk mencoba ikhlas meskipun bayangan April akan selalu ada di dalam benaknya.
"Makasih ya Dan."
"Gak usah bilang makasih! Lo kan temen gue, ya kali gue biarin lo menderita."
"Oh ya, ngomong-ngomong adek gue masih ada?"
Danial mencebik sebelum menjawab.
"Yang perlu lo tahu, sosok mereka gak bakal nemenin lo sampai 24 jam. Kadang dia datang, sehabis itu mereka pergi lagi."
Haris ber "Oh," singkat lalu mengangguk paham. "Tapi kenapa wujudnya masih sebagai anak kecil, bukannya seharusnya dia juga ikutan gede kayak gue? Soalnya kan perbedaan umur gue cuma selisih dua tahun," Haris menjelaskan kebingungannya.
Sejujurnya Danial juga bingung dengan kenyataan ini, "Gak tau juga, mungkin sosoknya akan ngikutin wujud manusianya pas meninggal. Misalnya adek lo meninggal diusia lima tahun, maka wujudnya akan gitu-gitu aja sampai kapan pun. Singkatnya di alam sana umur manusia kagak nambah lagi. Beda sama kita yang tinggal di dunia." Danial membagikan asumsinya.
"Lo yakin?" Haris bertanya penuh keraguan.
Mengedikkan bahunya, Danial juga sempat menggaruk tengkuknya, "Itu sih menurut gue. Tapi kalau lo emang mau kepastian maka lo bisa hubungi Aurel, secara kan dia udah pengalaman banget. Gue mah masih pemula, ketemu hantu aja udah ciut nyali gue."
...~To be Continued~...
...●●●●●...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments