"Kau lihat saja bocah nakal. Setelah kau menjadi putra tiri ku akan ku paketkan kau ke gunung Everest secepatnya!" Gumam Kenzo, dan melanjutkan kegiatan memasaknya.
Setelah satu jam, Kenzo memanggil semua orang untuk ke ruang makan.
"Apa kau sudah selesai memasak?" Tanya Alesya.
"Hemm.. " Jawab Kenzo singkat.
"Skala, paman Kenzo sudah selesai memasak makanan untuk mu, sana pergi makan dengan paman Kenzo." Perintah Alesya pada putranya.
"Bukan hanya Skala, kau dan Jack pun harus ikut makan dengan Skala. Karena aku sudah masak banyak tadi." Ujar Kenzo, melirik ke Skala.
"Benar mom, kau dan paman Jack harus ikut makan juga. Apa kalian tidak penasaran dengan rasa masakan paman Kenzo?" Tanya Skala pada mommy nya dan Paman Jack.
Kenzo bisa melihat bocah itu tersenyum licik ke arahnya. Kenzo menatap bocah itu dengan ekspresi dingin. Dalam hatinya Kenzo berkata, "bersiap-siaplah untuk ke Gunung bocah nakal."
Alesya dan Jack menelan salivanya ketika tahu kalau mereka juga harus merasakan masakan Kenzo yang mereka bisa prediksikan seperti apa rasanya. Sudah syukur Kenzo tidak membakar dapur Alesya sore itu. Tapi bukan berarti masakannya layak untuk dimakan kan?pikir mereka dalam pikirannya masing-masing.
"Cepatlah. Nanti makanannya keburu dingin." Perintah Kenzo dengan suara beratnya.
Dengan enggan Alesya dan Jack mengikuti langkah Kenzo dan Skala yang sudah berjalan didepannya.
"Jack, apa tuan mu pernah memasak sebelum nya?" Tanya Alesya setengah berbisik pada Jack.
"Setau ku, belum pernah nyonya." Jawab Jack, dengan wajah penuh kekhawatiran.
Mereka berdua kembali sama-sama menelan salivanya. Dan meneruskan langkahnya menuju ruang makan.
Beberapa langkah menuju ruang makan, berbagai bau masakan enak sudah mengetuk-ngetuk hidup Skala yang kebetulan berada pada urutan pertama untuk masuk ke ruang makan.
Kenzo yang menyadari Skala sudah mencium bau makanan yang dibuatnya, melihat ke arah Skala dan berbisik. "Kau bisa memanggil ku daddy mulai dari sekarang." Ucapnya penuh nada kesombongan.
"Cih.. bisa saja hanya bau nya saja yang enak. Tapi rasa bisa membuat lidah ku mati rasa." cemooh Skala.
Alesya dan Jack yang baru memasuki ruangan itu, juga merasakan sebuah bau masakan yang sangat lezat.
"Tuan, bau apa ini?" Tanya Jack, spontan ketika masuk ke ruang makan.
"Duduklah." Ujar Kenzo.
Skala, Alesya dan Jack pun segera duduk. Setelah semuanya duduk, Kenzo membuka penutup makanan di atas meja.
Begitu penutup makanan itu diangkat Skala, Alesya dan Jack terkejut melihat hidangan dihadapan mereka. Sebuah makan yang mereka tidak ketahui nama nya tersaji dengan cantik di atas meja. Dengan sebuah nasi panas dengan hawa panas yang mengepul.
"Ayo.Silahkan makan." Kenzo mulai memasukan nasi ke sebuah piring dan mengambil beberapa potong daging dan saus nya. Lalu meletakkannya di hadapan Skala.
"Ini untuk mu, Skala. Aku membuat ini penuh cinta untuk mu." Ucap Kenzo, sambil tersenyum tipis.
"Baiklah paman Kenzo." Ucap Skala, melirik Kenzo dan mulai memakan makanan itu. Sebenarnya Skala ragu untuk memakan makanan itu, dia takut Kenzo meletakan racun atau obat sakit perut di masakan itu. Namun demi harga dirinya sebagai seorang laki-laki, tidak mungkin dia mempertanyakan itu kepada Kenzo.
Skala mengunyah makanan itu dengan pelan. Sungguh dia ingin mengingkari rasa masakan itu Namun Mommy dan paman Jack keburu mengeluarkan pujian mereka untuk hasil karya paman Kenzo.
"Kenzo, ini enak sekali. Apa kau benar-benar membuat ini?" Ujar Alesya, tidak percaya.
"Benar tuan. Ini enak sekali. Sejak kapan kau bisa memasak masakan seperti ini?" Timpal Jack dengan mulutnya yang penuh makanan.
"Habiskan dulu makanan di mulut mu Jack, baru setelahnya kau boleh bertanya." Seru Kenzo.
" Maaf kan aku tuan. Tapi ini benar-benar enak."
"Bagaimana Skala, apa kau suka dengan yang paman masakan?" Kenzo memandang Skala dengan tatapannya yang sombong.
"Hem.. ini layak untuk dimakan." Ucap Skala, mengingkari indra perasa nya.
"Ucapan mu sulit untuk aku pahami Skala. Aku bertanya apakah masakan ku enak atau tidak, kau malah menjawab dengan hal yang lain." Sindir Kenzo yang mengetahui kalau Skala sedang kehabisan kata-kata.
" Baiklah. Aku akan pulang dulu. Alesya, bersiap-siap lah untuk konferensi pers besok." Ucap Kenzo dengan penuh keyakinan. Dia yang sudah mengetahui kemenangan berada di pihak nya, yakin Skala akan berbicara dengan Alesya malam ini. Sesuai kesepakatan mereka.
"Ayoo Jack!" perintah Kenzo pada sekretaris pribadinya.
"Tapi tuan aku belum selesai makan. " Ucap Jack, lirih. Sudah dua kali dia harus terganggu makannya hari ini.
" Kau bisa melanjutkan makan mu nanti setelah mengantar aku pulang. Aku sungguh ingin tidur saat ini. Karena suasana hati ku sedang senang." Kata Kenzo, dan melihat wajah Skala yang penuh kekesalan.
Kenzo berjalan ke arah Skala, dan berbicara dengan pelan, "Laki-laki sejati tidak akan mengingkari perkataannya. Lakukan janji mu malam ini." Ujarnya, dan mencubit pipi gempal bocah nakal itu.
"Oo iya, apa ada yang tahu berapa suhu di puncak gunung Everest?" Ucap Kenzo tiba-tiba sebelum meninggalkan ruang makan.
"Memangnya kenapa tuan?" Tanya Jack, penasaran.
" Ya, siapa tahu ada yang berencana camping ke sana." Jawab Kenzo, sambil tertawa penuh kemenangan.
****
Setelah Kenzo dan Jack pergi, Alesya membereskan sisa makan malam tersebut.
"Seharusnya Kenzo membiarkan Jack menghabiskan semua masakan yang dibuatnya ini. Lihat lah, ada banyak sekali yang tersisa. " Seru Alesya, sayang melihat masakan Kenzo yang masih ada beberapa potong di dalam piring.
"Skala, apa kau sudah tidur nak?" Panggil Alesya dari dapur.
Skala yang sudah berganti baju tidur, menghampiri ibunya.
"Mom, apa kau menyukai paman Kenzo?" Tanya Skala, tiba-tiba.
"Kenapa kau bertanya begitu Skala?" Alesya menghentikan aktivitas nya membereskan dapur. Dia melihat ada keseriusan di mata Skala ketika bertanya hal tadi padanya.
"Mom, aku yang bertanya terlebih dahulu. Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku, malah mengajukan pertanyaan baru ke diri ku."
"Hemm... anggaplah aku menyukainya. " Jawab Alesya bohong. "Apa kau akan mengijinkan aku bersama nya?" Tanya Alesya dengan hati-hati.
"Kalau kau merasa dia adalah orang yang tepat untuk mendampingi mu, maka aku tidak keberatan kau menikahinya. Seharian ini bersama dengan nya, aku merasa dia adalah pria yang cukup bisa diandalkan. Tadi aku juga sempat browsing mengenai dirinya. Dia seorang pengusaha muda yang sukses dan kaya raya. Rumor percintaan nya pun minim bahkan bisa dibilang tidak ada, aku sampai curiga dia mencinta paman Jack. hahaha. "jelas Skala sambil tertawa.
" Jadi setelah melakukan observasi sederhana, dan berinteraksi langsung dengan nya tadi, aku tidak keberatan kau menikah dengan paman itu. Tapi hanya satu pinta ku, jangan pernah berhenti untuk mencintai ku mom!" Pinta Skala, dan memeluk mommy nya sambil menangis.
Dia tahu mommy nya, sudah banyak menderita karena ulahnya yang selalu membatalkan rencana pernikahannya dengan banyak pria.
"Aku harap, kali ini kau benar-benar bahagia. "
...****bersambung...
...jalan lupa untuk like, vote dan Komen ya cintoooo......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 390 Episodes
Comments
Wirda Wati
🤣🤣🤣🤣🤣
2022-10-24
0
Rahmawaty❣️
🤣🤣
2022-10-04
0
💝GULOJOWO💝
😂😂😂😂😂😂😂
2022-06-06
0