Sudah dua hari ini Kenzo tidak dapat tidur nyenyak. Siluet bayangan sang gadis di malam tahun baru itu selalu hadir dalam mimpinya setiap kali dia menutup matanya.
Kenzo Dayson, merupakan Putra Dari Robet Dayson dan cucu kesayangan, pemilik perusahan Dayson yakni Albert Dayson. Walaupun memiliki wajah tampan nan menawan. Kenzo bukan lah tipe tipe seorang casanova yang suka tepar pesona disetiap saat. Malah sebaiknya, dia terkenal menjaga jarak dengan wanita. Sehingga kejadian malam tahun baru itu sangat mengganggu nya ketenangan hidupnya yang selama ini terjaga dengan baik. Selain rasa bersalah, ada perasaan lain yang belum dapat dia definisikan dengan jelas terkait peristiwa malam ini. Hal ini sungguh selalu mengganggu malam-malam nya.
"Tuan! Apakah Tuan baik-baik saja?" Tanya Jack, sang asisten, kepada Kenzo yang terlihat kurang tidur. Wajah nya tidak secerah biasanya.
"bagaimana dengan bukti keterlibatan paman ku pada peristiwa malam itu? apakah kau sudah mendapatkan semua buktinya?" Kenzo menggoyang-goyangkan kursinya ke kiri dan ke kanan dengan pelan.
"Sudah, Tuan!" Jawab Jack, singkat.
"Bagus, malam ini ketika acara makan malam di mansion utama, aku akan membeberkan semua kebusukannya, lalu mendepaknya dari daftar ahli waris keluarga Dayson.” Ungkap Kenzo, terdengar sangat sombong.
Lalu kenzo memejamkan matanya, "Heeem Jack, Apa kau sudah mendapatkan info siapa gadis di malam itu?" Kenzo berharap sudah ada kemajuan dalam pencarian yang Jack lakukan.
"Belum, Tuan."
"Segera temukan, gadis itu." Perintah Kenzo pada asisten pribadinya itu.
"Kau boleh keluar, Jack. Aku ingin istirahat sebentar." Serunya, masih sambil memejamkan mata.
" Baik, Tuan." Jack pun meninggalkan Tuan Kenzo Dayson sendiri di ruangannya.
Kenzo yang mendengar suara pintu ditutup. Ia yakin kalau Jack sudah keluar dari ruangannya. Kini pikirannya kembali ke malam tahun baru itu. Malam dimana ia dijebak oleh pamannya sendiri yang bernama Marcus, dengan obat perangsang. Kenzo memijat-mijat tengkuknya.
"Andaikan, gadis itu tidak ada di sana malam itu, aku pasti akan sangat menderita karena pengaruh obat perangsang itu." Gumam Kenzo pelan. "Dan andai saja gadis itu tidak pergi subuh buta waktu itu, maka aku sudah pasti aku jadi santapan wartawan hari itu." Lanjutnya, dia berpikir pasti Marcus juga sengaja menjebaknya untuk menghancurkan nama baik Kenzo.
"Tapi mengapa dia pergi begitu saja setelah aku......!” Kenzo menghela nafas nya berat lalu mengusap kasar wajahnya kemudian dia memejamkan kembali matanya.
"Mengapa hingga hari ini dia tidak meminta pertanggungjawaban dari ku!" Kenzo membuka matanya, dia yakin gadis itu masih tersegel saat dia menyentuhnya semalam.
"Siapa kau sebenarnya, gadis berbintang?" Kenzo memanggil gadis itu dengan sebutan gadis berbintang karena Kenzo benar-benar tidak tahu siapa gadis itu. Yang Kenzo ingat hanya gadis itu memiliki tanda lahir berbentuk bintang di punggung kiri nya.
Lamunan Kenzo tentang si gadis berbintang terpaksa berhenti karena suara ketukan dari luar ruangannya.
"Tok.. Tok.. Tok.. "
"Masuk, "Perintah Kenzo dari dalam ruangan.
Jack pun masuk ke ruang Kenzo.
“Ada apa Jack?” tanya Kenzo. Dia yakin semua urusan nya dengan Jack sudah selesai tadi. Tapi mengapa Jack sekarang malah kembali lagi ke ruangannya.
" Tuan, Tuan besar meminta anda untuk segera kembali ke mansion utama." Ucap Jack.
Ternyata Jack kembali ke ruangan Kenzo sebab Jack ingin menginformasikan bahwa asisten kakek Kenzo menelpon nya. Menurut Asisten kakeknya Kenzo, pria tua itu ingin Kenzo untuk datang menemuinya sekarang juga.
"Apa dia mengatakan ada urusan apa meminta ku untuk pulang ditengah jam kerja seperti ini, Jack?" Tanya Kenzo yang merasa heran. Tidak biasanya sang kakek memintanya untuk pulang di jam-jam seperti ini.
“Tidak Tuan, asisten Tuan Besar hanya mengatakan kalau anda harus pulang saat ini juga.” Terang Jack.
Sebenarnya, Kenzo memang sudah lama tidak tinggal lagi di mansion utama milik kakeknya, Tuan Albert Dayson. Tepatnya sejak kejadian beberapa tahun yang lalu sejak ia dan pamannya Marcus berdebat hebat mengenai kecelakaan yang telah menewaskan kedua orang tuanya. Dan disaat itu, sang kakek malah lebih memihak ke pamannya itu. Padahal Marcus hanya seorang anak angkat di dalam keluarga Dayson. Hal ini membuat Kenzo kesal dan memutuskan untuk tinggal di mansion nya sendiri. Kenzo tinggal di mension nya bersama sang asisten pribadi, Jack.
"Kalau begitu, tunda rapat dengan perusahan Alba, katakan aku ada urusan mendadak yang tidak dapat digantikan. Aku penasaran, apa yang membuat kakek memanggil ku pulang!" Ucap Kenzo, dengan wajar datarnya. "Kenapa dia tidak menunggu ketika makan malam saja, toh aku akan ke sana juga malam ini" Gumam Kenzo sambil berdiri dari kursi singgasana nya dan memakai kembali Jasnya lalu melangkah keluar dari ruangan.
Jack mengikuti Kenzo dari belakang. Sambil berjalan di belakang Kenzo, Jack menelpon asisten direktur perusahaan Alba. Jack mengatakan bahwa Tuan nya ada urusan mendadak dan meminta asisten perusahaan Alba tersebut untuk mengatur ulang jadwal rapat antar Dayson company dan Alba company minggu depan.
Setelah selesai berbicara dengan asisten dari Alba Company, Jack menyamakan langkahnya dengan dengan Tuannya. "Apa kita langsung ke mansion utama, Tuan Kenzo?" Tanya Jack, pelan.
" Iya," jawab Kenzo tenang.
Jack pun segera menelpon supir pribadi Kenzo agar bersiap untuk mengantar Tuan Kenzo dan Jack ke mansion utaman.
Kenzo dan Jack pun tiba didepan pintu lobi. Terlihat sebuah mobil mewah berwarna hitam milik Kenzo sudah menunggu nya di sana.
"Silahkan, Tuan!" Ucap Jack, membukakan pintu mobil untuk Tuannya.
Kenzo dan Jack pun pergi menuju ke mansion utama.
Di mansion utama, terlihat seorang pria tua berperawakan English. Dialah Tuan Dayson, Albert Dayson, sang pemilik Dayson Company, kakek dari Kenzo Dayson.
Tuan Dayson kini sedang duduk bersama seorang pria yang seusia dengan putra nya. Pria itu ialah Ronald Diningrat, ayah dari Alesya dan Agnes.
Mereka sedang sibuk membicarakan mengenai kerja sama bisnis yang akan mereka rintis Bersama di kota A.
"Jadi bagaimana, menurut mu kalau aku membuka satu lagi anak cabang di kota A, Tuan Ronald?" Tanya Albert Dayson kepada Ronald, dan tak lupa untuk mengisap cerutunya.
"Aku kira itu adalah planning yang sangat bagus Tuan." Jawabnya sambil menikmati mengisap cerutu bersama Albert Dayson.
"Hahaha, Tuan Ronald, anda pasti lebih tahu tentang peluang itu dibandingkan dengan diriku yang sudah tua ini." Seru Albert Dayson, merendah. "Kalau anda mengatakan memiliki anak cabang yang banyak di kota A memiliki prospek bisnis yang bagus ke depannya maka aku akan membuka sebuah anak cabang perusahan lagi di kota mu itu. Apalagi, kalau Tuan Ronald mau ikut membantu ku dalam pembebasan lahan yang akan aku jadikan tempat anak cabang perusahaan tersebut berdiri." Ujar Albert Dayson, dan menatap Ronald dengan sebuah maksud.
"Anda tidak perlu khawatir, Tuan Dayson. Tanah yang anda inginkan untuk membuka sebuah anak cabang perusahaan di kota kami adalah tanah milik mendiang istri pertama ku, yang artinya itu adalah tanah milik ku. Aku akan dengan senang hati untuk memberikan tanah itu pada mu. Apalagi, kalau Tuan Kenzo, cucu anda, bersedia menikah dengan putri kesayangan ku Agnes!" Kali ini Ronald sebuah senyuman licik terbit di wajahnya.
"Hahahaha,... Anda memang seorang negosiator ulung, Tuan Ronald. Pantas saja anda menjadi pengusaha nomor satu di kota A." Ucap Tuan Dayson, tertawa.
"Tapi masalah pernikahan Kenzo, aku tidak bisa terlalu ikut campur. Anda tahu sendiri, cucu ku itu sangat mandiri. Dia juga sangat berkompeten dalam dunia bisnis. Andaikan ku ancam dengan mengeluarkannya dari perusahaan hanya karena sebuah pernikahan, aku takut dia benar-benar akan pergi dan mendirikan perusahaan nya sendiri! hahaha.." Jelas Dayson, dan tertawa miris, mengingat dia pernah mengancam Kenzo dengan hal tersebut Dan hasilnya Kenzo dulu sempat keluar dari perusahan dan menghilang selama setahun dari kota B. Kemudian tiba-tiba nama nya muncul di sebuah majalah Grafik Ekonomi di kota D sebagai salah seorang pengusaha muda yang sukses, yang berhasil masuk top ten di kota tersebut. Butuh usaha yang keras dan kesabaran untuk membawa Kenzo kembali ke kota B. Albert Dayson sungguh tidak ingin mengulang kesalahan yang sama.
" Kalau masalah pernikahan, seandainya Kenzo menyukai putrimu maka aku pasti akan sangat mendukung hal tersebut." Lanjut Albert Dayson.
"Hemm.. Kalau begitu, apakah anda tidak keberatan jika aku meminta anda untuk memerintahkan Kenzo untuk pergi ke kota A bersama diri ku melihat lahan yang akan anda bangun dan sekaligus agar dia dan putri ku bisa bertemu?" Usul Ronald.
"Aku rasa itu bukanlah ide yang buruk. Dan tadi aku sudah meminta Kenzo untuk pulang. Kita akan dengar pendapat nya terlebih dahulu. Aku ini sudah tua, Tuan Ronald, aku tidak ingin terlalu memaksa cucu ku untuk melakukan semua hal yang aku ingin kan." Jelas Albert Dayson.
Tidak beberapa lama kemudian Kenzo dan assisten nya, Jack pun tiba di mansion Utama.
Mereka langsung diarahkan oleh pelayan menuju ruang kerja Albert Dayson sebab pria tua itu memang sedang menunggu disana.
"Tok.. tok.. tok.., " Terdengar suara ketukan dari balik pintu ruang kerja Albert Dayson. "Tuan besar, Tuan Kenzo telah tiba." Ujar si pelayan, dengan sopan.
"Suruh dia masuk, "Perintah Albert Dayson.
Kenzo dan Jack pun masuk setelah pintu itu dibuka oleh si pelayan. "Silahkan Tuan," Kata si pelayan, penuh hormat.
Setelah masuk ruang tersebut, Kenzo melihat sang kakek sedang berbicara dengan seorang pria yang di ketahui adalah seorang pengusaha di kota A bernama Ronald Diningrat. Namun karena ia tidak begitu mengenal Ronald sehingga ia tidak berniat untuk menyapa pria tersebut.
Kenzo melangkah mendekati kedua pria itu, dan langsung duduk disalah satu sofa yang kosong. Sedangkan Jack berdiri di samping Tuan nya. "Ada apa kakek meminta ku datang kemari?" Tanya Kenzo, to the point.
"Wah, lihatlah Tuan Ronald, seperti ini anak muda zaman sekarang, semua nya serba langsung tanpa basa basi." Sindir sang kakek kepada Kenzo.
"Hahaha.. zaman sudah berubah Tuan Dayson, sekarang ini zaman dengan motto, Time is money. Jadi wajar kalau cucu anda terkesan langsung dan to the point. Aku yakin ada banyak urusan yang dia tinggalkan untuk menemui anda saat ini." Ujar Ronald, dan menoleh pada anak muda yang terkesan sangat sombong itu.
"Hahaha.. anda benar sekali Tuan Ronald! Waktu memang sudah banyak berubah. Lihatlah rambut ku. Yang dulunya hitam, kini sudah mulai putih semua!" Jawab Albert Dayson.
Kenzo hanya memperhatikan kedua pria di depannya ini saling berbicara mengenai hal yang tidak jelas. "Kalau tidak ada hal penting, aku akan kembali ke kantor." Seru Kenzo, memotong pembicaraan kedua pria itu.
"ouw.. ouw.. ouw.. tunggu dulu anak muda!" Pinta sang kakek pada Kenzo. "Jangan terburu-buru! Ada hal penting yang aku dan Tuan Ronald ingin diskusi dengan mu mengenai pembangunan anak cabang perusahaan kita di kota A." Sang kakek akhir buka suara mengenai alasannya meminta sang cucu untuk datang ke mansion nya.
Kenzo memperbaiki posisi duduknya. Disilangkan nya kaki panjangnya itu. "Jadi apa yang ingin kakek bicarakan?" Tanyanya, serius.
"Sebelum membicarakan mengenai hal itu, sebaiknya aku kenalkan dulu dirimu dengan Tuan Ronald. Dia adalah pengusaha nomor satu di kota A."
"Hi, Tuan Ronald, senang bisa bertemu dengan mu!" Kenzo mengulurkan tangannya pada Tuan Ronald.
"Aku yang senang dapat bertemu dengan mu, Tuan Kenzo Dayson. Pengusaha muda yang handal." Ujar Ronald dan menjabat tangan Kenzo.
"Kenzo, Tuan Ronald ini akan menjadi mitra kita untuk pendirian anak cabang perusahaan di kota A. Selain dia adalah pengusaha sukses di sana, lahan yang akan kita jadikan tempat untuk mendirikan anak cabang perusahaan itu adalah tanah milik nya. Aku sengaja mengundang dia kemari hari ini untuk membicarakan negosiasi bisnis terkait kerja sama kita di kota A dan pembebasan lahan tersebut." Jelas sang kakek.
Kenzo menatap kedua pria itu dengan serius. "Lalu, apa yang bisa aku bantu? Kakek tahu sendiri, aku baru saja pulang dari kota A untuk memeriksa anak cabang kita yang lain disana. Apakah kakek akan meminta ku untuk kembali ke kota A lagi?" Kenzo menebak alasan kakeknya memanggilnya siang ini ialah untuk menyuruhnya melihat lahan dan perencanaan pembangunan anak cabang lain di kota A.
"Tebakan mu memang selalu benar, cucu ku! Aku ingin kau pergi bersama Tuan Ronald ke kota A selama beberapa hari. Lihat lahan itu dan fix kan semua persiapan pembangunan anak cabang baru perusahaan kita di sana. Aku tidak ingin ada masalah dengan pembangunan ini." Albert Dayson, menatap serius cucunya.
"Aku tidak bisa!" Tolak Kenzo segera. "Ada hal penting yang harus aku selesaikan di kota ini saat ini juga." ditatapnya mata sang kakek. Dia sangat yakin kalau kakeknya paham maksud perkataannya barusan.
"Kalau maksud mu, kau tidak bisa pergi meninggalkan kota ini karena urusan mu dengan paman mu, Marcus, maka aku dapat menjamin dengan pasti bahwa Marcus akan mendapatkan semua balasan atas tindakannya. Semua bukti yang kau miliki, Kenzo, aku juga memiliki bukti yang sama. Jangan pernah kau remehkan kakek mu yang tua ini." Ujar Albert Dayson, tersenyum sinis. Tapi di balik senyumnya itu semua hal yang baru saja ia katakan pada Kenzo ternyata hanya lah kebohongan belaka untuk menenangkan cucunya itu.
Kenzo menatap tajam pada kakeknya, dan berkata" Baiklah, kalau begitu. Aku akan berangkat bersama Tuan Ronald ke kota A besok! Jack, segera siapkan pesawat pribadi ku, dan siapkan hotel untuk ku." Perintah Tuan Kenzo.
"Tuan Kenzo, kau tidak perlu membooking sebuah hotel di kota. Aku akan sangat tersinggung kalau kau tidak bersedia untuk menginap di mansion ku." Seru Tuan Ronald. Tentu saja dia akan sangat mengusahakan agar Kenzo mau menginap di mansion nya. Apalagi tujuannya kalau bukan agar Kenzo dan Agnes dapat bertemu.
Kenzo melihat kakeknya, lalu melihat Tuan Ronald." Baiklah kalau begitu. Aku dan Jack akan menginap beberapa hari di mansion mu. Terima kasih atas tawarannya, tuan Ronald.” Kenzo langsung menyetujui tawaran dari Ronal. Toh hanya untuk beberapa hari. Kenzo tidak merasa kalau hal itu akan adalah hal yang harus dia perdebatkan bersama sang kakek.
" Aku yang seharusnya berterima kasih karena kau sudah mau menginap di tempat kecil ku." Ucap Ronald merendah.
"Kalau begitu, aku akan bersiap-siap. Kirimkan alamat mansion mu pada asisten pribadi ku. Kalau tidak ada halangan, nanti malam kami sudah sampai di kota A." Kenzo berdiri dari sofa tersebut.
"Aku pergi dulu kek. Ada beberapa hal yang mesti aku bereskan sebelum aku pergi. Dan ingat janji mu." Kenzo menatap tajam kakeknya.
"Jack, berikan pada kakek semua hal yang seharusnya aku berikan pada nya malam ini. Aku tidak mau ada hal kecil yang terlewatkan." Perintah Kenzo pada asisten nya.
"Baik, Tuan." Jack pun keluar dari ruangan itu, meninggalkan Tuan Kenzo bersama Tuan Dayson dan Tuan Ronald.
"Kau jangan khawatir, Kenzo! Aku tidak akan mengampuni nya hanya karena dia adalah putra ku. Kau tahu sendiri watak ku kan?" Ucap Tuan Dayson, lalu menghidupkan sebuah cerutu baru.
"Aku hanya takut, karena usia mu, kau jadi kurang teliti." Sindir Kenzo, dengan sebuah senyum di ujung bibirnya.
"Hahahaha... lihatlah Tuan Ronald, cucu ku sudah besar sekarang!” tawa Albert terdengar di seluruh ruangan itu.
"Seperti nya, saingan terberat mu telah lahir di dunia ini Tuan Dayson!" Timpal Ronald, dan ikut tertawa bersama Albert Dayson.
"Kau benar sekali Tuan Ronald!! hahaha.. " Albert Dayson.tertawa puas mendengar pendapat Ronald.
"Ini semua berkasnya, Tuan Kenzo!" Ujar Jack, memperlihatkan berkas yang dibawanya.
"Berikan kepada kakek." Perintah Kenzo.
Jack pun meletakkan semua berkas itu di atas meja, di depan Albert Dayson.."ini Tuan besar." Ucap Jack, penuh hormat
"Aku pergi dulu kek!" Kenzo pun meninggalkan ruangan itu, yang diikuti oleh asisten setia nya, Jack.
*** bersambung
ingin tau kelanjutannya? apakah kenzo akan bertemu dengan Alesya di kota A?
jangan lupa like,. komen dan vote ya... 🥰🥰🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 390 Episodes
Comments
Wirda Wati
semoga ketemu dgn aleysa
2022-10-24
0
Rahmawaty❣️
Org sultan mh istimewa ya bentuk tanda lahirnya😁😅
2022-10-04
0
Sumianah Arianti
lanjuuuuuuut thooooooor 🌹🌹🌹👍👍👍👍👍🙏
2021-12-24
2