File 18 : Identitas Rahasia Ice

Ken melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 malam tapi Billie, gadis yang ditunggunya belum pulang. Seharusnya di jam segini sudah tidak ada lagi kelas ataupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini. Satu hal lagi yang aneh gadis yang terkenal rakus itu biasanya tidak pernah melewatkan makan malam, apalagi jika Ken sudah berjanji mentraktirnya.

Firasat buruk yang Ken rasakan sedari siang membuatnya tidak bisa duduk tenang. Setelah lama berdebat dalam batin, Ken akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sendiri sebabnya. Dia yang sejak tadi duduk diam di balik kursi kemudi, melangkah turun dari mobilnya.

"Apa kau sedang menunggu anak gadismu, Pak Polisi?"

Suara seorang pemuda yang muncul tiba-tiba mengagetkan Ken setengah mati. Jantung Ken serasa copot terutama saat pemuda asing itu memanggilnya "Pak Polisi" dengan nada sarkastik.

"Kau? Bagaimana kau tahu?" Tanya Ken pada pemuda asing yang berambut panjang sebahu itu. Tanpa menutupi jati dirinya lagi dengan suara yang dibuat kemayu, Ken menatap Ice tajam.

"Jika kau ingin menyamar sebagai wanita, sebaiknya cukur bulu kakimu dulu!" Komentar Ice terkesan menggelitik. Senyum tipis terukir di sudut bibirnya saat menatap ke arah kaki Ken.

"Brengsek!" Ken mengumpat dan dengan refleks menatap kaki telanjangnya yang berbulu lebat. Dia sadar saat ini memang belum mencopot penyamarannya. Dia masih berpakaian wanita tapi karena tak tahan dengan rasa gatal dan panas diaterpaksa melepas stokingnya.

"Ckrek" Bunyi Pistol diaktifkan. Dengan gerak cepat Ken meraih pistol yang tersembunyi di tas kecilnya dan menodongkannya tepat ke wajah Ice.

"Hei, kau! Berandalan! Katakan siapa kau?! Bagaimana kau bisa tahu kalau aku seorang Polisi?!" Gertak Ken, sengaja ingin menunjukkan ororitasnya.

Ken sebenarnya sudah tahu jika pemuda ini adalah murid di sekolah ini, Ezra Hunter siswa tingkat akhir Diamond Art School yang lebih dikenal dengan panggilan Ice alias pangeran es. Dia juga merupakan teman sekamar Billie. Ken bahkan masih ingat jika salah satu foto Ice juga ada di koleksi milik korban bernama Mila. Tapi bagaimanapun tingkah pemuda yang langsung mengkonfrontasi dirinya seperti ini jelas sangat mencurigakan.

"Tidak perlu menggunakan kekerasan padaku, Detektif Ken. Aku kan datang dengan damai."

Mata Ken semakin membelalak lebar dan adrenalinnya seolah terpacu saat mendengar Ice menyebut namanya. Namun seperti biasa murid aneh itu malah balas menatapnya dengan gaya santai. Sikap tenangnya itu semakin membuat Ken gusar.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, katakan siapa kau yang sebenarnya!?!" Dengan sedikit gemetar Ken sengaja memutar revolver pistolnya dan mengarahkannya pada wajah tampan murid lelaki itu. Dia sebenarnya tak tega tapi situasi membingungkan ini membuatnya harus tetap waspada.

"Akulah yang menghubungi kalian untuk mengungkap kasus ini..." Pengakuan mengejutkan Ice ucapkan dengan nada datar. Dia menunjukkan layar handphonenya. Sebuah email top secret yang pernah dia kirim ke kepolisian.

"Kau? Yang menghubungi kepolisian?! Apa?! Jangan bercanda! Jangan bilang kalau kau adalah bagian Eyes?"

"Memangnya kenapa? Siapapun bisa melapor dan menjadi Eyes! Benar kan!"

Senyuman penuh arti dari bibir Ice cukup menjadi jawaban bagi pertanyaan Ken. Sejauh yang Ken ketahui selama ini Eyes adalah komplotan hacker handal misterius yang sudah lama menjadi target pencarian departemennya. Dan yang dikatakan Ice memang benar, siapapun bisa menjadi anggota Eyes. Komplotan hacker itu tak mengenal batas umur, gender ataupun profesi. Aktivitas mereka diantaranya meretas akun perusahaan ataupun akun pribadi dari para publik figur seperti pejabat, petinggi perusahaan ataupun selebritis. Mereka seringkali mengirimkan email ancaman dan sengaja mengungkap skandal para publik figur demi kepentingan pribadi. Tindakan mereka ini memang ilegal dan bisa disebut kriminalitas, tapi Ken akui keberadaan Eyes sedikitnya beberapa kali membantu pihak kepolisian terutama jika berkaitan dengan skandal korupsi ataupun perbuatan kriminal dan asusila dari para pejabat negara ini.

Hanya saja saat ini Ken tak menyangka murid sekolahan elit yang lahir dan tumbuh dari kalangan kapitalis seperti Ice adalah salah satunya. Sungguh ironis, tapi apapun itu Ken pikir jika dia bisa menangkap pemuda ini dan mengungkap lebih lanjut tentang keberadaan Eyes sudah bisa dibayangkan reputasinya sebagai detektif akan langsung meroket. Berbagai pertanyaan muncul dalam benak Ken sekarang.

"Kenapa pemuda ini melaporkan skandal yang terjadi di sekolahnya sendiri pada Polisi dan mengambil resiko untuk membuka kedoknya sendiri? Apa motif pemuda ini sebenarnya?" Ken mengkerutkan keningnya dan matanya memicing semakin tajam.

"Katakan apa maksudmu yang sebenarnya? Apa kasus yang terjadi di sekolah ini juga semua adalah ulahmu?" Ken mulai mencoba menginterogasi.

"Pembunuhan bukanlah minatku, tuan Detektif! Apa kau pikir aku orang bodoh yang akan dengan mudah menyerahkan diri? Jika kau ingin segera menolong gadis itu, ikuti aku!"

"Pembunuhan?"

Mendengar kata itu jantung Ken seolah berhenti berdetak, hatinya mencelos dan dirinya semakin diliputi kegelisahan. Jawaban pemuda ini terdengar ambigu di telinga Ken, sangat sulit dipercaya dan setiap gerak-geriknya mencurigakan. Tapi sebagai detektif Ken tidak bisa membiarkan pemuda ini pergi begitu saja dari hadapannya, terutama jika dia tahu dimana Billie berada.

...----------------...

Di sebuah ruangan gelap yang tersembunyi.

Billie yang tak sadarkan diri terbaring telentang di atas meja beralaskan logam yang dingin. Udara pengap dam sumpek yang terhirup hidung dan paru-parunya membuatnya refleks terbatuk. Billie perlahan membuka matanya. Efek sisa obat bius yang menyerang sistemnya membuat kepalanya sedikit pusing. Billie mengedarkan pandangannya ke segala arah hanya untuk mendapati cahaya merah yang mengisi ruangan.

"Dimana aku? Apa-apaan ini?!" Billie seketika panik mendapati tangan dan kakinya di borgol dengan rantai yang terkoneksi ke setiap sudut alas tidurnya.

"Kau sudah bangun? Tidurmu nyenyak juga ya!"

Bayangan hitam seorang pemuda bertubuh tinggi besar berdiri memunggunginya. Di sekelilingnya tampak foto-foto polaroid hitam putih para murid dan guru yang Billie kenal sebagai korban kasus bunuh diri berantai menempel menghiasi dinding ruangan. Billie bisa tebak ruangan ini adalah sebuah kamar gelap klub fotografi. Perhatian Billie kembali pada pemuda yang tampak sibuk menempelkan sehelai foto di dinding yang tidak lain adalah wajah Billie endiri.

"Godfrey! Kau gila! Apa yang ingin kau lakukan padaku?! Kau akan menyesal nanti!" Billie berontak, Gemerincing suara borgolnya terdengar begitu keras saat dia mencoba melepaskan diri dari jeratan logam metal itu tapi usahanya nihil.

"Hehe... bodoh! Bukan aku yang kau seharusnya kau khawatirkan saat ini, tapi dirimu sendiri, Billie!" Cetus Godfrey sambil terkekeh. Dia membalikkan badannya dan menghampiri Billie yang masih tidur terlentang.

"Apa ini? Lepaskan aku?! Jangan sentuh!"

Billie kembali meronta, kepanikan melanda dirinya saat melihat kilatan cahaya dari sebuah pisau kecil di tangan Godfrey mengarah padanya.

"Dasar manja! Kenapa harus malu, eh? Kita ini sesama laki-laki kan?"

Dengan perlahan tapi pasti Godfrey memainkan pisau kecilnya untuk melucuti kancing baju seragam Billie.

"Oh Tidak! Apa ini? Apa yang ingin dia lakukan padaku! Apa dia berniat untuk... memperkosaku?"

Batin Billie menjerit, dia tak ingin membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Situasi ini sungguh berbeda dengan saat dia pertama kali bertemu Ice, tatapan Godfrey yang liar saat ini berbeda dengan Ice yang saat itu sedang mabuk. Rasa takut dan tak berdaya membuat air matanya mulai menetes, tapi dalam keputusasaannya itu Billie berusaha tetap tenang, tegar dan tak gentar.

"Kau membenci kaum gay tapi yang kau lakukan padaku ini adalah pelecehan seksual! Apa kau sadar itu, huh!?! Kau brengsek! Bajingan! Inikah yang kau lakukan kepada semua korban sebelum mereka memutuskan bunuh diri, huh? KAU SAKIT JIWA, GODFREY!!!!"

Billie menggeram hebat, tangannya mengepal erat Ingin sekali melayangkan tinjunya pada wajah pemuda penyerangnya ini.

"Pelecehan? Bukankah ini yang biasa kalian para kaum gay lakukan, huh? Hahaha..." Godfrey tertawa terbahak seperti maniak.

"Kau tidak perlu gugup seperti itu Billie... Aku dengar kau tak berbakat dalam kelas akting... tapi tenang saja saat ini aku akan menjadikanmu sebagai bintang utama dalam video yang sebentar lagi akan viral! Ayo lihat ke kamera ini, senyum dan mendesahlah seperti pelacur..." Ujarnya sembari menunjuk ke kamera ponsel yang tengah terpasang di sudut ruangan.

"BRENGSEK! KAU MANIAK! LEPASKAN AKU!" Teriak Billie.

Tidak butuh waktu lama seragam Billie terkoyak, kancing-kancing kemejanya berjatuhan. Billie memejamkan mata dan spontan mengernyit dan meringis saat ujung pisau tajam itu menggores kulit mulusnya. Namun sesuatu yang tak Godfrey duga membuatnya seketika pucat pasi bahkan pisau yang dipegangnya terjatuh ke lantai.

"K-kau? B-bukan laki-laki?!" Tanya Godrey dengan nada terbata. Dia menelan ludah kasar, ekspresinya seperti yang begitu terkejut saat menyadari sesuatu yang disembunyikan di balik bebat yang selama ini membelit dada Billie.

"IYA MEMANGNYA KENAPA? APA KAU KECEWA, HUH?! JADI SIAPA YANG GAY SEKARANG, HUH?! HAHAHA!!!"

Sahut Billie sarkastik. Matanya yang berlinang menatap Godfrey nyalang, menghiraukan rasa takut dan malu walaupun buah dadanya saat ini jelas-jelas terekspose di hadapan Godfrey. Penyamarannya kini sudah terbongkar dan saat ini dirinya dalam situasi yang sangat berbahaya. Apa yang akan Godrey lakukan setelah mengetahui kebenaran tentang identitas Billie yang sebenarnya?

TBC

Terpopuler

Comments

rushiver

rushiver

lol, kebayang tampilannya Ken pasti kocak

2021-08-08

1

Isnaaja

Isnaaja

oow kamu ketahuan

2021-02-14

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE : KUTUKAN DEVIAN (Vol.1)
2 File 1 : Misi Baru di Diamond High
3 File 2 : Pertemuan Tak Terduga
4 File 3 : Hari Pertama di Sekolah
5 File 4 : Para Penghuni Diamond High
6 File 5 : Petunjuk Pertama
7 File 6 : Kecurigaan Billie
8 File 7 : Menyusun Rencana
9 File 8 : Kencan Pertama Billie
10 File 9 : Investigasi Terselubung
11 File 10 : Mencairkan Hati Pangeran Es
12 File 11 : Konflik Sahabat
13 File 12 : Dewi Penolong
14 File 13 : Ciuman Pertama
15 File 14 : Masa Lalu Godfrey
16 File 15 : Pengakuan Cinta
17 File 16 : Saatnya Pembalasan
18 File 17 : Siapakah Devian?
19 File 18 : Identitas Rahasia Ice
20 File 19 : Penyelamatan Billie
21 File 20 : Ungkapan Hati Billie
22 File 21 : Saatnya Ken Beraksi
23 File 22 : Masalah Baru Datang
24 File 23 : Masa Lalu Dua Saudara
25 File 24 : Kejutan Mengerikan
26 File 25 : Analisa Kasus Kematian
27 File 26 : Petunjuk Tersembunyi
28 File 27 : Pengakuan Mantan Sahabat
29 File 28 : Dalam Persembunyian
30 File 29 : Target Terakhir
31 File 30 : Drama Penyanderaan
32 File 31 : Isi Hati Sang Pembunuh
33 File 32 : Tragedi Terulang Kembali
34 EPILOGUE (Vol.1 TAMAT)
35 ANNOUNCEMENT #1
36 PROLOGUE : SOLAR NIGHT CLUB SCANDAL (Vol.2)
37 ANNOUNCEMENT #2
38 ANNOUNCEMENT#3
39 SNC File 1 : The Angel of Eyes
40 SNC File 2 : Sang Calon Idola
41 SNC File 3. Ice the Hunter
42 SNC File 4 : Petunjuk di Reruntuhan
43 SNC File 5 : Lantai Tersembunyi
44 SNC File 6 : Proses Audisi
45 SNC File 7 : Kejutan Berdarah
46 SNC File 8 : Drama di Malam Pertama Karantina
47 SNC File 9 : Stalker vs Stalker
48 SNC File 10 : Kegelisahan Para Kriminal
49 SNC File 11 : Teror Mikaila
50 SNC File 12 : Detektif Ken Showtime
51 ANNOUNCEMENT #4
52 SNC File 13 : Alibi Tersangka Pertama
53 SNC File 14 : Trik Tersembunyi
54 SNC File 15 : Rencana Sang Dalang Pembunuhan
55 SNC File 16 : Penelusuran
56 SNC File 17 : Rendezvous
57 ANNOUNCEMENT #5
58 SNC File 18 : Kesepakatan
59 SNC File 19 : Kebenaran Tentang Eyes
60 SNC File 20 : Ledakan Dahsyat
61 SNC File 21 : Teror Yang Sebenarnya
62 SNC File 22 : Tujuan Kiera
63 SNC File 23 : Proses Evakuasi
64 SNC File 24 : Dokumen Rahasia
65 SNC File 25 : Pengkhianatan
66 SNC File 26 : Inaugurasi Sang Walikota
67 SNC File 27 : Konfrontrasi
68 SNC File 28 : Sebuah Jebakan
69 SNC File 29 : Duel Kebenaran
70 SNC File 30 : Bala Bantuan
71 ANNOUNCEMENT #6
72 SNC File 31 : Pengejaran Tersangka
73 SNC File 32 : Keputusan Pahit
74 SNC File 33 : Kemunculan Sang Profesor
75 SNC EPILOGUE : Kesimpulan Terakhir (Vol.2 TAMAT)
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PROLOGUE : KUTUKAN DEVIAN (Vol.1)
2
File 1 : Misi Baru di Diamond High
3
File 2 : Pertemuan Tak Terduga
4
File 3 : Hari Pertama di Sekolah
5
File 4 : Para Penghuni Diamond High
6
File 5 : Petunjuk Pertama
7
File 6 : Kecurigaan Billie
8
File 7 : Menyusun Rencana
9
File 8 : Kencan Pertama Billie
10
File 9 : Investigasi Terselubung
11
File 10 : Mencairkan Hati Pangeran Es
12
File 11 : Konflik Sahabat
13
File 12 : Dewi Penolong
14
File 13 : Ciuman Pertama
15
File 14 : Masa Lalu Godfrey
16
File 15 : Pengakuan Cinta
17
File 16 : Saatnya Pembalasan
18
File 17 : Siapakah Devian?
19
File 18 : Identitas Rahasia Ice
20
File 19 : Penyelamatan Billie
21
File 20 : Ungkapan Hati Billie
22
File 21 : Saatnya Ken Beraksi
23
File 22 : Masalah Baru Datang
24
File 23 : Masa Lalu Dua Saudara
25
File 24 : Kejutan Mengerikan
26
File 25 : Analisa Kasus Kematian
27
File 26 : Petunjuk Tersembunyi
28
File 27 : Pengakuan Mantan Sahabat
29
File 28 : Dalam Persembunyian
30
File 29 : Target Terakhir
31
File 30 : Drama Penyanderaan
32
File 31 : Isi Hati Sang Pembunuh
33
File 32 : Tragedi Terulang Kembali
34
EPILOGUE (Vol.1 TAMAT)
35
ANNOUNCEMENT #1
36
PROLOGUE : SOLAR NIGHT CLUB SCANDAL (Vol.2)
37
ANNOUNCEMENT #2
38
ANNOUNCEMENT#3
39
SNC File 1 : The Angel of Eyes
40
SNC File 2 : Sang Calon Idola
41
SNC File 3. Ice the Hunter
42
SNC File 4 : Petunjuk di Reruntuhan
43
SNC File 5 : Lantai Tersembunyi
44
SNC File 6 : Proses Audisi
45
SNC File 7 : Kejutan Berdarah
46
SNC File 8 : Drama di Malam Pertama Karantina
47
SNC File 9 : Stalker vs Stalker
48
SNC File 10 : Kegelisahan Para Kriminal
49
SNC File 11 : Teror Mikaila
50
SNC File 12 : Detektif Ken Showtime
51
ANNOUNCEMENT #4
52
SNC File 13 : Alibi Tersangka Pertama
53
SNC File 14 : Trik Tersembunyi
54
SNC File 15 : Rencana Sang Dalang Pembunuhan
55
SNC File 16 : Penelusuran
56
SNC File 17 : Rendezvous
57
ANNOUNCEMENT #5
58
SNC File 18 : Kesepakatan
59
SNC File 19 : Kebenaran Tentang Eyes
60
SNC File 20 : Ledakan Dahsyat
61
SNC File 21 : Teror Yang Sebenarnya
62
SNC File 22 : Tujuan Kiera
63
SNC File 23 : Proses Evakuasi
64
SNC File 24 : Dokumen Rahasia
65
SNC File 25 : Pengkhianatan
66
SNC File 26 : Inaugurasi Sang Walikota
67
SNC File 27 : Konfrontrasi
68
SNC File 28 : Sebuah Jebakan
69
SNC File 29 : Duel Kebenaran
70
SNC File 30 : Bala Bantuan
71
ANNOUNCEMENT #6
72
SNC File 31 : Pengejaran Tersangka
73
SNC File 32 : Keputusan Pahit
74
SNC File 33 : Kemunculan Sang Profesor
75
SNC EPILOGUE : Kesimpulan Terakhir (Vol.2 TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!