Di Asrama
"Kak Ken benar-benar mau pulang sekarang?" Tanya Billie dengan ekspresi seolah tak rela.
"Cutiku sudah selesai, besok aku harus masuk pagi-pagi sekali dan kau tahu sendiri kan? Aku harus melaporkan perkembangan kasus yang pagi tadi...Hhh..." Ken menghela nafas lelah setelah seharuan membantu Billie pindahan ke asrama barunya. Saat itu dirinya tengah berjongkok memakai sepatu, bersiap untuk pergi.
"Yaah! Kenapa Kak Ken tidak menginap disini saja! Temani aku! Ya? Ya? Please!"
'DEG!' Tepat saat Ken berdiri, tiba-tiba saja Billie memeluk punggungnya dengan manja. Pelukan yang hangat dan sesuatu yang empuk melekat di punggungnya adalah hal yang sudah lama tidak dia rasakan. Kedekatan yang tiba-tiba ini membuat hatinya bergetar.
"Oh, tidak! Apa yang kupikirkan? Otak kotor menyingkirlah! Bos akan membunuhku jika aku menyentuh putrinya!" Ken berkomat-kamit dalam hati tapi dari luar dia berusaha tetap terlihat tenang.
"Dengar Billie, kantorku kan jauh dari sini, belum lagi jalanan seringkali macet parah, memangnya kenapa, huh?"
"Tidak kenapa-napa.. tapi... bagaimana kalau hantu wanita ladyboy pagi tadi mengikutiku? Aku takut..." Ucap Billie sambil mengusap tengkuknya yang merinding.
"Yaah, bodoh! Kau ini tidak takut melihat mayat berwajah hancur seburuk apapun, tapi malah takut pada hantunya. Kalaupun hantu itu memang ada... wajah mereka kan sama buruknya, jadi apa lagi yang harus ditakuti, huh?" Pertanyaan Ken hanya dijawab Billie dengan wajah cemberut.
"Hantu itu hanya imajinasimu saja, mengerti!" Lanjut Ken lagi berusaha menenangkan.
"Ta...tapi hantu bisa muncul kapan saja dimana saja? Mereka bisa teleportasi!"
"Cih! Makanya jadi anak kecil jangan terlalu sering nonton film horor! Hantu itu tidak akan bisa menyakiti ataupun membunuh manusia, hanya manusia berhati dan berpikiran kejam saja yang bisa menyakiti manusia lainnya! Lagipula kau kan bercita-cita menjadi detektif handal, pakai logikamu! Jangan mudah percaya dengan mistis!"
Ken mulai berceramah panjang lebar seperti sedang menggurui anak SD. Billie yang diajak bicara malah menguap lebar dengan cueknya tak mendengarkan.
"Asal kau tahu saja, jika aku berlama-lama disini, aku juga bisa lebih menyeramkan daripada hantu!" Celetuk Ken yang jadi kesal karena diacuhkan.
"Heh? Apanya yang menyeramkan darimu, Kak? Kau tak lebih menyeramkan dari Papa..." Billie tersenyum meremehkan.
"Dengar ya, bagaimanapun kau ini seorang gadis dan aku ini lelaki dewasa! Aku juga membutuhkan kehangatan wanita. Jika aku sedang 'menginginkannya' aku bisa menyerangmu kapan saja! Mengerti?"
"WHAAAT?!" Wajah Billie sontak memerah seperti kepiting rebus.
"KAU PIKIR APA? MENJIJIKAN! DASAR OTAK MESUM! AYO CEPAT PULANG SANA!!!!" Teriaknya murka, sekuat tenaga mendorong Ken keluar dari kamarnya. Ken yang menyadari reaksi panik dan ketakutan Billie malah tertawa geli.
"Hei, Billie! Kenapa marah, huh? Itukan normal! Kau nanti juga akan mengerti dan merasakannya!"
"Terserah! Pokoknya aku tak mau mendengarnya darimu! Titik!" Bentak Billie sembari menutup pintu kamarnya. Sialnya ternyata usahanya sia-sia karena Ken yang lebih sigap menghadangnya.
"Eits tunggu dulu! Jaketku ketinggalan!" Ucap Ken sambil meraih jaketnya yang tergantung di balik pintu.
"Hh... baiklah! Lagipula kau tidak akan sendirian, sebentar lagi teman sekamarmu datang... Oke, Kakak pulang dulu ya!" Ken tersenyum sambil mengedipkan matanya nakal. Billie hanya memutar bolamata sebal dan menatapnya sinis.
"Jangan manyun seperti itu atau nanti kau akan menakuti teman sekamarmu!" Ujar Ken yang tentu saja bercanda.
"Jangan bodoh dan jangan sampai penyamaranmu terbongkar!" Pesannya kemudian untuk terakhir kalinya.
"AAAH BRENGSEK! SUDAH PULANG SANA!!!"
"BLUGH!" Billie yang kesal membanting pintu tepat di wajah Ken membuat pria itu tersentak kaget sebelum akhirnya melangkah pergi.
***
Beberapa jam kemudian
Waktu sudah hampir pukul 3 pagi, Ken sudah pulang beberapa jam yang lalu, tapi teman sekamar Billie yang digadang-gadang bakal datang belum menunjukkan batang hidungnya sampai saat ini juga.
Billie menghela nafas dalam, matanya sedikitpun tidak bisa terpejam. Detak jam dinding terdengar begitu jelas di telinganya, begitu pula dengan suara ranting pohon yang mengetuk-ngetuk jendela kamar tidurnya. Kamarnya saat ini berada di lantai 7, lantai tertinggi di asrama. Di sekolah ini memang ada hierarki tak tertulis bahwa semakin tinggi lantai kamarnya berarti semakin kaya murid yang tinggal di dalamnya. Biasanya lantai tertinggi hanya diisi oleh para senior bukan siswa baru sepertinya, tapi berkat koneksi sang Ayah lah Billie bisa menyusup ke tempat ini tanpa masalah.
Berulang kali Billie menengok lagi ke tempat tidur kosong di sebelahnya. Sebelum Billie datang kamar ini sudah begitu rapih seperti tidak ada yang pernah menempati. Apa karena liburan semester panjang atau apa mungkin teman sekamarnya tak pernah menginap disini? Entahlah Billie tak paham.
"TUK TUK TUK" Suara langkah kaki yand datang dari arah pintu membuat Billie tersentak kaget.
"SIAPA?! Siapa disitu?" Teriak Billie sambil mencengkeram selimutnya erat. Dengan hati-hati Billie merangkak turun dari ranjangnya. Dia meraih tongkat baseball yang sengaja dia bawa dari rumah.
"Krkkk... brugh!" Suara benda berjatuhan.
Billie mengintip dari balik dinding pembatas kamarnya, detik kemudian matanya terbelalak lebar dan wajahnya memucat. Bau pekat darah terdeteksi oleh indera penciumannya. Sosok bertubuh tinggi dengan rambut ikal panjang menutupi wajah yang berlumuran darah berjalan sempoyongan seperti mayat hidup. Saat jarak mereka semakin dekat Billie memejamkan matanya dan memukulkan tongkat baseball itu dengan liar ke arah sosok itu.
"KYAA, HANTUU!!! PERGI! KAU TIDAK AKAN BISA MEMBUNUHKU!! PERGI!!!"
"Argh! Ouch! Hentikan ini aku..." Terdengar suara serak mengaduh kesakitan membuat Billie sontak menghentikan aksinya.
Nafasnya masih terengah-engah, dia segera menekan saklar untuk menyalakan lampu dan selanjutnya Billie terperanjat kaget. Seorang bertubuh tinggi dengan rambut panjang dan pakaian serba hitam tergeletak berlumuran darah dan tak sadarkan diri di lantai kamarnya.
"K-kau bukan hantu ladyboy? Bukan zombie?"
Billie yang shock tanpa sadar menjatuhkan tongkat baseballnya hingga menggelinding di lantai. Dia langsung berjongkok untuk mengamati sosok itu lebih dekat. Rambut ikal panjang acak-acakkan menutupi wajah yang tampak babak belur, tapi dari bentuk tubuh dan gaya berpakaiannya dia adalah laki-laki. Bau darah dan alkohol menyeruak dari tubuhnya. Billie mengernyitkan hidungnya, dia bisa duga jika pria ini mabuk dan baru terlibat perkelahian.
"Oh Tuhaaan? Apakah aku sudah membunuhnya?" Billie menggigit kuku jarinya gugup. Perasaannya jadi campur aduk antara khawatir dan juga bersalah. Dia datang ke tempat ini untuk menguak kasus kematian bukan untuk menambah daftar kematian.
"Hei... Kak... Kak... apa kau masih hidup?"
Billie dengan hati-hati mencoba menggoyangkan bahu pria itu, memanggilnya Kak karena pria ini tampaknya lebih tua darinya.
Jika diamati dari dekat wajah pria ini lumayan juga. Rambut panjangnya membuat dia sekilas tampak cantik tapi alisnya yang tebal dan rahangnya yang tegas menjukkan bahwa dia pria yang tampan dan maskulin.
Sebenarnya Billie tidak perlu heran jika sekolahan ini memang dipenuhi murid yang tampan. Karena mereka semua memang kebanyakan berprofesi sebagai selebriti meskipun sebagian besar masih dalam status trainee. Dari penampilan dan gaya berpakaiannya yang serba hitam membuat pria ini lebih mirip seperti seorang anggota rock band daripada idola trendi masa kini.
"Ugh..." Pria itu terbatuk dan memuntahkan darah sebelum membuka matanya perlahan, reaksinya membuat Billie tersentak.
"Devian.. kau disini?" Pria itu mengulurkan tangannya dan jarinya yang dingin menyentuh pipi Billie, gadis itu spontan jadi salah tingkah.
"A..apa yang kau lakukan?!" Bilie panik dan ketakutan saat entah bagaimana pria itu tiba-tiba menarik tubuhnya dan dalam sekejap posisi mereka berubah.
"DUKKH!" Punggung Billie terasa sakit saat bertubrukkan dengan dinginnya lantai. Billie sadar dirinya dalam situasi berbahaya. Dia terbaring dan terperangkap di bawah kungkungan pria ini seperti tikus kecil dalam jebakan.
"Siapa? Aku bukan Dev-hmmph..."
Billie tak bisa melanjutkan kalimatnya karena terpaksa haris menutup mulutnya sendiri dengan tangan. Wajah pria itu terlalu dekat dan aroma alkohol di mulutnya terlalu pekat membuat Billie ingin muntah. Pria itu mengendus-endus dirinya seperti predator yang sedang mengendus calon mangsanya.
"Sial, apa yang ingin dia lakukan padaku? apa mungkin dia ingin..." Pikiran gadis yang masih lugu itu berubah menjadi liar. Billie jadi kembali teringat hal dibicarakan oleh Ken tentang kebutuhan pria dewasa. Jantungnya semakin berdebar kencang tak karuan.
"TIDAK!!! P-PERGI! LEPASKAN?!"
Dalam keadaan panik dan ketakutan Billie menggeliatkan tubuhnya berusaha melepaskan diri dari kungkungan pria itu. Tubuhnya memang mungil, tingginya 165 cm dengan berat 50 kg dibandingkan pemuda penyerangnya yang tingginya sekitar 185 cm ini.
Billie sadar dari segi kekuatan dirinya mungkin akan kalah, tapi bukan Billie namanya jika dia mudah menyerah dan kehabisan akal. Dia pernah memiliki sabuk hitam judo dan ini saatnya untuk mempraktekan ilmu beladiri itu. Dengan sekuat tenaga Billie berusaha menggeliat melepaskan diri. Dia melirik ke sekitarnya, tongkat baseball tergeletak beberapa centi di sebelahnya, tanpa pikir panjang dia meraih tongkat itu dan kemudian.
"BUGH!!!" Sekali lagi Billie melayangkan pukulan keras tepat di kepala hingga pria mabuk itu tak sadarkan diri.
"Hhh...hhh...hhh... hampir saja!"
Billie terengah-engah sambil melap peluh di dahinya. Dia tidak menyangka malam pertamanya di kamar asrama akan diserang oleh pria tak dikenal. Billie tak habis pikir bagaimana pria ini bisa masuk ke dalam kamarnya seenaknya.
"Apa dia punya kunci sendiri? Tunggu dulu apa mungkin dia ini adalah teman sekamarku?" Billie terbelalak kaget saat tersadar akan kemungkinan itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Diii
😃😃😃kasian dah kena pukul kena lagi ..itu temen sekamarmu bill gimana sih
2023-05-04
0
Diankeren
ksian bngt's si es udh bnyok dtmbh dpkul tgkt besbol lgi 🤦🏻♀️ tmbh rungsep dahh 🤣
2022-10-21
0
senja
typo Jaguar?
2022-02-27
1