File 6 : Kecurigaan Billie

Hari berikutnya di pagi yang cerah.

Waktu menunjukkan pukul 07.55

"Ah, sial! Lagi-lagi aku terlambat!" Gerutu Billie kesal. Saking terburu-burunya, gadis itu berlari dengan seragam yang masih kusut dan roti sandwich yang digigit di mulutnya.

Semua ini gara-gara Ice, senior sekaligus teman sekamarnya itu adalah pria yang sulit diajak berkomunikasi dan bekerjasama apalagi berteman. Pemuda itu selalu pulang larut malam dan pergi lagi di pagi-pagi buta. Benar-benar mengganggu jam istirahat Billie saja.

Suasana hati Billie yang sudah buruk diperparah lagi dengan siatuasi di kelas. Billie sadar dia sudah bolos dua hari, dia ketinggalan momen untuk bersosialisasi. Hasilnya bukan sambutan hangat yang dia terima dari teman-teman sekelasnya, malah tatapan acuh yang membuatnya jadi canggung.

"Apa karena penampilanku terlihat aneh? Terlalu feminin? Kurang macho? Apa aku harus bersikap lebih berangasan biar keren?" Billie mulai meragukan dirinya sendiri dan keahliannya bersosialisasi.

Padahal jika dia membandingkan dirinya dengan murid di kelasnya, Billie pikir masih ada anak laki-laki yang bertubuh lebih kecil dan pendek darinya. Bahkan ada juga siswa bertingkah gemulai hingga nekat memakai full make up ke sekolah. Tapi entah kenapa Billie merasa sedang dikucilkan. Rasanya seperti ada dinding besar penghalang yang membuat Billie sulit bergabung dengan mereka.

...----------------...

Setelah kelas selesai, Billie akhirnya memutuskan untuk berkeliling di sekitar bangunan sekolah. Tak disangka ternyata murid dari kelas lain pun tak berguna. Semua orang disini sepertinya malas diajak bicara walaupun Billie sudah mencoba bersikab akrab. Jika tidak bersikap ketus, mereka pura-pura sok sibuk. Bosan dengan perlakuan itu, Billie akhirnya memutuskan mencari informasi sendiri di perpustakaan.

"Whoaah..." Billie spontan berdecak kagum saat melihat pemandangan di depannya.

Perpustakaan umum sekolah ini sangat luas, tiang-tiangnya menjulang tinggi dan rak buku yang berderet rapih persis seperti perpustakaan yang sering dipakai syuting film. Saking luasnya kaki Billie saja rasanya pegal walaupun baru mengelilingi satu blok. Apalagi jika mengingat pagi tadi dia sempat mendapat hukuman lari keliling lapangan karena terlambat. Siapa lagi yang memberikan hukuman itu jika bukan Godfrey, si Presiden siswa yang tampan namun kejam dan sok berkuasa. Mengingat wajah pria itu saja membuat Billie jadi kesal setengah mati.

"Baiklah, ayo kita mulai!" Billie tersenyum penuh semangat saat menyalakan komputer di hadapannya. Devian, Luke, dan Noah, itulah nama murid yang menjadi incaran untuk dia gali informasinya lebih jauh. Idenya saat ini mungkin terkesan remeh, Billie hanya ingin mengetahui buku yang pernah para korban pinjam semasa bersekolah disini karena siapa tahu dari sana akan ada petunjuk tentang pribadi atau pemikiran mereka.

Billie tahu pihak Kepolisian dari jauh hari sudah menyelidiki tentang ketiga siswa itu. Dia pun sudah mendapatkan dan membaca berkasnya. Dari mulai data identitas, kondisi keluarga sampai ke postingan di akun sosial media mereka. Satu hal yang Billie ketahui Luke dan Noah adalah murid yang berasal dari keluarga menengah kebawah, berbeda dengan siswa lainnya yang dikenal dari keluarga kaya raya. Sayangnya pihak keluarga para korban begitu tertutup dalam memberi keterangan. Mereka seperti yang menolak kasusnya untuk diungkap ke publik.

Karenanya hingga kini belum ada petunjuk berarti untuk menjadi motif keputusan mereka bunuh diri. Teori sejauh ini dan dugaan sementara adalah karena masalah cinta, nilai akademis dan stres karena tekanan sosial di rumah dan sekolah. Alasan mengenai tekanan sosial sangat Billie mengerti karena Billie sendiri merasakannya. Baru hitungan hari tinggal di asrama ini dia sudah tak betah. Sulitnya mendapat perkembangan tentang kasus ini mulai membuatnya frustrasi. Tapi bukan berarti rasa frustasi ini membuatnya ingin mengakhiri hidup seperti mereka. Bagaimanapun misi tetap harus dijalankan. Billie tak mau menyia-nyiakan waktu di tempat ini hanya untuk pulang dengan kegagalan.

"Apa mungkin mereka depresi karena dibuli sebagai murid miskin? Yeah, bisa jadi! "Billie mengangguk sendiri.

" Hh... lelahnya! Huaahm!" Billie menguap lebar saat membaca tulisan demi tulisan di layar komputernya. Aktivitas ini membuatnya jadi mengantuk, tapi detik selanjutnya rasa kantuknya mendadak hilang saat menemukan data yang dia cari.

Devian, Kelas 10 A, 16 tahun, tinggi 175 cm ini mengambil spesialis jurusan akting. Pemuda ini terlihat begitu tampan dan imut, tapi berbeda dengan ketampanan Godfrey atau Joshua yang seksi dan maskulin bak supermodel. Devian ini saat tersenyum sangat manis dan cenderung cantik. Billie tak heran jika pemuda ini memilih kelas akting, di masa kecilnya Devian sempat menjadi aktor cilik dan membintangi iklan. Dari data yang Billie peroleh tentang keluarganya, Ibu Devian juga seorang aktris terkenal bernama Donita. Sayangnya dia sudah meninggal 6 tahun lalu dan tidak ada informasi jelas tentang Ayahnya. Membaca latar belakang Devian, Billie jadi berempati karena dia pun mengalami nasib hampir sama, ibunya meninggal dunia karena kecelakaan saat Billie masih kecil. Namun, Billie setidaknya masih beruntung karena memiliki Ayah yang merawatnya sebagai orang tua tunggal hingga dia menjadi gadis tomboy seperti ini.

"Hmm...manisnya, tapi kenapa si gondrong Ice sialan yang mabuk sampai salah orang? Apa dia pikir aku ini mirip Devian? Aku tahu aku cantik tapi aku tidak ada mirip-miripnya sama sekali! Lagipula dia itu kan laki-laki, sedangkan aku..."

Billie terdiam berusaha mencerna apa yang terjadi di malam itu. Hatinya tertohok, dirinya merasa sudah dijadikan objek dan dipermainkan oleh si kurang ajar Ice. Dia menggeram hebat, rasanya ingin sekali menghajar pria itu sampai kembali babak belur. Tapi Billie sadar, dirinya harus tenang dan tak boleh gampang emosi. Sebagai profesional dia harus menyingkirkan masalah personal dan fokus pada tujuan utama.

"Theory of ***? Sigmund Freud? Kenapa Devian tertarik dengan buku seperti ini? Apa dia menyukai dunia psikologi?" Billie mengkerutkan keningnya berusaha menarik benang merah dari petunjuk yang baru ditemukannya ini. Daripada bingung sendirian, akhirnya Billie memutuskan untuk mencari letak buku itu dimana. Instingnya mengatakan pasti ada sesuatu disana.

...----------------...

"Apa yang kau inginkan dariku, Ice? Apa uang yang kau inginkan?"

Telinga Billie berdenyut dan dirinya mengerjap saat mendengar kalimat itu. Perpustakaan ini sangat sepi tapi rupanya Billie tidak sendirian di sini. Dia sedang berjalan di area buku psikologi, tapi percakapan dari dua suara yang familiar mengalihkan perhatiannya dari buku yang sefang dia cari.

"Uang, huh? Haha... aku tidak serendah itu, Godfrey! Kau pikir aku orang miskin?"

"Itu kan Kak Ice dan Kak Godfrey? Apa yang sedang mereka bicarakan? Kenapa mereka seperti yang bertengkar?'" Batin Billie penasaran.

Sambil mengendap-endap layaknya ninja Billie mendekati asal suara dan bersembunyi di balik rak buku. Dia mengambil satu buku dan mengintip dari celah yang kecil sambil pura-pura membaca buku ditangannya.

"Brengsek! Jangan bermain-main denganku!" Godfrey menggeram sambil mencengkeram kerah baju Ice, menatapnya penuh murka.

"Ooh.. apa kau ingin menghajarku disini, hmm? Meskipun kau mencoba melenyapkanku, bukan berarti kau akan lepas selamanya dari masalah!" Balas Ice sengit.

"Kau! Katakan apa yang sebenarnya kau inginkan? Kenapa kau selalu mengusik hidupku?" Gertak Godfrey lagi.

"Hmm... karena melihat wajah tampanmu yang putus asa adalah sebuah hiburan bagiku... Tuan Godfrey yang sempurna..." Ucap Ice dengan nada sarkastik.

"Kau keparat! Bajingan!!!"

Godfrey tampak tak bisa menahan diri lagi. Dia melayangkan tinju tepat ke wajah Ice namun dengan sigap ditangkis kembali oleh pria berambut panjang itu. Ice tampak mendekatkan bibirnya ke telinga Godfrey dan membisikkan sesuatu. Sesuatu yang membuat Billie sangat penasaran.

"Situasi apa ini?! Ini mengerikan sekaligus membingungkan?" Pikir Billie. Yang dia lihat ekspresi Godfrey saat ini tampak lebih menyeramkan dibandingkan saat dia memberi hukuman lari pagi tadi padaku. Tatapan matanya antara penuh amarah dan juga putus asa. Saat ini dia seperti yang benar-benar ingin membunuh Ice.

Billie menggigit bibirnya cemas, dia sungguh tidak mengerti dengan situasi ini. Perasaannya campuraduk, antara ingin melerai perkelahian dua pria itu dan juga penasaran untuk terus menontonnya.

"HAI!!! Ternyata kau disini manis! Oooh, sepertinya takdir mempertemukan kita lagi!"

Jantung Billie serasa copot saat merasakan seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"K-Kak... Kak Joshua! Tolong jangan sekarang!" Billie memelas sambil spontan membekap mulut pria bertubuh tinggi besar itu.

"Sialan kenapa pria ini malah datang disaat yang tidak tepat?" Kutuk Billie dalam hati.

"Hmm, kenapa sayang? Kamu sedang mencari buku apa?" Joshua menatapnya dengan wajah bingung.

"Ssshh! Ini perpustakaan, jangan berisik!" Billie menempelkan jarinya di mulut pria itu, mencoba berdalih.

"Ups... maafkan aku!" Joshua malah tersenyum lebar, dari ekspresinya itu sepertinya tidak ada penyesalan sama sekali.

"Baiklah! Apa yang Kakak inginkan dariku?" Tanya Billie dengan nada pasrah, menyadari dua orang pria yang diintipnya tadi telah pergi.

"Oh, Billie... hmm kau orang yang sangat to the point dan aku suka!" Tingkah Joshua yang genit membuat Billie memutar bola matanya sebal.

"Kak Josh! Ini bukan saatnya menggombal!" Tekan Billie sambil berkacak pinggang.

"Oke...oke... Aku menyerah!" Joshua mengangkat tangannya ke udara seperti kriminal yang baru ditangkap polisi.

"Ngomong-ngomong apa kau sibuk hari sabtu nanti, hm?" Lanjutnya berbasa-basi.

"Sabtu? Hmm...tidak!" Billie menggelengkan kepalanya jujur.

"Baguslah, karena aku ada pertandingan bola basket di hari itu. Aku harap kau datang menonton dan setelah itu kita kencan. Apa kau mau?" Tanya Joshua dengan senyuman lebar penuh percaya diri.

"K-kencan?" Billie mengerjapkan matanya tak percaya dengan kalimat yang baru di dengarnya. Perasaannya langsung tak enak seperti merasakan firasat buruk.

"Iya kencan!" Angguk Joshua dengan antusias.

"Maksudnya kencan itu... umm... apakah seperti yang dilakukan oleh pria dan wanita?" Tanya Billie dengan polosnya. Dia tidaklah begitu bodoh tapi seumur hidup baru kali ini dia mendapat ajakan kencan dari seorang pemuda, ini begitu tiba-tiba dan rasanya aneh.

"Iya, benar! Jadi kau mau, kan?" Joshua menyahut dengan optimis.

"T-tapi... Apa Kak Joshua sadar?! A-aku ini laki-laki!" Tegas Billie walau dirinya mendadak gugup.

"Iya, memangnya kenapa?" Balasan Joshua yang terdengar enteng membuat Billie tak tahu harus berbuat apa. Dia terperangah dan diam mematung seolah jiwanya baru pergi dari tubuhnya.

TBC

(AN : Visual Karakter Devian akan segera menyusul)

Terpopuler

Comments

Diii

Diii

Joshua dah tau kalau Billy cewek....iyakan

2023-05-04

0

Diankeren

Diankeren

kyk'y Joshua tau dehh Billie tu cwe.
haduh rese nihh nvel bkin w TTS aje
( tebak tapi salah ) 😁

2022-10-29

0

Diankeren

Diankeren

sok nebak ahh 😁 devian kyk'y cs'y si es dehh atau pcr'y x, devian isdet es n'duh Godfrey. tpi pmbnuh'y bkn Godfrey. sapa yak 🤨🤔 psti bkn org luar. cus ahh lnjut lgi

2022-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOGUE : KUTUKAN DEVIAN (Vol.1)
2 File 1 : Misi Baru di Diamond High
3 File 2 : Pertemuan Tak Terduga
4 File 3 : Hari Pertama di Sekolah
5 File 4 : Para Penghuni Diamond High
6 File 5 : Petunjuk Pertama
7 File 6 : Kecurigaan Billie
8 File 7 : Menyusun Rencana
9 File 8 : Kencan Pertama Billie
10 File 9 : Investigasi Terselubung
11 File 10 : Mencairkan Hati Pangeran Es
12 File 11 : Konflik Sahabat
13 File 12 : Dewi Penolong
14 File 13 : Ciuman Pertama
15 File 14 : Masa Lalu Godfrey
16 File 15 : Pengakuan Cinta
17 File 16 : Saatnya Pembalasan
18 File 17 : Siapakah Devian?
19 File 18 : Identitas Rahasia Ice
20 File 19 : Penyelamatan Billie
21 File 20 : Ungkapan Hati Billie
22 File 21 : Saatnya Ken Beraksi
23 File 22 : Masalah Baru Datang
24 File 23 : Masa Lalu Dua Saudara
25 File 24 : Kejutan Mengerikan
26 File 25 : Analisa Kasus Kematian
27 File 26 : Petunjuk Tersembunyi
28 File 27 : Pengakuan Mantan Sahabat
29 File 28 : Dalam Persembunyian
30 File 29 : Target Terakhir
31 File 30 : Drama Penyanderaan
32 File 31 : Isi Hati Sang Pembunuh
33 File 32 : Tragedi Terulang Kembali
34 EPILOGUE (Vol.1 TAMAT)
35 ANNOUNCEMENT #1
36 PROLOGUE : SOLAR NIGHT CLUB SCANDAL (Vol.2)
37 ANNOUNCEMENT #2
38 ANNOUNCEMENT#3
39 SNC File 1 : The Angel of Eyes
40 SNC File 2 : Sang Calon Idola
41 SNC File 3. Ice the Hunter
42 SNC File 4 : Petunjuk di Reruntuhan
43 SNC File 5 : Lantai Tersembunyi
44 SNC File 6 : Proses Audisi
45 SNC File 7 : Kejutan Berdarah
46 SNC File 8 : Drama di Malam Pertama Karantina
47 SNC File 9 : Stalker vs Stalker
48 SNC File 10 : Kegelisahan Para Kriminal
49 SNC File 11 : Teror Mikaila
50 SNC File 12 : Detektif Ken Showtime
51 ANNOUNCEMENT #4
52 SNC File 13 : Alibi Tersangka Pertama
53 SNC File 14 : Trik Tersembunyi
54 SNC File 15 : Rencana Sang Dalang Pembunuhan
55 SNC File 16 : Penelusuran
56 SNC File 17 : Rendezvous
57 ANNOUNCEMENT #5
58 SNC File 18 : Kesepakatan
59 SNC File 19 : Kebenaran Tentang Eyes
60 SNC File 20 : Ledakan Dahsyat
61 SNC File 21 : Teror Yang Sebenarnya
62 SNC File 22 : Tujuan Kiera
63 SNC File 23 : Proses Evakuasi
64 SNC File 24 : Dokumen Rahasia
65 SNC File 25 : Pengkhianatan
66 SNC File 26 : Inaugurasi Sang Walikota
67 SNC File 27 : Konfrontrasi
68 SNC File 28 : Sebuah Jebakan
69 SNC File 29 : Duel Kebenaran
70 SNC File 30 : Bala Bantuan
71 ANNOUNCEMENT #6
72 SNC File 31 : Pengejaran Tersangka
73 SNC File 32 : Keputusan Pahit
74 SNC File 33 : Kemunculan Sang Profesor
75 SNC EPILOGUE : Kesimpulan Terakhir (Vol.2 TAMAT)
Episodes

Updated 75 Episodes

1
PROLOGUE : KUTUKAN DEVIAN (Vol.1)
2
File 1 : Misi Baru di Diamond High
3
File 2 : Pertemuan Tak Terduga
4
File 3 : Hari Pertama di Sekolah
5
File 4 : Para Penghuni Diamond High
6
File 5 : Petunjuk Pertama
7
File 6 : Kecurigaan Billie
8
File 7 : Menyusun Rencana
9
File 8 : Kencan Pertama Billie
10
File 9 : Investigasi Terselubung
11
File 10 : Mencairkan Hati Pangeran Es
12
File 11 : Konflik Sahabat
13
File 12 : Dewi Penolong
14
File 13 : Ciuman Pertama
15
File 14 : Masa Lalu Godfrey
16
File 15 : Pengakuan Cinta
17
File 16 : Saatnya Pembalasan
18
File 17 : Siapakah Devian?
19
File 18 : Identitas Rahasia Ice
20
File 19 : Penyelamatan Billie
21
File 20 : Ungkapan Hati Billie
22
File 21 : Saatnya Ken Beraksi
23
File 22 : Masalah Baru Datang
24
File 23 : Masa Lalu Dua Saudara
25
File 24 : Kejutan Mengerikan
26
File 25 : Analisa Kasus Kematian
27
File 26 : Petunjuk Tersembunyi
28
File 27 : Pengakuan Mantan Sahabat
29
File 28 : Dalam Persembunyian
30
File 29 : Target Terakhir
31
File 30 : Drama Penyanderaan
32
File 31 : Isi Hati Sang Pembunuh
33
File 32 : Tragedi Terulang Kembali
34
EPILOGUE (Vol.1 TAMAT)
35
ANNOUNCEMENT #1
36
PROLOGUE : SOLAR NIGHT CLUB SCANDAL (Vol.2)
37
ANNOUNCEMENT #2
38
ANNOUNCEMENT#3
39
SNC File 1 : The Angel of Eyes
40
SNC File 2 : Sang Calon Idola
41
SNC File 3. Ice the Hunter
42
SNC File 4 : Petunjuk di Reruntuhan
43
SNC File 5 : Lantai Tersembunyi
44
SNC File 6 : Proses Audisi
45
SNC File 7 : Kejutan Berdarah
46
SNC File 8 : Drama di Malam Pertama Karantina
47
SNC File 9 : Stalker vs Stalker
48
SNC File 10 : Kegelisahan Para Kriminal
49
SNC File 11 : Teror Mikaila
50
SNC File 12 : Detektif Ken Showtime
51
ANNOUNCEMENT #4
52
SNC File 13 : Alibi Tersangka Pertama
53
SNC File 14 : Trik Tersembunyi
54
SNC File 15 : Rencana Sang Dalang Pembunuhan
55
SNC File 16 : Penelusuran
56
SNC File 17 : Rendezvous
57
ANNOUNCEMENT #5
58
SNC File 18 : Kesepakatan
59
SNC File 19 : Kebenaran Tentang Eyes
60
SNC File 20 : Ledakan Dahsyat
61
SNC File 21 : Teror Yang Sebenarnya
62
SNC File 22 : Tujuan Kiera
63
SNC File 23 : Proses Evakuasi
64
SNC File 24 : Dokumen Rahasia
65
SNC File 25 : Pengkhianatan
66
SNC File 26 : Inaugurasi Sang Walikota
67
SNC File 27 : Konfrontrasi
68
SNC File 28 : Sebuah Jebakan
69
SNC File 29 : Duel Kebenaran
70
SNC File 30 : Bala Bantuan
71
ANNOUNCEMENT #6
72
SNC File 31 : Pengejaran Tersangka
73
SNC File 32 : Keputusan Pahit
74
SNC File 33 : Kemunculan Sang Profesor
75
SNC EPILOGUE : Kesimpulan Terakhir (Vol.2 TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!