"Drean...." ucap Dreany yang terkesima melihat mobil yang hendak berhenti di depan mereka.
"Sssttttt... Jangan banyak tanya. Nanti malam kita cerita panjang." Dreany membuka pintu mobil yang sudah berhenti tepat di depannya dan mempersilahkan Lidni masuk terlebih dahulu. Mobil itu bergerak membelah jalanan hingga tidak terasa mereka sampai di rumah Dreany.
Lagi-lagi Lidni dibuat terkejut oleh Dreany dengan melihat rumah yang megah di depannya. Bukan megah lagi tetapi ini bagaikan istana. Lidni hanya terus bertanya di dalam hati, "siapa kamu sebenarnya Dreany?"
Lidni tambah terkejut saat masuk ke dalam istana itu. Barang-barang antik terpajang di setiap dinding dan menggantung di atas. Diperkirakan harganya yang tidak tanggung-tanggung. Bangunan yang didesain begitu megah dan elegan. Ah, ini surga dunia, pikir Lidni.
"Selamat sore non." sapa semua orang yang di dalam istana itu untuk menyambut kedatangan mereka berdua.
"Non? itu artinya ." ucap Lidni dalam hati.
"Selamat sore juga. Ini Lidni sahabat terbaikku."
"Salam nona." Lidni tidak mampu berkata apapun. Dreany yang melihat ekspresi Lidni hanya tersenyum.
"Siapkan semua ya pak. Kami membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah itu baru makan. Apa pesan aku tadi sudah disiapkan semua?"
"Sudah non."
"Baiklah kalau begitu. Kami naik dulu."
"Silahkan non." Dreany menggandeng tangan Lidni untuk menaiki tangga.
Kali ini, nafas Lidni benar-benar hampir terputus dengan melihat kamar Dreany yang luasnya hampir seluas rumahnya dengan desain yang natural namun terlihat mahal. Dreany tahu, ini membuat Lidni terkejut.
"Maaf, bukannya aku mau menyembunyikan identitasku padamu. Namun aku hanya ingin kamu tetap di sisiku tanpa merasa tidak enak karena ternyata aku anak dari pemilik rumah kayak gini. Aku disini tidak punya siapa-siapa. Dan ketika pertama kali melihat kamu, aku merasa bahwa kamu bisa menjadi teman baikku bahkan sahabat terbaikku. Aku harap kamu tidak marah dan tidak merasa aku tipu. Hanya saja aku tidak mau kita jauh." jelas singkat Dreany.
"Jadi, selama ini bahkan kamu mau nginap di apartemen aku yang seupil itu...."
"Iya, aku hanya ingin berteman dengan kamu. Aku hanya ingin kamu nyaman saat di dekat aku. Please, jangan marah. Jika kamu marah, aku nggak tahu lagi dengan siapa aku berteman. Aku orangnya sulit percaya sama orang lain. Nanti malam aku ceritain semua deh ya...? Sekarang kita mandi dulu, baru makan. Ini baju tidur kamu dan dalaman kamu. Tenang saja ini baru dan sudah dicuci."
"Ah, kamu.... Sorry.... sorry, tadi itu aku bercanda supaya maksudku kita pulang dulu supaya tidak merepotkan kamu. Tetapi ini pasti harganya....." Lidni kaget ketika melihat merk baju tidur dan dalaman yang diberikan oleh Dreany.
"Cuma lima puluh rebu...." canda Dreany.
"Ga mungkin!!!"
"Udahlah. Nanti kita berdebat terus. Kamu ga lapar apa? itu kamar mandinya." Lidni masuk ke kamar mandi yang luasnya dua kali kamar tidurnya. Semuanya lengkap.
Setelah mereka selesai membersihkan diri, mereka menuju ke ruang makan. Disana sudah berjejer berbagai makanan dan piring pun sudah ditata berjejer di pinggir meja sejumlah orang yang akan makan di rumah itu.
"Drean, emangnya kita ada acara besar ya? Siapa saja yang kamu undang? Bukannya cuma ada kita ya?" tanya Lidni.
"Nggak, hanya kita berdua. Namun semua penghuni di rumah ini aku wajibkan untuk makan satu meja dengan aku. Karena tidak enak kalau makan sendiri. Jadi, supaya ada teman, aku suruh milih mereka. Mau makan bersama aku atau mau berhenti kerja."
"Hahhhhhhh?" bukan karena Lidni tidak suka makan dengan begitu banyak orang. Namun Dreany benar-benar kaget dengan kerendahan hati Dreany yang mau makan dengan pelayan. Padahal dia anak konglomerat.
"Sudah, jangan bengong gitu. Makan yuk." Dreany menarik salah satu kursi dan mempersilahkan Lidni duduk dari pada banyak tanya.
Meja makan itu terlihat ramai. Ada suasana kekeluargaan disana. Tidak ada jarak antara anak konglomerat dan pelayan. Semua sama di mata Dreany.
Lidni melihat wajah Dreany begitu santai bahkan bahagia makan bersama para pelayannya. Bagaimana mereka tidak betah, jika punya bos yang kayak gini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments