Part 14 - Di Rumah Dreany

"Drean...." ucap Dreany yang terkesima melihat mobil yang hendak berhenti di depan mereka.

"Sssttttt... Jangan banyak tanya. Nanti malam kita cerita panjang." Dreany membuka pintu mobil yang sudah berhenti tepat di depannya dan mempersilahkan Lidni masuk terlebih dahulu. Mobil itu bergerak membelah jalanan hingga tidak terasa mereka sampai di rumah Dreany.

Lagi-lagi Lidni dibuat terkejut oleh Dreany dengan melihat rumah yang megah di depannya. Bukan megah lagi tetapi ini bagaikan istana. Lidni hanya terus bertanya di dalam hati, "siapa kamu sebenarnya Dreany?"

Lidni tambah terkejut saat masuk ke dalam istana itu. Barang-barang antik terpajang di setiap dinding dan menggantung di atas. Diperkirakan harganya yang tidak tanggung-tanggung. Bangunan yang didesain begitu megah dan elegan. Ah, ini surga dunia, pikir Lidni.

"Selamat sore non." sapa semua orang yang di dalam istana itu untuk menyambut kedatangan mereka berdua.

"Non? itu artinya ."  ucap Lidni dalam hati.

"Selamat sore juga. Ini Lidni sahabat terbaikku."

"Salam nona." Lidni tidak mampu berkata apapun. Dreany yang melihat ekspresi Lidni hanya tersenyum.

"Siapkan semua ya pak. Kami membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah itu baru makan. Apa pesan aku tadi sudah disiapkan semua?"

"Sudah non."

"Baiklah kalau begitu. Kami naik dulu."

"Silahkan non." Dreany menggandeng tangan Lidni untuk menaiki tangga.

Kali ini, nafas Lidni benar-benar hampir terputus dengan melihat kamar Dreany yang luasnya hampir seluas rumahnya dengan desain yang natural namun terlihat mahal. Dreany tahu, ini membuat Lidni terkejut.

"Maaf, bukannya aku mau menyembunyikan identitasku padamu. Namun aku hanya ingin kamu tetap di sisiku tanpa merasa tidak enak karena ternyata aku anak dari pemilik rumah kayak gini. Aku disini tidak punya siapa-siapa. Dan ketika pertama kali melihat kamu, aku merasa bahwa kamu bisa menjadi teman baikku bahkan sahabat terbaikku. Aku harap kamu tidak marah dan tidak merasa aku tipu. Hanya saja aku tidak mau kita jauh." jelas singkat Dreany.

"Jadi, selama ini bahkan kamu mau nginap di apartemen aku yang seupil itu...."

"Iya, aku hanya ingin berteman dengan kamu. Aku hanya ingin kamu nyaman saat di dekat aku. Please, jangan marah. Jika kamu marah, aku nggak tahu lagi dengan siapa aku berteman. Aku orangnya sulit percaya sama orang lain. Nanti malam aku ceritain semua deh ya...? Sekarang kita mandi dulu, baru makan. Ini baju tidur kamu dan dalaman kamu. Tenang saja ini baru dan sudah dicuci."

"Ah, kamu.... Sorry.... sorry, tadi itu aku bercanda supaya maksudku kita pulang dulu supaya tidak merepotkan kamu. Tetapi ini pasti harganya....." Lidni kaget ketika melihat merk baju tidur dan dalaman yang diberikan oleh Dreany.

"Cuma lima puluh rebu...." canda Dreany.

"Ga mungkin!!!"

"Udahlah. Nanti kita berdebat terus. Kamu ga lapar apa? itu kamar mandinya." Lidni masuk ke kamar mandi yang luasnya dua kali kamar tidurnya. Semuanya lengkap.

Setelah mereka selesai membersihkan diri, mereka menuju ke ruang makan. Disana sudah berjejer berbagai makanan dan piring pun sudah ditata berjejer di pinggir meja sejumlah orang yang akan makan di rumah itu.

"Drean, emangnya kita ada acara besar ya? Siapa saja yang kamu undang? Bukannya cuma ada kita ya?" tanya Lidni.

"Nggak, hanya kita berdua. Namun semua penghuni di rumah ini aku wajibkan untuk makan satu meja dengan aku. Karena tidak enak kalau makan sendiri. Jadi, supaya ada teman, aku suruh milih mereka. Mau makan bersama aku atau mau berhenti kerja."

"Hahhhhhhh?" bukan karena Lidni tidak suka makan dengan begitu banyak orang. Namun Dreany benar-benar kaget dengan kerendahan hati Dreany yang mau makan dengan pelayan. Padahal dia anak konglomerat.

"Sudah, jangan bengong gitu. Makan yuk." Dreany menarik salah satu kursi dan mempersilahkan Lidni duduk dari pada banyak tanya.

Meja makan itu terlihat ramai. Ada suasana kekeluargaan disana. Tidak ada jarak antara anak konglomerat dan pelayan. Semua sama di mata Dreany.

Lidni melihat wajah Dreany begitu santai bahkan bahagia makan bersama para pelayannya. Bagaimana mereka tidak betah, jika punya bos yang kayak gini.

Episodes
1 Part 1 - Perpisahan
2 Part 2 - Keliling
3 Part 3 Dibawa Kabur
4 Part 4 - Air Terjun
5 Part 5 - Rumah Rahasia
6 Part 6 - Sebuah Keputusan
7 Part 7 - Kekacauan di Rumah Dreany
8 Part 8 - Dreany Menyerah
9 Part 9 Akhirnya Pulang
10 Part 10 - Akhirnya Pulang (2)
11 Part 11 - Sampai di Rumah
12 Part 12 - Kampus
13 Part 13 - Makin Dekat
14 Part 14 - Di Rumah Dreany
15 Part 15 - Terbuka 1
16 Part 16 - Terbuka 2
17 Part 17 - Libur Semester
18 Part 18 - Kekaguman
19 Part 19 - Cafe
20 Part 20 - Steven
21 Part 21 - Steven 2
22 Part 22 - Kegelisahan Jeremy
23 Part 23 - Rencana Jeremy dan Dreany
24 Part 24 - Villa
25 Part 25 - Malam Mingguan Menegangkan
26 Part 26 - Masa Lalu
27 Part 27 - Masa Depan sungguh ada
28 Part 28 - Status Baru
29 Part 29 - Kalian Kemana?
30 Part 30 - Pengakuan
31 Part 31 - Pulang
32 Part 32 - Memaafkan
33 Part 33 - Cerita Steven dan Lidni
34 Part 34 - Perjalanan Dreany
35 Part 35 - Doa Dreany
36 Part 36 - Cinta Pandangan Pertama
37 Part 37 - Makan Malam
38 Part 38 - Kegelisahan Dreany
39 Part 39 - Hati yang terus gelisah
40 Part 40 - Koma
41 Part 41 - Gadis Kecil Seorang Penolong
42 Part 42 - Siuman
43 Part 43 - Ikatan Bathin
44 Part 44
45 Part 45 - Keteguhan hati
46 Part 46 - Kembalinya Jeremy
47 Part 47 - Entahlah
48 Part 48 - Hampir saja
49 Part 49 - Rencana Jeremy
50 Part 50 - Frustrasi
51 Part 51 - Salah Paham
52 Part 52 - Sebuah Rasa
53 Part 53 - Rencana Keluar dari Sarang
54 Part 54 - Menyusun Rencana
55 Part 55 - Home
56 Part 56 - Perusahaan
57 Part 57 - Berita Magang
58 Part 58 - Ketidaknyamanan
59 Part 59 - Antara Nyaman dan Cinta
60 Part 60 - Sebuah Jawaban
61 Part 61 - Hari Pertama Magang
62 Part 62 - Perusahaan
63 Part 63 - Nggibah
64 Part 64 - Antara Urgent dan Rencana
65 Part 65
66 Episode 66 - Kepepet
67 Part 67 - Misteri Steven
68 Part 68 -
69 Part 69 - Masuk siang
70 Part 70 - Bersatunya Dua Bersaudara
71 Part 71 -Debaran
72 Part 72 - Terpaksa Menurut
73 Part 73 - Kejujuran Jeremy
74 Part 74 - Kebingungan Jeremy
75 Part 75 - Tutup Mata !!!!
76 Part 76 - Keputusan Jeremy
77 Part 77 - Jadian
78 Part 78 - Sisi Melankolis Kenan
79 Part 79 - Menetapkan hati yang salah
80 Part 80 - Tercemar
81 Part 81 - Menyeramkan
82 Part 82 - Menikah?
83 Part 83 - Lamaran
84 Part 84 -
85 Part 85 - Pertemuan
86 Part 86 - Wisuda
87 Part 87 - Pencarian
88 Part 88 - Khilaf
89 Part 89 -
90 Part 90 -
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97 -
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Pengumuman
107 Part 12
108 Part 13
109 Part 26
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Part 1 - Perpisahan
2
Part 2 - Keliling
3
Part 3 Dibawa Kabur
4
Part 4 - Air Terjun
5
Part 5 - Rumah Rahasia
6
Part 6 - Sebuah Keputusan
7
Part 7 - Kekacauan di Rumah Dreany
8
Part 8 - Dreany Menyerah
9
Part 9 Akhirnya Pulang
10
Part 10 - Akhirnya Pulang (2)
11
Part 11 - Sampai di Rumah
12
Part 12 - Kampus
13
Part 13 - Makin Dekat
14
Part 14 - Di Rumah Dreany
15
Part 15 - Terbuka 1
16
Part 16 - Terbuka 2
17
Part 17 - Libur Semester
18
Part 18 - Kekaguman
19
Part 19 - Cafe
20
Part 20 - Steven
21
Part 21 - Steven 2
22
Part 22 - Kegelisahan Jeremy
23
Part 23 - Rencana Jeremy dan Dreany
24
Part 24 - Villa
25
Part 25 - Malam Mingguan Menegangkan
26
Part 26 - Masa Lalu
27
Part 27 - Masa Depan sungguh ada
28
Part 28 - Status Baru
29
Part 29 - Kalian Kemana?
30
Part 30 - Pengakuan
31
Part 31 - Pulang
32
Part 32 - Memaafkan
33
Part 33 - Cerita Steven dan Lidni
34
Part 34 - Perjalanan Dreany
35
Part 35 - Doa Dreany
36
Part 36 - Cinta Pandangan Pertama
37
Part 37 - Makan Malam
38
Part 38 - Kegelisahan Dreany
39
Part 39 - Hati yang terus gelisah
40
Part 40 - Koma
41
Part 41 - Gadis Kecil Seorang Penolong
42
Part 42 - Siuman
43
Part 43 - Ikatan Bathin
44
Part 44
45
Part 45 - Keteguhan hati
46
Part 46 - Kembalinya Jeremy
47
Part 47 - Entahlah
48
Part 48 - Hampir saja
49
Part 49 - Rencana Jeremy
50
Part 50 - Frustrasi
51
Part 51 - Salah Paham
52
Part 52 - Sebuah Rasa
53
Part 53 - Rencana Keluar dari Sarang
54
Part 54 - Menyusun Rencana
55
Part 55 - Home
56
Part 56 - Perusahaan
57
Part 57 - Berita Magang
58
Part 58 - Ketidaknyamanan
59
Part 59 - Antara Nyaman dan Cinta
60
Part 60 - Sebuah Jawaban
61
Part 61 - Hari Pertama Magang
62
Part 62 - Perusahaan
63
Part 63 - Nggibah
64
Part 64 - Antara Urgent dan Rencana
65
Part 65
66
Episode 66 - Kepepet
67
Part 67 - Misteri Steven
68
Part 68 -
69
Part 69 - Masuk siang
70
Part 70 - Bersatunya Dua Bersaudara
71
Part 71 -Debaran
72
Part 72 - Terpaksa Menurut
73
Part 73 - Kejujuran Jeremy
74
Part 74 - Kebingungan Jeremy
75
Part 75 - Tutup Mata !!!!
76
Part 76 - Keputusan Jeremy
77
Part 77 - Jadian
78
Part 78 - Sisi Melankolis Kenan
79
Part 79 - Menetapkan hati yang salah
80
Part 80 - Tercemar
81
Part 81 - Menyeramkan
82
Part 82 - Menikah?
83
Part 83 - Lamaran
84
Part 84 -
85
Part 85 - Pertemuan
86
Part 86 - Wisuda
87
Part 87 - Pencarian
88
Part 88 - Khilaf
89
Part 89 -
90
Part 90 -
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97 -
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Pengumuman
107
Part 12
108
Part 13
109
Part 26

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!