"Tunggu...!" cegat Dreany. Kenan pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Dreany.
"Ada apa?" tanya Kenan.
"Kita mau kemana?" tanyanya penasaran.
"Kamu maunya mau kemana?" canda Kenan.
"Jangan macam-macam kamu. Tentu saja aku maunya pulang." pinta Dreany dengan nada sengil.
"Kayaknya tidak bisa pulang terlebih dahulu." balas Kenan.
"Kenapa?" tanya Dreany.
"Jangan banyak tanya! Kamu mau aku tinggal disini atau mau ikut aku? Kalau kamu ikut aku, pasti kamu aman. Tetapi dengan satu syarat, tidak boleh banyak tanya maupun protes. Kalau kamu tinggal disini, bisa jadi kamu akan dikejar para preman tadi dan bisa saja kamu akan di....." Kenan sengaja menggantungkan perkataannya agar Dreany berpikir dan mau menurutinya tanpa seribu pertanyaan.
Dreany berpikir sejenak.
"Oke, aku ikut kamu. Tapi kita harus mencari sinyal agar aku bisa menghubungi orang rumah. Pasti sekarang mereka akan cemas mencariku." Kenan mengernyitkan dahinya.
"Mending aku bilang iya aja biar ga bawel lagi." batin Kenan.
"Oke. Sekarang kita harus keluar sekarang dan mencari jalan agar bisa pulang."
Mereka melanjutkan perjalanannya. Mereka menyusuri jalanan sempit dan berbau.
Dreany yang sudah terbiasa hidup di lingkungan bersih, kini harus menginjak lumpur yang sangat bau dan hidungnya ternoda dengan aroma yang tentu saja tidak sedap dicium. Dalam hati, dia merasa kesal. Tetapi karena keinginannya agar segera pulang, maka ia tidak mau protes secara terang-terangan.
Tapak demi setapak telah mereka lewati. Hingga akhirnya, langkah mereka bertemu dengan rimbunan pepohonan.
"Ah, hutan?" tanyanya dalam hati.
"Kalau aku protes, aku akan ditinggal disini dan ini adalah tempat yang sangat menyeramkan dari pada tadi." lanjutnya.
Dreany tetap mengikuti langkah Kenan tanpa sepatah katapun.
"Sebenarnya tempat ini indah dan sejuk." puji Dreany dalam hati ketika dia merasakan hembusan angin menyapa kulitnya.
"Bolehkah kita berhenti sejenak?" tanyanya memberanikan diri.
"Kenapa?" tanya Kenan balik.
"Aku capek." alasannya.
"Oke."
Dreany meletakkan pantatnya di tanah begitu saja dan bersandar pada pohon yang besar di dekatnya. Matanya mulai menyapu ke seluruh arah. Seketika ia berhenti pada sebuah pemandangan yang memanjakan matanya. Air terjun. Air itu terlihat segar dan indah saat jatuh pada bebatuan.
Tanpa bertanya terlebih dahulu kepada Kenan, ia mengangkat tubuhnya dan berjalan ke arah air terjun tersebut.
Keindahan itu mulai membuat ia lupa bahwa ada Kenan bersamanya. Tanpa ia sadari, ia mulai membuka baju dan celana panjangnya. Hanya menyisakan pakaian dalam saja pada tubuhnya.
Ia berjalan dan terus berjalan hingga masuk ke dalam air, dimana air terjun itu menjatuhkan dirinya.
Kenan yang sejak awal menyadari jika mata Dreany mulai terarah pada air terjun, ia membiarkan ia menikmatinya. Dan tidak habis pikir jika Dreany bahkan menanggalkan pakaian tanpa memperdulikan orang di sekitarnya. Beruntung, saat ini yang ada hanya Kenan. Jadi, hanya Kenan yang menikmati pemandangan plus itu.
Kenan pun tidak tinggal diam. Secara diam-diam ia juga menanggalkan pakaiannya kecuali pakaian dalamnya. Dan secara diam-diam pula, ia mulai masuk ke dalam air tersebut.
Dreany yang sedang menikmati sejuknya air, menyelam kesana-kemari dan menikmati suara dentuman gemericik air jatuh, tidak menyadari kehadiran Kenan di belakangnya.
Kenan berenang mendekati Dreany. Sekarang tangannya sudah berada di pinggang Dreany.
Dreany ingin memberontak tetapi ikat pelukan Kenan tidak mampu ia lepaskan.
Kenan yang menyadari penolakan Dreany justru membalikkan badan Dreany dan menempel pada dada bidangnya.
"Kenan, jika kamu dewasa kelak, janganlah kamu merusak masa depan orang yang kamu cintai. Hargailah satu-satunya harta seorang wanita." kalimat tersebut tergiang di telinga Kenan dan menyadarkannya. Ya, itu pesan dari Ibunya.
Kenan melepaskan ciuman dan pelukannya.
"Maaf...." kata Kenan. Dreany sama sekali tidak menjawab kata-kata Kenan. Ia menyelamkan dirinya kembali.
"Dia sudah mencuri ciuman pertamaku. Tetapi anehnya kenapa aku seperti ..... ahhhh....." batin Dreany.
Karena tidak mendapatkan jawaban dari Dreany, akhirnya Kenan keluar dari air dan memakai pakaiannya. Kemudian ia duduk di bawah pohon sambil menunggu Dreany selesai.
"Kenapa aku memberikan ciuman pertamaku pada dia? Kenapa aku tertarik pada dia? " katanya dalam ketermenungan.
Next ya....
terima kasih sudah membaca....
Jika anda suka, tolong pencet like ya....
Jika ada masukan, tolong coretan-coretannya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments