"Ehhhhh.... maaf... maaf..." Seketika pemuda itu melihat segerombolan orang yang mengejarnya mulai mendekat. Tanpa berpikir panjang, ia menarik tangan Dreany. Padahal Dreany masih dalam keadaan duduk di lantai.
"Ayo lari!!!" karena tertarik, Dreany pun refleks mengikuti perintah pemuda itu.
Mereka berdua berusaha berlari sekencang mungkin agar segerombolan itu kehilangan jejaknya. Alhasil, mereka bisa bersembunyi di sebuah gudang kecil di bangunan yang tidak berpenghuni dengan nafas yang sudah naik turun.
"Ah, kenapa kamu bawa aku lari? Aku tidak kenal kamu. Sekarang kamu bertanggung jawab! Gara-gara kamu aku terjatuh. Dan sekarang aku tidak tahu dimana ini sekarang." gerutunya.
"Tenang.... Tenang... untuk sekarang biar kita disini dulu. Nunggu keadaan aman."
"Tenang kepala Lo peang!!!" bentak Dreany.
"Oke, aku minta maaf. Aku sudah nabrak kamu dan bawa kamu lari. Kalau aku tinggalin kamu disana tadi yang ada kamu akan dicelakai mereka. Kamu mau diculik mereka trus nanti kamu tidak bisa pulang. Lalu kamu dijual. Dijadikan...."
"Oke .... oke.... " Dreany tahu arah perkataan pemuda itu akan mengarah kemana. Lebih baik menurut dari pada mati sia-sia.
"Perkenalkan namaku, Kenan." Kenan menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
"Aku Dreany." dengan nada ketus dan memalingkan wajahnya.
Dreany ingat, kalau dia tadi sedang berada di mall dan dia bersama seorang sopir yang sedang menunggunya.
"Tunggu...." Dreany mengambil ponselnya dari dalam tasnya. Setelah dilihatnya, ternyata ponselnya mati karena dia lupa mengisi baterai. Sewaktu berangkat hanya tinggal 30 persen. Dan dia sudah gunakan saat berangkat ke mall. Jadi, baterai semakin menipis.
Kenan hanya bereaksi santai saat Dreany mengobrak-abrik tasnya.
"Tenang, kita akan keluar dari sini. Ayo, kita cari jalan."
Mereka keluar dari gudang tersebut dengan mengendap-endap. Mereka harus hati-hati. Jangan sampai gerombolan itu masih di sekitar gedung.
Sementara itu, sang sopir berulangkali menelpon namun tidak tersambung juga. Sudah berusaha mengelilingi mall namun tidak ditemukan. Sudah meminta bantuan bagian informasi untuk melakukan panggilan, namun gagal juga.
Karena sang sopir tidak menemukan Nonanya, dia memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai gelap. Percuma menunggu, pikirnya.
"Siapa tahu, nona sudah pulang." tebaknya.
Saat sampai di rumah. Para pelayan bingung kenapa nona belum pulang sedangkan sopir sudah pulang. Sang sopir pun makin bingung dengan tatapan mata para pelayan.
"Nona mana?" tanya salah satu pelayan.
"Justru itu, aku mau tanya kalian. Waktu di mall, nona suruh saya nunggu di mobil. Aku tunggu kok lama banget. Akhirnya aku mutarin mall tapi tidak ketemuan. Sudah menghubungi bagian informasi juga tidak ada hasil. Akhirnya aku memutuskan pulang. Kali aja nona sudah di rumah."
"Kalau tuan dan nyonya tahu, bisa mati kita!" tegas salah satu pelayan.
"Kita tunggu sebentar. Pasti nona pulang. Tetapi kita tetap harus mencarinya. Lebih baik jangan lapor terlebih dahulu. Kita akan berpencar supaya cepat menemukan." ucap salah satu pelayan yang lainnya.
"Baik, aku setuju." balas yang lainnya.
"Oke, kita berpencar ya. Salah satu harus ada yang di rumah. Jika nona sudah pulang, tolong kabari kami. Kita buat grup WA saja. Jadi kita bisa saling kontak."
"Oke, yang di rumah buat grup ya. Yang berpencar tolong update perkembangan."
"Ayo!!!"
Masing-masing pelayan mulai berpencar untuk mencari Nonanya. Ada yang mengendarai mobil dan ada yang mengendarai motor. Yang di rumah, memulai membuat grup dan mencari di sekitar pekarangan rumah.
Thank you sudah baca ya readers...
lanjut ke part berikutnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Hanna Devi
Semangat berkarya KK 💪💪😍
2021-02-19
1