Tidak terasa Dreany dan Lidni sudah menjalani hubungan pertemanan mereka selama satu semester. Dalam satu semester ini mereka semakin dekat dan semakin mengenal satu antara yang lain. Tidak jarang mereka mengerjakan tugas bersama dan nongkrong bersama. Tentu saja meskipun mereka lebih dekat, mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di luar maupun di apartemen Lidni. Bukan tanpa alasan Dreany melakukan hal itu. Lebih tepatnya agar Lidni tidak merasa sungkan berteman dengan Dreany jika ia tahu Dreany adalah salah satu anak pemilik perusahaan yang sedang berkembang pesat hingga di Eropa. Bahkan Dreany juga belum memberitahukan jika dia adalah anak dari Anne pemilik butik yang bahkan sudah merambah ke kancah Internasional.
Hari ini, Dreany berencana mengajak Lidni untuk menikmati akhir semester di semester pertamanya sebelum liburan tiba. Dreany belum tahu, apakah ia akan kembali ke Indonesia saat liburan semester. Tetapi untuk Lidni, akan tetap berlibur di tempat. Lidni berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan kembali sebelum mendapatkan gelar sarjana. Di samping itu, tidak mungkin bagi dia untuk bolak-balik terbang Eropa - Indonesia, sedangkan untuk sampai di titik ini saja karena beasiswa.
"Lid, untuk merayakan akhir semester, mau nggak kalau main ke tempat aku? kan selama ini kamu belum ke tempat aku?." ajak Dreany.
"Oke, aku juga pengen tahu tempat kamu. Soalnya selama ini kan kamu juga belum ngajak aku." Dreany merasa senang dengan jawaban Lidni. Secara tiba-tiba ia merangkul.
"Terima kasih ya.... akhirnya kamu ke tempat aku. Tapi jangan kaget ya?" Lidni penasaran. Matanya melirik menuntut jawaban.
"Nanti aku cerita semuanya deh ya? Kita lihat nilai kita dulu deh. Habis itu kita langsung capcus ke tempat aku." lanjut Dreany.
"Bajuku bagaimana? Untuk ganti?" tanya Lidni.
"Nanti pakai baju aku aja. Ukuran kita kan sama." jawab Dreany.
"Trus pakaian dalamnya?"
"Tenang. Ada kok." jawab Dreany
"Nggak mau pakai bekas kamu ya?" alasan Lidni agar Dreany mau pulang dulu supaya tidak merepotkannya.
"Tenang deh. Masih baru."
"Tapi kan belum dicuci?" tanya Lidni terus.
"Ok. Sebentar. Aku telpon dulu. Lagian kan kita nyampe di rumah masih siang hampir sore lagi. Bentar." Dreany mengambil benda pipih di di dalam tasnya laku memencet tanda kontak telpon untuk menghubungi kepala pelayan. Lidni dibuatnya bingung.
"Pak, saya akan pulang bersama dengan teman saya. Tolong siapkan makanan ya.." Dreany menghentikan ucapannya lalu berbalik bertanya kepada Lidni.
"Mau makan apa?"
"Terserah deh..." Dreany kembali melanjutkan telponnya.
"Halo pak, tolong siapkan menu Indonesia dan Eropa ya pak? dan minta tolong bagian pencuci untuk mencuci baju tidur yang masih baru 2 stel dan pakaian dalam atas dan bawah 4 stel. Oya pak, tolong pak Ferdi menjemput saya jam.... oh, saya telpon sendiri saja deh..." pesan Dreany panjang lebar. Lidni yang memperhatikan menjadi curiga, siapa Dreany sebenarnya.
"Siap non.' jawab yang di seberang telpon sana. Dreany menutup telponnya namun mendapatkan tatapan yang tajam dari Lidni.
"Jangan banyak tanya. Nanti kamu akan tahu. Jadi, sabar aja. Ayo, kita lihat pengumuman. Oya, nanti kamu nginapnya tidak boleh satu malam ya...." Lidni matanya mendelik. Supaya tidak banyak pertanyaan, Dreany menarik tangan kanan Lidni menuju papan pengumuman.
Sampailah mereka di depan papan pengumuman. Disana sudah banyak para mahasiswa yang juga antri untuk melihat nilai mereka. Dengan sabar, mereka berdua pun akhirnya mendapatkan celah untuk melihat papan itu.
Terteralah di papan itu urutan nama yang pertama adalah Dreany Wijaya dan yang kedua adalah Lidni Wicaksono. Saking senangnya nama mereka di deretan paling atas, mereka pun teriak girang hingga loncat-loncat.
"Aduh Tuhan. Terima kasih." ucap Dreany dan Lidni. Tidak sia-sia mereka belajar, belajar dan terus belajar. Tidak disangka ada dua pasang mata yang sedang memperhatikan mereka. Yang sepasang mata adalah sosok pria yang selama ini memendam perasaannya pada Dreany dan yang sepasang lagi adalah Kenan, yang memperhatikan lewat CCTV dari ponselnya. Kenan turut senang dengan keberhasilan yang di raih oleh Dreany.
Tanpa menunggu lama, Dreany pun langsung mengajak Lidni pulang.
"Ayo, langsung pulang. Tapi saya telpon sebentar ya..." Dreany mengambil ponselnya dan menelpon pak Ferdi untuk menjemputnya.
"Yuk, kita ke depan kampus." Mereka pun berjalan ke depan kampus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments