09. Fadli Menelpon.

Dengan sangat tergesah-gesah aku menggenggam ponsel dan memeluknya sambil bersembunyi di tiang rak buku, "Fadli!! Mengapa dia menelpon di saat yang tidak tepat," bisikku.

Jantungku berdebar lebih kencang semakin tidak karuan, keringat yang bercucuran sangat deras telah membasahi wajahku hingga menetes ke lantai. Aku memejamkan mata dan berharap pemuda itu tidak merasakan keberadaan ku.

Aku mulai membuka mata ketika ponselku berhenti bergetar sambil melihat kembali ke arah layar ponsel, "syukurlah, Fadli gak meneleponku lagi."

Dengan menarik nafas panjang dan mengumpulkan keberanian, apakah semua masih dalam keadaan aman? Aku mencoba melihat kearah pemuda itu kembali dengan sangat perlahan dan mulai mengintip dari balik rak buku.

Syukurlah pemuda itu masih asyik memakan danging manusia tersebut. Aku harus pergi dari sini sebelum keadaan semakin memburuk. Batinku yang semakin ketakutan.

Aku melangkah mundur dengan sangat perlahan sambil memegang rak buku dengan jari-jari yang masih bergetar. Sedangkan buku yang dari tadi masih ku pegang dengan sangat eratnya aku coba untuk meletakkan di rak yang sudah di penuhi oleh buku-buku lainya yang berada di sampingku.

Ketika tanganku mulai bergerak kearah rak buku tersebut, tiba-tiba saja ponselku mulai bergetar lagi dan BRUK...! Buku yang sebelumya ku pegang terjatuh keatas lantai dan mengeluarkan suara yang lumayan berisik sehingga menyadarkan sih pemuda tersebut, atau lebih tepatnya di panggil pemuda zombie.

Aku menoleh kearahnya dan berkata, "Oo tidak!! Dia berhenti makan dan melihat ke arahku," bisiku yang langsung bersembunyi di balik rak buku dengan mata melotot melihat gerak-gerik pemuda tersebut dari celah-celah buku. Dia mulai bangkit dan berjalan dengan tidak karuan melangkah kearah tempatku berada.

Terlihat langkahnya yang pelan, mata berwarna hitam keseluruhan dengan tatapan tajam, tangan kanannya masih menggenggam danging segar dan di tangan kirinya memegang usus yang diseretnya di atas lantai, dan dia mengeluarkan suara mengerang.

Ya Tuhan, bagai mana ini? Dia semakin mendekatiku. Batinku.

Aku sangat ketakutan melihat kearah zombie dari balik tiang rak buku yang hanya terhalang 2 rak buku dari tempatku bersembunyi dan terasa ponselku tidak ada hentinya bergetar yang berada didalam pelukanku.

Dia mulai berjalan kearah rak buku tempatku bersembunyi, "apakah dia bisa mencium aroma tubuhku?" bisikku yang masih melihat ke arahnya.

Jarak kami sekarang semakin dekat hanya terhalang dari satu rak buku, lebih tepatnya zombie itu berada disisi lain dari tempatku bersembunyi. Aku masih memeluk ponsel yang sudah tidak bergetar lagi mencoba berjalan ke celah-celah buku dari tempat rak buku yang sama, terlihat jelas zombie itu berjalan tidak karuan sambil mencium aroma tubuhku dan melihat disekitarnya.

Tanganku mulai meraih buku yang lumayan tebal dari dalam rak, "sekiranya zombie itu menyerang, buku ini akan menjadi senjata pertama untuk membunuhnya di dunia nyata," bisiku dan melangkah sambil menunduk dari sisi lain tempat zombie itu berada.

Aku yang masih menunduk sambil menggenggam erat buku tebal dan bersiap-siap untuk menunggu serangga dari zombie tersebut. Dan BRUK...!! BRUK...!!

Tiba-tiba saja terdengar suara rak buku terjatuh dari sisi lain perpustakaan, sedangkan zombie itu berjalan mendekati sumber suara tersebut dan berjalan meninggalkanku. Ketika zombie itu sudah melewati 2 rak buku dari tempatku bersembunyi, aku langsung berjalan mengendap-endap menjahui darinya.

Dengan sangat tergesah-gesah aku berjalan menuju pintu perpustakaan, terlihat semua orang sedang berjalan mendekati sumber suara yang sebelumnya membuat satu perpustakaan kaget.

Aku harus sampai ke kelas sebelum semuanya terlambat. Batinku.

Zeeez...!! Zeeez...!! Zeeez...!!

Ponselku kembali bergetar dan ternyata Fadli menelponku kembali, aku angkat telepon darinya dan terdengar suara klakson di sekitarnya.

《Fadli Menelpon》

Fadli :

Halo Alisya, maaf ya sepertinya nanti aku akan datang sangat terlambat, padahal ini baru pertama kalinya kita bisa bertemu setelah sekian lamanya. Entah mengapa kondisi jalan saat ini sangatlah macet tidak karuan, ini tidak seperti biasanya. Aku berada di dekat rumah sakit umum dan terlihat begitu banyak Polisi bahkan Tentara menjaga ketat di sekitar rumah sakit. Begitu banyaknya mobil Ambulans datang dan pergi, sepertinya saat ini sedang banyak kejadian kecelakaan. Aku melihat begitu banyak orang dibawa keluar dari mobil Ambulans yang mengalami luka cukup parah, bahkan ada yang kejang-kejang cukup hebat hingga akhirnya orang-orang itu diperiksa dihalaman rumah sakit. [jelas Fadli dan terdengar suara klakson ada di setiap arah]

Alisya :

Ya sudah gak apa-apa, Fadli. Aku ngerti kok, yang paling penting sekarang kau harus berhati-hati di jalan ya. Cepatlah menjauh dari sana mau bagaimanapun caranya!! Carilah jalan lain yang lebih cepat sampai ke kampusku. Dan yang paling penting carilah jalan tikus agar terhindar dari keramaian. [jelasku kepada Fadli dengan nada semakin ketakutan]

Fadli :

Ha... ha... kamu sudah gak sabar ya ingin bertemu denganku, Alisya?. [ucap Fadli dengan nada merayu]

Alisya :

Jangan bercanda denganku, Fadli. Aku serius!!. [balasku kesal]

Fadli :

Ya maaf, Alisya. Apakah kau sedang ada masalah? Tolong ceritakan kepadaku, aku akan membantumu. [jawab Fadli serius]

Alisya :

Kau gak akan percaya kepadaku, Fadli. Sebelum aku mengasih bukti kepadamu, aku harus cepat sampai ke kelas agar bisa memberi bukti kepada mereka mengenai apa yang barusanku lihat. [ucapku dengan nada tergesah-gesah]

Fadli :

Aku akan selalu percaya kepadamu, Alisya. Baik itu yang sudah lampau, saat ini, maupun nanti. Aku selalu percaya kepadamu untuk selamanya, Alisya. Jadi ceritakan semua kepadaku mengenai apa yang sebenarnya terjadi?. [tanya Fadli yang semakin cemas]

Alisya :

Baiklah, Fadli. Mau kau percaya atau ngak kepadaku itu adalah keputusanmu, aku ngak akan marah. Tapi apa yang barusanku lihat itu adalah nyata, tadi pemuda itu, dia. [sebelum aku menjelaskan kepadanya aku sudah menangis terisak-isak]

Fadli :

Jangan sedih, Alisya. Aku ngak bisa mendengar kau menangis, aku mohon diamlah dan ceritakan semua kepadaku. Apa yang di lakukan pemuda itu kepadamu? Aku akan memberinya pelajaran yang ngak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya!!. [ucap Fadli yang mulai marah]

Alisya :

Ini ngak seperti yang kau pikirkan, cobalah untuk tenang. Aku ngak bisa cerita banyak kepadamu, tapi pada intinya aku melihat seorang pemuda sedang menyantap danging manusia di pojok perpus. Dan aku berpikir itu adalah zombie. [Jelasku kepadanya dengan nafas yang terengah-engah dan masih dalam keadaan menangis]

Fadli :

Tenanglah Alisya, semua akan baik-baik saja. Aku yakin kau pasti bisa mengatasi semuanya dengan sangat baik, cepatlah pergi ke kelas dan tutuplah pintu. Usahakan jendela kaca di tutup mengunakan kertas agar zombie gak bisa melihat ke dalam ruangan. Dan yang paling penting kau harus menghindarinya. Aku mohon tetaplah bersikap tenang, Alisya. Aku akan selalu melindungi mu, dan seringlah memberi kabar kepadaku. [jelas Fadli yang mencoba menenangkan ku]

Alisya :

Terimakasih, Fadli. Karena kau selalu ada untukku, aku akan selalu memberi kabar kepadamu apapun yang terjadi. Tapi ingat, kau juga harus berhati-hati di jalan, aku ngak bisa melihatmu terluka apa lagi..., ya sudah. Aku akan menutup telponya sekarang. Hati-hati ya, Fadli. [balasku dan menutup telpon]

Aku sanggat merindukanmu, Fadli. Batinkun.

Aku yang masih memikirkan Fadli sambil berjalan keluar dari perpustakaan dengan sangat tergesah-gesah, mata ku hanya fokus melihat kedepan dan tidak memperhatikan sekeliling. Dan akhirnya aku berada di depan pintu perpustakaan dan BRUK...!! dengan sangat tidak sengaja aku menabrak seseorang dan menjatuhkan ponselnya.

"Ee..., kalau jalan itu liat-liat dong!! punya mata ngak sih!!" jelas wanita itu kepadaku dengan nada yang sangat marah.

"Ma..., maaf. Aku ngak sengaja," ucapku sambil menggambil ponselnya yang berada diatas lantai.

"MAAF!! Gampang sekali kau mengatakan itu, setelah membuat layar ponselku menjadi retak seperti ini!! Aku ngak mau tahu ya, kau harus ganti rugi semua kerusakannya," jelas wanita itu dengan nada semakin marah, tapi aku tidak menghiraukannya. Pikiranku masih memikirkan mereka yang aku sayangi.

Aku harus memberi tau kepada semua teman dan keluargaku, secepatnya. Batinku.

Aaaaaa...!!!

Tidak lama kemudian, terdengar suara teriakan dari dalam perpustakaan. Suara jeritan itu semakin menjadi-jadi, perpustakaan yang tadinya senyap sekarang amat sangat berisik. Sampai akhirnya Wanita yang berada di sampingku berhenti mengomel dan berlari kedalam perpustakaan, terlihat semua orang pun juga berlari ke dalam perpustakaan dari berbagai arah.

Apakah zombie itu sudah mulai memakan orang lagi. Aku harus cepat pergi sebelum semuanya terlambat. Batinku.

Aku mulai melangkahkan kaki yang semakin menggetar dengan sangat ketakutan, berjalan melewati setiap orang yang melewatiku dengan langkah yang tergesah-gesah Tap, Tap, TAP....!! Hingga akhirnya langkahku mulai menaiki satu persatu anak tangga dengan perlahan dan terhenti ketika terdengar lagi jeritan.

Aaaaaa..!! Teriakan mulai terdengar lagi dari setiap arah, banyak orang yang lalu lalang bahkan berlari ke setiap arah. Terdengar suara peringatan melalui speker yang berada di setiap dinding kampus yang menggema keseluruh lorong.

《Peringatan!!》

Di beritaukan kepada semua Mahasiswa/i untuk tetap berada di dalam kelas masing-masing dan jangan keluar sebelum mendengar instruksi dari..., AAAAA...!!

Tiba-tiba saja suara itu terhenti dan mengeluarkan suara jeritan histeris di susul suara yang sedang memakan daging dengan sangat lahapnya.

Apakah dia sudah mati? Dan sudah di makan oleh zombie?. Batinku.

Aku mulai melangkah kembali menaiki tangga dengan perlahan dan tapi tiba-tiba saja ada seseorang menabrak ku dari depan tanpa meminta maaf, dia terus saja berlari menuruni anak tangga. (Dasar, tidak tau sopan santun. 😬)

Seketika lamunanku buyar dan kembali ke dunia nyata. Tanpa terasa nafasku mulai sesak dan takut akan kehilangan orang yang ku sayangi. Mereka sangat jelas terlintas didalam ingatanku terlihat senyum manis ibu yang sedang mamasak di dapur sambil mengelus kepalaku, dan candaan bersama abang Rasyid yang selalu sukses membuatku marah, belum lagi mereka (sahabat gokil 😎) yang selalu ada di saat senang mau pun susah, dan Fadli.

Aku berlari menuju kelas, setelah sampai didepan kelas aku melihat ke arah semua teman-temanku yang sedang berkumpul di meja paling depan di tengah ruangan. Dengan sigap aku langsung mengunci pintu dan berdiri di depan kelas terlihat Semua orang melihat ke arahku dengan memasang raut wajah ketakutan.

Aku hanya bisa memandangi mereka satu bersatu dan masih terdiam membisu, air mataku mengalir semakin deras yang membasahi pipi, aku sudah tidak sanggup lagi berdiri tegak hingga akhirnya kedua kakiku menggetar dan terduduk di atas lantai di depan kelas. Mereka semua pun mulai menghampiriku.

"Alisya, kau kenapa. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Indah heran.

"Apakah kau melihat kejadian yang aneh ketika sedang berada diluar sana, Alisya?" tanya Nasywa kepadaku dengan raut wajah yang ketakutan.

Aku yang masih saja terdiam memandangi mereka Dan tiba-tiba saja terdengar suara teriakan histeris dari luar kelas kami.

"Tolong...!! Tolong aku, siapa saja tolong aku...!!!" teriakan seorang pemuda dari balik pintu dan terdengar suaranya yang semakin ketakutan dan tergesah-gesah.

Rizqi berjalan menuju pintu, dan membuka kunci.

"Jangan dibuka...!!" teriakku yang masih terduduk lemas di atas lantai bersama semua temanku.

"Mengapa, Alisya?" tanya Rizqi heran dan menutup kembali pintu itu.

"Tolong, jangan dibuka," teriakku lagi.

Tapi Rizqi tetap membuka pintu itu dan Ceklek...!! Pintu tersebut sudah terpuka sedikit, Rizqi mendekati matanya ke celah pintu untuk melihat kearah luar, tapi sebelum dia mengintip ke luar aku dengan cepat berteriak.

"Zombie...!!!" teriakku yang masih duduk ditengah-tengah mereka semua.

Terpopuler

Comments

Puan Harahap

Puan Harahap

hadir thor
⚘⚘PRIA IDOLA DAN
MENIKAHI PRIA URAKAN⚘⚘
Yuk saling dukung

2021-02-23

1

BELVA

BELVA

melengkapi kembali jempol ku

2021-02-18

1

zien

zien

lanjutkan 💪😊

2021-02-16

1

lihat semua
Episodes
1 01. Prolog.
2 02. Kenangan Bersama Fadli.
3 03. Suasana Di Pagi Hari Sebelum Terjadinya Wabah Zombie.
4 04. Chat.
5 05. Perjanjian Dua Tahun Yang Lalu.
6 06. Perdebatan.
7 07. Berita Yang Terjadi Di Alun-alun Kota.
8 08. Detik Detik Terjadi Wabah Zombie.
9 09. Fadli Menelpon.
10 10. Panik.
11 11. Menggambil Jalan Masing-masing.
12 12. Raut Wajah kebahagiaan.
13 13. Parkir.
14 14. Minimarket.
15 15. Berdebatan Antara Aku Dan Nia.
16 16. Kerusuhan Di Pintu Masuk Tol.
17 17. Di Uujung Penantian Yang Panjang.
18 18. Kekompakan.
19 19. Permainan & Tantangan
20 20. Pengagum Rahasia.
21 21. Tersesat Didalam Hutan.
22 22. Merah Hati F & A.
23 23. Puncak Bukit.
24 24. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
25 25. Hujan.
26 26. Gotong Royong.
27 27. Dibalik kebahagian tersimpan kesedihan.
28 28. Belajar Menggunakan Pistol HK USP Tactical 45 Suppressed.
29 29. Liontin.
30 30. Memantau.
31 31. Dibenci semua orang.
32 32. Terungkapnya Kebenaran.
33 33. Membela Diri.
34 34. Salah Faham
35 35. Meminta Maaf
36 36. Mengambil Keputusan.
37 37. Sekuntum Mawar Merah
38 38. Mengingat Masa Lalu.
39 39. Kebun Strawberry.
40 40. MENCARI STOK BENSIN
41 41. Dansa.
42 42. Mendapatkan Tempat Yang Aman.
43 43. Masukan Dari Zulham
44 44. Bekerja sama.
45 45. Abang Rasyid.
46 46. KEKACAUAN.
47 Pemberitahuan Dan Promosi.
48 47. Terkepung.
49 48. Keegoisan.
50 49. Orang Baru.
51 50. Penjahat.
52 51. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
53 52. Mendapatkan Stok Kebutuhan.
54 53. Pertumpahan Darah.
55 54. Perjalanan menuju bukit.
56 55. Kehilangan mereka.
57 56. Puncak bukit.
58 57. Massa Sekarang.
59 58. Mencari seseorang.
60 59. Di Perjalanan.
61 60. Perjalanan part 2.
62 -
Episodes

Updated 62 Episodes

1
01. Prolog.
2
02. Kenangan Bersama Fadli.
3
03. Suasana Di Pagi Hari Sebelum Terjadinya Wabah Zombie.
4
04. Chat.
5
05. Perjanjian Dua Tahun Yang Lalu.
6
06. Perdebatan.
7
07. Berita Yang Terjadi Di Alun-alun Kota.
8
08. Detik Detik Terjadi Wabah Zombie.
9
09. Fadli Menelpon.
10
10. Panik.
11
11. Menggambil Jalan Masing-masing.
12
12. Raut Wajah kebahagiaan.
13
13. Parkir.
14
14. Minimarket.
15
15. Berdebatan Antara Aku Dan Nia.
16
16. Kerusuhan Di Pintu Masuk Tol.
17
17. Di Uujung Penantian Yang Panjang.
18
18. Kekompakan.
19
19. Permainan & Tantangan
20
20. Pengagum Rahasia.
21
21. Tersesat Didalam Hutan.
22
22. Merah Hati F & A.
23
23. Puncak Bukit.
24
24. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
25
25. Hujan.
26
26. Gotong Royong.
27
27. Dibalik kebahagian tersimpan kesedihan.
28
28. Belajar Menggunakan Pistol HK USP Tactical 45 Suppressed.
29
29. Liontin.
30
30. Memantau.
31
31. Dibenci semua orang.
32
32. Terungkapnya Kebenaran.
33
33. Membela Diri.
34
34. Salah Faham
35
35. Meminta Maaf
36
36. Mengambil Keputusan.
37
37. Sekuntum Mawar Merah
38
38. Mengingat Masa Lalu.
39
39. Kebun Strawberry.
40
40. MENCARI STOK BENSIN
41
41. Dansa.
42
42. Mendapatkan Tempat Yang Aman.
43
43. Masukan Dari Zulham
44
44. Bekerja sama.
45
45. Abang Rasyid.
46
46. KEKACAUAN.
47
Pemberitahuan Dan Promosi.
48
47. Terkepung.
49
48. Keegoisan.
50
49. Orang Baru.
51
50. Penjahat.
52
51. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
53
52. Mendapatkan Stok Kebutuhan.
54
53. Pertumpahan Darah.
55
54. Perjalanan menuju bukit.
56
55. Kehilangan mereka.
57
56. Puncak bukit.
58
57. Massa Sekarang.
59
58. Mencari seseorang.
60
59. Di Perjalanan.
61
60. Perjalanan part 2.
62
-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!