14. Minimarket.

"Iya maaf, Melek," balasku sambil memanyunkan bibir.

"Baiklah. Tapi ingat, lain kali kau harus lebih berhati-hati!! Aku ngak akan pernah memaafkanmu kalau sampai ini terulang lagi!!" jelas Amel kepadaku.

Walaupun saat ini dia sangat marah, tapi aku bisa melihat kecemasan dari matanya. Batinku.

Aku menekan pipinya pelan mengunakan kedua tanganku dan membuat bibirnya mancung seperti ikan mas koki sambil berkata, "iya... Aku ngak akan membuat kesalahan ini lagi. Aku janji...!!" Aku berhenti menjahilinya dan tersenyum manis. Amel membalas senyuman dan memelukku di tengah-tengah teman yang lain aku pandangi satu persatu wajah sahabatku, syukurlah mereka semua baik-baik saja dan terlihat ada teman kelasku yang lain, aku sangat terkejut dan juga sangat bahagia sekali Ku lepaskan pelukan Amel dan berkata, "kalian!! Kalian ada disini?"

"Iya, Alisya. Kami ada disini. Hanya kami bertiga yang selamat. Kejadian itu, benar-benar membuat kami ketakutan. Kami tidak menyangka kalau Rio lebih mementingkan dirinya, dan menjadikan kami sebagai umpan parah zombie," jelas Kirana kepadaku.

"Umpan!! Maksudnya?" tanyaku heran. Kami semua masih berdiri didekat pintu mesjid, tepatnya di Shaf untuk laki-laki sholat.

"Rio memanfaatkan keadaan dan kabur ketika ada peluang. Sedangkan kami, terus saja berusaha untuk membunuh zombie-zombie itu. Ketika kami sudah selesai membunuh mereka di aula, kami pun pergi ke parkiran dan melihat Rio sedang di kepung oleh sekelompok zombie. Tapi ketika kami menolongnya kembali, dia malah mengulang kesalahan nya lagi!! Aku tidak bisa memaafkannya, ini semua sudah keterlaluan!! Rio bukanya berjuang bersama-sama tapi malah mendorong Diki ke sekolompok zombie dan meninggalkan kami lagi," jelas Nita kepadaku, yang terlihat sangat marah kepada Rio, "Gara-gara kejadian itu!! semua teman kita mati, zombie-zombie itu sudah memakan mereka semua!! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kalau mereka mati dengan cara yang mengenaskan, mereka di gigit di depan mataku," jelas Nita yang semakin marah dan menangis terisak-isak, Kirana pun langsung memeluknya dan di susul oleh mereka semua. Mereka semua mencoba menenangkan Nita yang terlihat sangat terpukul.

"Apakah kau tahu, Rio ada dimana?" tanyaku kepada Nita.

Aku tahu kalau kau saat ini sedang marah dan tidak mau mendengar nama Rio lagi! Tapi aku harus tahu, apakah Nita mengetahui keadaan Rio sekarang?. Batinku.

"Rio!! Aku ngak tahu, dan ngak mau tahu dia ada di mana!! Aku sudah tidak peduli lagi sama dia!!" Dengan sangat kesal Nita berjalan ke arahku dan berkata lagi, "kau tahu, Alisya? Kalau bukan karena Zulham dan Kirana, mungkin sekarang aku sudah mati dan berjalan seperti monster itu (zombie). Mereka berdua menolongku di tengah-tengah kekacauan tersebut. Zulham dan Kirana benar!! Seharusnya aku mengikuti mereka kembali ke kelas dan bergabung bersama kalian. Bukannya malah mengikuti sih Rio yang ngak tahu cara melindungi satu sama lain. Dan sekarang, kau malah menanyakan Rio ada di mana? Aku sudah ngak tahu jalan pikiranmu, Alisya!" jelas Nita kepadaku sambil mengelengkankan kepalanya dan berjalan membelakangi ku.

Ketika Nita berjalan 5 langka dari tempatku, aku langsung berkata, "Rio, sudah mati!!" jelas ku kepada Nita, yang sedang berdiri didepan mereka semua.

Sebelum Nita berjalan mendekati mereka semua, dia langsung membalikan badannya ke arahku dan berkata, "apakah kau sedang menghiburku, Alisya??" tanya Nita yang tersenyum tidak yakin kepadaku, "kau bilang apa? Dia sudah mati!! Bagaimana bisa? Sedangkan dia sudah pergi sesaat sebelum kau datang!! Sudah cukup. Jangan berusaha menghiburku, Alisya!"

"Dia bukan bermaksud untuk menghiburmu, Nita!! Alisya berkata jujur, Rio sudah mati! Kalau kau tak percaya? Kau bisa melihatnya sendiri di luar mesjid. Wajahnya memang ngak bisa di kenali lagi, tapi kau masih ingatkan dia memakai baju apa?" jelas Fikri yang berada di sampingnya.

"Apa kalian serius?" tanya Nita penasaran.

"Iya," jawabku dan Fikri serentak.

"Baiklah aku percaya sama kalian dua. Dan, aku mohon!! Jangan sebut nama dia lagi," pinta Nita dengan serius.

Sepertinya Nita sangat membenci Rio, aku bisa merasakan sedihnya. Itu semua sangat jelas tergambar dari raut wajahnya.

"Baiklah. Mulai sekarang kita harus melangkah ke depan dan jangan menoleh kebelakang lagi. Ini adalah dunia baru, jadi kita harus melaluinya bersama-sama. Merangkul satu sama lain dan menolong sesama. Jangan ada rahasia dan selalu terbuka. Apapun yang akan kita lalui itu harus dilakukan bersama-sama. Aku tidak mau kehilangan satupun dari kalian, oke?" jelas ku kepada mereka semua.

"Baiklah, Alisya. Kita akan melaluinya bersama-sama," balas Nita sambil memegang tanganku. Kami berdua pun tersenyum.

"Oya... Aku juga bagian dari kalian, kan?" ucap Alwi menggoda dan memegang tangan kami dua. Kami pun tertawa pelan, dan yang lain mendekati kami saling merangkul satu sama lain.

"Baiklah, ayo kita pergi dari sini dan menuju bukit," ajak Kirana.

Baguslah mereka sudah tahu, aku sudah tidak sabar berjumpa dengan keluargaku. Batinku.

"Oke, ayo berangkat," ajak ku kepada mereka semua.

Setelah semua sudah siap, barulah kami berjalan mengendap-endap keluar dari mesjid menuju parkir yang berada di sebelah kiri yang berkarang hanya 7 meter dari teras mesjid. Sedangkan gerbang kampus berada disebelah kanan mesjid yang berjarak hanya 10 meter. Sebelumya aku sudah menelpon ponsel anti hancur, sehingga membuat kami lebih leluasa berjalan.

Kami berjalan dengan cepat mendekati mobil yang berwarna merah hati dan berwarna putih. Semua cewek berada di mobilku yang berwarna merah hati sedangkan teman cowok berada di mobil berwarna putih. Ketika kami berlari menuju mobil, terlihat Rizqi dengan cepat menuju mobil yang berada di belakang mobilku. Seketika Rizqi membuat kami ketawa ngakak melihatnya yang hampir saja terjatuh karena tersandung oleh kakinya sendiri dan dia mampu berdiri tegak dan berkata.

"Aku gak papa kok we, kalian tenang aja ya. Jagan kuatir?" ucap Rizqi kepada kami semua, yang berada tepat di hadapannya.

Kami pun tertawa ngakak mendengar perkataannya, WK, WK, WK...!!

"Siapa juga yang perduli sama kau, bele," balas Alwi yang masih tertawa.

"Lihat itu we, zombie-zombie itu berjalan ke arah kita!" jelas Rizqi kepada kami semua. Tapi kami malah melihat satu sama lain dan masih tertawa.

"Udahlah, jagan bacot kau!!" balas Zulham yang tidak percaya.

"Is, is, ngak percaya kali kau sama aku, ya. Yaudalah kalau kalian ngak percaya, aku pergi dulu ya, we," ucap Rizqi dan berlari meninggalkan kami.

Kami pun berhenti tertawa dan menoleh kebelakang, terlihat zombie-zombie itu berjalan kearah kami yang berjarak sekitar 10 meter dari tempat kami berada. Dengan cepat kami pun berhamburan berlari ke arah mobil dan masuk kedalamnya dengan sangat tergesah-gesah (ibaratkan semut ketika diganggu sarangnya😲)

Mobil pun melaju dengan kecepatan normal menuju gerbang dan meninggalkan gedung kampus dengan aman.

* * *

Setelah sampai di jalan raya, terlihat semua orang sedang berlari menghindari dari serangan zombie yang kelaparan. Semua kendaraan melaju begitu cepat dan menimbulkan begitu banyak kecelakaan, sepanjang jalan terlihat sangat kacau. Begitu banyak mayat-mayat yang bergelimpangan dan asap tebal dari setiap kendaraan.

Mayat berserakan di mana-mana, aspal sudah berganti warna menjadi merah darah, zombie-zombie itu memakan organ manusia dengan lahapnya, terlihat zombie sedang mencabik-cabik mayat yang tergeletak di atas aspal dan menarik usus serta orang lainnya dari dalam perut hingga akhirnya suara minta tolong terganti dengan suara kesakitan.

Suara tembakan, jeritan, dan mengerang terdengar sangat jelas, padahal kaca mobil kami masih tertutup sangat rapat.

Situasi disini sangatlah buruk, padahal zombie-zombie itu berjalan sangat lambat tapi dia terus saja mengejar siapa saja yang berada di dekatnya. Terlihat semua orang memberontak dan melindungi orang yang mereka sayang, tapi tidak sedikit pula yang selamat.

Aku terus saja melajukan mobil dengan kecepatan normal sambil memperhatikan sekitar.

Ya Tuhan... Apakah ini yang di namakan kiamat zombie? Ini benar-benar menakutkan, aku tidak menyangka kalau seperti ini jadinya kalau ada zombie di dunia nyata!!. Batinku ketakutan.

Kami yang berada didalam mobil hanya menyaksikan kejadian di luar sana dari balik kaca mobil. Dan tiba-tiba saja ada zombie yang berjalan ke arah mobilku dan BRAK...!! Aku menabrak zombie dan memberhentikan mobil dengan sepontan.

"Kalian ngak papa, kan?" tanyaku kepada mereka semua sambil melihat ke bangku belakang.

"Kami ngak papa," jawab mereka serentak.

"Syukurlah kalau begitu," balasku.

Sebelum aku menghidupkan kembali mesin mobil, tiba-tiba saja ada yang mengetuk kaca mobil dari samping duduk barisan kedua tepatnya di belakang pengemudi. TOK, TOK, TOK!! Kami semua sangat kaget melihat ada wanita yang berusia sekitar 30an, mengetuk pintu kaca mobil dengan sangat kuat. Terlihat bibirnya yang berkomat-kamit seperti sedang minta tolong. Kami melihat ke arahnya dengan penuh ibah, kaca mobil pun ku buka dengan perlahan.

"Aku mohon, tolong aku!!" ucap wanita itu sambil memasukan tangannya ke dalam mobil.

Kaca mobil hanya terbuka sedikit, hanya bagian pergelangan tangannya yang bisa masuk. Ketika pintu mobil mau di buka lagi, tiba-tiba saja beberapa zombie berjalan dari arah belakang wanita tersebut dan mengigit di bagian lehernya.

"AAAAA...!!!!! Tolong aku," ucap wanita tersebut dan dia meraih Intan dengan tangan kanannya. Intan menjauhinya dan kami semua pun teriak histeris.

Zombie-zombie itu mengigit di bagian leher dan kedua tangannya, terlihat wanita itu melihat ke arah kami dan masih meminta tolong. Hingga akhirnya, mulut wanita itu mengeluarkan darah kental dan terlihat zombie-zombie itu mencabik-cabik perut wanita tersebut hingga menarik usus keluar dari perutnya.

Wanita itu hanya bisa melihat organ tubuhnya keluar dari perutnya tanpa mampuh berbuat apa-apa dan suaranya mulai menghilang. Sedangkan kami hanya bisa melihat pemandangan yang mengerikan itu dari balik kaca mobil yang hanya terbuka sedikit. Hingga akhirnya tangan wanita itu pun terputus dan terjatuh tepat di paha Intan dan mampu membuat kami semua menjerit histeris. AAAAA...!!

Intan melemparkan tangan tersebut kearah depan dan mendarat tepat di kepada Amel, AAAA...!! Kami semua terus menjerit hingga akhirnya membuat mobil kami terkepung di setiap sisi oleh zombie-zombie. Suasana semakin tegang, sedangkan kami semakin ketakutan tidak menentu. Amel membuka kaca mobil dengan sangat perlahan dan membuang tangan itu keluar dari mobil dan dengan cepat Amel pun menutupnya kembali. Amel tidak menghiraukan kalau zombie-zombie itu bisa saja menariknya dari balik kaca, tapi syukurnya itu tidak terjadi.

Kami semua semakin ketakutan dan memeluk satu sama lain. Air mata terus saja mengalir dari mata kami, seperti anak kecil yang meminta balon.

"We maafin aku iya, kalau ada salah sama kelen," ucapku kepada mereka semua dan menangis didalam pelukan Amel.

"Aku juga minta maaf ya we, kalau ada kata-kataku yang tak berkenan di hati kelen," balas Nasywa yang menangis didalam pelukan Nia.

"Aku pun, minta maaf juga iya we," jawab Intan yang menangis didalam pelukan Dea.

"Uda lah we!! Jagan minta maaf kelen. Macam mau mati!! Emangnya kalian mau mati disini?" jelas Indah kesel.

"Manalah mau aku mati, disini," jawabku yang masih menangis.

"Yaudah, kalau memang kalian ngak mau mati di sini!! kita harus berjuanglah. Untuk apa kelen pelukan kayak gitu seperti Teletubbies," jelas Indah yang semakin marah.

Perkataan Indah mampu membuat kami bersemangat lagi kami semua mencoba berpikir untuk mencari jalan keluar dan setelah beberapa saat kemudian aku memiliki ide yang mungkin bisa berguna. Ku buka sedikit kaca mobil, terlihat zombie-zombie itu mulai memasukan tangannya dan berusaha meraihku.

"Apa yang kau lakukan, Alisya?" tanya mereka semua dan melihatku dengan penuh keheranan.

"Entahlah. Mungkin saja cara ini berhasil!!" jelas ku kepada mereka semua dan mulai mengayunkan tongkat besi ke arah zombie-zombie tersebut melalui kaca yang telah ku buka sedikit.

"Wow, berhasil, Alisya," sahut mereka serentak.

Kaca mobil pun kami buka sedikit dan menusuk di bagian kepala zombie-zombie yang berada diluar kaca mobil. Memang banyak zombie yang mati tapi tidak sedikit pula zombie yang datang dan menghalangi jalan kami untuk melajukan mobil.

"Kita sudah berusaha, tapi jumlah mereka semakin banyak," ucap Nia yang kecewa.

"Apakah kita bakalan mati di sini, dan mati secara tragis seperti wanita tadi?" ucap Nasywa pasrah.

Semua orang berhenti berharap dan terdiam membisu. Tidak ada suara selain suara mengerang dari balik kaca mobil.

Ya Tuhan. Apakah ini garis takdir kami?? Yang bakalan mati di tengah-tengah kekacauan ini dengan cara yang tragis?. Batinku.

Kami pun saling menghadap satu sama lain dan berpegangan tangan. Terlihat wajah-wajah yang sudah putus asah dan air mata pun mengalir dari setiap wajah, mungkin ini adalah hari terakhir kami untuk bernafas. Aku pun menutup mata dan terlihat wajah ibu dan abang Rasyid terlintas didalam pikiranku.

Ibu dan bang Rasyid pasti menungguiku di sana. Batinku.

[Ibu yakin, adek tentu bisa melewati rintangan ini]. [Ibu percaya sama adek]. [Ibu akan menunggu adek di bukit]. [Alisya adalah adik abang yang sangat kuat, dan mampu melewati semua rintangan dengan percaya diri]. [kita akan berjumpa di bukit]. [Apakah kau akan melindungi ku, Alisya?]. [Kau janji].

Kata-kata itu terus saja terngiang didalam ingatanku.

Ibu... Abang Rasyid... Amel... kalain sangat percaya kepadaku, kan? maka dari itu aku akan membawa semua orang menuju bukit dengan sangat. Batinku.

Ku buka mata ini dan menarik nafas sangat dalam.

"Aku berjanji!!" bisik ku sambil melihat kearah mereka semua. "Apakah ada yang mau mengorbankan ponsel?" tanyaku kepada mereka semua.

"Ponsel!! Maksudnya?" tanya mereka serentak yang terlihat heran.

"Berikan saja ponsel kalian, akan ku selesaikan masalah ini" jelas ku kepada mereka.

Dea mengkorbankan ponselnya dan memberinya kepadaku, sebelum ponsel itu ku raih. Tiba-tiba saja semua zombie yang menghalangi mobil kami, mati satu persatu. Dan terlihat wajah yang familiar sedang berdiri di depan kaca mobil kami.

Fikri!! Dia ada di sini!!. Batinku.

Fikri, Rizqi, Alwi, dan Zulham. Mereka berdiri di setiap pintu mobil. Fikri berada didepan pintu tempat aku duduk (di kursi pengemudi). Fikri terus saja melihat kearah ku dengan tatapan cemas.

Tok, Tok, Tok. Rizqi mengutuk kaca mobil dengan pelan, dan Intan membukanya. "Apakah, kalian baik-baik saja?" tanya Rizqi kepada kami semua. Alwi dan Zulham berdiri di dekat Rizqi.

"Maaf, kami baru datang sekarang," ucap Zulham kepada kami semua.

"Kalian dari mana saja?" tanya Kirana.

"Kami sudah melaju cukup jauh dan menyadari kalau kalian tidak ada di belakang, mobil pun kami putar balik dan mencari kalian. Kami melihat mobilmu, Alisya. Dan membunuh semua zombie," jelas Rizqi kepada kami semua.

"Yok kita pergi dari sini we, zombie-zombie itu mulai berjalan ke arah kita!!" ajak Alwi.

Merekapun kembali ke mobil bewarna putih. Kami melanjutkan kembali perjalanan menjauh dari jalan raya dan menuju Tol.

.

.

.

.

Setelah sudah beberapa jam kemudian barulah Kami sampai di jalan Tol, terlihat mobil-mobil berhenti di satu jalan dan zombie-zombie lalu lalang di sekitarnya, sedangkan jalan yang kami lalui kosong tidak ada satupun kendaraan atau zombie.

* * *

Malam pun telah tiba, tapi bukit masih terlalu jauh. Sudah berjam-jam kami di daerah perkampungan, kami melalui jalan yang kecil dan memanjang terlihat pepohonan di sepanjang jalan. Aku tidak bisa menemukan lampu jalan, gedung tinggi, ruko, bioskop, mall, cafe, dan restoran. Tapi yang bisa kami jumpai sekarang hanyalah rumah penduduk, pepohonan, lapangan, sawa, dan sangat sedikit sekali minimarket. Di sini terlalu banyak kedai-kedai kecil.

"Alisya, kita berhenti di cafe yok. Aku sudah lapar ini," ajak Nasywa.

"Aku pun juga mau ke kamar mandi," sahut Dea.

"Sebentar ya we, aku lagi cari tempat untuk kita bermalam," jawab ku yang melirik ke arah belakang.

Tidak lama kemudian di depan jalan ada sepanduk yang di terangi oleh lampu. Terlihat ada tulisan SPBU, minimarket, dan tersedia juga musalah. Kami hentikan mobil di SPBU dan mengisi minyak dengan full, aku dan Alwi mengisi minyak ke mobil dan beberapa dirigen untuk di simpan sebagai cadangan sedangkan yang lainnya menjaga kami agar tetap aman dari zombie.

Setelah semua sudah diisikan dan memarkirkan mobil di depan minimarket. Kami pun berjalan menuju musalah untuk bersih-bersih dan sholat berjamaah, Rizqi yang memimpin sholat (imam). Setelah sudah selesai sholat, kami pun berjalan ke minimarket.

Sebelum masuk kedalam minimarket, kami ketuk terlebih dulu pintu yang terbuat dari kaca untuk memastikan apakah didalam ada zombie atau tidak. Terlihat beberapa zombie berjalan dari setiap rak makanan dan minuman, mereka berjalan kearah kami. Dengan cepat kami pun mengayunkan tongkat besi dan kayu ke arah kepala zombie dengan membunuh satu persatu sehingga dara kental pun mengotori baju yang kami pakai, pintu kaca, dan lantai. Setelah zombie-zombie itu mati, Rizqi, Fikri, Alwi, dan Zulham, menyeret mayat tersebut keluar dari minimarket dan membiarkan darah yang mengenai makanan dan minuman di atas lantai dan kaca.

Kami belum terlalu mahir membunuh zombie, sehingga setiap kali kami membunuh zombie darahnya selalu mengenai wajah dan tubuh kami.

Nasywa

"Is...!! ini terlalu jorok. Kenapa sih setiap kali membunuh zombie selalu kayak gini?" jawab Nasywa yang terlihat sangat jijik dan menggilap noda darah di wajahnya mengunakan baju yang tak terkena darah.

Kami semua tertawa melihat tingkah laku Nasywa yang mencoba membersikan wajahnya.

Kami semua masuk kedalam minimarket terlihat makanan dan minuman tersusun rapi di rak yang tersedia hanya untuk kami. Ini seperti surga cemilan!!! Kami dengan leluasa mengambil apa saja yang kami mau, tidak ada antrian di meja kasir ataupun larangan. Kami membuka semua makanan dan minuman dan mencobanya satu persatu. Aku tidak lupa memakan coklat paforitku, kami seperti berada di atas lantai dansa dan mengikuti irama yang ada. Tapi tiba-tiba saja Nia menyenggol vas bunga yang terbuat dari kaca.

Semua langkah terhenti dan melihat ke arah Nia. Kami saling memandang satu sama lain dan mulai tertawa lepas. WKWKWKW...!! Nia mengambil vas bunga yang cantik dan imut terbuat dari keramik dan menjatuhkannya lagi ke atas lantai,

"Pesta telah di mulai!!" teriak Nia sambil tertawa-tawa.

Kami semua pun saling melemparkan makanan kearah setiap teman dan menjadikan ini perang cemilan.

Rizqi mengambil jam alarm dan melemparkan ke jam dinding, Kirana merobek-robek buku dan melemparkan ke atas, Alwi dan Zulham mengocok minuman bersoda dan membiarkannya meledak, Fikri mengambil tongkat kayu dan memukul meja kasir, aku dan yang lain berlari ke setiap rak sambil menjatuhkan makanan dan minuman. Semua terlihat sangat berantakan.

Setelah sudah puas menghancurkan, kamipun duduk di dekat pintu keluar dan bersandar di rak.

"Hari ini adalah hari yang sangat panjang. Aku ngak pernah membayangkan ini bakalan terjadi. Pergi ke kampus, melihat kejadian aneh, membunuh, dan merusak minimarket," ucapku kepada mereka semua.

"Iya, aku pun ngak menyangka bisa kayak gini. Yang paling aku suka ketika kita melemparkan semua makan," balas Dea yang mulai tertawa lagi.

"Yang paling aku sukai. Ketika kita sedang membunuh zombie, itu sangat menarik," ucap Rizqi dengan ketawa sadis.

"Ngeri kali katawa, kau. Macam kuntil bapak," balas Alwi ngakak. Kami semua pun tertawa melihat Rizqi melempari cemilan kearah Alwi.

"Uda lah we Jangan kayak gitu, nanti sih Rizqi nangis pulak," jelas Indah ngakak.

"Ee... jangan di ejek nanti kalau kita sudah sampai ke bukit, sih Rizqi ngadu pulak sama mamanya," balas Nasywa ngakak.

"Nanti apa kata sih Rizqi, Nia?" tanya Indah ke Nia dengan menggoda.

"Mama... Orang itu jahat...,"ucap Nia dengan merubah suaranya seperti anak-anak.

Kami semua semakin tertawa terbahak-bahak melihat Rizqi di buli, walaupun demikian. Tertawa Rizqi lah yang paling ngakak. Kami seperti orang gila kalau sedang ngumpul, tidak ada kata sok jaim di dalam kamus kami.

"Kalau kau suka di bagian mana, ibu negara (Alisya)?" tanya Nia penasaran.

terimakasih ya sudah meluangkan waktunya untuk membaca novel pertamaku, dan maaf apabila ada kata-kata yang salah. yok dukung aku dengan cara LIKE, VOTE dan FOLLOW ya teman-teman 😊

Terimakasih 😊👍

Terpopuler

Comments

Puan Harahap

Puan Harahap

hadir thor
⚘⚘PRIA IDOLA DAN
MENIKAHI PRIA URAKAN⚘⚘
Yuk saling dukung

2021-02-23

1

BELVA

BELVA

💞💞💞💞💞💞

2021-02-21

1

S Anonymous

S Anonymous

Hadir lagi

2021-02-11

1

lihat semua
Episodes
1 01. Prolog.
2 02. Kenangan Bersama Fadli.
3 03. Suasana Di Pagi Hari Sebelum Terjadinya Wabah Zombie.
4 04. Chat.
5 05. Perjanjian Dua Tahun Yang Lalu.
6 06. Perdebatan.
7 07. Berita Yang Terjadi Di Alun-alun Kota.
8 08. Detik Detik Terjadi Wabah Zombie.
9 09. Fadli Menelpon.
10 10. Panik.
11 11. Menggambil Jalan Masing-masing.
12 12. Raut Wajah kebahagiaan.
13 13. Parkir.
14 14. Minimarket.
15 15. Berdebatan Antara Aku Dan Nia.
16 16. Kerusuhan Di Pintu Masuk Tol.
17 17. Di Uujung Penantian Yang Panjang.
18 18. Kekompakan.
19 19. Permainan & Tantangan
20 20. Pengagum Rahasia.
21 21. Tersesat Didalam Hutan.
22 22. Merah Hati F & A.
23 23. Puncak Bukit.
24 24. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
25 25. Hujan.
26 26. Gotong Royong.
27 27. Dibalik kebahagian tersimpan kesedihan.
28 28. Belajar Menggunakan Pistol HK USP Tactical 45 Suppressed.
29 29. Liontin.
30 30. Memantau.
31 31. Dibenci semua orang.
32 32. Terungkapnya Kebenaran.
33 33. Membela Diri.
34 34. Salah Faham
35 35. Meminta Maaf
36 36. Mengambil Keputusan.
37 37. Sekuntum Mawar Merah
38 38. Mengingat Masa Lalu.
39 39. Kebun Strawberry.
40 40. MENCARI STOK BENSIN
41 41. Dansa.
42 42. Mendapatkan Tempat Yang Aman.
43 43. Masukan Dari Zulham
44 44. Bekerja sama.
45 45. Abang Rasyid.
46 46. KEKACAUAN.
47 Pemberitahuan Dan Promosi.
48 47. Terkepung.
49 48. Keegoisan.
50 49. Orang Baru.
51 50. Penjahat.
52 51. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
53 52. Mendapatkan Stok Kebutuhan.
54 53. Pertumpahan Darah.
55 54. Perjalanan menuju bukit.
56 55. Kehilangan mereka.
57 56. Puncak bukit.
58 57. Massa Sekarang.
59 58. Mencari seseorang.
60 59. Di Perjalanan.
61 60. Perjalanan part 2.
62 -
Episodes

Updated 62 Episodes

1
01. Prolog.
2
02. Kenangan Bersama Fadli.
3
03. Suasana Di Pagi Hari Sebelum Terjadinya Wabah Zombie.
4
04. Chat.
5
05. Perjanjian Dua Tahun Yang Lalu.
6
06. Perdebatan.
7
07. Berita Yang Terjadi Di Alun-alun Kota.
8
08. Detik Detik Terjadi Wabah Zombie.
9
09. Fadli Menelpon.
10
10. Panik.
11
11. Menggambil Jalan Masing-masing.
12
12. Raut Wajah kebahagiaan.
13
13. Parkir.
14
14. Minimarket.
15
15. Berdebatan Antara Aku Dan Nia.
16
16. Kerusuhan Di Pintu Masuk Tol.
17
17. Di Uujung Penantian Yang Panjang.
18
18. Kekompakan.
19
19. Permainan & Tantangan
20
20. Pengagum Rahasia.
21
21. Tersesat Didalam Hutan.
22
22. Merah Hati F & A.
23
23. Puncak Bukit.
24
24. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
25
25. Hujan.
26
26. Gotong Royong.
27
27. Dibalik kebahagian tersimpan kesedihan.
28
28. Belajar Menggunakan Pistol HK USP Tactical 45 Suppressed.
29
29. Liontin.
30
30. Memantau.
31
31. Dibenci semua orang.
32
32. Terungkapnya Kebenaran.
33
33. Membela Diri.
34
34. Salah Faham
35
35. Meminta Maaf
36
36. Mengambil Keputusan.
37
37. Sekuntum Mawar Merah
38
38. Mengingat Masa Lalu.
39
39. Kebun Strawberry.
40
40. MENCARI STOK BENSIN
41
41. Dansa.
42
42. Mendapatkan Tempat Yang Aman.
43
43. Masukan Dari Zulham
44
44. Bekerja sama.
45
45. Abang Rasyid.
46
46. KEKACAUAN.
47
Pemberitahuan Dan Promosi.
48
47. Terkepung.
49
48. Keegoisan.
50
49. Orang Baru.
51
50. Penjahat.
52
51. Petugas Pengambilan Stok Kebutuhan.
53
52. Mendapatkan Stok Kebutuhan.
54
53. Pertumpahan Darah.
55
54. Perjalanan menuju bukit.
56
55. Kehilangan mereka.
57
56. Puncak bukit.
58
57. Massa Sekarang.
59
58. Mencari seseorang.
60
59. Di Perjalanan.
61
60. Perjalanan part 2.
62
-

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!