08

Selama di perjalanan tidak sedetikpun di lewatkan begitu saja oleh putri Lie,ia selalu tersenyuman manisdi balik penutup wajahnya dan hanya pangeran Jun yang menyadarinya karna posisinya yang berada di belakang putri Lie.

"Apa kamu harus sebahagia ini?"tanya pangeran Jun

"Aku tidak pernah melihat pemandangan seperti inisebelumnya dan ini luar biasa"kata puyriLie

"Benarkah tapi ini membosankan"ucap pangeran Jun

"Membosankan untukmu menyenangkan untukku"kata putri Lie dengan mengedarkan pandangannya ke segala penjuru tempat.

Tidak lama kemudian mereka tiba di sebuah pasar tradisional yang menjual banyak barang antik menurut Lie dan dengan semangat yang sangat membara ia ingin segera turun dari kuda tapi di tahan oleh pangeran Jun.

"Mau kemana?"tanya pangeran Jun

"Ayo turun aku ingin kesana"tunjuk putri Lie pada salah satu tempat pernak-pernik

"Sabarlah sedikit jangan terburu-buru"kata pangeran Jun

"Aku sudah tidak sabar,ayolah"rengek putri Lie

"Baiklah kita kesana"pangeran Jun turun dari kuda lalu membantu permaisurinya turun dengan mudahnya.

Setelah turun dari kuda putri Lie ingin langsung berlari karna mata dan tangannya sudah gatal untuk segera mengeksplor pasar tersebut,namun pangeran Jun kembali menahannya.

"Apa lagi sih!"geram putri Lie

"Jangan sembarangan pergi kamu tidak tahu daerah ini,kalau kamu hilang aku yang akan repot"kata pangeran Jun

"Ya sudah ayo cepat dasar lambat"gerutu putri Lie

"Kita pulang saja kalau aku lambat atau naik kuda lagi"ancam pangeran Jun

"Huh bisanya hanya mengancam dasar tidak gentle"kata putri Lie

"Apa itu gentle?"tanya pangeran Jun

"Sejenis makanan ringan"kesal putri Lie.

"Hah?"bingung pangeran Jun

"Sudah ayo cepat atau kamu tidak usah ikut"ucap putri Lie yang sudah berjalan di ikuti Jei di belakangnya.

Pangeran Jun yang sudah di tinggal merasa tidak terima dan segera menyusulnya yang sudah menjauh,setelah dekat pangeran Jun langsung menggenggam tangan putri Lie yang membuat si empunya kesal.

"Lepas"kata putri Lie

"Tidak"jawab pangeran Jun

"Lepas kita tidak sedang menyeberang jalan jadi tidak perlu bergandengan"kesal putri Lie

"Tenanglah apa kamu mau jadi pusat perhatian karna menolak suamimu sendiri"seru pangeran Jun sedikit berbisik.

Putri Lie hanya bisa diam dan menuruti keinginan pangeran Jun dari pada harus mendengar ancaman recehnya lagi pikir putri Lie.Mereka menyusuri pasar dengan sesekali ikut melakukan permainan di beberapa tempat permainan yang tersedia.

Bahkan putri Lie hampir membeli semua yang ada di pasar tersebut jika saja pangeran Jun tidak mengingatkan dan melarangnya maka semua isi pasar akan ia borong karna terlalu kalap melihat semua barang unik.Jika di jual di masa depan maka barang-barang tersebut akan bernilai fantastis,ah tapi ini bukan masa depan melainkan masa lalu jika ada pintu kembali kemasa depan maka ia akan pulang membawa semua barang tersebut untuk di jual.

"Apa yang kamu pikirkan!"tanya pangeran Jun menyadarkan putri Lie dari lamunannya

"Ah tidak ada aku hanya sedang menanti makanannya"jawab putri Lie karna tidak mungkin ia katakan tentang apa yang ada di pikirannya

"Sebentar lagi makanannya datang tunggulah"ucap pangeran Jun yang di jawab anggukan putri Lie.Mereka memang sedang berada di sebuah rumah makan sederhana yang ada di sekitar pasar atas rekomendasi Tei karna putri Lie yang sudah kelaparan akibat mengelilingi pasar sejak pagi.

Setelah makan mereka melanjutkan jalan menyusuri pasar kembali dan putri Lie dengan antusiasnya mendatangi sebuah toko perhiasan tapi ia sendiri bingung untuk memilih yang mana karna semuanya bagus menurutnya.Pangeran Jun yang melihat kebingungan putri Lie segera mendekat dan mengambil satu penjepit rambut yang berbentuk bunga sakura serta sepaket perhiasan berisi kalung,anting dan gelang yang indah untuk putri Lie.

"Ini cocok untukmu"ucap pangeran Jun

"Hm,wah ini sangat cantik aku mau yang ini ya"seru putri Lie bahagia

"Baiklah, yang ini saja ada lagi!"tanya pangeran Jun mendapat gelengan dari putriLie yang masih menatap kagum pada perhiasan pilihan suaminya itu.

Lelah berkeliling pasar,pangeran Jun membawa putri Lie pulang ke istana karna hari yang sudah hampir sore walaupun harus dengan drama pertengkaran antara suami istri tersebut yang sangat membingungkan bagi trio macan yang menemani mereka.

"Ayo pulang sudah hampir sore"ucap pangeran Jun

"Tidak,aku masih ingin jalan-jalan lagi"tolak putri Lie

"Sebentar lagi malam,kita juga harus segera bersiap untuk acara malam ini di istana"kata pangeran Jun mulai kesal

"Tapi aku masih ingin jalan-jalan"rengek putri Lie memasang wajah imutnya

"Tidak,pulang sekarang"pangeran Jun menarik tangan putri Lie lembut

"Sebentar lagi suamiku,kita jalan sedikit lagi ya"rayu putri Lie lagi.

Malas berdebat,pangeran Jun memutuskan untuk membawa putri Lie di pundaknya seperti seorang kuli panggul.Sontak saja putri Lie berteriak dan meronta ingin di lepas karna merasa tidak nyaman.

"Hei turunkan aku dasar es kutub"teriak putri Lie

"Turunkan aku,aku bisa jalan sendiri…turunkan…aku bukan karung…dasar es kutub…turunkan aku…aku malu di lihat banyak orang…teriak putri Lie semakin merota

"Diam jika tidak ingin di lihat orang"kata pangeran Jun dingin

"Dasar es kutub"gumam putri Lie yang memilih diam dari pada jadi pusat perhatian.

Panheran Jun yang masih dapat mendengar apa yang di katakan putri Lie tersenyum tipis bahkan sangat tipis hingga orang tidak akan menyadari ia tersenyum jika tidak melihat secara teliti.

Sepanjang perjalanan mereka menuju kerajaan,tidak ada diantara mereka yang membuka suara meski jarak mereka yang sangat dekat bahkan hanya berbatas pakaian yang di kenakan karna pangeran Jun yang mengendalikan kuda dengan posisi seperti memeluk pada putri Lie yang berada di depannya.

Suasana cukup canggung bagi putri Lie karna posisi yang sedang ia alami,belum pernah ada laki-laki yang sedekat ini dengannya bahkan ayah dan kakaknya saja tidak sedekat ini saat bersamanya kemarin tetapi ini sungguh dekat dan baru ia sadari jika sedari pergi posisi ini sudah terjadi.

Wajah pangeran Jun yang sangat dekat dengan wajahnya sungguh tidak baik bagi pergerakan jantungnya yang tiba-tiba berdebar tidak sesuai irama awal yang tenang,kini jantungnya serasa ingin berpindah tempat saja bahkan rasa kesal yang sempat ia rasakan hilang ntah kemana hanya karna posisi wajah mereka yang dekat.

Pangeran Jun yang dapat merasakan bahwa putri Lie sedikit tidak tenang awalnya bingung sebelum akhirnya ia tahu penyebabnya dan justru ingin sekali menggoda permaisurinya ini.Pangeran Jun menempelkan wajahnya pada wajah putri Lie lalu menariknya sedikit dan menghembuskan nepas hangatnya di telinga putri Lie yang menyababkan rona merah muncul di pipinya untung saja wajahnya tertutup jadi ronanya tidak terlihat.

Pangeran Jun merasa sangat senang saat merasa tubuh putri Lie menengang karna ia karna ia jahili dan ia yakin permaisurinya ini pasti merona di kedua pipinya,ah betapa menggemaskannya jika bisa melihat rona di pipinya pikir pangeran Jun sedikit tersenyum.Putri Lie yang sedang melirik sang pangeran jadi tertegun melihat senyuman suaminya yang tidak pernah ia lihat makhluk es ini bisa tersenyum batinnya.

Setibanya di karajaan mereka langsung melesat menuju paviliun yang ternyata sudah berisikan para selir yang langsung berdiri menyambut kedatangan mereka,atau lebih tepatnya kedatangan pangeran pujaan.Putri Lie yang sudah turun dari kuda segera masuk meninggalkan mereka tanpa memperdulikan tatapan sinis para selir padanya.

Terpopuler

Comments

Nurul 12

Nurul 12

males banget sama selirnya pengen buang ke comberan

2024-04-17

1

uni

uni

selirnya bisa di buang ngga 😓

2023-05-20

1

Yoyon Hadinata

Yoyon Hadinata

telp doraemon sj... ada pintu kmn sj..

2022-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!