07

Sedari pagi hari di dalam istana kerajaan sudah ramai dengan segala kesibukan para dayang untuk persiapan malam penyambutan panen yang selalu di adakan sehari sebelum panen.Acara akan di hadiri oleh beberapa kerajaan lain,untuk meramaikan acara di persilahkan pula bagi para gadis-gadis untuk menunjukkan bakatnya tidak terkecuali para selir dan putri bangsawan lainnya.

Sedangkan di paviliun saga pangeran Jun dan putri Lie baru saja selesai makan siang bersama,tidak hanya mereka berdua saja tetapi juga bersama dengan para dayang dan pengawal yang turut bergabung.

Awalnya para pengawal dan pelayan tidak mau ikut karna merasa takut dengan pangeran Jun,juga merasa tidak pantas makan bersama dengan seorang pangeran dan putri tetapi apalah daya putri Lie yang ternyata lebih galak dari pangeran Jun berhasil meyakinkan mereka dan jadilah mereka makan bersama walau sedikit canggung bagi mereka.

Setelah makan putri Lie berencan untuk keluar dari istana karna merasa bosan dan ingin menikmati lingkungan luar seperti saat perjalanan mereka kemarin.Demi menghargai pangeran Jun sebagai suaminya maka putri Lie segera mendekat pada pangeran Jun yang sedang bersantai di gazebo dekat kolam.

Merasa ada yang mendekat pangeran Jun mengalihkan pandangannya pada objek yang mendekat itu sejenak sebelum akhirnya kembali pada kegiatannya lagi.

"Salam suamiku,apa aku mengganggumu!"tanya putri Lie sedikit manis untuk memulai aksinya agar permintaannya terkabul.

Pangeran Jun yang mendengar panggilan manis tersebut spontan berbalik menatap pada putri Lie yang sudah berdiri di balakangnya.Ada apa dengannya apa salah makan pikir pangeran Jun.

"Suamiku ada apa!"suara putri Lie menyadarkan pikiran pangeran Jun dari kebingungannya akan sikaf aneh permaisurinya ini.

"Tidak ada apa-apa,mengapa kamu datang kemari ada sesuatu!"tanya pangeran Jun

"Aku datang mengantarkan teh buatanku,cobalah"putri Lie menuang teh yang sudah tersedia ke dalam gelas dan memberikannya pada pangeran Jun.Meskipun merasa ada yang janggal dengan sikap putri Lie namun pangeran Jun tetap meminum teh yang sudah di tangannya.

"Kamu yakin ini buatanmu?"tanya pangeran Jun penasaran

"Tentu, aku meraciknya sendiri tadi dan langsung membawanya ke sini.Apa tidak enak?"raut kecewa terlihat dari manik mata putri Lie

"Tidak,ini sangat nikmat itu sebabnya aku bertanya karna aku tidak yakin kau mampu meracik teh senikmat ini"kata pangeran Jun dingin,meskipun ia percaya jika itu memang hasil tangan permaisurinya tetapi tetaplah gengsi tingginya menang.

"Dasar es bilang saja kalau suka tidak usah berkilah ini juga masih banyak untukmu semua"putri Lie menuangkan lagi teh kedalam gelas pangeran Jun.

Suasana jadi canggung seketika karna keduanya yang memilih diam setelah perdebatan kecil tadi.Bosan dengan suasana menyebalkan itu juga dukungan keinginannya untuk keluar meyakinkan putri Lie untuk berbicara lebih dulu.

"Suamiku bolehkah aku meminta sesuatu!"putri Lie menatap pangeran Jun penuh harap

"Apa?"tanyanya datar

"Aku ingin jalan-jalan keluar istana seperti kemarin"kata putri Lie

"Kapan kamu keluar kediaman tanpa sepengetahuanku?"suara dingin pangeran Jun sedikit menggoyahkan niat putri Lie tapi ia tetap memaksa kehendaknya.

"Aku tidak pernah keluar dari kediaman"bingungnya

"Lalu kapan yang kau maksud jalan-jalan tadi"pandangan pangeran Jun semakin mengerikan bagi yang melihatnya tapi tidak bagi putri Lie yang tetap tenang

"Saat kita menuju istana aku melihat banyak pemandangan yang belum pernahku lihat dan itu luar biasa jadi aku ingin pergi lagi melihatny,bolehkan"tatapan putri Lie begitu berharap yang justru terlihat imut bagi pangeran Jun.

"Baiklah,segeralah bersiap aku tunggu di depan"ucapan pangeran Jun membingungkan putri Lie dan pangeran Jun menyadarinya.

"Kita akan pergi bersama jika menolak jangan harap dapat keluar dari kamar sekalipun"kata pangeran Jun mutlak tanpa bisa di ubah lagi

"Dasar es akukan ingin sendiri kenapa dia harus ikut sih merusak kesenangan saja"gerutu putri Lie beranjak pergi

"Aku mendengarnya dan sepertinya tidak ada yang boleh keluar"ancam pangeran Jun

"Tidak suamiku aku ingin keluar"regek putri Lie

"Jika ingin keluar bersikap baik dan menurutlah"kata pangeran Jun

"Huh menyebalkan dasar es"putri Lie masuk kedalam dengan perasaan kesal karna hampir keinginannya gagal.

Melihat kepergian putri Lie sontak saja pangeran Jun tertawa tanpa dapat di tahan akibat ulah menggemaskan putri Lie,apalagi saat merengek sungguh lebih mirip seorang bocah dari pada gadis yang sudah menikah.

Tawa pangeran Jun membuat para pengawal dan pelayan yang berada di sekitar gazebo tersebut menjadi tertegun karna selama mereka mengabdi di kerajaan dan ikut dengan pangeran Jun mereka tidak pernah melihat tawa ataupun senyuman sang pangeran,tetapi hari ini mereka dapat melihatnya hanya karna sang pangeran senang setelah berinteraksi dengan putri Lie.

Sadar ia menjadi pusat perhatian,pangeran Jun segera memperbaiki kembali ekspresinya seperti semula yaitu datar dan dingin yang sontak menundukkan pandangan orang di sekelilingnya.Setelah kembali datar pangeran Jun segera berlalu menuju depan paviliun untuk menunggu putri Lie yang ingin jalan-jalan.

Sedangkan di lain tempat putri Lie segera bersiapuntuk keluar,permaisuri Lie memilih menggunakan pakaian yang dapat memudahkannya untuk naik kuda karna ia ingin naik kuda sendiri.

Setelah selesai bersiap putri Lie segera keluar dari paviliun menuju ke tempat yang sudah di janjikan pangeran Ju,setibanya di tempat putri Lie melihat pangeran Jun yang sedang berbicara pada pengawalnya yang ia beri julukan trio macan karna mereka yang selalu bersama mengawal pangeran secara pribadi.

Sadar akan kedatangan putri Lie,pangeran Jun segera mengalihkan pandangannya dan betapa ia sangat terpesona oleh kecantikan permaisurinya meskipun wajahnya tertutup sebagian.

Tidak hanya pangeran saja yang mengagumi pesona putri Lie tetapi ketiga pengawal pangeran juga mengakui pesona yang kuat dari putri Lie memang tidak terbantahkan hanya saja mereka tidak berani angkat bicara atau menunjukkannya karna akan berakibat fatal jika sampai terjadi.

Putri Lie mendekat pada pangeran Jun dengan senyum senangnya di balik penutup dan pangeran Jun tahu akan itu,karna pancaran mata permaisurinya seakan menyampaikan padanya betapa ia sangat bahagia saat ini.

"Ayo kita pergi aku sudah tidak sabar"kata putri Lie semangat

"Naiklah ke tan…

"Aku mau naik kuda titik"ucap putri Lie memotaong kalimat pangeran Jun sembari melipat tangannya di dada

"Kalau begitu naiklah aku tidak akan mengijinkanmu naik kuda sendiri"putri Lie sontak merengut tidak suka

"Tidak"bantahnya

"Ya sudah masuklah ke dalam"ancam pangeran Jun

"Dasar menyebalkan"gerutu putri Lie lalu naik ke atas kuda bersama pangeran Jun seperti saat perjalanan mereka ke istana.

Pangeran Jun merasa sangat senang karna dapat naik kuda bersama dengan putri Lie,dengan dalih ingin mengendalikan kuda pangeran Jun memeluk putri Lie dari belakang dengan nyamannya.Mereka pergi keluar istana hanya dengan membawa trio macan milik pangeran Jun karna putri Lie yang tidak ingin terlalu tampil mencolok di luar.

Terpopuler

Comments

Yoyon Hadinata

Yoyon Hadinata

novel bucin tingkat kerajaan bukan ecek ecek.....

2022-04-24

0

Dianita Indra

Dianita Indra

lanjut

2022-03-27

0

mochi

mochi

trio macan🤣

2022-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!