20

Pangeran Jun mendekat pada putri Lie yang masih menutupi wajahnya dengan kedua tangannya karena wajahnya yang memerah. Pangeran Jun memberi isyarat pada Mei agar diam saat melihat kedatangannya.

"Ya ampun perasaan apa ini kenapa jantungku berdebar, tidak tidak tidak" gumam putri Lie yang dapat di dengar jelas oleh pangeran Jun.

"Apanya yang tidak!" tanya pangeran Jun pura-pura tidak tahu. Putri Lie tersentak kaget mendengar suara yang sangat di kenalnya itu dan wajahnya semakin terasa panas.

"Hei, kenapa wajahmu di tutupi?" kata pangeran Jun menarik lembut tangan putri Lie.

"Kamu sedang apa di sini!" tanya putri Lie gugup dengan menunduk

"Apa aku tidak boleh datang menemuimu?" Tanya pangeran Jun balik

"Boleh" jawab putri Lie.

Pangeran Jun mengangkat wajah putri Lie yang menunduk dan dapat ia lihat bagaimana merahnya wajah istrinya tersebut.

"Apa kamu sakit? mengapa wajahmu memerah Lie'er?" tanya pangeran Jun menyentuh wajah merah putri Lie

"Aku tidak apa-apa, aku ingin masuk dulu" jawab putri Lie semakin gugup dan memeilih pergi dari hadapan pangeran Jun karena terlalu gugup.

Pangeran Jun tersenyum senang melihat kepergian putri Lie yang tergesa-gesa dengan wajah yang merah sangat menggemaskan batin pangeran Jun kemudian kembali ke paviliunnya.

Tiba di paviliun pangeran Jun sudah di sambut dengan ke hadiran ketiga pengawalnya yang sudah menunggu kedatangannya. Mereka segera menuju ke ruang baca untuk melakukan pembahasan mereka.

"Bagaimana hasil pencarian kalian?" tanya pangeran Jun to the point

"Maaf yang mulia kami tidak mendapatkan informasi apapun mengenai orang-orang itu bahkan menurut para pengawal bayangan yang kami sebar untuk mencari identitas mereka mengatakan bahwa tidak satupun daerah di kerajaan yang terdapat nama-nama mereka berdasarkan data dari pejabat daerah" jelas Jie

"Benar yang mulia bahkan di daerah yang terpencil sekalipun tidak terdapat data mereka" sambung Tei.

"Mungkinkah mereka bukan berasal dari istana kita yang mulia?" tanya Jei

"Aku tidak tahu, sudahlah sekarang yang terpenting kita harus menjaga permaisuri dan Tei kau ikut Jei untuk menjaga permaisuri dengan baik karena aku memiliki pirasat buruk" kata pangeran Jun mengagetkan ketiganya

"Maksud yang mulia bagaimana?" tanya Jie

"Aku tidak dapat memastikannya dengan jelas yang pasti sesuatu akan terjadi" lanjut pangeran Jun

"Apa akan ada perang atau pemberontakan yang mulia?" tanya Tei.

"Semuanya belum jelas, kita hanya harus waspada dengan segala kemungkinan yang akan terjadi kedepannya" ucap pangeran Jun yang terdapat kecemasan di setiap ucapannya. Entah mengapa ia seakan merasa jika akan ada yang memisahkan dia dengan putri Lie, apalagi sejak semua orang tahu akan kecantikan permaisurinya yang memang luar biasa.

Sementara itu di suatu tempat yang jauh, tepatnya di kerajaan Hun. Rajanya bernama Gei Lu Hun ia merupakan raja yang terkenal akan sikapnya yang suka menikah dan kesombongan serta keangkuhan yang tidak terkedalikan.

Sejak kembali dari kerajaan Xiao pada acara penyambutan panen waktu lalu, ia tidak dapat mengalihkan pekirannya dari putri Lie. Kecantikan dan keanggunannya sangat memikatnya untuk memiliki.

Raja Hun merupakan seorang pemuja kecantikan hingga ia memiliki selir yang tidak terhitung jumlahnya karena ia yang selalu membawa gadis-gadis cantik yang ia temui di tanpa pandang bulu. Baik yang masih sendiri ataupun yang sudah punya suami ia tidak perduli yang terpenting keinginannya tercapai.

Kerajaannya tidak memiliki seorang ratu yang seharusnya sudah ada sejak lama namun bagi belum ada satupun dari selir-selirnya yang cocok untuk di jadikan ratu. Ketika ua melihat putri Lie yang sangat cantik dan mempesona, seketika saja ia berniat untuk memilikinya.

"Hormat hamba yang mulia" kata seorang pengawalnya

"Pergilah ke kerajaan Xiao dan cari tahu siapa gadis yang selalu bersama pangeran Jun, aku ingin kabar secepatnya" ucap raja Hun mengerikan

"Baik yang mulia hamba akan secepatnya pergi" jawab pengawal tersebut

"Jangan sampai ada yang menyadari hal ini kau mengerti" kata raja Hun lagi

"Mengerti yang mulia, hamba mohon pamit" pengawal itupun pergi untuk melaksanakan tugas dari sang raja.

Raja Hun terus saja memikirkan putri Lie tanpa henti bahkan ketika ia bersama dengan selir-selirnyapun bayangan putri Lie yang sedang menari dan tersenyum selalu ia ingat dengan baik.

"Kau sangat luar biasa cantik bahkan seorang dewipun tidak bisa menandingimu" gumam raja Hun tersenyum menyeramkan.

"Lapor yang mulia, para selir sudah berkumpul di tempat pesta dan sedang menunggu ke hadiran anda yang mulia" kata seorang pengawal

"Baiklah ayo" Raja Hun beranjak dari singgasananya dan menuju tempat yang selalu ia gunakan untuk bersenang-senang bersama para selirnya.

Raja Hun masuk ke dalam sebuah ruangan yang sudah di isi dengan para selirnya dan juga para pemain musik yang akan mengiringi acara mereka. Raja Hun memandangi para selirnya dengan seksama satu persatu namun tidak ada yang dapat menandingi kecantikan gadis yang selalu ia bayangkan itu.

Setelah raja Hun duduk maka acara merekapun di mulai dengan sangat meriah dan mewah, hanya raja Hun laki-laki yang ada dalam ruangan tersebut karena ia tidak mengijinkan siapapun memasuki ruangan itu selain ia dan para selirnya.

Sedangkan di kediaman pangeran Jun, putri Lie sedang berkeliling kediaman dengan di temani oleh Mei dan dua pengawal pangeran Jun yang sudah mulai bertugas. Awalnya putri Lie menolak di beri tambahan pengawal namun karena pangeran Jun yang tetap memaksa dengan ancaman ia akan membawa putri Lie selalu di sampingnya membuat putri Lie setuju karena ia akan merasa bosan jika harus selalu mengikuti pangeran yang punya banyak tugas kenegaraan.

"Permaisuri apa anda tahu jika bulan purnama itu akan lebih indah jika kita melihatnya dari taman bunga" kata Tei

"Benar permaisuri dari sana kita dapat menikmati langsung indahnya bulan purnama ini" sambung Jei.

"Benarkah, kalau begitu ayo kita pergi kesana" sahut putri Lie senang dan merekapun pergi bersama menuju taman. Setibanya di taman yang berada tidak jauh dari paviliun pangeran Jun, putri Lie sudah si suguhkan pemandangan yang sangat indah dan menakjubkan hingga ia berlari untuk lebih memasuki taman tersebut.

Pangeran Jun yang kebetulan melewati taman itu saat ingin kembali ke kamarnya memilih berhenti ketika melihat kedua pengawalnya dan juga Mei yang sedang berjalan memasuki taman tanpa melihat permaisurinya. Pangeran Jun akhirnya memutuskan untuk menghampiri mereka dan ikut bergabung karena pekerjaannya sudah selesai.

Putri Lie menghentikan langkahnya ketika sudah berada di tengah taman dan ia duduk di salah satu kursi yang tersedia. Sembari melihat keindahan bulan purnama yang bersinar terang, putri Lie sedikit bersenandung kecil agar tidak ada yang mendengarnya. Putri Lie ingin mengungkapkan suasana hatinya yang sedang baik tanpa memperdulikan ketiga orang di belakangnya dan juga dua orang lain yang baru saja tiba tanpa ia ketahui.

Terpopuler

Comments

Abdul Fatah

Abdul Fatah

dikira lu doang yang cowok sehingga lu bisa memiliki selir sebanyak itu jangan serakah woy jadi orang (raja hun)

2022-05-01

1

Itha D'angell

Itha D'angell

ini kalau dijaman Skrng Pembinorrr namanyaaaa....

2022-04-27

0

Dianita Indra

Dianita Indra

lanjut thor

2022-03-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!