BAD#2

Pagi harinya, Ravael dkk berangkat kesekolah, namun sekolah mereka bukanlah sekolah milik keluarga, mereka sengaja bersekolah ditempat lain, karna agar tidak diperlakukan spesial oleh para guru, jika para guru tahu bahwa mereka semua adalah keluarga pemilik sekolah.

"Gimana siap nggak nih?" tanya Ravael pada para sepupunya.

"Siap ngapain nih? jangan ngada ngada lagi mau ngerjain guru lu, ntar dikeluarin kita." Ucap Arra.

"Lah lu kaya kaga tahu si Rava aja lu, tiap hari kitakan ya kerjain guru." Ucap Dion membenarkan.

"Satu hari tanpa membuat ulah, hidup ini terasa hampa." Ucap Arka mendramatisir.

"Budu amat alah, gw kaga ikut ikutan." Ucap Arra.

"Yok Drey, lu bareng gw." Ucap Arra pada Audrey sang adik sepupu.

"Gw?" Jawab Audrey menunjuk dirinya sendiri.

"Ya iyalah, siapa lagi?"

"Ogah, sono lu." Ucap Audrey datar langsung masuk kedalam mobil hitam pekat miliknya hasil ia balapan.

"Makan tuh." Ejek Dion.

"Kesel gw, punya sodara sepupu kaga ada yang bener, yang atu kek kutub, yang lain kek dakjal, ni lagi nih kakaknya Audrey kaga ada otaknya, tiap hari bikin masalah." Kesal Arra meracau.

"Wah keknya bentar lagi kawanan burung beo pada kesini nih." Ucap Arka sengaja melihat kearah langit.

Tiiiiit...tiiiit...

Audrey mengklakson mobilnya dengan keras, bermaksud menyuruh para kakak kakaknya menyingkir dari jalannya.

"Buset untung jantung gw kuat kuat aja." Ucap Dion memegang dadanya karna kaget.

Rava langsung masuk kedalam mobilnya mengikuti laju mobil Audrey sang adik.

"Udah woy masuk berangkat." Ajak Arra langsung masuk kedalam mobil.

Sampai disekolah Rava dkk sudah terlambat, namun Rava bersi keras untuk tetap masuk kedalam sekolah.

"Pak, buka." Suruhnya Rava pada Satpam yang menjaga.

"Kalian sudah terlambat, jadi Bapak nggak akan bukain gerbangnya." Ucap Satpam.

"Walah Pak, Pak, bukain aja, ntar kalo King kita ngambek kaga aturan loh." Ucap Arka memunculkan kepalanya dari jendela mobil.

"Nggak, Bapak nggak mau buka." Tolak Satpam.

Brum Brum, Brak!

Rava melajukan mobilnya menabrak gerbang sekolah, hingga gerbang rubuh dengan kerasnya.

Satpam yang menjaga langsung membulatkan matanya lebar lebar, melihat gerbang yang mulanya berdiri kokoh, sekarang rubuh dengan mudahnya.

"Tuhkan Pak, tadi saya bilang apa? Bapak sih nggak mau dengerin saya." Ucap Arka langsung masuk menyusul yang lain.

"Hebat lu Rav, bentar lagi kita semua kena guru." Ucap Arra.

"Suruh siapa, buka ya buka." Balas Rava langsung merangkul Audrey.

"Ayo adikku sayang, Abang anter kekelas." Ucap Rava pada Audrey.

"Najis." Balas Audrey menyingkirkan tangan Rava dipundaknya dan langsung berjalan menjauh.

"Hahah enak, kan?" Ejek Dion. "Punya ade kek kutub." Lanjutnya masih mengejek.

"Emang ya, kalo kutub utara mah susah cairnya." Ucap Rava lalu mengekori Audrey.

Sampai didepan kelas Audery. Audrey yang akan masuk langsung dicegah oleh guru yang mengajar.

"Kamu mau ngapain?" tanya Guru.

"Masuk." Jawab Audrey singkat padat dan jelas.

"Nggak, kamu sudah saya alfa, sekarang kamu keluar." Usirnya.

"MAKASIH." Kompak Rava dkk langsung pergi.

"Kekantin aja lah." Ucap Arka.

"Kuy." Spontan Arra.

Sampai dikantin Rava dkk langsung memesan makanan dan minuman. Namun saat mereka sedang asik asiknya makan, tiba tiba datang guru yang sedang piket.

"Oooo enak ya udah telat sekarang makan dikantin." Ucap guru piket dari arah belakang Rava, Arka dan Dion. Sedangkan Arra dan Audrey yang melihat hanya menatap datar sang guru lalu melanjutkan makannya.

"Ehehhe, ada Ibu, sini Buk gabung, ntar yang bayarin Rava." Ucap Arka.

"Oh boleh, nanti Ibu juga bungkus deh." Ucap Guru.

"Iya Bu, nggak papa, sekalian ntar satu komplek dibungkusin." Ucap Dion menimpali.

"Selamat bangkrut Abangku." Ucap Audery sengaja membatin.

"Gw bangkrut lu juga harus ikut dong, lu kan Adek gw." Balas Rava membatin.

"Bagus ya kalian, udah telat makan dikantin sekarang mau nyogok Ibu!" Marah sang Guru menjewer telinga Dion dan Arka.

"Makan tuh." Ejek Arra.

"Kamu juga Arra!" Kesal guru langsung bergantian menjewer telinga Arra.

"Aws, aws, Bu sakit, lepas Bu, sakit." Ucap Arra memegangi telinganya yang dijewer.

"Kamu juga Audrey, kamu ini masih kelas 11, ngapain ikut ikutan kelas 12, seharusnya kamu dikelas belajar, kalian yang kelas 12 juga ngapain ngajak ngajakin adik kelas kalian berbuat jelek." Ceramah Guru.

"Adoh Ibu, Ibu ini udah kayak mamah dedeh." Ucap Rava meneguk es teh nya.

"Kamu ya Rava! sekarang kalian berlima ikut Ibu keruang kepala sekolah, SEKARANG!" Ucap Guru langsung menyeret Rava diikuti yang lain.

"Lu sih, Bang, kalo gila jangan ajak ajak gw." Batin Audery menggerutu kesal.

"Ya maap dong ye, lu nya juga mau mau aja." Balas Rava.

Sampai diruang kepala sekolah, ternyata sudah ada Satpam yang bertuga menjaga gerbang tadi pagi.

"Ada apa, Ibu?" Tanya Kepala sekolah.

"Ini Pak, anak anak ini, membolos dikantin saat pelajaran." Jawab Guru.

"Pak, mereka juga yang sudah merubuhkan gerbang tadi pagi." Adu Satpam menunjuk Rava dkk.

"Beraninya ngadu." Ucap Rava melipat tangannya didada.

"Kalian berlima duduk." Suruh Kepala sekolah.

Rava dkk langsung duduk dikursi ruang kepala sekolah dengan santainya, seakan tidak akan terjadi apa apa.

"Kalian berlima mau Bapak apakan?" tanya Kepala Sekolah.

"Loh kok tanya kita, ya terserah Bapak dong, orang yang mau ngasih hukuman Bapak, ngapain nanay kita, kalo kita ya makan aja dikantin, kasihan tadi bakso saya masih satu biji dimangkok." Ucap Rava mengingat baksonya yang belum habis.

"Bang, lu gila ya?" Tanya Audrey.

"Oh tidak Adikku sayang, Abangmu ini tidak gila, tapi sayang baksonya." Balas Rava.

Sedangkan Arka, Dion dan Arra hanya bisa menahan tawanya.

"Kamu ini, Bapak sudah bosan mendengar aduan tentang kalian, setiap hari selalu saja membuat masalah, kalau bukan karena kalian pintar, Bapak akan mengekuarkan kalian." Ucap Kepala sekolah yang sudah dibuat geram.

"Loh Bapak aja ngakuin kalau kita pintar, orang pintar juga butuh mikir, kalo mikir kita laper, kalo laper ya kita makan." Ucap Arra.

"Sudah lah, Bapak sudah memutuskan, kalian berempat Bapak keluarkan, dan untuk Audrey kamu tidak akan Bapak keluarkan, karna kamu siswi tercerdas dikelas 11." Ucap kepala sekolah memutuskan.

"Eits, tidak semudah itu Bapak, kita keluar Audrey juga keluar." Ucap Rava menolak.

"Audrey, kamu bagaimana?" tanya Kepala sekolah.

"Kalau saya ya tentu pilih..." Ucap Audery sengaja digantung.

"Sudah jelas Audrey memutuskan untuk tinggal, jadi kalian berempat silahkan meninggalkan sekolah, dan ini surat pengeluaran kalian." Ucap Kepala sekolah mengekuarkan 4 amplop.

"Saya pilih keluar." Ucap Audery meneruskan ucapannya.

"Dengerkan Pak, Adik saya Audrey ya jelas pilih sama kakak kakaknya lah." Ucap Arra.

"Permisi." Pamit semuanya langsung meninggalkan ruang kepala sekolah, namun sebelum itu, Rava berbalik.

"Biaya gerbang sekolah saya yang ganti." Ucap Rava langsung melanjutkan langkahnya.

***************************************

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕

Terpopuler

Comments

Surabaya Honda

Surabaya Honda

Good job

2023-11-11

0

Lilis Fatimatuzzahro

Lilis Fatimatuzzahro

wkwk satu turuna. somplak semua

2021-07-15

0

Cinta

Cinta

ktrunan,dri kakek dan nenek nya sih

2021-01-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!