Dua hari setelahnya.
Kini dimansion Gabriel dan Raiden.
Raiden mendapatkan kabar bahwa perusahaan Geovani dinegara M mengalami kendala yang harus ditangani oleh Raiden sendiri.
Namun, masalah yang dihadapi cukup rumit dan sulit, Ia, Gabriel dan Arra harus pindah kenegara M untuk sementara waktu.
"Bagaimana? apa kalian setuju?" tanya Raiden pada Gabriel dan Arra.
"Kalau aku sih setuju setuju aja, tapi Arra?" Jawab Gabriel langsung bertanya pada Arra.
"Emang nggak ada cara lain Pa, biar kita tetep disini?" tanya Arra terlihat berat harus menunggalkan kota kelahiran juga sepupu dan keluarga yang lain.
"Kalau ada mungkin Papa sudah selesaikan sendiri, Sayang." Jawab Raiden.
"Yaudah iya, tapi berapa lama?" tanya Arra.
"Entahlah mungkin 5 sampai 6 bulan." Ucap Raiden.
"Lama amat, Pa?"
"Iya Sayang, itu prediksi Papa, kemungkinan juga akan mundur lagi, soalnya ini masalah rumit sekali, Papa juga buruh bantuan Mama." Ucap Raiden menjawab, ia tahu bahwa putrinya sangat berat meninggalkan sepupu yang menurutnya sangat gesrek namun menyenangkan.
"Yaudah deh iya, tapi janji balik lagi kesini ya." Ucap Arra.
"Iya Sayang, kita pasti akan kembali lagi kesini." Ucap Gabreil.
"Berangkatnya kapan?" tanya Arra lagi.
"Pagi ini juga." Jawab Raiden.
"What!? apa nggak salah?" Kaget Arra. "Secepat itu, Arra saja belum pamitan dengan yang lain." Lanjutnya.
"Malam ini kamu bisa berpamitan, Sayang, lagian Papa dan Mama sudah menghubungi Grandma dan Grandpa." Ucap Raiden.
"Yaudah deh, Arra bilang sama mereka lewat grup chat aja, besok pagi mereka juga pasti bakal anterin Arra kebandara." Ucapnya yakin.
"Ya, terseerah kamu saja." Ucap Gabriel.
"Arra perlu ngemasin barang apa aja?" tanya Arra pada Gabriel.
"Terserah kamu saja, yang kamu butuhkan saja, nanti yang lain kita bisa beli disana." Jawab Gabriel.
"Yaudah Arra kemasin barang Arra dulu." Pamit Arra langsung pergi kekamarnya.
Dikamar Arra.
Ia langsung merebahkan tubuhnya dengan kasar dikasur empuknya, ia langsung menatap langit langit kamarnya sambil bergumam.
"Harus pindah, 6 bulan, bukan waktu yang singkat, 6 bulan apa jadinya gw sendiri disana, apa jadinya gw nggak bareng sepupu gesrek gw, bakal kangen nih." Gumamnya membayangkan.
"Yaudah deh gw kemasin dulu barang gw, habis itu baru bilang kemereka." Gumamnya lagi langsung berdiri mengambil koper, mulai mengemasi barang yang akan ia bawa.
Setelah beberapa saat Arra mengemasi barangnya, ia langsung meraih HP nya, membuka grup chatting yang beranggotakan para seepupunya.
"Oi, human!" Ketik Arra digrup.
"Oi, apa?" Balas Dino.
"Apeni Mak lampir malem malem chat." Balas Arka.
"Mak lampir palak mu!" Balas Arra kesal.
"Apaan buruan, gw mau tidur." Balas Rava.
"Bentar masih ada satu nih yang belum nongol." Balas Arra.
"." Balas Audrey.
"Buset titik doang, gw mau bilang, kalo besok gw harus pindah kenegara M."
"Berapa lama?" Balas Arka bertanya.
"6 bulanan." Balas Arra.
"Yaudah pindah aja." Balas Rava.
"Sepupu dakjal, kaga ada sedih sedihnya lu, gw aja berat, lu kok malah gitu sih."
"Ya gimana ya, masa iya gw harus gondelin lu sambil nangis gulung gulung." Balas Rava.
"Ya nggak juga sih, setidaknya kasih semangat atau apa kek gitu."
"Y, SEMANGAT!" Balas Rava.
"Gw mau tidur, by." Lanjutnya mengetik.
"Yaudah, makasih." Balas Arra.
"Ok." Balas Audrey singkat.
Obrolan pun berakhir.
"Punya sepupu kaga ada otaknya semua, gw mau pergi nggak ada yang sedih." Gumam Arra.
"Udah ah budu, biarin aja, ntar juga pada kangen sama gw, mending gw tidur." Imbuhnya kembali merebahkan tubuhnya menuju alam mimpi.
......................
Pagi harinya Arra, Gabriel dan Raiden sudah berada diluar bandara. Mereka akan segera berangkat kenegara M.
"Beneran mereka nggak datang." Batin Arra yang belum melihat para sepupunya. Ia melihat kearah luar bandara berkali kali, namun tetap saja sama, tidak muncul batang hidung Rava dkk.
"Kamu lihat apa Sayang? dari tadi Mama perhatikan kamu terus melihat kearah luar." Ucap Gabriel melihat putrinya terus memandang arah luar.
"Nggak kok Ma, Arra nggak lihat apa apa." Jawab Arra.
"Ma, kenapa kita nggak pakai jet pribadi aja sih?" Tanya Arra.
"Terlalu mencolok Sayang, Mama dan Papa tidak mau ada yang tahu kalau kita keluarga no.1." Jawab Gariel.
"Yaudah ayo masuk, sebentar lagi kita masuk pesawat." Ucap Raiden.
"Iya, Pa." Jawab Arra langsung menyeret kopernya.
Namun saat Arra ingin masuk kedalam, terdengar teriakan yang memanggil namanya dengan kencang.
"ARRRRAAAAAA." Teriak Dion dan Arka. Sontak Arra yang mendengar langsung membalikkan badan melihat siapa yang memanggilnya sekencang itu.
Arra yang sudah melihat langsung tersenyum bahagia, karna yang ia harapkan kedatangannya dari tadi sudah ada didepan mata.
"Kalian datang." Ucap Arra tak menyangka.
"Yaiyalah ogeb, mana mungkin kita nggak dateng buat anter elu, kita kan sepupu yang budiman." Ucap Dion.
"Nih buat lu." Ucap Arka memberikan sebuah bingkisan untuk Arra.
"Apa ni?" Tanya Arra menerima bingkisan tersebut.
"Adalah, ntar lu buka aja kalo udah nyampe." Ucap Arka.
"Makasih."
"Lu berdua nggak mau ucapin apa gitu?" Tanya Arra pada Audrey dan Rava yang sedari tadi diam dibelakang.
"Mama Gabriel, Papa Raiden hati hati ya, nanti kalau udah sampe kabarin kita." Ucap Audrey pada Gabriel dan Raiden.
"Iya, pasti nanti Mama kabarin." Jawab Gabriel.
"Perasaan tadi gw dah yang bilang nggak ada pesen gitu buat gw." Ucap Arra dalam hati yang dapat didengar oleh Rava dan Audrey.
Rava dan Audrey hanya tersedia kecil mendengar Arra yang berharap padanya.
"Tadi mama sama papa nitip pesen, maaf nggak bisa anter, gitu katanya." Ucap Rava.
"Iya, Papa tahu, pasti mama dan papamu sibuk ngurus kenakalan kamu." Ucap Raiden bercanda.
"Papa tau aja." Ucap Rava menyengir kuda.
"Yaudah ayok masuk, Sayang." Ajak Gabriel pada Arra.
"Iya, Ma." Ucap Arra langsung berbalik dan masuk kedalam bandara, berjalan menjauh dari Rava dkk.
"ARRA SAYANG SEMOGA BETAH DISANA." Teriak Rava dan Audrey bersamaan membuat Arra tersenyum senang juga malu karena dilihat oleh banyak orang.
"SEKALIAN JANGAN BALIK." Lanjut Rava dan Audrey lalu tertawa bersama. Arra yang mendengar langsung mengumpat dalam hati.
"Gw balik kalian gw cincang." Balas Arra membalikkan kepalanya menghadap Rava dkk yang masih ngakak.
"Bay." Rava dkk langsung melambaikan tangannya pada Arra, yang langsung dibalas oleh Arra dengan senyuman manisnya.
"Udah kita langsung balik aja." Ajak Dion.
"Balik?" Tanya Rava.
"Iya balik, mau kemana lagi ogeb." Jawab Dion.
"Markas lah, latihan." Ucap Rava.
"Males gw, ntar ujung ujungnya gw yang jadi kelinci percobaan lu." Ucap Arka.
"Kali ini nggak deh." Ucap Rava.
"Janji, awas lu ingkar." Ucap Arka menatap tajam Rava.
"Iyeh."
"Yok." Ajak Rava langsung merangkul Audrey berjalan menuju mobil mereka masing masing.
Mereka semua langsung menuju markas BDG, untuk melatih keahlian mereka.
***************************************
~BERSAMBUNG~
LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5
JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE
JANGAN LUPA👆
SEE YOU NEXT EPISODE 😉
BYE~
AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Listin bll
suka sekali aku ceritanya Thor...
Thor its the bets
2020-12-10
2
Anastasya Jpt
lanjutt thorrr
2020-12-09
0
Anastasya Jpt
lanjutt thorrr
2020-12-09
1