"halo sayang gimana kabar kalian?"sapa suara di sebrang sana.
"aku sama Albi kabar baik ma,mama masih lama ya di sana?"tanya Arumi.
"iya sayang papa sama Mama masih lama disini,kamu....mau di bawain oleh-oleh apa?bentar lagi kamu ulang tahun kan?kamu mau apa, biar papa cari…tapi ya itu...papa sama Mama bakal telat kasih kado nya" kali ini papa Arumi lah yang bicara pajang lebar.
Seminggu lagi adalah ulang tahun Arumi yang ke 18 tahun. Arumi hanya berdua saja dengan Albi di rumah, sementara itu kedua orang tua Arumi berada di New York city mengurus masalah,ya ada masalahnya yang lumayan besar yang terjadi di perusahaan papa nya.
Sementara itu Arumi dan Albi berada di kota Bath London, Inggris.
Ada sedikit rasa kecewa yang Arumi rasa kan, karena bertepatan di umur nya yang akan menginjak usia 18 tahun orang yang di cintai nya tidak ada bersamanya.
Seminggu kemudian…
Suasana pesta yang seharusnya diisi dengan tawa bahagia tidak dapat Arumi rasakan. Walaupun masih ada keluarga nya yang lain, yang bersuka cita di hari bahagia Arumi,tetap saja rasa itu tidak dirasakan oleh nya.
Disaat pesta telah usai,Arumi memilih untuk tidur bersama dengan adik nya,karena sejak sebelum pesta di mulai, Arumi merasakan gelisah,panik,dan khawatir yang bercampur menjadi satu,ia memilih untuk tidur dengan adik nya agar rasa itu yang bercampur aduk itu segera hilang.
Tapi nyata nya tidak, Arumi bahkan tidak bisa tidur, dan untuk menutup mata pun ia tidak bisa.
Pagi ini suasana hati Arumi semakin memburuk,di tambah dengan cuaca yang tidak mendukung, cuaca mendung,awan hitam menggelap,disertai dengan gerimis yang mengucur bumi. Itu makin membuat suasana semakin suram.
Ini adalah hari libur, dikarenakan cuaca yang sangat mendukung untuk tetap berada di kasur,Arumi dan Albi memilih untuk menonton serial kesukaan Albi.
Disaat mereka tenggelam dalam asik nya acara yang di tayangkan tv, pengurus rumah Arumi mengetuk pintu disertai dengan teriakan dari luar yang memanggil nama Arumi dan Albi.
Arumi membuka pintu kamar,ia melihat bibi pengurus rumah terlihat panik disertai dengan air matanya yang mengalir.
"ada apa bi? kenapa bibi menangis?" Tanya Arumi yang sudah merasakan kekhawatiran bibi nya.
"non di...di..bawah a...ada polisi"jawabannya dengan terbata-bata.
Arumi langsung turun ke lantai bawah,tapi di cegah oleh Albi yang menahan Arumi,dengan menarik pinggir baju bawah Arumi.
Albi juga merasa kan apa yang di rasa oleh Arumi. Ia meminta Arumi agar menggendong nya. Arumi menuruni tangga menuju lantai satu dengan membawa Albi di dalam gendongan nya.
Terlihat ada banyak sekali polisi dan ada tim medis yang terlihat sibuk turun dari ambulans.
Pikiran Arumi sudah menerka yang tidak-tidak. Ia menghela nafas nya panjang,detak jantung nya sudah berdetak tidak karuan.
Para polisi dan tim medis berhenti dari kesibukan mereka saat melihat Arumi dan Albi berjalan menuju mereka.
"hmm...ada apa ya pak polisi?" Tanya Arumi gugup.
"Silahkan ikuti saya nona!"perintah pak polisi tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkannya oleh Arumi.
"Apakah Anda mengenal wajah mereka?" Tanya pak polisi membuka kain putih yang menutupi wajah seseorang.
Arumi memeluk erat Albi ketika melihat tubuh kaku pucat yang di penuhi banyak luka di sekujur tubuhnya. Dua orang dewasa yang terbaring di sana, dan tidak akan pernah terbangun lagi dari baring nya yang nyenyak.
Rasa sesak yang memenuhi dadanya membuat sekujur tubuh Arumi bergetar hebat,kaki nya lemas tidak kuat menopang berat tubuh nya dan Albi.
tanpa dikomando lagi air mata Arumi jelas keluar mengalir membasahi pipinya.
"Dimana anak ku? yang kalian bawa pasti bukan anak ku!" Teriak seorang wanita tua histeris dan sama seperti Arumi,air mata yang mengalir di pipinya.
"Tidak!ini tidak mungkin!" Teriak nya tidak terima. Ya wanita tua itu adalah nenek Arumi dari ayah nya.
"Anak ku masih dalam perjalanan pulang!dia akan memberikan kejutan untuk ulang tahun anak nya, tidak....ini tidak mungkin..!"nenek Arumi melihat kearah Arumi dan Albi.
dia memegang pundak Arumi kuat.
"Ya ini pasti karena mu! karena ulang tahun mu! anak ku mengalami kecelakaan mobil menuju ulang tahun sialan mu itu!"teriak nya lalu mendorong Arumi dan Albi terjatuh.
"ntyonya tenangkan diri anda! ini bukan salah nona Arumi!" Teriak sekretaris ayah Arumi menenangkan nenek.
"Dasar anak pembawa si*l,lihat anak ku pergi, meninggalkan ku!" teriak nya lagi berderai air mata.
Arumi melihat ke arah orang tua nya, yang sudah terbaring kaku,pucat sudah tidak ada lagi darah yang mengisi kehidupan.
"Seharusnya kau tidak lahir di dunia ini. Karena kau Anak ku mati" Sambung nenek Arumi lagi.
"karena ingin bertemu dengan mu anak ku mati!"
"anak ku mati karena mu,seharusnya aku tidak memberikan restu pada anak ku menikah dengan ibu mu itu,kalian sama-sama pembawa si*l" maki nya.
Nenek Arumi pingsan dikarenakan shock berat yang dialami nya.
Arumi masih terdiam di tempatnya bersimpuh menggendong adik nya yang sama-sama menangis bersama Arumi.
Tiba-tiba pandangan Arumi menggelap dan Arumi terjatuh pingsan dengan Albi yang masih di dalam pelukan nya.
Langit-langit kamar yang familiar cat yang berwarna abu-abu menyambut Arumi yang terbangun dari pingsan nya. Arumi merasakan ada seseorang yang menggenggam tangan nya, perlahan tapi pasti Arumi membuka kedua matanya. Dia melihat Albi yang terus saja menatap Arumi tanpa berkedip.
Saat Albi melihat bahwa kakaknya sudah siuman dari pingsannya pun memeluk erat tubuh Arumi. Albi tidak mengerti kenapa kakak nya ini bisa menangis bahkan sampai pingsan seperti itu.
Albi memang tidak terlalu dekat dengan kedua orang tua nya. Karena orang tuanya selalu sibuk mengurusi pekerjaan mereka,dan jadilah ia selalu bersama dengan Arumi.Ya Albi memang lebih dekat dengan kakak nya.
Albi berharap dengan memberikan kakaknya pelukan itu, akan membuat air mata kakak nya berhenti mengalir.
Arumi membalas pelukan erat dari adik tampan nya itu. Setelah mereka merasa puas dengan kehangatan pelukan yang dirasakan, mereka melepaskan pelukan.
Arumi masih berharap ini hanya sebuah bunga tidur. Arumi sangat berharap bahwa ini hanya mimpi buruk semata.
Tidak hanya Arumi dan Albi yang berada di kamar itu,ada sepasang kekasih yang melihat sendu kearah Arumi. Mereka juga merasakan sakit nya kehilangan orang yang di cintai Arumi. Sepasang kekasih itu adalah Aslan dan Rayya,Aslan adalah anak dari pak Adzril, beliau adalah sekretaris pribadi ayah Arumi sekaligus sahabat ayah nya.
Sementara itu Rayya adalah istri dari Aslan,Rayya adalah seorang dokter kandungan. Mereka berdua sudah Arumi anggap sebagai kakak kandung nya sendiri dikarenakan mereka bertiga sangatlah dekat.
"kak Ay...mana nenek?" tanya Arumi setelah bisa mengendalikan emosi nya. walaupun sedikit.
"Arumi kamu yang kuat ya!" Rayya memeluk Arumi untuk memberikan kekuatan.
Arumi merasa ada yang salah dengan ekspresi kedua kakak nya ini. Dia melepaskan pelukannya lalu bertanya sekali lagi.
"mana nenek?"
Rayya melepaskan pelukannya, melihat Arumi dengan pandangan tak terbaca.
Rayya menghela nafas panjang sebelum mengucapkan sesuatu yang harus di ucapkan.
"nenek di rumah sakit,nenek koma di karenakan shock yang teramat berat,dan...nenek juga mengalami...stroke,ada kemungkinan besar beliau akan mengalami kelumpuhan" Ucap Rayya menatap mata Arumi dalam, sebenarnya dia tidak berani menatap mata Arumi. Tapi hal harus tetap di katakan. Rayya memilih untuk langsung mengatakan intinya karena dia sangat tahu bahwa Arumi sangat tidak suka basa-basi.
bersambung
jangan lupa tinggalkan jejak di kolom komentar like and vote oke dan terimakasih atas dukungan dari kalian semua 🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Flowers Anggel
jahat semua
2020-04-11
0
lala
masa nenek nya nyemplungin cucu sendiri ke danau sih,,,nenek macam apa itu...😤😤
2020-01-29
2
Fera 123
terimakasih untuk author nya😊😊😊 karena sdh mau up novel nya😘😘 semangat ya😊😘
selalu di tunggu up nya 😊😊😍😘
2020-01-26
3