"Aku akan menyelamatkan kalian semua asalkan kalian mematuhi perintahku," kali Zhang Xiuhan berkata lirih saja dan semua orang kompak mengangguk tanpa mengeluarkan satu kata pun.
Zhang Xiuhan kembali merenggangkan jeruji besi. Lalu menerobos masuk ke dalam penjara. Ia meminta para tahanan dalam satu sel untuk saling berpegangan.
Tapi ketika ia baru saja hendak berteleportasi ke kediaman Kang Jian di desa Nanjing, suara para peneliti sudah terdengar sebab mereka telah mulai masuk ke dalam bawah tanah.
Zhang Xiuhan mendengar suara gelak tawa mereka yang mengira dua penjaga yang mereka lewati dengan mudah tengah tertidur. Mereka tidak tahu jika dua penjaga itu telah menjadi mayat.
Zhang Xiuhan pun mengubah rencana. Ia akan bersembunyi di antara para tahanan dan membiarkan tiga peneliti masuk ke dalam ruang tahanan, sebab jika ia melanjutkan misinya sekarang juga, Zhang Xiuhan yakin para peneliti itu akan sampai di sel tahanan sebelum proses pemindahan para tahanan selesai.
Maka, kini semua tahanan berlagak seolah sedang tertidur nyenyak. Dan sangat mudah bagi Zhang Xiuhan untuk tidak kentara dengan baju serba hitamnya di dalam ruang bawah tanah yang gelap.
Para peneliti pun melalui mereka masih dengan mengendap-endap. Walau bagaimanapun mereka tidak ingin jika aksi mereka diketahui oleh siapapun, karena seandainya Patriark Bao Li tahu kalau mereka sedang memegang kunci cadangan ruang tahanan Zhillin yang hanya dipegang oleh kepala penjaga, pasti hidup mereka akan langsung tamat.
Kunci cadangan itu bisa mereka dapatkan setelah membuat kepala penjaga tertidur pulas usai meminun ramuan yang mereka berikan. Para peneliti itu mengelabui kepala penjaga dengan mengatakan bahwa ramuan yang mereka berikan berkhasiat untuk meningkatkan kekuatan fisik, daya tahan tubuh, dan penghilang rasa kantuk.
Kepala penjaga yang mendapatkan ramuan berkhasiat dengan percuma itupun kemudian meneguk beberapa gelas ramuan yang sebetulnya berfungsi untuk menghilangkan kesadaran seseorang. Maka sesudahnya, kepala penjaga tidak lagi merasa mengantuk karena sudah terlelap dengan sangat nyenyak.
"Ayo cepat masukkan kuncinya!" ujar salah seorang berbisik ketika mereka telah berdiri di depan pintu.
"Apa? Pintunya tidak terkunci." kata peneliti sambil menoleh ke arah rekan-rekannya.
Ia merasa baru memasukkan kunci saja, tetapi pintu ruangan menjadi sedikit terbuka, ikut terdorong meski kuncinya belum dibuka.
Di saat yang sama, setelah yakin perhatian tiga peneliti terfokuskan untuk membuka pintu, Zhang Xiuhan membawa pergi tahanan dari sel pil obat.
Sesaat kemudian Zhang Xiuhan sudah kembali. Ia tersenyum melihat tiga peneliti masih berdiri di depan pintu, saling meminta rekannya untuk masuk terlebih dahulu.
Berbagai dugaan ada di dalam pikiran ketiganya soal mengapa pintu ruangan itu tidak terkunci. Mungkinkah Kim Ju mengetahui rencana mereka dan ingin menangkap basah apa yang mereka lakukan, atau mungkin saja Kim Ju keluar sebentar untuk mengambil sesuatu dan lupa untuk mengunci pintu terlebih dahulu, atau jangan-jangan tahanan di ruangan itu telah melarikan diri? Begitulah kira-kira yang ada di dalam benak ketiganya.
Sementara itu Zhang Xiuhan yang melihat ada rasa bingung juga takut pada rekan-rekan Kim Ju, dengan sigap memanfaatkan hal itu untuk melakukan hal yang sama seperti yang tadi ia lakukan, yaitu meregangkan jeruji besi agar bisa masuk ke dalam sel penjara lainnya. Ia bersicepat untuk memboyong sebanyak mungkin tahanan.
"Baiklah, kita masuk bersama-sama saja," ujar salah seorang peneliti mengambil jalan tengah.
Ketiga peneliti itupun mendorong pintu dengan perlahan dan mulai melangkah masuk dengan ragu-ragu.
Brrraaak!
"Tsuuut!" ucap tiga peneliti itu kompak dengan meletakkan jari telunjuk kanan di depan bibir.
Mereka memang kembali menutup pintu yang baru mereka buka sedikit karena merasakan hawa yang sangat dingin keluar dari dalam ruangan. Karena terlalu kagetnya, mereka menutup pintu terlalu keras.
"Aku melihat ada banyak bongkahan es."
"Aku juga."
"Ya, aku pun melihatnya."
"Jangan-jangan apa yang dikatakan Kim Ju memang benar. Bahwa situasinya mungkin sangat berbahaya. Bukankah proyek Zhillin diadakan untuk memunculkan energi es dalam tubuh gadis itu?"
"Kau benar. Itu artinya bongkahan es yang kita lihat barusan adalah. . ."
Percakapan tiga orang peneliti itu terhenti. Mereka merapatkan barisan karena besarnya rasa was-was yang kini mereka rasakan.
"Lalu, dimana Kim Ju sekarang?"
"Jangan-jangan. . ." kata tiga peneliti kompak. Mereka sama-sama tidak mampu untuk menyuarakan prasangka buruk dalam pikiran mereka tentang kondisi Kim Ju.
Ketiga peneliti itupun berusaha untuk memaksa diri melawan takut. Ketiganya menelan ludah dan saling memandang satu sama lain sebelum kembali mendorong pintu.
Kreeek...!
"Aaa... Em... !"
Saat pintu telah terbuka, salah seorang dari mereka terhenti teriakannya karena sebuah telapak tangan rekannya mendarat rapat di mulutnya.
Sudah pasti pemicu teriakan itu adalah seorang mayat lelaki yang mengenakan baju yang sama dengan yang mereka pakai.
Mayat lelaki itu terlentang dengan mata melotot dan lidah yang menjulur keluar. Pada leher lelaki itu ada bekas cengkeraman tangan, yang di beberapa titiknya terdapat bercak darah.
Mereka sangat mengenal mayat itu. Ia adalah seorang peneliti yang tergabung dalam tim Kim Ju, yang terlibat dalam pengerjaan proyek Zhillin.
Keterkejutan mereka pun berlanjut setelah melihat sel tahanan kosong. Tidak ada Zhillin, juga tahanan laki-laki yang ditangkap bersama gadis itu.
Mereka masih mengamati ruangan itu. Mencari batang hidung Kim Ju untuk dimintai jawaban atas apa yang sebenarnya terjadi. Namun, tentu saja mereka tidak menemukan lelaki dari negeri Joseon itu.
"Sudah pasti Zhillin dan lelaki itu melarikan diri setelah membunuhnya. Tapi dimana Kim Ju dan yang lainnya?"
"Ya, dimana mereka? Apa mereka juga mati terbunuh? Atau jangan-jangan, mereka justru terlibat dalam pelarian Zhillin."
"Mungkin saja. Bukankah Kim Ju dulu juga pernah mencoba membantu Zhillin untuk kabur dari Jin Quo? Lagipula jika memang Kim Ju dan yang lainnya juga dibunuh, tentulah ada mayat mereka di sini."
"Kau benar. Itu sebabnya dia melarang kita untuk masuk waktu itu. Rupa-rupanya dia sudah merencanakan untuk kabur bersama Zhillin dan lelaki itu."
Ketiga peneliti itu mulai menduga-duga. Mereka sangat yakin bahwa sikap aneh Kim Ju belakangan ini memang disebabkan oleh rencana busuk pengkhianatan.
"Tapi untuk apa Kim Ju melarikan diri? Bukankah di sini dia menjadi anak kesayangan Patriark Bao Li? Semua perkataannya selalu didengar dan permintaannya selalu dituruti."
"Iya, kau benar. Mungkin tidak, kalau Kim Ju membawa lari Zhillin dan lelaki itu karena ingin memanfaatkan mereka untuk dirinya sendiri? Dia ingin menguasai Zhillin dan mengembangkan proyek demi kepentingannya sendiri. Begitu juga dengan lelaki yang katanya telah membuat jantung para pendekar Fengbao membeku."
Ketiga peneliti itu terus berceloteh menyampaikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Sebelum akhirnya memutuskan untuk lekas melapor pada kepala penjaga atau penghuni Jin Quo lainnya.
Mereka bergegas keluar ruangan dan membiarkan pintu terbuka. Namun, saat baru saja sampai di depan ruangan, jantung mereka berdetak semakin kencang dan mulut menjadi ternganga.
"Bencana, ini benar-benar bencana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Kancellotti Unholy Mbachoter
ciluuubbb baaaaa....koSoongg kaN....
2022-01-29
0
zamal78901
💪💪💪💪🦾🦾🦾
2021-12-23
0
zamal78901
Tetap semangat Thor⚡🔨
2021-12-23
0