Ch 17_ Keganasan Zhillin

Rekan dari Kim Ju semakin terpojok. Ia tidak bisa mengelak lagi sebab tahu persis jika sop di dalam mangkuk Zhillin telah tercampur dengan racun. Ia tidak mungkin nekat mempertaruhkan nyawanya, hanya demi menunjukkan bahwa dirinya tidak berbohong.

"Ya, Zhillin benar. Ada racun di dalam sop mereka. Akulah yang menaruhnya dengan tanganku sendiri. Sekarang apa yang akan kau lakukan?" ujar lelaki itu tanpa rasa bersalah.

"Kurang aj*r!"

Kim Ju mengumpat dan menghantamkan tangannya yang terkepal ke wajah rekannya.

Buuuugh!

Saking kuatnya pukulan Kim Ju sampai membuat rekannya tersungkur. Tidak dipungkiri, rasa kecewa dan marah telah membuat Kim Ju menjadi lebih kuat dari biasanya. Ia juga sangat ingin membunuh rekannya saat itu juga. Tapi Kim Ju masih sanggup menahan diri.

"Ju'er, mengapa kau membela mereka? Mereka pantas mati atas semua kesusahan yang kita alami. Gara-gara mereka, proyek kita akan gagal. Proyek yang sudah sangat lama kita laksanakan dan dengan sabar kita tunggu hasilnya."

Rekan Kim Ju meluapkan amarahnya. Ia jelas tidak rela proyek Zhillin berakhir begitu saja tanpa mendatangkan keuntungan apapun untuknya. Padahal lelaki itu merasa telah mengorbankan banyak hal untuk proyek tersebut.

Rekan Kim Ju menjadi begitu sakit hati sebab ia sudah membayangkan sejumlah hadiah yang akan ia dapatkan jika proyek Zhillin berhasil.

Patriark Bao Li menjanjikan harta yang sangat besar jumlahnya dari hasil keuntungan penjualan pil istimewa yang bahan utamanya adalah ekstrak dari tubuh Zhillin.

Selain itu, ia juga dijanjikan akan mendapatkan penghargaan bergengsi yang diberikan walikota, jabatan yang tinggi di Jin Quo, dan yang paling utama juga sangat ia idamkan adalah dirinya akan dinobatkan sebagai seorang profesor.

Tapi semua hal yang sudah sangat ia idam-idamkan itu terancam akan hilang begitu saja, bersamaan dengan perginya sang ketua proyek, Kim Ju. Juga sang objek utama penelitian, Zhillin. Hal tersebut membuatnya berpikir untuk melenyapkan Zhillin dan Zhang Xiuhan saja.

Bagi lelaki itu, jika memang dirinya tidak akan mendapatkan apa yang Patriark Bao Li iming-imingkan, maka tidak ada alasan lagi bagi Zhillin untuk hidup. Dan akan semakin bagus jika Zhang Xiuhan juga mati.

Sesudahnya ia akan mengarang cerita yang intinya akan menjatuhkan reputasi Kim Ju. Bahkan hingga membuat Kim Ju dihukum dan dipenjara. Sebagai gantinya, ia akan menjadi anak emas Patriark Bao Li yang sangat menghargai loyalitas dan kesetiaan.

"Kawan, cobalah kau renungkan kembali, kesusahan yang kita hadapi akhir-akhir ini sama sekali tidak sebanding dengan kesusahan yang menimpa Zhillin. Di luar sana kita bisa membangun laboratorium sendiri, dan hidup tenang tanpa dihantui rasa was-was atau bersalah. Kita bisa menebus semua kesalahan kita selama ini dengan memberikan pengobatan gratis untuk warga," kata Kim Ju yang merasa menyesal telah memukul rekan seperjuangannya. Mestinya ia mengerti mengapa temannya melakukan hal keji semacam itu.

Sementara itu, Zhang Xiuhan dan Zhillin hanya diam dan membiarkan Kim Ju untuk menyelesaikan urusannya dengan sahabatnya. Belum ingin ikut campur.

"Cih! Setelah itu apa yang kita dapatkan? Menjadi miskin dan tidak diakui keberadaannya? Untuk apa semua pendidikan yang aku jalani dengan susah payah jika pada akhirnya tidak membuatku menjadi orang yang terpandang dan dihormati. Semuanya gara-gara pria kepar*t ini!"

Emosi rekan Kim Ju semakin menjadi-jadi. Ia berbicara dengan lubang hidung yang lebih besar dari biasanya.

Namun Kim Ju tidak sempat menanggapi perkataan temannya. Demikian pula dengan Zhang Xiuhan yang menjadi begitu terkejut. Bukan karena ucapan rekan Kim Ju, melainkan dengan reaksi yang ditunjukkan Zhillin.

Benar, Zhillin memang kini seperti orang kesetanan. Ia membuat rekan Kim Ju terangkat hingga setengah meter di atas tanah setelah lelaki itu menghina sang paman, Zhang Xiuhan.

"Kim. . Ju. . to.. long, a. . ku," kata rekan Kim Ju tersendat-sendat dengan napas sesak karena di lehernya tengah ada tangan Zhillin yang mencengkeram dengan begitu kuat.

Tidak hanya itu, kini di ruang tahanan itu mulai terasa dingin, hingga muncul beberapa es di beberapa titik.

Zhang Xiuhan menjadi khawatir, bukan karena Zhillin akan membahayakan rekan Kim Ju, melainkan karena gadis itu sepertinya tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Hei, gadis kecil. Kendalikan dirimu. Kau bisa membuat ruangan ini penuh es," ujar Zhang Xiuhan sambil memegang pundak Zhillin lantaran semakin lama, semakin banyak es yang muncul di ruang tersebut. Dan hal itu membuat Zhang Xiuhan semakin khawatir, sebab tubuh Zhillin kembali menjadi sangat dingin sebagaimana ketika gadis itu sekarat sebelumnya.

"Tidak. Dia harus tahu bahwa ia akan mencelakai dirinya sendiri jika tidak bisa menjaga ucapannya."

Zhillin benar-benar membuat rekan Kim Ju merasa seolah hendak menemui ajalnya. Lelaki itu menggerak-gerakkan kedua kakinya karena merasa semakin sulit untuk bernapas. Ia juga mengerahkan seluruh tenaganya untuk melepaskan cengkeraman Zhillin, tapi tak bisa. Wajahnya pun mulai tampak pucat.

"Ju'er..."

Kim Ju tak menyahut walau suara dari temannya terdengar sangat lirih, pertanda sudah mulai kehabisan tenaga.

"Apa yang harus aku lakukan pada temanmu ini?"

Zhillin menoleh ke arah Kim Ju. Ia berjanji akan melakukan apa yang diputuskan Kim Ju, mengingat lelaki itu telah begitu baik kepadanya. Zhillin tidak langsung mengambil keputusan sebab tidak mau membalas kebaikan Kim Ju dengan rasa sakit kehilangan seorang sahabat.

Kim Ju memejamkan mata sejenak. Dadanya terangkat akibat banyaknya udara yang masuk. Membuat rekannya berusaha menguatkan diri untuk tetap hidup karena sangat yakin jika Kim Ju akan menjadi penolong baginya.

"Biarkan dia mati," jawab Kim Ju lirih.

Zhillin tersenyum. Ia menguatkan cengkeramannya dan membuat tangan lelaki yang ia cekik, yang berusaha melepaskan cengkeraman di lehernya, menjadi melemah. Hingga akhirnya tangan itu turun dengan lemas.

Zhillin baru melepaskan cengkeramannya ketika sudah tidak merasakan ada denyut di leher rekan Kim Ju.

Kim Ju memejamkan mata, mendapati rekannya mati dengan cara yang mengenaskan dan dalam keadaan dikuasai amarah. Tapi ada rasa syukur di dasar hatinya.

Bagi Kim Ju seorang seperti rekannya itu memang pantas mati. Ia sangat yakin jika saat itu rekannya mendapat ampunan, pasti hal buruk lainnya akan kembali dilakukan.

"Gadis kecil, hei! Ayo bangun! Buka matamu!" Zhang Xiuhan mengguncang-guncangkan tubuh Zhillin yang jatuh lemas tidak sadarkan diri ketika rekan Kim Ju telah mati.

Zhang Xiuhan berusaha untuk terus membangunkan Zhillin karena gadis itu menunjukkan beberapa gejala yang sama dengan saat sekarat usai meminum ramuan setan.

"Sepertinya keadaan Zhillin masih belum stabil, Tuan. Sebaiknya kita harus segera keluar dari sini."

Zhang Xiuhan sepakat dengan ucapan Kim Ju. Ia meminta nama desa dimana temannya tinggal. Lalu bersiap untuk melakukan jurus Pintasan Dewa.

Zhang Xiuhan menatap Zhillin lekat-lekat. Ia tidak akan pernah lupa jika jurus yang bisa membuatnya berpindah ke tempat lain dalam waktu sekejap saja itu, ia dapatkan dari sang guru Zhillin.

"Baiklah. Siapkan dirimu Kim Ju. Sesaat lagi kita akan bertemu dengan temanmu di desa Nanjing."

Zhang Xiuhan melakukan gerakan tertentu setelah meminta Kim Ju memegang pundaknya dan juga memejamkan mata.

***

Nanjing adalah sebuah desa yang berada tidak jauh dari desa Haidong. Lebih tepatnya letak kedua desa itu berbatasan langsung, berdampingan.

Meskipun demikian, suasana dan keadaan Nanjing sangat jauh berbeda dengan Haidong. Di Nanjing, tidak terasa mencekam sebagaimana di Haidong. Bahkan bisa dikatakan, malam di Nanjing seperti siang di Haidong.

Kim Ju diam cukup lama setelah matanya terbuka. Ia tidak bisa percaya dengan apa yang ia lihat, sebuah rumah sederhana yang di sekelilingnya ditumbuhi aneka tanaman dan pohon-pohon yang sangat subur. Walaupun malam sudah begitu larut dan rumah itu hanya diterangi oleh sebuah pelita saja, Kim Ju tahu pasti siapa pemilik rumah tersebut.

"Ini. . . " Kim Ju menoleh ke arah Zhang Xiuhan.

"Rumah temanmu, Kang Jian!"

Zhang Xiuhan tersenyum. Reaksi yang ditunjukkan Kim Ju mengingatkan ia pada dirinya sendiri yang ketika itu sangat terkejut karena dalam waktu yang sangat singkat telah berpindah dari negeri lain ke negeri kelahirannya. Berkat guru Zhillin.

Kim Ju yang semula terpaku, langsung tersenyum dan berlari menghampiri pintu rumah Kang Jian.

Kim Ju mengetuk pintu berkali-kali sambil terus menyebut nama temannya. Ia seolah lupa bahwa hari sudah terlalu gelap untuk bertamu.

"Kang Jian!"

Akhirnya Kim Ju memeluk seorang lelaki yang keluar dari dalam rumah masih dengan mata yang belum terbuka sempurna. Sontak membuat Kang Jian terkejut dan memandangi punggung Kim Ju untuk melihat siapa orang yang datang malam-malam dan menggedor pintu rumahnya dengan sangat keras, ditambah lagi langsung memeluknya begitu erat.

"Kim Ju?" ujar Kang Jian setelah Kim Ju melepaskan pelukannya.

Kini ganti Kang Jian yang memeluk erat Kim Ju. Wajarlah, kedua sahabat itu memang sudah sangat lama tidak bertemu, bertahun-tahun.

"Tenangkan dirimu. Sekarang aku memiliki seorang pasien yang harus segera ditangani."

Zhang Xiuhan membawa masuk Zhillin dan merebahkannya di atas sebuah tempat tidur. Kim Ju meminta berbagai tanaman obat yang pernah dibuat rekannya yang baru saja tewas, untuk Zhillin. Sedangkan Zhang Xiuhan, ia kembali mengalirkan energi panas ke tubuh Zhillin.

Zhang Xiuhan menduga, energi es di tubuh Zhillin mulai aktif. Tapi tubuh perempuan itu tampaknya masih belum terbiasa dengan besarnya energi yang ada.

"Sepertinya tubuh Zhillin masih kaget dengan energi baru yang mulai menyatu," ungkap Kim Ju sama seperti yang dipikirkan Zhang Xiuhan.

"Tapi tenanglah Tuan. Kondisi Zhillin tidak seperti saat masih di Jin Quo. Mungkin besok dini hari, ia sudah siuman," lanjut Kim Ju setelah memeriksa denyut nadi Zhillin.

"Tapi, besok aku harus pergi ke Jin Quo lagi untuk membebaskan para tahanan."

"Jadi Tuan masih akan pergi?" tanya Kim Ju yang mengira bahwa Zhang Xiuhan tidak akan kembali lagi ke Jin Quo.

Sementara itu Kang Jian hanya diam, walaupun tidak asing dengan laboratorium milik organisasi hitam Fengbao. Ia tidak berkomentar ataupun mengajukan pertanyaan, meski sangat ingin.

"Ya. Aku harus pergi. Kekacauan yang terjadi di ruang tahanan itu pasti akan segera diketahui. Aku harus bertindak cepat sebelum hal itu terjadi."

"Tuan... akan sendiri saja?"

"Benar," jawab Zhang Xiuhan mantap tanpa keraguan.

Lelaki itu bahkan berencana akan mengacak-acak laboratorium Jin Quo supaya para peneliti tidak bisa melakukan praktik penyiksaan lagi setidaknya dalam beberapa waktu ke depan.

\=\=\=\=

Dukung karya ini dengan Like, komen, dan favorit, vote seikhlasnya saja 😅

Kalau misal ada kejanggalan atau dirasa kurang pas, author dengan gembira menerima kritik dan saran ya. Ingat, yang saya terima adalah kritik dan saran, bukan umpatan.

Contoh kritik: Thor, alurnya kecepeten, rasanya kurang smooth antara satu chapter

ke chapter lain. Mohon diperhatikan lagi ya...

Contoh umpatan: Novel S A M P A H !

Yang saya harapkan adalah kritik dan saran, dan sesekali pujian 🙄

Yang tidak pernah saya harapkan adalah, umpatan dan hujatan. Tapi semua terserah kalian, saya hanya Hamba Tuhan yang tidak berdaya...

Terpopuler

Comments

Oby Ardana

Oby Ardana

klo ngomong mc bodoh umpatan apa bukan yah

2023-08-17

0

Bunk. Franz Tototrihartoko

Bunk. Franz Tototrihartoko

harus di buburkan dan dihancurkan kalau memang ada. karena membahayakan nyawa manusia

2022-07-27

0

Kancellotti Unholy Mbachoter

Kancellotti Unholy Mbachoter

umpatan hujatan cacian MakiAn Saya buatkan koloM sdri di Komen Saya saJa ya kaKakz :)...LaNjoooytt

2022-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2 Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3 Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4 Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5 Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6 Ch 6_ Kakek Huang
7 Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8 Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9 Sekilas Info
10 Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11 Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12 Ch 11_ Penyamaran
13 Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14 Ch 13_ Target Pembunuhan
15 Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16 Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17 Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18 Ch 17_ Keganasan Zhillin
19 Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20 Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21 Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22 Ch 21_ Duka Abadi
23 Ch 22_ Sebuah Jamuan
24 Ch 23_ Jamuan Darah
25 Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26 Ch 25_ Pertemuan Pertama
27 Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28 Ch 27_ Serangan Fengbao
29 Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30 Ch 29_ Menjadi Tabib
31 Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32 Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33 Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34 Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35 Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36 Ch 35_ Percakapan di Kedai
37 Ch 36_ Latihan Mental
38 Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39 Ch - 38 Bibi Wu'an
40 Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41 Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42 Ch 41_ Pedang yang Hilang
43 Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44 Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45 Ch 44_ Perpisahan
46 Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47 Ch 46_ Sebuah Rahasia
48 Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49 Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50 Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51 Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52 Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53 Ch 52_
54 Ch 53_ Harapan Zhillin
55 Ch 54_ Lukisan Batu
56 Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57 Ch 56_ Secarik Kertas
58 Ch 57_ Kamar Putih
59 Ch 58_ Memadamkan Api
60 Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61 Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62 Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63 Ch 62_ Permintaan Ayah
64 Ch 63_ Peluru Es
65 Ch 64_ Terpaksa Percaya
66 Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67 Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68 Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69 Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70 Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71 Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72 Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73 Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74 Ch 73_ Pelukan Hangat
75 Ch 74_ Hadiah Berharga
76 Ch 75_ Menohok
77 Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78 Ch 77_ Tekad
79 Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80 Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81 Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82 Ch 81_ Obat Beracun
83 Ch 82_ Sumpah
84 Ch 83_ Uluran Tangan
85 Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86 Ch 85_ Pengujung Maut
87 Ch 86_ Roh yang Tercabut
88 Ch 87_ Roh dalam Pedang
89 Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90 Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91 Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92 Ch 91_ Gundukan Batu
93 Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94 Ch 93_ Sambutan Istimewa
95 Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96 Ch 95_ Pemanggil Iblis
97 Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98 Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99 Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100 Ch 99_ Murid Keras Kepala
101 Ch 100_ Guru Keras Kepala
102 Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103 Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104 Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105 Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106 Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107 Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108 TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109 TERBIT NOVEL SERU
110 Info Super Penting
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2
Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3
Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4
Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5
Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6
Ch 6_ Kakek Huang
7
Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8
Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9
Sekilas Info
10
Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11
Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12
Ch 11_ Penyamaran
13
Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14
Ch 13_ Target Pembunuhan
15
Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16
Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17
Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18
Ch 17_ Keganasan Zhillin
19
Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20
Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21
Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22
Ch 21_ Duka Abadi
23
Ch 22_ Sebuah Jamuan
24
Ch 23_ Jamuan Darah
25
Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26
Ch 25_ Pertemuan Pertama
27
Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28
Ch 27_ Serangan Fengbao
29
Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30
Ch 29_ Menjadi Tabib
31
Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32
Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33
Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34
Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35
Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36
Ch 35_ Percakapan di Kedai
37
Ch 36_ Latihan Mental
38
Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39
Ch - 38 Bibi Wu'an
40
Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41
Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42
Ch 41_ Pedang yang Hilang
43
Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44
Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45
Ch 44_ Perpisahan
46
Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47
Ch 46_ Sebuah Rahasia
48
Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49
Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50
Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51
Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52
Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53
Ch 52_
54
Ch 53_ Harapan Zhillin
55
Ch 54_ Lukisan Batu
56
Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57
Ch 56_ Secarik Kertas
58
Ch 57_ Kamar Putih
59
Ch 58_ Memadamkan Api
60
Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61
Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62
Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63
Ch 62_ Permintaan Ayah
64
Ch 63_ Peluru Es
65
Ch 64_ Terpaksa Percaya
66
Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67
Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68
Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69
Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70
Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71
Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72
Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73
Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74
Ch 73_ Pelukan Hangat
75
Ch 74_ Hadiah Berharga
76
Ch 75_ Menohok
77
Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78
Ch 77_ Tekad
79
Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80
Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81
Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82
Ch 81_ Obat Beracun
83
Ch 82_ Sumpah
84
Ch 83_ Uluran Tangan
85
Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86
Ch 85_ Pengujung Maut
87
Ch 86_ Roh yang Tercabut
88
Ch 87_ Roh dalam Pedang
89
Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90
Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91
Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92
Ch 91_ Gundukan Batu
93
Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94
Ch 93_ Sambutan Istimewa
95
Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96
Ch 95_ Pemanggil Iblis
97
Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98
Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99
Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100
Ch 99_ Murid Keras Kepala
101
Ch 100_ Guru Keras Kepala
102
Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103
Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104
Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105
Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106
Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107
Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108
TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109
TERBIT NOVEL SERU
110
Info Super Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!