Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo

"Tunggu, Kek. Aku bahkan belum menanyakan apapun," kata Zhillin memelas ingin juga mendapat bagian satu pertanyaan untuk dijawab oleh kakek Huang.

"Baiklah, apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa ya? Sebetulnya ada banyak hal yang ingin aku ketahui. Tapi Kakek hanya menjawab satu pertanyaan saja. Jadi. . . "

 

"Cepat katakan, bocah kecil! Aku sedang terburu-buru," sambar Zhang Xiuhan ketika Zhillin masih berpikir tentang hal yang paling ingin ia ketahui.

Zhillin menoleh ke arah Zhang Xiuhan dan menatapnya dengan wajah penuh kedongkolan. Menurutnya, paman Li Jie yang ia lihat pertama kali tidaklah seketus akhir-akhir ini. Zhang Xiuhan memang sengaja tidak begitu berbaik hati kepada Zhillin untuk alasan yang menurutnya benar.

"Berhenti melihatku seperti itu dan cepat katakan apa yang kau ingin tanyakan."

Zhang Xiuhan membuat wajah Zhillin menghadap ke depan, tepatnya ke hadapan kakek Huang, menggunakan kedua tangannya. Lelaki tersebut tak kunjung menyingkirkan tangan itu dari kepala Zhillin, sehingga membuat gadis itu kesulitan saat ingin menoleh kembali ke arahnya.

"Mengapa ada tulisan 'Patriark Bao Li' pada batu besar yang ada di depan rumah Kakek?" tanya Zhillin kemudian. Gadis itu lantas mengusap-usap kepalanya untuk membenahi tatanan rambut usai Zhang Xiuhan mengambil tangannya dari sana.

Sebetulnya, saat dalam perjalanan menuju rumah Kakek Huang, Zhillin benar-benar hendak menanyakan perihal sang paman itu. Ia ingin tahu orang seperti apakah Zhang Xiuhan sebenarnya. Apakah ia memang lelaki yang baik, atau justru sebaliknya.

Namun, rasa ingin tahu Zhillin soal batu besar yang bertuliskan nama kepala desa Haidong sekaligus pemimpin organisasi Fengbao, ternyata jauh lebih besar ketimbang keinginan awalnya itu.

"Maksudmu batu nisan itu?"

"Batu nisan?" tanya Zhillin menunjukkan keterkejutannya.

"Ya, batu-batu yang ada di sekitar rumahku ini adalah batu nisan."

"Tapi Patriark Bao Li masih hidup, lalu untuk apa. . ."

"Tidak apa. Aku senang menyiapkan batu nisan untuk orang lain. Sekarang, pergilah," kata Kakek Huang sambil merebahkan tubuhnya di atas tanah, lantas memejamkan mata.

"Kakek Huang, apa itu artinya Patriark Bao Li akan mati?" tanya Zhillin dengan senyum lebar penuh harap.

"Heeem, tentu saja. Semua makhluk hidup pada akhirnya pasti akan mati."

Kakek Huang menjawab pertanyaan Zhillin sekenanya dengan nada malas, tanpa membuka kedua matanya.

"Haaah, kalau soal itu, bocah ingusan juga paham. Maksudku. . ."

"Kalau sudah tahu, untuk apa kau menanyakannya? Sudahlah. Kau, bawa dia pergi dari sini sekarang!" perintah Kakek Huang sambil mengacungkan telunjuknya ke arah Zhang Xiuhan, masih dengan mata tertutup.

Kemudian Kakek Huang memiringkan badannya, membelakangi Zhillin dan Zhang Xiuhan. Sementara itu, Zhang Xiuhan menggandeng tangan Zhillin dan melangkah keluar rumah.

 

Zhang Xiuhan membungkukkan badan. Lelaki itu juga menekan punggung Zhillin, memaksanya untuk memberi hormat pada Kakek Huang.

Zhillin yang masih kesal atas jawaban Kakek Huang yang kurang gamblang sebenarnya menolak untuk memberi hormat dengan tetap berusaha menegangkan punggungnya. Tapi apa boleh buat, ia tidak cukup kuat untuk melawan tenaga Zhang Xiuhan. Membuat sang kakek tersenyum masih dengan posisi berbaring yang sama.

Zhang Xiuhan menutup pintu dengan perlahan, sambil menyeret Zhillin yang masih enggan beranjak.

"Apa lagi yang sedang kau lakukan? Aku tidak punya banyak waktu. Ada banyak hal yang harus diselesaikan," ujar Zhang Xiuhan melihat Zhillin memeriksa satu per satu batu yang ada di sekeliling rumah Kakek Huang.

"Tunggulah sebentar, Paman. Aku sedang mencari namaku di batu-batu ini," jawab Zhillin tanpa menoleh. Ia masih sibuk membaca nama-nama yang terukir di atas batu dengan sangat teliti.

"Apa kau sudah ingin mati? Jika kau mau, aku bisa melukis wajahmu di atas batu," kata Zhang Xiuhan lagi sambil berjalan menjauh. Ia mengingat saat-saat berlatih bersama guru Zhillin, yang membuatnya melukis wajah sang guru pada banyak batu dengan sebuah pedang.

Zhillin pun bersicepat untuk menyusul Zhang Xiuhan. Ia membanting begitu saja sebuah batu yang sempat ia pungut, lantas berlari mengekori Zhang Xiuhan.

***

"Kemana kita akan pergi, Paman?" tanya Zhillin yang memanjang-manjangkan langkahnya mengimbangi langkah panjang kaki Zhang Xiuhan.

"Kemana orang-orang Fengbao membawamu ketika kau tertangkap?" kata Zhang Xiuhan seolah tidak mendengar pertanyaan Zhillin.

"Eem, biasanya ya kembali ke Jing Quo," jawab Zhillin sambil mendengus kesal karena pertanyaannya tidak dijawab.

"Jing Quo?"

"Oh, ya aku lupa bercerita kemarin. Markas penelitian mereka di hutan Yoeyang itu, nama markas itu adalah Jing Quo. Apa kita akan kesana untuk membebaskan teman-temanku?"

Zhillin menebak dengan tepat. Zhang Xiuhan pun mengangguk sambil tersenyum melihat wajah Zhillin yang berseri-seri.

"Aku akan mengantar Paman dengan senang hati," ucap Zhillin penuh semangat menawarkan diri.

"Tidak perlu. Kita sudah memiliki puluhan pemandu jalan. Tetaplah di dekatku dan turuti semua ucapanku. Apa kau mengerti?."

Zhillin mengangguk ragu, ia melihat perubahan ekspresi pada wajah Zhang Xiuhan. Ekspresi yang ditunjukkan oleh Zhang Xiuhan adalah ekspresi yang menandakan kewaspadaan, itu artinya, apakah sedang ada musuh yang mendekat? Zhillin menerka-nerka dalam hati. Ia pun semakin mendekatkan tubuhnya pada Zhang Xiuhan untuk mendapatkan perlindungan.  Zhang Xiuhan tersenyum saat Zhillin mendekatkan diri padanya, nyaris tanpa jarak, juga mencengkeram erat bajunya erat bajunya.

“Mencengkeram bajuku boleh-boleh saja, tapi Kau kelewatan, bocah. Daging punggungku pun kau remas juga. Lepaskan!” Zhang Xiuhan mendelik.

 

Dugaan Zhillin benar, beberapa orang dari organisasi Fengbao mulai terlihat mendekat dari berbagai penjuru. Lebih tepatnya, ternyata mereka tengah dikepung. Meski mereka tengah tertangkap basah, Zhillin yakin paman Li Jie-nya akan dengan mudah meringkus para cec*nguk dari Fengbao itu.

 

"Serahkan gadis itu, maka kami tidak akan melukai kalian," kata seorang anggota Fengbao yang mengarahkan busur panahnya pada Zhang Xiuhan.

Sementara puluhan anggota lainnya mengacungkan pedang ke arah Zhillin dan Zhang Xiuhan.

"Ampuni aku, tolong ampuni aku. Silakan kalian bawa gadis ini, tapi aku mohon biarkan aku pergi."

Zhang Xiuhan mengiba dengan memasang wajah yang dimelas-melaskan. Juga menelangkupkan kedua tangannya agar lebih meyakinkan.

Sudah barang tentu tindakan Zhang Xiuhan itu mengejutkan Zhillin. Gadis itu pun langsung melepaskan baju Zhang Xiuhan dari genggamannya dan berjalan mundur membuat jarak.

"Ouch!" Zhillin mengaduh menabrak ujung pedang. Meski tidak sampai terluka, itu cukup mengejutkan Zhillin yang terus menatap Zhang Xiuhan dengan kesal.

"Ha. . ha. . ha. . ternyata kau tidak sehebat yang orang-orang katakan. Kau tetap harus menerima hukuman karena telah berani menyelamatkan gadis ini. Tapi karena kau telah menyerahkannya tanpa melawan, aku berjanji akan membuat hukumanmu menjadi lebih ringan. Dari hukuman mati karena racun, menjadi mati karena dipenggal. Ha. . ha. . ha," ujar seorang anggota dengan membusungkan dada.

Para anggota Fengbao lainnya pun kompak terkekeh sambil menangkap Zhillin dan Zhang Xiuhan. Lantas menggiring keduanya menuju Jin Quo. Mereka sungguh tak menyangka jika akan mendapatkan dua tawanan dengan cara yang terbilang kelewat mudah.

Sepanjang perjalanan menuju markas penelitian Jin Quo, tidak sedetikpun Zhillin mengalihkan pandangannya dari Zhang Xiuhan yang ada di sampingnya.

Dalam batinnya gadis itu terus mengumpat. Ia sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran Zhang Xiuhan. Jika memang apa yang dilakukan itu adalah bagian dari rencana pembebasan orang-orang yang menjadi kelinci percobaan Fengbao, tidakkah semestinya menyelinap ke Jin Quo jauh lebih baik ketimbang menyerahkan diri?

Pada akhirnya Zhillin juga mengumpat pada diri sendiri atas kecerobohannya yang memasrahkan nyawanya kepada orang 'asing' yang baru ia kenal. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya saat kembali ke penjara gelap itu. Namun yang jelas, meminum ramuan setan kini menjadi sebuah ketakutan paling besar baginya.

Di lain sisi, Zhang Xiuhan memang sudah merencanakan semuanya. 

\=\=\=\=

Tanya dong, cover barunya cocok ga sih? Kalau ga cocok, biar aku ganti lagi mumpung ada stok gambar pendekar ganteng ganteng buanyak di HP 😁

Terpopuler

Comments

Muhammad kenzo al fatih

Muhammad kenzo al fatih

cucok beud dah

2023-08-11

0

Muhammad kenzo al fatih

Muhammad kenzo al fatih

cucok beud dah

2023-08-11

0

Nano Mardiono

Nano Mardiono

Thor kok namanya pakai m depannya...jd enak manggilnya...mba Nin 🙂🙂 kalau Banin kayak cowok 🙏🙏🙏

2022-05-27

1

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2 Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3 Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4 Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5 Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6 Ch 6_ Kakek Huang
7 Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8 Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9 Sekilas Info
10 Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11 Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12 Ch 11_ Penyamaran
13 Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14 Ch 13_ Target Pembunuhan
15 Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16 Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17 Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18 Ch 17_ Keganasan Zhillin
19 Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20 Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21 Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22 Ch 21_ Duka Abadi
23 Ch 22_ Sebuah Jamuan
24 Ch 23_ Jamuan Darah
25 Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26 Ch 25_ Pertemuan Pertama
27 Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28 Ch 27_ Serangan Fengbao
29 Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30 Ch 29_ Menjadi Tabib
31 Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32 Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33 Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34 Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35 Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36 Ch 35_ Percakapan di Kedai
37 Ch 36_ Latihan Mental
38 Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39 Ch - 38 Bibi Wu'an
40 Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41 Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42 Ch 41_ Pedang yang Hilang
43 Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44 Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45 Ch 44_ Perpisahan
46 Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47 Ch 46_ Sebuah Rahasia
48 Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49 Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50 Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51 Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52 Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53 Ch 52_
54 Ch 53_ Harapan Zhillin
55 Ch 54_ Lukisan Batu
56 Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57 Ch 56_ Secarik Kertas
58 Ch 57_ Kamar Putih
59 Ch 58_ Memadamkan Api
60 Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61 Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62 Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63 Ch 62_ Permintaan Ayah
64 Ch 63_ Peluru Es
65 Ch 64_ Terpaksa Percaya
66 Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67 Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68 Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69 Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70 Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71 Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72 Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73 Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74 Ch 73_ Pelukan Hangat
75 Ch 74_ Hadiah Berharga
76 Ch 75_ Menohok
77 Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78 Ch 77_ Tekad
79 Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80 Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81 Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82 Ch 81_ Obat Beracun
83 Ch 82_ Sumpah
84 Ch 83_ Uluran Tangan
85 Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86 Ch 85_ Pengujung Maut
87 Ch 86_ Roh yang Tercabut
88 Ch 87_ Roh dalam Pedang
89 Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90 Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91 Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92 Ch 91_ Gundukan Batu
93 Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94 Ch 93_ Sambutan Istimewa
95 Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96 Ch 95_ Pemanggil Iblis
97 Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98 Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99 Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100 Ch 99_ Murid Keras Kepala
101 Ch 100_ Guru Keras Kepala
102 Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103 Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104 Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105 Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106 Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107 Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108 TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109 TERBIT NOVEL SERU
110 Info Super Penting
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2
Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3
Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4
Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5
Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6
Ch 6_ Kakek Huang
7
Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8
Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9
Sekilas Info
10
Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11
Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12
Ch 11_ Penyamaran
13
Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14
Ch 13_ Target Pembunuhan
15
Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16
Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17
Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18
Ch 17_ Keganasan Zhillin
19
Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20
Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21
Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22
Ch 21_ Duka Abadi
23
Ch 22_ Sebuah Jamuan
24
Ch 23_ Jamuan Darah
25
Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26
Ch 25_ Pertemuan Pertama
27
Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28
Ch 27_ Serangan Fengbao
29
Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30
Ch 29_ Menjadi Tabib
31
Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32
Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33
Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34
Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35
Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36
Ch 35_ Percakapan di Kedai
37
Ch 36_ Latihan Mental
38
Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39
Ch - 38 Bibi Wu'an
40
Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41
Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42
Ch 41_ Pedang yang Hilang
43
Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44
Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45
Ch 44_ Perpisahan
46
Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47
Ch 46_ Sebuah Rahasia
48
Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49
Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50
Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51
Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52
Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53
Ch 52_
54
Ch 53_ Harapan Zhillin
55
Ch 54_ Lukisan Batu
56
Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57
Ch 56_ Secarik Kertas
58
Ch 57_ Kamar Putih
59
Ch 58_ Memadamkan Api
60
Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61
Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62
Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63
Ch 62_ Permintaan Ayah
64
Ch 63_ Peluru Es
65
Ch 64_ Terpaksa Percaya
66
Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67
Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68
Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69
Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70
Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71
Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72
Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73
Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74
Ch 73_ Pelukan Hangat
75
Ch 74_ Hadiah Berharga
76
Ch 75_ Menohok
77
Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78
Ch 77_ Tekad
79
Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80
Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81
Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82
Ch 81_ Obat Beracun
83
Ch 82_ Sumpah
84
Ch 83_ Uluran Tangan
85
Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86
Ch 85_ Pengujung Maut
87
Ch 86_ Roh yang Tercabut
88
Ch 87_ Roh dalam Pedang
89
Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90
Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91
Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92
Ch 91_ Gundukan Batu
93
Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94
Ch 93_ Sambutan Istimewa
95
Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96
Ch 95_ Pemanggil Iblis
97
Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98
Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99
Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100
Ch 99_ Murid Keras Kepala
101
Ch 100_ Guru Keras Kepala
102
Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103
Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104
Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105
Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106
Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107
Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108
TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109
TERBIT NOVEL SERU
110
Info Super Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!