Zhang Xiuhan mengenakan pakaian serba hitam. Hal itu mengingatkan dirinya pada orang-orang dalam sebuah perkumpulan di negeri lain yang telah ia anggap sebagai saudara sendiri, yang selalu menggunakan seragam hitam saat menjalankan misi.
Zhang Xiuhan jelas merindukan mereka. Terlebih sebelum dirinya terlempar ke masa lalu, Zhang Xiuhan tahu benar jika para saudaranya itu sedang berjuang mati-matian demi membantu pembebasan negerinya dari para penjajah.
"Semoga semua masalah ini cepat selesai dan aku bisa lekas kembali," kata Zhang Xiuhan dalam batin sembari mengenakan penutup wajah yang juga berwarna hitam.
"Dia sudah sadar, Tuan. Tapi sepertinya sekarang Zhillin sedang tidur," ucap Kim Ju saat mendapati Zhang Xiuhan memandang pasiennya lekat-lekat.
Zhang Xiuhan hanya mengangguk dan tersenyum. Ia bersyukur gadis kecilnya terlelap dengan pulasnya. Jika tidak, Zhillin pasti sudah merengek, memaksa untuk ikut pergi ke sarang monster.
Zhang Xiuhan mendekatkan tangannya ke kepala Zhillin. Laki-laki itu masih sulit percaya jika di balik dahsyatnya kekuatan guru Zhillin, ada banyak luka yang kerap membuat Zhillin muda ingin mati saja.
Lelaki itu kemudian segera menghentikan tangannya ketika sudah tinggal lima senti di atas kepala Zhillin. Ia menahan diri untuk mengelus rambut Zhillin, tidak ingin mengusik tidur lelapnya.
"Aku akan kembali membawa banyak pasien untuk kalian. Jadi, tolong siapkan segala sesuatunya. Mungkin nantinya akan ada banyak orang kritis yang harus segera kalian tangani," kata Zhang Xiuhan mengingat pemandangan di ruang bawah tanah yang berisi manusia-manusia yang lebih pantas disebut sebagai mayat hidup. Juga orang-orang yang menjadi kelinci percobaan di dalam laboratorium, yang diperlakukan tak ubahnya mainan murahan, digunakan sesukanya lalu dibuang saat dianggap sudah tidak berguna.
***
Dini hari di Haidong sungguh sangat berbeda dengan pagi di Nanjing. Meski keduanya sama-sama hening nyaris tanpa suara, hanya menyisakan suara serangga, jelas rasanya berbeda. Hening di Nanjing bernuasa kedamaian, sedangkan di Haidong memicu kekhawatiran.
Dalam keheningan itu, adakalanya terjadi pembunuhan yang melenyapkan lebih dari satu nyawa. Pelakunya sudah jelas, orang-orang Fengbao.
Zhang Xiuhan diam sejenak di atap markas penelitian organisasi Fengbao, tepatnya di atap laboratorium. Ia ingin memastikan situasi dan kondisi di Jin Quo sebelum memulai misinya.
Zhang Xiuhan tidak mendengar banyak suara dalam pagi yang masih terlalu pagi itu. Tapi sudah ada obrolan yang menarik perhatiannya. Pembicaraan tiga peneliti di laboratorium.
Mereka membicarakan soal ruangan tempat Zhillin di tahan. Mereka menduga telah terjadi sesuatu di dalam ruangan itu karena Kim Ju terlihat sedang menyembunyikan sesuatu, melarang orang lain untuk masuk ke dalamnya.
Padahal sebelumnya mereka diperbolehkan untuk turut mengamati perkembangan pada proyek Zhillin. Bahkan mereka juga diperbolehkan untuk berinteraksi dengan Zhillin.
Benar, ketiga peneliti itu memang teman-teman Kim Ju yang pernah diminta untuk menunggu waktu yang tepat bagi mereka untuk masuk ke ruangan tersebut karena ketika itu keadaan masih sangat berbahaya. Kecurigaan mereka semakin kuat, sebab Kim Ju tidak lekas menghubungi mereka.
Zhang Xiuhan tersenyum mendengar rencana mereka untuk menyelinap masuk ke dalam ruangan secara diam-diam. Rasa penasaran mereka yang terlalu besar, membuat rencana yang telah disusun satu hari sebelumnya itu akan dilakukan saat ini juga.
Zhang Xiuhan yang telah mengetahui tata letak ruangan-ruangan di Jin Quo berkat denah dan penjelasan Kim Ju, berencana menggunakan momen itu untuk menyebarkan kekacauan yang ia lakukan dengan lebih cepat ke para penghuni Jin Quo, bahkan juga kepada Patriark Bao Li yang pagi itu masih terlelap di markas Fengbao.
Pikir Zhang Xiuhan, ketika ketiga peneliti tahu yang sebenarnya, dan melihat mayat rekan dari Kim Ju di sana, juga hilangnya dua tahanan, tentu akan menimbulkan kegaduhan yang pasti mengundang perhatian semua orang, lantaran proyek Zhillin adalah proyek besar dan paling utama di Jin Quo.
Akan tetapi, sebelum kegaduhan yang besar itu pecah, ketiga peneliti akan dikagetkan dengan masalah yang tidak kalah besar, yakni hilangnya para tahanan yang memang dipenjara di sel-sel yang letaknya berdampingan dengan ruang tahanan Zhillin.
Maka, kini Zhang Xiuhan bergegas menuju ruang penahanan Zhillin terlebih dahulu untuk menghilangkan es yang membuat pintu menjadi sulit terbuka.
Ia mengendap dari atap laboratorium yang berada di tengah-tengah Jin Quo, menuju ke sisi timur. Sebetulnya sedikit sulit untuk bisa sampai di ruang tahanan tanpa diketahui oleh siapa pun karena berada di dalam tanah. Tapi Zhang Xiuhan sudah bertekat akan langsung membunuh siapa saja yang ia temui.
Zhang Xiuhan menghentikan langkahnya saat tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat dua orang penjaga yang tengah berusaha keras menahan kantuk. Tanpa basa-basi, Zhang Xiuhan langsung membekukan jantung keduanya.
"Sekarang kalian bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus menahan kantuk lagi," ujar Zhang Xiuhan pada dua penjaga yang telah ambruk dan memegangi dada, sedang menikmati saat-saat terakhir dalam hidup mereka.
Ia pun melanjutkan langkahnya. Berjalan cepat menuju ruang tahanan Zhillin.
"Sabarlah, aku akan segera membawa kalian pergi dari neraka ini," ucap Zhang Xiuhan dalam benak saat berjalan melewati para tahanan di sel-sel penjara.
Brreeek!
Tanpa membuang waktu lagi, Zhang Xiuhan berlari dan membuat es yang menyelimuti pintu pecah, lantaran kini pintu ruangan sudah terbuka usai terkena tendangan keras dari kakinya.
Zhang Xiuhan memang sengaja membuat pintu tersebut membeku sesaat sebelum berteleportasi ke desa Nanjing. Tujuannya tentu untuk menyulitkan orang-orang Jin Quo masuk ke dalamnya.
Zhang Xiuhan kemudian berlari kembali ke sel penjara. Ia berdiri sejenak di depan sel dan menarik napas kuat-kuat. Lantas menarik jeruji besi ke arah yang berlawanan supaya merenggang dan cukup baginya untuk masuk.
"Tuan, tuan, tolong kami."
Suara seorang tahanan memelas ketika terbangun dan melihat Zhang Xiuhan. Sontak saja langsung diikuti oleh suara dari para tahanan lainnya. Hal itu menimbulkan kebisingan yang bisa mengundang orang lain untuk datang.
"Tenanglah!" teriak Zhang Xiuhan kemudian setelah ucapan lirihnya tidak digubris oleh para tahanan yang berebut ingin diselamatkan. Lelaki itu juga menghentikan tarikan tangannya sebelum selesai membuat jalan untuknya masuk ke dalam sel penjara.
Dan senyap. Para tahanan yang semula sangat berisik itu langsung diam ketakutan mendengar suara Zhang Xiuhan yang mengintimidasi. Mereka lantas menutup mulut rapat-rapat. Meski siksaan yang dialami orang-orang itu kerap membuat mereka seolah hendak diantarkan pada maut, nyatanya mereka masih takut mati.
Sementara itu, detak jantung Zhang Xiuhan menjadi sedikit lebih cepat lantaran ia mendengar suara langkah tiga orang peneliti yang telah dekat dengan ruang bawah tanah. Ia tidak ingin ketiga peneliti itu melihatnya.
\=\=\=\=\=\=\=
Uniknya jadi penulis, kadang saking seringnya kami revisi-revisi dan revisi, kami kadang lupa, alur mana yg pada akhirnya kami pakai untuk diposting. Nah, ada satu kejadian juga yg ternyata lupa saya singgung, yaitu soal sikap Zhang Xiuhan yang plin plan pada Zhillin. Di awal2 chapter, Zhang kadang begitu baik, kadang judes, kadang baik lagi...
Lha, saya kira sudah saya jelaskan alsannya, ternyata part penjelasan ttg hal tersebut kena pangkas akibat revisian. Jadi untuk yg bingung kenapa Zhang bisa berubah ubah sikapnya pada Zhillin, mungkin nanti akan saya jelaskan. Atau mungkin kalian berkeinginan untuk menebak nebak juga monggo, saya suka banget lho kalau ada yg hobi menerka nerka, itu artinya you gaes cukup follow the whole story. Luv u all 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Ruslan Derahman
tq thor
2022-06-19
0
Kancellotti Unholy Mbachoter
maU kayak apa prook prookkk...ayoo apa cb tebakk....LqnJoottt
2022-01-29
0
zamal78901
👍👍👍👍👍👍👍
2021-12-23
0