Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan

Zhang Xiuhan mengenakan pakaian serba hitam. Hal itu mengingatkan dirinya pada orang-orang dalam sebuah perkumpulan di negeri lain yang telah ia anggap sebagai saudara sendiri, yang selalu menggunakan seragam hitam saat menjalankan misi.

Zhang Xiuhan jelas merindukan mereka. Terlebih sebelum dirinya terlempar ke masa lalu, Zhang Xiuhan tahu benar jika para saudaranya itu sedang berjuang mati-matian demi membantu pembebasan negerinya dari para penjajah.

"Semoga semua masalah ini cepat selesai dan aku bisa lekas kembali," kata Zhang Xiuhan dalam batin sembari mengenakan penutup wajah yang juga berwarna hitam.

"Dia sudah sadar, Tuan. Tapi sepertinya sekarang Zhillin sedang tidur," ucap Kim Ju saat mendapati Zhang Xiuhan memandang pasiennya lekat-lekat.

Zhang Xiuhan hanya mengangguk dan tersenyum. Ia bersyukur gadis kecilnya terlelap dengan pulasnya. Jika tidak, Zhillin pasti sudah merengek, memaksa untuk ikut pergi ke sarang monster.

Zhang Xiuhan mendekatkan tangannya ke kepala Zhillin. Laki-laki itu masih sulit percaya jika di balik dahsyatnya kekuatan guru Zhillin, ada banyak luka yang kerap membuat Zhillin muda ingin mati saja.

Lelaki itu kemudian segera menghentikan tangannya ketika sudah tinggal lima senti di atas kepala Zhillin. Ia menahan diri untuk mengelus rambut Zhillin, tidak ingin mengusik tidur lelapnya.

"Aku akan kembali membawa banyak pasien untuk kalian. Jadi, tolong siapkan segala sesuatunya. Mungkin nantinya akan ada banyak orang kritis yang harus segera kalian tangani," kata Zhang Xiuhan mengingat pemandangan di ruang bawah tanah yang berisi manusia-manusia yang lebih pantas disebut sebagai mayat hidup. Juga orang-orang yang menjadi kelinci percobaan di dalam laboratorium, yang diperlakukan tak ubahnya mainan murahan, digunakan sesukanya lalu dibuang saat dianggap sudah tidak berguna.

***

Dini hari di Haidong sungguh sangat berbeda dengan pagi di Nanjing. Meski keduanya sama-sama hening nyaris tanpa suara, hanya menyisakan suara serangga, jelas rasanya berbeda. Hening di Nanjing bernuasa kedamaian, sedangkan di Haidong memicu kekhawatiran.

Dalam keheningan itu, adakalanya terjadi pembunuhan yang melenyapkan lebih dari satu nyawa. Pelakunya sudah jelas, orang-orang Fengbao.

Zhang Xiuhan diam sejenak di atap markas penelitian organisasi Fengbao, tepatnya di atap laboratorium. Ia ingin memastikan situasi dan kondisi di Jin Quo sebelum memulai misinya.

Zhang Xiuhan tidak mendengar banyak suara dalam pagi yang masih terlalu pagi itu. Tapi sudah ada obrolan yang menarik perhatiannya. Pembicaraan tiga peneliti di laboratorium.

Mereka membicarakan soal ruangan tempat Zhillin di tahan. Mereka menduga telah terjadi sesuatu di dalam ruangan itu karena Kim Ju terlihat sedang menyembunyikan sesuatu, melarang orang lain untuk masuk ke dalamnya.

Padahal sebelumnya mereka diperbolehkan untuk turut mengamati perkembangan pada proyek Zhillin. Bahkan mereka juga diperbolehkan untuk berinteraksi dengan Zhillin.

Benar, ketiga peneliti itu memang teman-teman Kim Ju yang pernah diminta untuk menunggu waktu yang tepat bagi mereka untuk masuk ke ruangan tersebut karena ketika itu keadaan masih sangat berbahaya. Kecurigaan mereka semakin kuat, sebab Kim Ju tidak lekas menghubungi mereka.

Zhang Xiuhan tersenyum mendengar rencana mereka untuk menyelinap masuk ke dalam ruangan secara diam-diam. Rasa penasaran mereka yang terlalu besar, membuat rencana yang telah disusun satu hari sebelumnya itu akan dilakukan saat ini juga.

Zhang Xiuhan yang telah mengetahui tata letak ruangan-ruangan di Jin Quo berkat denah dan penjelasan Kim Ju, berencana menggunakan momen itu untuk menyebarkan kekacauan yang ia lakukan dengan lebih cepat ke para penghuni Jin Quo, bahkan juga kepada Patriark Bao Li yang pagi itu masih terlelap di markas Fengbao.

Pikir Zhang Xiuhan, ketika ketiga peneliti tahu yang sebenarnya, dan melihat mayat rekan dari Kim Ju di sana, juga hilangnya dua tahanan, tentu akan menimbulkan kegaduhan yang pasti mengundang perhatian semua orang, lantaran proyek Zhillin adalah proyek besar dan paling utama di Jin Quo.

Akan tetapi, sebelum kegaduhan yang besar itu pecah, ketiga peneliti akan dikagetkan dengan masalah yang tidak kalah besar, yakni hilangnya para tahanan yang memang dipenjara di sel-sel yang letaknya berdampingan dengan ruang tahanan Zhillin.

Maka, kini Zhang Xiuhan bergegas menuju ruang penahanan Zhillin terlebih dahulu untuk menghilangkan es yang membuat pintu menjadi sulit terbuka.

Ia mengendap dari atap laboratorium yang berada di tengah-tengah Jin Quo, menuju ke sisi timur. Sebetulnya sedikit sulit untuk bisa sampai di ruang tahanan tanpa diketahui oleh siapa pun karena berada di dalam tanah. Tapi Zhang Xiuhan sudah bertekat akan langsung membunuh siapa saja yang ia temui.

Zhang Xiuhan menghentikan langkahnya saat tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat dua orang penjaga yang tengah berusaha keras menahan kantuk. Tanpa basa-basi, Zhang Xiuhan langsung membekukan jantung keduanya.

"Sekarang kalian bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus menahan kantuk lagi," ujar Zhang Xiuhan pada dua penjaga yang telah ambruk dan memegangi dada, sedang menikmati saat-saat terakhir dalam hidup mereka.

Ia pun melanjutkan langkahnya. Berjalan cepat menuju ruang tahanan Zhillin.

"Sabarlah, aku akan segera membawa kalian pergi dari neraka ini," ucap Zhang Xiuhan dalam benak saat berjalan melewati para tahanan di sel-sel penjara.

Brreeek!

Tanpa membuang waktu lagi, Zhang Xiuhan berlari dan membuat es yang menyelimuti pintu pecah, lantaran kini pintu ruangan sudah terbuka usai terkena tendangan keras dari kakinya.

Zhang Xiuhan memang sengaja membuat pintu tersebut membeku sesaat sebelum berteleportasi ke desa Nanjing. Tujuannya tentu untuk menyulitkan orang-orang Jin Quo masuk ke dalamnya.

Zhang Xiuhan kemudian berlari kembali ke sel penjara. Ia berdiri sejenak di depan sel dan menarik napas kuat-kuat. Lantas menarik jeruji besi ke arah yang berlawanan supaya merenggang dan cukup baginya untuk masuk.

"Tuan, tuan, tolong kami."

Suara seorang tahanan memelas ketika terbangun dan melihat Zhang Xiuhan. Sontak saja langsung diikuti oleh suara dari para tahanan lainnya. Hal itu menimbulkan kebisingan yang bisa mengundang orang lain untuk datang.

"Tenanglah!" teriak Zhang Xiuhan kemudian setelah ucapan lirihnya tidak digubris oleh para tahanan yang berebut ingin diselamatkan. Lelaki itu juga menghentikan tarikan tangannya sebelum selesai membuat jalan untuknya masuk ke dalam sel penjara.

Dan senyap. Para tahanan yang semula sangat berisik itu langsung diam ketakutan mendengar suara Zhang Xiuhan yang mengintimidasi. Mereka lantas menutup mulut rapat-rapat. Meski siksaan yang dialami orang-orang itu kerap membuat mereka seolah hendak diantarkan pada maut, nyatanya mereka masih takut mati.

Sementara itu, detak jantung Zhang Xiuhan menjadi sedikit lebih cepat lantaran ia mendengar suara langkah tiga orang peneliti yang telah dekat dengan ruang bawah tanah. Ia tidak ingin ketiga peneliti itu melihatnya.

\=\=\=\=\=\=\=

Uniknya jadi penulis, kadang saking seringnya kami revisi-revisi dan revisi, kami kadang lupa, alur mana yg pada akhirnya kami pakai untuk diposting. Nah, ada satu kejadian juga yg ternyata lupa saya singgung, yaitu soal sikap Zhang Xiuhan yang plin plan pada Zhillin. Di awal2 chapter, Zhang kadang begitu baik, kadang judes, kadang baik lagi...

Lha, saya kira sudah saya jelaskan alsannya, ternyata part penjelasan ttg hal tersebut kena pangkas akibat revisian. Jadi untuk yg bingung kenapa Zhang bisa berubah ubah sikapnya pada Zhillin, mungkin nanti akan saya jelaskan. Atau mungkin kalian berkeinginan untuk menebak nebak juga monggo, saya suka banget lho kalau ada yg hobi menerka nerka, itu artinya you gaes cukup follow the whole story. Luv u all 🥰🥰

 

Terpopuler

Comments

Ruslan Derahman

Ruslan Derahman

tq thor

2022-06-19

0

Kancellotti Unholy Mbachoter

Kancellotti Unholy Mbachoter

maU kayak apa prook prookkk...ayoo apa cb tebakk....LqnJoottt

2022-01-29

0

zamal78901

zamal78901

👍👍👍👍👍👍👍

2021-12-23

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2 Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3 Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4 Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5 Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6 Ch 6_ Kakek Huang
7 Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8 Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9 Sekilas Info
10 Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11 Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12 Ch 11_ Penyamaran
13 Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14 Ch 13_ Target Pembunuhan
15 Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16 Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17 Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18 Ch 17_ Keganasan Zhillin
19 Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20 Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21 Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22 Ch 21_ Duka Abadi
23 Ch 22_ Sebuah Jamuan
24 Ch 23_ Jamuan Darah
25 Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26 Ch 25_ Pertemuan Pertama
27 Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28 Ch 27_ Serangan Fengbao
29 Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30 Ch 29_ Menjadi Tabib
31 Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32 Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33 Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34 Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35 Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36 Ch 35_ Percakapan di Kedai
37 Ch 36_ Latihan Mental
38 Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39 Ch - 38 Bibi Wu'an
40 Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41 Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42 Ch 41_ Pedang yang Hilang
43 Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44 Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45 Ch 44_ Perpisahan
46 Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47 Ch 46_ Sebuah Rahasia
48 Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49 Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50 Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51 Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52 Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53 Ch 52_
54 Ch 53_ Harapan Zhillin
55 Ch 54_ Lukisan Batu
56 Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57 Ch 56_ Secarik Kertas
58 Ch 57_ Kamar Putih
59 Ch 58_ Memadamkan Api
60 Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61 Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62 Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63 Ch 62_ Permintaan Ayah
64 Ch 63_ Peluru Es
65 Ch 64_ Terpaksa Percaya
66 Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67 Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68 Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69 Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70 Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71 Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72 Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73 Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74 Ch 73_ Pelukan Hangat
75 Ch 74_ Hadiah Berharga
76 Ch 75_ Menohok
77 Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78 Ch 77_ Tekad
79 Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80 Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81 Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82 Ch 81_ Obat Beracun
83 Ch 82_ Sumpah
84 Ch 83_ Uluran Tangan
85 Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86 Ch 85_ Pengujung Maut
87 Ch 86_ Roh yang Tercabut
88 Ch 87_ Roh dalam Pedang
89 Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90 Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91 Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92 Ch 91_ Gundukan Batu
93 Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94 Ch 93_ Sambutan Istimewa
95 Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96 Ch 95_ Pemanggil Iblis
97 Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98 Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99 Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100 Ch 99_ Murid Keras Kepala
101 Ch 100_ Guru Keras Kepala
102 Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103 Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104 Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105 Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106 Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107 Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108 TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109 TERBIT NOVEL SERU
110 Info Super Penting
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Ch. 1_ Gadis Kelinci Percobaan
2
Ch 2_ Sebuah Nama untuk Pahlawan
3
Ch 3_ Maksud dari Sun Jihai
4
Ch 4_ Rencana Patriark Bao Li
5
Ch 5_ Markas Penelitian Organisasi Fengbao
6
Ch 6_ Kakek Huang
7
Ch 7_ Perjalanan Menuju Jin Quo
8
Ch 8_ Kemarahan Zhang Xiuhan
9
Sekilas Info
10
Ch 9_ Kekagetan Zhillin
11
Ch 10_ Seorang Monster yang Menjadi Pahlawan
12
Ch 11_ Penyamaran
13
Ch 12_ Membuat Tabung Hangat
14
Ch 13_ Target Pembunuhan
15
Ch 14_ Kunjungan Patriark Bao Li
16
Ch 15_ Kunjungan Patriark Bao Li II
17
Ch 16_ Tahanan Jin Quo
18
Ch 17_ Keganasan Zhillin
19
Ch 18_ Menyelamatkan Para Tahanan
20
Ch 19_ Menyelamatkan Para Tahanan II
21
Ch 20_ Hadiah untuk Patriark Bao Li
22
Ch 21_ Duka Abadi
23
Ch 22_ Sebuah Jamuan
24
Ch 23_ Jamuan Darah
25
Ch 24_ Kunjungan Zhang Xiuhan
26
Ch 25_ Pertemuan Pertama
27
Ch 26_ Sandiwara Zhang Xiuhan
28
Ch 27_ Serangan Fengbao
29
Ch 28_ Sebuah Kecemasan
30
Ch 29_ Menjadi Tabib
31
Ch 30_ Luka yang Menyembuhkan
32
Ch 31_ Ketakutan di Markas Fengbao
33
Ch 32_ Kemerdekaan Haidong
34
Ch 33_ Sesuatu yang Tiba-Tiba Muncul
35
Ch 34_ Meninggalkan Haidong
36
Ch 35_ Percakapan di Kedai
37
Ch 36_ Latihan Mental
38
Ch 37_ Sebuah Nama yang Mengejutkan
39
Ch - 38 Bibi Wu'an
40
Ch 39_ Bertemu Ketua Dong
41
Ch 40_ Lukisan Tuan Zhang Xiuhan
42
Ch 41_ Pedang yang Hilang
43
Ch 42_ Bertaruh dengan Nyonya Ying
44
Ch 43_ Bertemu Tuan Zhang Xiuhan
45
Ch 44_ Perpisahan
46
Ch 45_ Sebuah Titik Terang
47
Ch 46_ Sebuah Rahasia
48
Ch 47_ Sesuatu yang Sulit Diutarakan
49
Ch 48_ Pesona Masaki Mamoru
50
Ch 49_ Bertemu Sun Jihai Muda
51
Ch 50_ Tantangan dari Sun Jihai
52
Ch 51_ Dua Api yang Beradu
53
Ch 52_
54
Ch 53_ Harapan Zhillin
55
Ch 54_ Lukisan Batu
56
Ch 55_ Kebohongan Masaki Mamoru
57
Ch 56_ Secarik Kertas
58
Ch 57_ Kamar Putih
59
Ch 58_ Memadamkan Api
60
Ch 59_ Pendekar Penangkap Nyamuk
61
Ch 60_ Keluarga Kecil Sun Jihai
62
Ch 61_ Keluarga Kecil Sun Jihai II
63
Ch 62_ Permintaan Ayah
64
Ch 63_ Peluru Es
65
Ch 64_ Terpaksa Percaya
66
Ch 65_ Maaf untuk Masaki Mamoru
67
Ch 66_ Permintaan Seorang Gadis
68
Ch 67_ Mencari Jalan Pulang
69
Ch 68_ Tamu Pagi Hari
70
Ch 69_ Sandiwara yang Menjijikan
71
Ch 70_ Awan Hitam di Atas Markas Naga Emas
72
Ch 71_ Keputusan yang Tertolak
73
Ch 72_ Suara yang Menakutkan
74
Ch 73_ Pelukan Hangat
75
Ch 74_ Hadiah Berharga
76
Ch 75_ Menohok
77
Ch 76_ Kecantikan yang Berkurang
78
Ch 77_ Tekad
79
Ch 78_ Sup Lezat untuk Zhillin
80
Ch 79_ Pembalasan yang Salah
81
Ch 80_ Delapan Jam Berharga
82
Ch 81_ Obat Beracun
83
Ch 82_ Sumpah
84
Ch 83_ Uluran Tangan
85
Ch 84_ Perahu yang Terangkat
86
Ch 85_ Pengujung Maut
87
Ch 86_ Roh yang Tercabut
88
Ch 87_ Roh dalam Pedang
89
Ch 88_ Hutan Sanmenxia
90
Ch 89_ Jawaban yang Tepat
91
Ch 90_ Perjanjian dengan Iblis
92
Ch 91_ Gundukan Batu
93
Ch 92_ Melewati Lorong Waktu
94
Ch 93_ Sambutan Istimewa
95
Ch 94_ Ahli dalam Membungkam
96
Ch 95_ Pemanggil Iblis
97
Ch 96_ Senyum Ketua Besar Kin
98
Ch 97_ Pemimpin yang Cemerlang
99
Ch 98_ Lolongan Pemanggil Iblis
100
Ch 99_ Murid Keras Kepala
101
Ch 100_ Guru Keras Kepala
102
Ch 101_ Kematian yang Tidak Diinginkan Lagi
103
Ch 102_ Perasaan yang Tidak Terdefinisikan
104
Ch 103_ Pengakuan Zhang Xiuhan
105
Ch 104_ Obat Paling Mujarab
106
Ch 105_ Kebahagiaan Hakiki
107
Ch 106_ EPISODE TERAKHIR!!!
108
TERBIT NOVEL BARU "Pendekar Benua Timur"
109
TERBIT NOVEL SERU
110
Info Super Penting

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!