Karena Adit baru saja tiba di tempat itu membuat suasana menjadi semakin meriah, bagaimana tidak membuat seorang Aditya Pratama datang untuk berkumpul seperti saat itu, adalah hal yang sangat sulit bagi mereka bertiga
" Bos kita baru datang ni ayo lanjut minum lagi lah kita "
Bagas pun mengangkat gelasnya sedikit tinggi menandakan mengajak yang lain untuk minum, akhirnya semua mulai memegang gelasnya masing-masing dan mulai minum
Berbeda dengan Cindy yang sudah mulai mabuk, dia benar-benar tidak tau keadaan sekitarnya sudah terjadi apa, begitu mendengar kata minum dia langsung berkata tanpa membuka matanya terlebih dahulu
" Akh.. Aku udah ga kuat minum lagi pak, ya udah aku pilih cium aja pak, tapi inget ya pak cuma cium ga boleh kayak kata bapak yang satunya tadi " Cindy berucap dengan sedikit keras
Semua yang berada di dalam ruangan itu mendadak menjadi terdiam mendengar ucapan Cindy barusan, hanya Erik yang sudah hendak berdiri, Erik ingin menghalangi Cindy yang akan mencium Adit, tetapi Adit langsung memberikan kode agar Erik kembali duduk
" Cindy woi sadar Cin.. "
Mita hanya berharap panggilan darinya bisa membuat sahabatnya itu tersadar dan kontrol dengan keadaannya, tetapi pada kenyataannya Cindy benar-benar sudah tidak bisa lagi mendengar suara Mita
Mungkin karena efek mabuknya tanpa ada rasa malu, Cindy pun menolehkan wajahnya ke arah Adit dan memegang kedua pipi Adit, lalu cup sebuah ciuman mendarat mulus di bibir Adit
Sontak saja semua teman Adit yang berada di dalam ruangan itu menjadi terdiam kembali, menunggu tindakan dari Adit dengan perasaan harap-harap cemas, berharap Adit tidak akan marah atau mengamuk
Sedangkan Cindy yang sudah mencium bibir seseorang yang bahkan tidak dia kenal, dengan santai kembali menempelkan tubuhnya ke sofa agar kepalanya tidak terlalu pusing
Semua sahabat Adit yang ada di ruangan itu masih diam dan memperhatikan Adit, mereka pun bisa bernapas lega dengan sedikit perasaan bingung, karena melihat Adit yang sedang memperhatikan Cindy lalu tersenyum
Karena setau mereka Adit tidak suka bila ada wanita yang tidak dia kenal menyentuhnya, walaupun Adit sedang dalam keadaan mabuk sekali pun, apalagi sampai mencium bibir dari seorang Aditya Pratama seperti yang Cindy lakukan barusan
Dari antara semua orang yang berada di dalam ruangan itu, hanya Erik yang tersimpul senyuman di bibirnya
" Terima kasih nona semoga anda bisa membuat seorang Aditya Pratama mulai belajar untuk membuka hatinya "
" Rik tolong pesanin minuman penetral mabuk, kasian cewek ini kayaknya udah mabuk berat "
" Baik pak "
Tanpa menunda-nunda waktu Erik langsung bangkit dari duduknya, Erik pun bergegas keluar dari dalam ruangan itu untuk memesan apa yang diperintahkan oleh Adit
Setelah menyelesaikan tugasnya Erik kembali ke dalam ruangan itu, dia pun kembali duduk di posisi yang sama. Tak selang berapa lama Erik pun membisikan sesuatu ke ladies yang menemaninya, ternyata Erik meminta ladies itu untuk menunggunya di luar ruangan
Ladies itu pun langsung permisi untuk keluar dari dalam ruangan, tak selang berapa lama kemudian Erik pun menyusul, saat Erik sudah berada di luar dia memberikan beberapa lembar uang merah kepada ladies itu, dia meminta ladies itu untuk tidak perlu lagi menemaninya
" Ga asik lo Rik, asal di kasih cewe selalu gitu " protes Bastian
" Maaf pak istri saya ada di rumah saya tidak mau main-main di luar "
" Terserah deh "
" Haha.. "
" Kenapa lo ketawa sendirian ? ketempelan setan apa lo ? "
Bastian malam itu merasakan sedikit jengkel di dalam hatinya, di mulai dari Cindy yang di rebut oleh Adit lalu penolakan Erik dan kini tiba-tiba saja Bagas tertawa dengan lepas
" Enggak gw cuma inget semua drama lo tadi waktu kita baru dateng, lah yang dapet enaknya malah Adit yang baru aja sampe " Bagas kembali tertawa
Dan akhirnya semua yang berada di dalam ruangan itu ikut tertawa, mereka membenarkan ucapan Bagas barusan. Itulah persahabatan si empat sekawan, mereka tidak akan pernah bisa untuk lama menahan amarahnya
Sedangkan Cindy yang sedang tertidur dengan pulas menjadi sedikit kesal, karena dia merasa tidurnya terganggu mendengar mereka yang tertawa terbahak-bahak
" Berisik ikh..!! " Teriak Cindy masih dengan mata yang tertutup
Semua yang berada di dalam ruangan itu menjadi terdiam mendengar ucapan Cindy barusan, mereka pun serempak menghentikan tawanya dan tanpa sadar Cindy menarik lengan Adit dan menaruh kepalanya di lengan Adit
Entah apa yang di ada di dalam kepala Cindy saat itu, mungkin dia merasa lengan Adit adalah bantal atau guling di tempat kostnya, Adit pun hanya diam mengikuti keinginan gadis itu lalu dia menyenderkan tubuhnya ke sofa agar gadis itu bisa merasa lebih nyaman
" Permisi pak "
Salah seorang waiter ( pelayan pria ) masuk ke dalam ruangan itu, untuk mengantarkan minuman pesanan Erik tadi, Erik pun mengeluarkan selembar uang merah dan di berikan kepada waiter tersebut
" Terima kasih pak, kalo gitu saya permisi dulu pak "
Pak Bambang sudah memberikan perintah khusus untuk malam ini, semua pelayan yang wanita di larang menerima orderan atau mengantarkan pesanan ke dalam ruangan itu, dia tidak ingin terulang kembali masalah seperti Cindy tadi
" Ini minumannya pak " Erik mengarahkan gelas itu ke hadapan Adit
" Taro aja di situ dulu, kasian dia lagi tidur "
Adit sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya agar Cindy tetap terlelap dalam tidurnya, mereka pun kembali bergantian bernyanyi menikmati malam itu
Setelah sekitar satu jam lebih berlalu, Adit pun mulai mencoba untuk membangunkan Cindy dan menepuk-nepuk pelan pipi Cindy
" Hei.. Hei.. Bangun, mau tidur sampe kapan ? "
Adit tersenyum memandang wajah gadis itu, sedangkan Cindy berusaha menyadarkan dirinya sambil mengosok ke dua bola matanya
" Ini minum dulu buat netralisir mabuk kamu " Adit menyodorkan minuman yang tadi sudah di pesan
" Makasih pak "
Keadaan di dalam ruangan itu sudah asik masing-masing, termasuk Erik dia lebih nyaman untuk duduk sendiri tanpa di temani oleh seorang ladies, lalu Cindy mulai tersadar bila laki-laki yang duduk di pojok, adalah laki-laki yang tadi memberikan dia dua pilihan cium atau minum
Cindy pun menggosok-gosok kembali ke dua bola matanya, agar dia bisa benar-benar yakin apakah itu orang yang sama, saat Cindy mencoba melihat lagi untuk memastikan pas berbarengan ketika Bastian menoleh ke arah Cindy
" Udah bangun ya ? mau ganti pilihan ga ? tapi sayangnya udah bukan saya yang ada di samping kamu " ucap Bastian sambil tertawa melihat wajah Cindy yang kebingungan
Sontak saja membuat Cindy langsung menolehkan kepalanya ke arah laki-laki yang berada di sebelahnya, ternyata benar sudah berganti menjadi pria lain, Cindy pun hanya bisa diam mengerutkan keningnya
Melihat ekspresi Cindy yang seperti itu, membuat semua orang yang berada di dalam ruangan itu menjadi tertawa terbahak-bahak, melihat wajah Cindy yang baru terbangun dari tidurnya dan kebingungan, hanya Adit yang tersenyum sambil menatap Cindy
bantu like dan komentar ya teman-teman 😊
terima kasih 😊
maaf ya kalau masih banyak typo masih belajar..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Bundy Icha
kesempatan buat Adhit dong 🤭🤭🤭🤭🤭
2023-06-13
0
Sisilia Nopita Sari
gemes nya karakter si adit😊
2022-01-09
1
Wina Wien
seruuu😂😂😂
2021-06-08
1