Episode 17 Bocah

"Tiana tunggu, aku mohon." Jack menahan Tiana yang hampir masuk ke dalam lift, namun Jack tidak dalam keadaan seimbang sehingga saat Tiana menarik tangannya kembali Jack tertarik masuk ke dalam lift.

"See kamu benar-benar mengacuhkan ku? apa aku berbuat salah dengan mu?"

"Kau yang mengacuhkan aku kenapa sekarang aku yang dituduh mengacuhkan ck!"

(Triing) pintu lift terbuka Jack masih memandangi wajah kekasihnya, genggaman tangan mereka belum lagi terlepas sejak tadi saling tarik menarik.

Sementara Tiana mengalihkan pandangannya jauh dari Jack.

"Mau masuk tidak? atau kamu mau turun lagi nyusulin Leo dan siapa itu tadi?" Tiana mencoba mengingat.

"Ah ya Fang. Sanahlah kamu kalau mau pergi bareng mereka!"

"Urusan kita belum selesai Tiana"

Keduanya memasuki apartemen Tiana, menunggu Tiana mengganti pakainnya Jack mencari sebotol wine dilemari dapur.

"Kau mau minum disore hari seperti ini?" Tiana mengangkat sebelah alisnya, tak percaya dengan apa yang dilakukan Jack.

"Kita butuh ketenangan, ini membuat suasana jadi lebih tenang menurut ku."

"Kau mau buat aku mabuk!" Jack hanya diam tak banyak bicara menyesap sedikit demi sedikit minumannya.

"Kenapa bisa bareng pak tua itu?"

"Evandy maksud mu? dia hanya mengantar ku pulang tidak ada maksud lain."

"Kamu tau beberapa hari ini aku merasa hanya aku yang berjuang sendiri dalam hubungan ini. Beberapa kali aku mencoba hubungi kamu tapi itu aku tahan!"

"Kenapa harus ditahan?" Tiana beralih dari tempat duduknya menuju sofa didepan tv. Jackie mengekori Tiana.

"Aku ingin kamu mencari aku, aku ingin kamu mengkhawatirkan aku, aku ingin kamu penasaran dan bertanya tanya kemana aku mengapa aku menghilang. Tapi sepertinya tidak kamu lakukan, kamu terlihat tenang dan baik-baik saja." suara Jackie terdengar kecewa, Tiana memberanikan diri mengelus wajah lelaki dihadapannya itu.

"Jack, aku bukan perangkai kata yang ulung. Percayalah aku serius dengan hubungan ini, dont worry baby!"

Keduanya dihanyutkan dalam suasana romantis, sebagai sepasang kekasih yang saling merindukan mereka hampir bertindak terlalu jauh.

"Jack stop it!"

"Ta tapi kan itu sedikit lagi, selalu seperti ini lagi nanggung dia yang mulai padahal ck." Jack terlihat kesal Tiana terkekeh melihat tingkah Jack yang marah-marah seperti anak kecil yang tidak dibelikan jajanan oleh ibunya.

"Bocah, gampang banget marahnya. Belum waktunya kuliah yang bener bocah mau bikin bocah!"

"Nah kan kamu mulai, aku udah 18+ okey sudah bisa buat bocah!"

"Buat doang gampang kamu kira gak dikasih makan sandang pangan papannya gimana?"

"Ia lah bosss, kalau gitu jangan mulai deh kamu tuh ish seneng banget bikin orang nafsu tau gak. Aku lelaki normal wajar dong digodain gitu."

"Tadi beneran kata Leo kalian mau cari bebeh, berani yah kamu sekarang? padahal cuma sehari doang kayaknya ga berkabar lebay banget sih."

"Itu mah bisa nya si Leo aja sama Fang, kayak gak tau mereka. Tapi bener ya sehari ga ngabarin itu berasa setahun tau gak. Jahatnya kamu!"

"Uhhh baby, sini tante peyuk!"

"Jangan mulai deh, habis kamu nanti ya gak akan aku tahan-tahan."

"Kamu laper gak? aku masakin yah."

"Boleh, kamu balik ke resto nanti malam?"

"Ia ada meeting dengan melki"

"Kenapa sih jam kerjanya harus ke break begitu, kenapa gak selesai kerja pulang ya udah gitu pulang aja"

"Tadinya biar aku menguasai aja jam sibuknya di resto, lama-lama aku keasikan kerja. Kalau aku sibuk kerja aku gak ada waktu mikir yang lainnya!"

"Pantes, aku sering dicuekin rupanya saingan aku itu kerjaan kamu bukan cowo lain."

...****************...

Sudah beberapa hari Tiana tidak lagi kerja siang dan malam, terkadang saat selesai kerja Tiana akan menghabiskan waktunya bersama Jackie.

Tentu Jackie semakin senang itu yang dia inginkan, hampir setiap hari mereka kencan. Jackie lebih sering mengajak Tiana pergi ke luar entah itu work out bareng, makan siang diluar, dinner bersama ditepi pantai kadang mereka nonton film kesukaan mereka atau hanya sekedar berbelanja bulanan dimall.

Dan Jackie tak lagi disibukan dengan tugas kuliahnya, dia juga sangat jarang pergi bersama temannya. Leo bilang siBucin Jack! panggilan teranyar untuk Jackie didepan teman-temannya.

"Kalau seperti ini terus akan susah nanti pas pisah. Terlalu banyak kenangan diantara kita Jack!"

"Ko ngomongnya gitu sih, lagian siapa yang mau pisah?"

"Ya mana tau kamu mungkin nemu cewe seusia kamu yang jauh lebih asik dibanding aku! Aku yakin dikampus kamu banyak banget cewe yang mau deket sama kamu."

"Mulaikan, udah dong jangan bahas gituan. Aku sayang kamu, sampai kapanpun aku maunya ya kamu!"

"Umh gombal"

"Minggu depan aku harus pulang ada acara, keluarga papa dari manila datang ke jakarta."

"Ia christmas kan, senang ya hari raya kumpul bareng keluarga!"

"Resto tutup ga?"

"Tutup tanggal 25 nya aja, tadinya sih gak akan libur tapi aku pikir setiap lebaran kan libur kenapa pas natal ga diliburin aja toh itu kan hari libur nasional. Shila Maria sama Melki juga mau balik kampung rayain natal dikampung halaman mereka. Jadi aku minta Abang untuk liburin resto."

"So kamu libur ga ada rencana pergi kemama gitu?"

"Mau pulang kerumah, tapi aku yakin mami papi juga gak dirumah."

"Hubungi dong kasi kabar kalau kamu mau pulang."

"Bisa jadi mereka lupa kalau aku masih ada."

"Entahlah, gak usah bahas mereka!"

Jackie pergi kerumah orang tuanya. Tiana merasa kehilangan, sepi biasanya Jackie sibuk mengajak Tiana kesana kemari dengan bangganya memperkenalkan Tiana kesetiap teman-temannya.

Masih jelas dalam ingatan Tiana bagaimana jari jari Jackie yang besar itu membungkus tangan Tiana, setiap mereka jalan bersama tangan Tiana tak akan luput digenggam Jackie.

Tiana sedikit menyunggingkan bibirnya memandangi setiap jari-jarinya yang selalu digenggam hangat oleh Jackie.

"Dih dia senyum-senyum sendiri, sehatkan bu?" Raja datang menghampiri Tiana yang sedang melamun diruangannya.

"Kau, ketuk dong kalau masuk bikin kaget aja"

Hei aku ketuk tiga kali tapi kamu gak jawab, rupanya lagi ngayal dia."

"Siapa yang menghayal?" Tiana sedikit gelagapan didepan Raja.

"Nih dari mami lagi, mamai minta kamu mampir kerumah kalau libur"

"Ke Bandung maksudnya?"

"Ia mau gak? lusa kan libur kerja ayo kita ke Bandung. Kamu gak rindu orang tua kamu?"

"Mereka gak layak dikangenin!"

"Jangan gitu toh mereka kedua orang tua kamu. Kamu anak satu-satunya mereka pasti khawatir anak perempuan mereka ga pulang-pulang."

"Lihat nanti deh."

"Aku jemput kamu nanti, kita sama-sama pulang. Satu lagi gak ada penolakan" Raja berlalu begitu saja tanpa mendengar jawaban apapun dari Tiana.

"Hey aku belum selesai bicara, selalu saja seenaknya sendiri!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!