Desa Willow

Yun Feng terbaring di sebuah ranjang sederhana. Sinar matahari sore masuk dari sela-sela jendela yang menusuk wajah Yun Feng. Tubuhnya terbalut perban keseluruhannya.

Xiao Mei duduk di samping ranjang Yun Feng dengan sebuah wadah berisi air. Xiao Mei mencelupkan sebuah kain basah lalu menempelkannya ke dahi Yun Feng dengan wajah yang polos tetapi penuh kekhawatiran.

Yun Feng berkedip beberapa kali seraya mengerutkan keningnya ketika dia melihat tempat yang asing. “Dimana ini?” Tanya Yun Feng.

Gadis itu merasa lega ketika Yun Feng terbangun, “Kau sudah sadar? Syukurlah! Kita berada di rumahku, di desa willow.” Gadis itu meletakkan wadah berisi air ke bawah tempat tidur sebelum melanjutkan, “Kemarin saat kau akan berjalan ke desa ini tiba-tiba kau pingsan di tengah jalan. Jadi aku menggendongmu dengan susah payah karena tubuhmu yang sangat berat.”

Yun Feng mencoba bangkit dari tidurnya tetapi langsung dihentikan oleh Xiao Mei, “ Kau mau kemana?! Istirahatlah dulu sampai kau benar-benar sembuh!”

Sekarang tubuh Yun Feng benar-benar remuk. Hanya bergerak sedikit saja sudah membuat Yun Feng meringis kesakitan. Kultivasinya menjadi tingkat terendah juga menjadi hambatan bagi penyembuhannya. Butuh waktu yang cukup lama bagi Yun Feng untuk mengembalikan kekuatannya menjadi seperti semula.

Setelah beberapa minggu kemudian, tubuh Yun Feng mulai bisa bergerak sedikit demi sedikit. Setiap hari Yun Feng berlatih menyerap energi di belakang pekarangan rumah Xiao Mei.

Selama ini Xiao Mei selalu merawatnya dengan telaten sehingga membuat penyembuhan Yun Feng lebih cepat. Setiap hari Xiao Mei membuatkan beberapa obat-obatan untuk Yun Feng.

Desa Willow sendiri adalah sebuah desa yang damai di sebuah tempat terpencil. Di sini tidak ada kultivator sama sekali karena memang penduduknya kebanyakan seorang rakyat biasa dengan pekerjaan utama sebagai petani.

Di suatu malam ketika semua orang telah tertidur, Yun Feng berlatih dengan energi iblisnya. Aura gelap menyelimuti tubuh Yun Feng saat dia berlatih dengan energi iblis itu. Tetapi menggunakan aura iblis bisa membuat kecepatan kultivasi Yun Feng bertambah.

Yun Feng tersenyum licik, “Tidak disangka hanya dalam beberapa Minggu aku berhasil mencapai tingkat 2 Qi Gathering. Hanya tinggal beberapa bulan lagi sebelum aku meninggalkan desa ini.”

“Saat ini aku mendapatkan sebuah teknik bertarung tetapi tubuhku masih sangat lemah untuk berlatih. Harus secepatnya memulihkan kondisi tubuh terlebih dahulu. Bisa menggenggam sebuah petir di tangan tetapi tidak kuat mengangkat pedang maka kekuatan akan sangat sia-sia. Sebesar apapun kekuatan yang dimiliki orang, tetapi tubuhnya hanyalah seperti ranting kering juga tidak akan berguna.”

Di malam itu Yun Feng menghabiskan waktunya untuk memulihkan kondisi fisiknya.

Keesokan harinya Yun Feng sedang duduk di bawah pohon yang rindang. Menikmati cerahnya cuaca di siang hari. Langit berwarna biru membentang luas di bawahnya para petani sedang membajak sawah.

Tiba-tiba Xiao Mei datang membawa sebuah sup obat. Yun Feng menoleh tetapi matanya masih terlihat dingin. Xiao Mei terbiasa dengan sifat dingin Yun Feng, gadis itu mendekat ke arah Yun Feng dengan keramahan.

“Ini! Aku membuatkan obat untukmu!” Seru Xiao Mei saat menyerahkan obat itu.

Yun Feng menghela nafas sembari menerima obat itu. Dengan nada yang dingin Yun Feng berkata dengan singkat, “Terima kasih!”

Xiao Mei sedikit terkejut ketika mendengar kata itu terucap dari mulut Yun Feng. Gadis itu tersenyum kecil sembari duduk di samping Yun Feng. Tubuhnya menyandar di batang pohon yang besar dan sejuk.

“Oh iya Feng Feng, darimana asalmu?” Tanya Xiao Mei dengan penuh antusias karena Yun Feng tidak pernah bercerita sebelumya.

Mata Yun Feng menatap tajam ke arah Xiao Mei seraya mengerutkan keningnya. “Sudah kubilang berkali-kali jangan memanggilku dengan sebutan itu!” Ucap Yun Feng dengan kesal. Beberapa Minggu ini Xiao Mei memanggil Yun Feng dengan nama lain yaitu Feng Feng.

Xiao Mei terkikik sebelum melanjutkan, “Jadi…kau akan bercerita atau tidak?”

Yun Feng memandang Xiao Mei dengan tatapan sipit. Dia tidak suka membicarakan masa lalunya terlebih dengan orang yang belum ia kenal.

“Aku berasal dari tempat yang jauh.”

Xiao Mei memandang datar ke arah Yun Feng, “Kau selalu mengatakan itu berkali-kali saat aku bertanya. Lupakan saja jika kau tidak mau bercerita, aku juga tidak akan memaksamu.”

Yun Feng tidak merespon, dia menyesap supnya. Xiao Mei berdiri lalu menarik tangan Yun Feng yang membuat mereka berdua berdiri bersama.

Yun Feng terkejut dengan sikap Xiao Mei yang begitu tiba-tiba. Yun Feng bertanya dengan terkejut, “Apa yang kau lakukan?”

Xiao Mei tersenyum lebar ketika menarik Yun Feng untuk berjalan. “Kau sudah terlalu lama berada di rumah jadi kau juga harus berkeliling desa juga. Akan kubawa kau berkeliling dan memperkenalkan tempat tempat disini.”

Mereka berdua berjalan di sebuah jalan batu setapak. Xiao Mei berjalan lebih dulu dengan girang di depan yang disusul Yun Feng di belakangnya dengan langkah yang santai.

Mereka melewati sebuah sawah dan beberapa petani sedang bekerja disana. Bau lumpur dan pupuk tanaman menemani perjalan mereka.

Seseorang yang sedang membawa keranjang penuh sayur melambaikan tangan pada Xiao Mei. “Mei’er kau sedang kemana?”

Xiao Mei menoleh seraya tersenyum ketika melihat orang itu, “Bibi Hua? Aku sedang mengajak temanku berjalan-jalan ke sekeliling desa!”

Seseorang yang disebut bibi Hua itupun menatap Yun Feng dengan ramah. Dia menebak jika teman yang dibicarakan Xiao Mei adalah dirinya, “Anak muda kau sangat beruntung berteman dengan Mei’er, dia anak yang baik.”

Yun Feng mengangguk kecil matanya tersenyum tetapi tidak dengan bibirnya. Yun Feng juga tetap mencoba menghormati dan sopan kepada orang tua.

Mereka akhirnya sampai di sebuah sungai mengalir dengan air yang sangat jernih. Bebatuan dan tumbuhan di dasar sungai bisa terlihat karena jernihnya air itu.

Xiao Mei berjongkok di tepi sungai lalu mencelupkan airnya. Tangannya mengobok dengan halus yang membuat airnya bergelombang, “Aku sering kesini saat aku masih kecil dulu, air disini sangat segar dan jernih.”

Yun Feng memandang sungai yang memang benar itu sangat jernih. Tetapi di hati Yun Feng dia tidak benar-benar melihat pemandangan itu melainkan memikirkan tujuannya untuk masa depannya.

“Jadi…kapan kau akan pergi?” Tanya Xiao Mei, dibalik itu ada sedikit nada kesedihan tetapi tertutupi oleh senyumannya.

Yun Feng menjawab dengan nada dingin seperti biasanya, “Nanti, setelah kekuatanku terkumpul seperti semula baru aku akan pergi dari desa ini.”

Xiao Mei duduk di rerumputan di tepi sungai bersama Yun Feng. Matanya sedikit murung ketika melihat Yun Feng, “Kau harus berhati-hati nantinya jika kau berkeliaran di tempat-tempat luar. Aku dengar jika dunia kultivasi sangatlah berbahaya jadi kau harus jaga dirimu!”

Yun Feng mengangguk, dia mengerti kekhawatiran apa yang dirasakan Xiao Mei. “Bisakah kau menceritakan sesuatu tentang desa ini?” Ucap Yun Feng.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!