Rencana Betari

Betari kira berpisah dengan Nando tidak akan membuatnya terlalu sedih. Toh sebelum bertemu dengan Nando, dia menjalani harinya dengan baik-baik saja. Tetapi kenyataannya, yang sulit dari sebuah hubungan yang berakhir bukanlah perpisahannya, melainkan kenangan yang tertinggal selamanya di memori kepala.

Gedung kantor, halte busway, mal, kafe, toko roti, kedai kopi, hingga warung tenda pinggiran yang sering Betari kunjungi bersama Nando membawa begitu banyak kenangan. Tidak peduli seberapa keras Betari berusaha mengalihkan perhatian pun, kepalanya akan otomatis memutar adegan di setiap tempat yang dikunjungi

Seperti hari ini misalnya. Di Minggu pagi yang cerah dan penuh nuansa gembira, dia menyempatkan diri mampir ke toko roti langganannya. Satu pak roti tawar tanpa kulit pinggiran yang keras dan butter croissant dipilih tanpa banyak pertimbangan. Namun, saat matanya bertemu dengan satu slice red velvet merah menyala, otaknya langsung secara otomatis teringat pada Nando.

"Kamu kok suka banget sama red velvet? Cowok kan biasanya nggak terlalu suka cake."

"Karena warnanya yang menarik dan rasanya yang unik. Atau mungkin ... karena makannya di sini sama kamu."

Bullshit.

Betari yakin tidak memiliki word of affirmation sebagai love language, jadi sewaktu Nando mengatakannya, dia hanya menggeplak pelan bahu lelaki itu sambil merotasi bola matanya dan tertawa kecil.

Mana Betari tahu kalau sekarang ucapan itu justru terngiang di telinganya dan berhasil membuat perasaannya campur aduk.

Ketika Betari terpaku memandang red velvet yang seolah sedang melambaikan tangan kepadanya, lonceng di depan pintu toko roti berbunyi. Kepalanya refleks menoleh hanya untuk mendapati tenggorokannya terasa tercekat sebab Nando ada di sana. Lelaki itu berdiri menjulang dalam setelan kasual yang di hari-hari kemarin berhasil membuatnya mabuk kepayang.

Masalahnya, Nando tidak datang sendirian. Andara muncul sepersekian detik kemudian, menggandeng mesra lengannya, lalu mulai berjalan beriringan.

Saat dulu sering melihat adegan pelabrakan pelakor di portal berita, Betari pikir dia akan sama gilanya. Ternyata orang-orang yang berani mengamuk itu memiliki mental baja. Kendati Betari sendiri cukup kokoh dan tangguh, dia nyatanya tidak bisa menahan sesak ketika Nando melewati dirinya begitu saja seolah mereka tidak pernah saling kenal.

Padahal pekan lalu di kafe, lelaki itu masih berusaha menjelaskan apa yang terjadi. Padahal sampai tiga hari yang lalu, Nando masih berusaha menghubunginya sebelum semua akses kontak dia blokir.

Lebih dari itu, Betari tidak menyangka bahwa Andara memiliki hati yang begitu dingin. Nando mungkin bersikap acuh karena memang sudah tidak menginginkan dirinya, tetapi Andara? Bagaimana bisa gadis itu bersikap begini setelah belasan tahun mereka habiskan bersama?

"Awwhh.." Andara merintih sembari memegangi kepalanya. Nando sigap mengulurkan perhatian.

"Kamu kenapa? Apa ada yang sakit?"

"Nggak kenapa-kenapa kok, cuma tiba-tiba sedikit pusing aja. Ayo kita lanjut pesan red velvet kesukaan kamu." Namun perkataannya tak selaras dengan raut wajah yang masih terlihat meringis.

"Kamu yakin? Mending kita batalin aja, terus pulang biar kamu istirahat. Atau mau ke dokter?"

"Nggak usah Nando, aku udah nggak apa-apa. Tadi cuma sekilas aja pusingnya. Nggak percaya? Nih pegang dahi aku, nggak panas kan? Aku tuh paling semangat temenin kamu makan red velvet, makanya sewaktu pusing melanda, langsung terhempas begitu aja." Begitu katanya. Tentu saja Andara tidak apa-apa karena hanya berpura-pura sakit. Tangan Nando diraih Andara, kemudian ditempelkan di dahinya. Nando hanya mengangguk, lalu manut untuk melanjutkan pembelian.

Senyum tipis Andara terbit, yang mana sebenarnya ia melihat keberadaan Betari namun ia pura-pura tak tahu. Di dalam hati kecilnya, Andara berharap Betari mendengar percakapannya dengan Nando.

"Mba Be,"

Betari mengalihkan perhatian pada kasir di belakang punggungnya. Meninggalkan Nando dan Andara yang mulai menjauh, berkeliling melihat satu persatu etalase.

"Itu pacarnya, kan? Kok sama cewek lain?" bisik si kasir perempuan. Betari cukup akrab dengannya.

"Udah putus," sahut Betari sekenanya, lalu menyambar belanjaannya yang sudah selesai dibayar.

Ketika berbalik menuju pintu dan sebelum mengayunkan kaki, Betari sudah bertekad. Dia tidak akan tinggal diam. Harga dirinya tidak bisa diinjak-injak. Mata bayar mata, gigi bayar gigi, sakit hatinya pun harus dibayar dengan harga yang setimpal.

Betari bersumpah, dia akan membuat Nando merasakan betapa pedih sebuah pengkhianatan.

...*****...

Tak sulit bagi Betari untuk mencari informasi mendalam soal Nando. Jangankan hanya untuk tahu di SMA mana dulu dia bersekolah, sampai nama ayah, nama ibu, nama kakek buyutnya pun Betari berhasil kantongi. Terima kasih kepada otaknya yang jenius dan relasinya yang diam-diam seluas jagad raya. Berkat itu semua, dia tidak mendapatkan kesulitan untuk menyusun rencana balas dendam yang matang.

Konon katanya, jika ingin seseorang merasakan sakit yang berkali-kali lipat menyiksa, kita bisa lakukan sesuatu pada orang-orang terdekatnya. Nando sudah berhasil membuktikannya. Dengan memilih Andara sebagai selingkuhan, Nando sudah berhasil mencabik-cabik hati Betari sampai hancur tidak keruan.

Sebagai gantinya, Betari akan melakukan hal serupa.

Tidak seperti dirinya, Nando memiliki lebih banyak orang di sisinya. Memang memakan lebih banyak waktu, tetapi akhirnya Betari berhasil juga memilah dan mengelompokkan mereka menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan circle pertama otomatis akan menjadi target utama untuk Betari melancarkan balas dendamnya.

“Semua yang lo minta ada di situ.”

Betari mengambil amplop cokelat yang diberikan oleh lelaki di depannya. Lelaki itu adalah Ardhan, sepupu Nando yang Betari tahu tidak memiliki hubungan cukup baik. Semasa SMA dulu, Nando pernah merebut kekasih Ardhan dan luka itu masih membekas sampai sekarang. Akan sulit bagi Betari berjalan sendirian, jadi dia akan memanfaatkan Ardhan diam-diam.

“Gue harap isinya sesuai sama apa yang lo butuhkan,” ucap Ardhan lagi.

Sambil memeriksa data-data yang Ardhan bantu kumpulkan, Betari mengangguk pelan. Sudut bibirnya terangkat sedikit demi sedikit seiring dengan makin banyaknya informasi yang dia terima.

“Thanks, next time gue traktir kopi.” Betari menyimpan amplop cokelat itu di dalam tasnya, beralih menatap Ardhan dengan kedua mata berbinar.

Ardhan mengibaskan tangan di udara. “Nggak usah repot. Gue bersedia bantu karena pengin lihat Nando kena batunya. Jadi viral di medsos gara-gara kena siram es matcha latte aja nggak akan cukup buat bikin hidup dia sengsara.”

Ah, benar. Betari tidak menceritakan apa pun kepada Ardhan. Lelaki itu tahu soal perselingkuhan Nando dari rekaman video yang beredar di sosial media. Terima kasih kepada si perekam. Kalau nanti Betari bertemu muka dengannya, akan Betari pastikan memberi reward yang sepadan.

“By the way, lo nggak mau bikin sesuatu juga ke ceweknya? Biar mereka berdua sama-sama menderita, lah.”

Betari terdiam sejenak. Ada benarnya juga. Tetapi untuk saat ini, dia ingin fokus pada Nando dulu.

“Nanti,” ucapnya kemudian, kembali tersenyum tipis. “Satu-satu. Sekarang Nando dulu.”

Ardhan mengangguk bersemangat. Ini seperti dia akhirnya mendapatkan kesempatan membalas dendam tanpa mengotori tangannya sendiri terlalu banyak.

“Kalau lo butuh bantuan, kasih tahu gue aja, gue bakal lakukan yang terbaik.” Ardhan mengembangkan senyum.

Betari mengangguk dan tersenyum simpul. Di kepala sekarang ini sudah bukan nama Nando lagi yang ada, melainkan Melvis. Aldrian Melvis Soehardja. Duda kaya raya yang akan membantu melaksanakan balas dendamnya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

RR🫶🏻🌊

RR🫶🏻🌊

wAah udah ada niat dan jalan nih, yuk bisa yuk banyak jalan menuju Roma eh banyak jalan menuju Pembalasan dendam 🤜🤛

2025-03-22

3

Dewi Payang

Dewi Payang

Kalau memiliki.jiwa penghianat ya model Andara... pwrsahabatan sekian tahun tiada arti buat org spt itu

2025-03-23

1

Teteh Lia

Teteh Lia

Niat na balas dendam, tapi malah jatuh cintrong beneran lho... 🤭

2025-03-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!