Matahari sudah merangkak naik, menghangatkan rumah Melvis beserta seseorang yang berada di dalam kamar tamunya. Usai sarapan, tadinya Betari berniat langsung balik dari sana. Namun, niat itu tertunda ketika ia tanpa sengaja mendapati Melvis sedang butuh bantuan kecil.
Barulah sekarang, setelah semuanya beres, Betari berpamitan pulang.
"Mau saya antar?"
Betari yang biasa menolak buat dianterin, kali ini justru mengangguk tanpa banyak berfikir. "Boleh."
Jawaban itu sempat bikin Melvis kaget, tapi dia buru-buru menutupi ekspresinya dengan anggukan kecil. "Oke."
Melvis dan Betari pun berjalan menuju mobil. Mereka pulang berdua naik mobil tanpa sopir. Di perjalanan, Melvis setel radio dan muncul lagu kesukaan dia--lagu bahasa inggris era 80-an khas favorit om-om-- dan dia lagi-lagi dibuat terkejut karena Betari bisa ikut nyanyi.
Betari juga sampai bilang kalau itu lagu favoritnya. Padahal aslinya tidak. Dia baru dengerin lagu itu pertama kali seminggu yang lalu. Akhirnya mereka ngobrol soal penyanyinya dan beruntungnya Betari udah riset yang mendalam, jadi ia bisa mengimbangi obrolan tanpa ketahuan bohong.
"Mbak Betari, lagu kesukaannya apa?" Tanya Melvis tiba-tiba.
"Saya suka lagunya NCT, Pak."
Melvis mengangguk pelan. "Oh itu."
Betari mengangkat alis. "Bapak tahu?"
"Tahu dong, "jawab Melvis dengan nada percaya diri. "Saya lumayan up to date kalau soal musik."
Betari tersenyum, lalu menatap Melvis penuh minat. "Begitu ya Pak. Kalau gitu, saya pengen tes kemampuan Bapak tentang lagu. Gimana? Setuju nggak? Tenang aja, ini nggak susah kok. Ini lagu dalam negeri." Tantang Betari. Melvis jadi merasa tertarik buat mengikuti tantangan tersebut.
"Setuju. Tantangannya apa nih?"
Betari menyeringai kecil. "Pak Melvis cukup lanjutkan lirik yang saya nyanyikan. Gampang, kan?"
"Siap, Mbak. Silahkan nyanyikan."
Betari menarik nafas, siap untuk bernyanyi.
"Cumaaa.... kamu.... 🎶"
"Sayangku di duniaa ini.. 🎶" lanjut Melvis. Betari langsung menoleh ke arah Melvis, memberi tatapan skeptis namun sambil nyengir.
"Apa tadi Pak? Sayangku di duniaa ini?"
"Iya. Cuma kamu, sayangku di dunia ini." Melvis balas dengan santai, sekalian saja melempar pernyataan ambigu buat mengantisipasi jebakan pertanyaan Betari.
Padahal, Betari awlanya ingin menjebak Melvis dengan pertanyaan, "Siapa tuh sayangku di dunia ini?" Dalam pikirannya, Melvis bakal panik dan buru-buru menjelaskan bahwa itu hanya sebuah lirik lagu. Tapi kenyataannya, dia justru dibuat bungkam.
...****...
Pulang dari nganter Betari, Melvis tercegat oleh Nando di dalam rumahnya. Nando tak ubahnya penodong yang sedang beraksi menekan korbannya. Dia bilang ada yang ingin dibicarakan lebih lanjut. Raut wajahnya tidak sedap dipandang. Sarat akan kemarahan.
"Pa, kenapa Papa bisa kenal sama Betari? Sejauh mana hubungan Papa dengan dia?"
"Betari pernah nolongin Papa dari begal. Itu awalnya Papa ketemu sama dia. Dan soal hubungan Papa dengan Betari, kami cuma sekadar kenalan saja." Tapi Nando tidak percaya begitu saja. Dari pancaran pandangan Melvis ke Betari, terasa ada sesuatu yang lain.
"Apakah Papa yakin cuma sekedar kenalan?"
"Memangnya kenapa, Nando?"
"Tolong jauhi Betari, Pa. Kalian sama sekali tidak cocok. Betari jauh lebih muda dari Papa."
Melvis menarik nafas. "Kamu mikirnya kejauhan. Papa sama Betari memang hanya berteman aja. Beberapa kali kami memang suka bertemu guna membahas pekerjaan, ke panti asuhan dalam rangka gerakan sosial, dan hal lain yang nggak bisa Papa sebutin satu persatu."
"Betari pribadi yang menyenangkan. Bagi Papa, dia itu partner diskusi yang asyik. Kamu jangan berpikiran yang tidak-tidak Nando." Imbuhnya. Melvis sudah biasa di interogasi seperti ini karena Nando suka begini jika ada orang baru yang berada di sekitar sang ayah. Jadi, Melvis tidak banyak bertanya perihal Betari kepada Nando.
Nando masih belum puas dengan jawaban Melvis. "Tapi orang-orang bisa salah paham Pa. Apalagi kalau kalian sering keliatan bareng."
Melvis tersenyum tipis. "Nando, Papa udah cukup dewasa untuk ngerti batasan. Lagipula, Betari punya kehidupan sendiri. Dia bukan tipe orang yang suka macem-macem."
"Tapi tetap saja--"
"Nando," Melvis memotong dengan nada lebih lembut. "Kamu cuma kawatir, Papa paham. Nggak ada yang perlu kamu cemaskan. Papa tahu apa yang harus Papa lakukan."
Nando menatap ayahnya, masih ada sedikit keraguan. "Yasudah kalau begitu."
Giliran Melvis yang bertanya-tanya. "Baru kali ini kamu se-cemas itu sama Papa. Kita jarang berbicara hal-hal beginian sampai mendalam. Dan barusan, Papa anggap sebagai bentuk kritik kamu karena nggak suka Papa dekat-dekat dengan wanita. Selain itu, apakah sebenarnya ada alasan lain yang buat kamu begini?"
Dia menyipitkan mata, lalu menambahkan. "Misalnya, Betari sebenernya perempuan yang kamu suka selama ini?"
Melvis terkekeh kecil. "Soalnya cara kamu ngomong barusan kaya orang cemburu."
Nando terdiam tak bisa berkata-kata. Mau jujur pun, dia masih belum siap kalau sampai harus cerita tentang perselingkuhannya. Nando adalah tipe orang jarang mengekspos apa yang dia rasa dan dia lakukan secara mendalam. Makanya, tak heran jika Betari tidak tahu tentang keluarganya, apalagi sampai dikenalkan, juga sang ayah tidak tahu kalau Nando punya pacar bernama Betari.
Yang jelas, tujuannya sekarang adalah meyakinkan bahwa bahwa ayahnya tidak boleh dekat-dekat dengan Betari.
"Nggak kok, Pa. Aku cuma orang-orang nggak mau orang-orang salah paham aja. Papa kan nggak muda lagi, nanti jadi bahan gosip."
Melvis terkekeh. "Jadi masalahnya umur, ya?"
Nando mengangguk cepat. "Iya, pokoknya Papa jangan aneh-aneh."
Pokoknya Papa nggak boleh dekat sama Betari. Dia cuma milik aku Pa.
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Dewi Payang
Kesempatan ya Be, biar tambah panas yg ntuh😅
2025-04-01
1
Dewi Payang
Kak, tumben judulnya draf🤭🤭🤭
2025-04-01
1
FT. Zira
apa ini kak Zenun..
"Aku cuma orang-orang ngak mau orang-orang salah paham/CoolGuy//CoolGuy//Facepalm//Facepalm/
2025-04-01
1