SEBAGAI AYAH ADOPSI PELINDUNG??!
Melihat kepergian Donovan, Sean Bandit menyeringai kecil. “Ikuti dia.” Pintanya kepada anak buahnya untuk mengikuti Donovan.
Sementara Sean sendiri mulai menyuruh anak buahnya yang lain untuk membawa Laila masuk, sehingga kini Laila bertatap muka langsung dengan wajah Sean Bandit.
Dengan memberanikan diri, wanita itu melangkah maju dan menatap tajam. “Aku datang ingin membayar setengah uangmu!” ucap Laila membuat Sean menatapnya tegas.
“Berapa yang kau punya?” tanya Sean sembari menyalakan rokoknya dan menghisap santai.
“5 juta dollar. Sekarang bebaskan nenek dan adikku, aku akan membayar sisanya kepadamu.” Ucap Laila membuat Sean menyeringai licik saat pria itu mulai menyadari akan keadaan Laila saat ini.
“Saat anak itu lahir? Kau menjadi ibu pengganti untuk membayar uangku?!” sindir pria berkemeja putih itu membuat Laila sedikit menggertakkan giginya.
“Itu bukan urusanmu. Biarkan aku bertemu dengan keluarga ku!” gertaknya tak bisa sabar hingga Laila memegangi pinggangnya dan bernapas memburu mencoba tenang.
Melihat itu, tentu saja Sean terkekeh kecil. “Tenanglah... Aku akan menerima uangnya!” Sean menyuruh anak buahnya untuk mengambil uang tersebut dan menghitungnya, disaat dia kembali bertatap muka dengan Laila.
“Kau terlihat sangat cantik saat hamil!”
“HENTIKAN ITU, DI MANA NENEK DAN ADIKKU!” kesal Laila.
“Sayangnya kau terlambat!”
Seketika Laila tertegun hingga anak buah Sean yang lain datang membawa satu guci kecil warna hitam.
“Aku membakar mereka, tapi aku menyatukan nya! Kau terlalu lama!” ucap Sean tanpa belas kasih.
Mendengar itu, tatapan kosong Laila menatap ke guci yang terdapat abu nenek dan adiknya. Tentu saja hatinya seperti diremas oleh kenyataan. Pertama, Quinn melanggar ucapannya mengenai pembayaran 5 juta yang seharusnya diberikan lebih awal, dan kini Sean membunuh keluarga satu-satunya yang dia punya.
Tanpa ragu Laila langsung mencengkram erat kemeja Sean dan menatap tajam dengan mata merah berair. “YOU FUCKING... SHIT!”
dengan cepat anak buah Sean langsung menarik Laila kasar hingga memegangi kedua tangannya ke belakang. “AKU BENAR-BENAR AKAN MENGHABISI MU SIALAN!!!” kesal Laila yang sampai tak memperdulikan akan keadaan nya saat ini.
Sementara Sean hanya menyeringai licik dan berjalan mendekatinya, mencengkram rahangnya. “Kau ingin menghabisi ku? Maka lakukanlah jika kau bisa!” balas Sean langsung memberinya tamparan keras ke pipi Laila hingga sudut bibirnya berdarah.
Sean menarik lengan Laila sehingga jarak mereka begitu dekat namun tatapan tajam Laila masihlah menyorot dengan berani. “Berterima kasihlah karena aku tidak membunuhnya di depanmu. Aku sudah muak dengan kalian.” Ujar Sean mengusap darah di sudut bibir Laila namun wanita itu langsung berpaling kasar.
“Matilah dan pergilah ke neraka— ”
Kesal dengan ucapan Laila, pria itu tak segan menjambak nya dan mendorongnya kasar hingga wanita itu terjatuh membentur ke sebuah meja dan tergeletak di tanah sembari meringis kesakitan.
“AAKKKHHHHH!!!!” teriak kesakitan anak buah Sean yang ketahuan membuntuti Donovan saat pria itu masih berada di sekitar gudang tersebut.
Dengan kasar Donovan menginjak kepala pria itu yang kini kesakitan luar biasa. “Tolong jangan bunuh aku.” Pinta pria malang tadi yang wajahnya sudah dipenuhi darah.
Austin hanya menatap tegas ke arah pria tadi saat bosnya sibuk mengeksekusi nya.
“Aku tidak perlu bertanya kepadamu. Akan aku buat Sean Bandit sialan itu hancur!” ucap Donovan bak monster berdarah dingin yang langsung menginjak lebih kuat kepala pria itu sampai suara teriakan membuat Enisa menganga dengan tubuh gemetar dan ingin berteriak menangis.
Menyadari adanya seseorang, tentu saja Donovan menoleh ke arahnya. Terkejut? Enisa sontak berjalan mundur dan berlari, namun dengan cepat Austin langsung mengejarnya dan berhasil menyeretnya ke Donovan.
BRUAKK!! BRUAKK!!! “Katakan siapa yang menyuruhmu!!?” gertak Austin dengan kasar membenturkan tubuh Enisa ke mobilnya dua kali.
“Ak- aku hanya seorang do-dokter.” Ucap Enisa begitu takut tak karuan saat sosok pria tampan berkemeja hitam menatapnya tajam.
Seakan mengenali wajah Enisa, Donovan masih mencoba mengingatnya sampai dia ingat bahwa wanita berambut orange yang kini menatap dengan menahan tangis itu adalah dokter kandungan yang Quinn pilih untuk Laila.
“Di mana dia?” tanya dingin Donovan yang langsung membuat Enisa terkejut sekaligus mengangguk faham.
.
.
.
“Aakkhh— ” Laila menggertakkan giginya saat dia merasakan sakit di perutnya. Wanita itu mencoba bernapas teratur dan berdiri ketika Sean masih berdiri angkuh.
Laila yang hendak mengambil guci berisi abu nenek dan adiknya itu, malah ditarik oleh Sean Bandit. “Aku menunggu sisa uangku. Jika anaknya keluar lebih cepat bukankah itu membuatmu lebih cepat mendapatkan uangnya. Maka aku akan membantumu mengeluarkan anak itu dari perutmu agar aku tidak perlu menunggu uangku lebih lama lagi.” Ucap Sean Bandit.
Tentu saja Laila tak terima, dan balik menatap tajam dengan seringaian kecil. “Lakukan saja jika kau bisa.” Ucapnya yang langsung meludahi wajah Sean dan menepis tangan pria itu lalu berlari sekencang mungkin.
Ya! Wanita itu berlari melewati anak buah Sean. “SERET WANITA SIALAN ITU!” sentak Sean dengan marah.
Hingga sampai di ujung pintu, darr! Darr!! Darr!! Tembakan mulai mengenai anak buah Sean yang mengejar Laila. Sedangkan wanita itu sendiri langsung tersandung namun Donovan menarik kera mantelnya dari belakang sampai punggung Laila berbenturan dengan tubuh seseorang yang keras dan berotot.
Refleks tangan kiri Donovan menyentuh perut besar Laila untuk menahan wanita itu. Sementara tangan kanannya bergerak mengarahkan pistolnya ke anak buah Sean yang masih nekat mendekat.
“Tuan! Apa perlu kita menghabisi Sean Bandit?” tanya Austin tak sabaran.
Belum sempat menjawabnya tatapan tajam Donovan sudah mengarah ke arah Sean Bandit yang keluar dengan wajah marah saat menyadari bahwa ada serangan seseorang.
“Kau masih di sini?” Ucapnya menatap ke Donovan.
“Suruh anak buahmu untuk berhenti atau aku tidak akan segan denganmu.” Pinta Donovan dengan tegas.
Sementara Enisa yang tegang berada di dalam mobilnya atas perintah Donovan sendiri tanpa berani keluar.
“Hentikan!” pinta Sean kepada anak buahnya sehingga mereka menurunkan senjatanya masing-masing dan pria berkemeja putih itu melangkah maju menatap penuh heran dan kesal. “Kesepakatan bisnis kita akan di mulai besok Mr. Stone-Brooks. Serahkan wanita itu atau aku juga tidak akan segan denganmu.” Ancam balik Sean dengan berani sehingga membuat Donovan menyeringai devil.
Laila yang masih lemas hanya bersandar di Donovan tanpa peduli siapa pria yang dia sandari saat ini.
“Jika memang berani, langkahi mayat ku.” Balas Donovan dengan datar dan berani.
Tanpa memperdulikannya, Donovan langsung membawa Laila ke mobil Enisa hingga saat dia melihat wajah Donovan tentu saja terkejut sampai pintu mobil tertutup. “Pergilah dan jangan membuat masalah.” Ujar Donovan menatap tajam ke Laila yang masih tercengang.
Sementara Sean Bandit? Tentu saja pria itu memilih amannya dan enggan berdebat panjang dengan seorang Donovan Stone-Brooks atau dia sendiri yang akan kalah.
Brakk! Brakk!! Dua kali Donovan menggebrak mobil Enisa sehingga enisa langsung ketakutan dan faham, melajukan mobilnya pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Delvyana Mirza
Syukurlah selamat,da dak dik duk aku mbaca nya,sehat2 ya Laila,
2025-03-29
1