PARSIAL SURROGATE MOTHER
Roger si pria tua namun masih menampakkan tubuh vit dan gagahnya itu, baru saja meletakkan secangkir beer dan merokok dengan santai dengan hanya mengenakan jubah tidur saja usai berhubungan intim dengan salah satu pelayan.
Dan iya, pelayan itu yang sudah dibunuh oleh Connie, istri muda Roger yang masih berusia 26 tahun.
“Abaikan wanita itu, apa ada sesuatu?” tanya Roger menatap serius ke putranya itu.
“Soal Donovan. Pria itu membunuh pemilik bank dan sekarang polisi akan menyelidikinya.” Jelas Marlon dengan sangat serius.
Tentu, pria itu bekerja di perusahaan Stone-Brooks dan Donovan lah yang menjadi pemilik keseluruhan warisan milik Stone-Brooks. Marlon sama sekali tidak peduli akan harta, namun dia selalu was-was setiap kali Donovan bergerak sendiri.
“Fucking police! Kenapa kau khawatir, Donovan sudah mengurusnya.” Ujar Roger masih santai karena dia percaya akan cucunya.
Marlon mengangguk kecil dan berharap itu benar. Hingga kedua pria tadi sama-sama terdiam dengan kerutan alis. “Bagaimana dengan keturunan Stone-Brooks selanjutnya? Hubungan Donovan dan Quinn jauh dari kata hubungan!” ujar Marlon menyeringai kecil dan bersandar.
Pria tua itu pun ikut menyeringai. “Biarkan mereka yang mengurusnya sendiri, aku hanya ingin diam dan pensiun, Marlon.” Balas Roger dengan jujur.
...***...
Satu hari berlalu, Laila masih menjalani kehidupannya seperti biasa. Meski pikirannya terus tertuju ke tawaran managernya itu.
Hingga tepat saat dia bekerja malam seperti biasa. Laila dipanggil oleh seorang wanita yang sudah menunggunya di dalam ruangan VIP. Saat dia masuk, barulah Laila ingat akan sosok wanita cantik yang saat ini tersenyum miring menatapnya.
“Hai! Laila?!” sapa Quinn bersama dua anak buah yang berdiri di belakang sofanya.
Laila tersenyum kikuk dan mengangguk kecil.
Sungguh! Melihat dua pria bertubuh kekar dan wajah garang di belakangnya membuat dia merasa curiga. -‘Jangan berprasangka buruk Laila... Mungkin saja wanita itu memang orang kaya!’ Pikir Laila mencoba tenang lalu kembali tersenyum ramah.
“Duduklah!” pinta Quinn hingga Laila mulai duduk di sofa yang berhadapan dengan wanita cantik tadi.
“Manager club sudah memberitahu mu sesuatu?” tanya Quinn menatap lekat dan menunggu jawaban Laila.
“Ah, i-iya!”
“Good. Aku yang menyuruhnya, aku ingin menawari mu. Itu jika kau bersedia.” Jelas Quinn tanpa basa-basi.
Mendengar hal itu Laila terdiam beberapa saat. Lalu dia menutup mata dan sudah membulatkan tekad nya. “Berapa yang aku dapat jika aku bisa melahirkan seorang anak, Nyonya?” tanya Laila terus terang membuat Quinn sangat suka dengan semangatnya.
Quinn menyeringai miring menatap wajah cantik Laila. “10 juta dollar jika kau bisa melahirkan satu anak untukku. Dan 100 juta dollar jika kau bisa melahirkan bayi kembar!” jelas Quinn tak tanggung-tanggung saat dia mengatakan jumlah uangnya.
Mendengar jumlah uang tadi membuat Laila terbelalak tak percaya. Sangat jarang sekali ada seseorang yang memberikan 10 juta dollar ke ibu pengganti.
“Se-sepuluh juta...”
“Ya. Jika kau setuju dan hamil, maka aku akan memberimu setengah uang tersebut, setelah melahirkan maka aku akan memberimu setengahnya lagi.”
Senyuman terukir di bibir Laila sekilas. Namun ucapan Enisa kembali menghantuinya sehingga terlihat keraguan di wajah Laila membuat Quinn mengernyit heran.
“Kau membutuhkan uang untuk hutang bukan?!”
Terkejut? Tentu saja Laila terkejut ketika wanita asing itu tahu tentang masalahnya. Dengan seksama, Laila memerhatikan Quinn yang mulai mencondongkan tubuhnya ke depan.
“Tidak perlu terkejut. Mencari informasi tentang kehidupan seseorang sangat mudah bagi kami!” jelas Quinn benar-benar membuat Laila curiga.
“Maaf, aku hanya ingin tahu apakah Anda— ”
“Jangan tanyakan identitasku, kau akan terkejut. Yang terpenting sekarang, aku dan bosmu membutuhkan pewaris, kau membutuhkan uang. Katakan iya atau tidak, itu saja.” Jelas Quinn yang kembali bersandar dengan tatapan tegas kali ini.
Saat Laila terdiam memikirkannya, tiba-tiba sebuah kertas mendarat di meja tepat di depan mata Laila.
“Jika kau setuju tanda tangani salah satunya. Hanya sebagai bukti!” ucap Quinn tersenyum.
Seketika ingatan akan nenek dan adiknya membuat Laila menarik napas dalam-dalam dan mengangguk. “Aku butuh pena.” Pinta Laila yang langsung mendapat pena dari anak buah Quinn.
Sementara wanita mafia itu terlihat senang dengan keputusan Laila.
Saat Laila sudah menandatangani salah satunya. Barulah Quinn melihat ke secarik kertas tersebut yang memperlihatkan tanda tangan wanita pelayan tadi berada di atas tulisan <
Tentu saja Quinn menyeringai tak percaya dan sekilas dia melirik ke Laila yang nampak diam dengan wajah polos.
.
.
.
Selang beberapa jam berlalu. Kini di pelabuhan, Donovan berdiri menatap ke arah anak buahnya yang sedang mengeksekusi seseorang yang diduga musuhnya. Tentu, pria itu sangat suka membunuh karena itu salah satu hobinya yang gila!
Sambil menghisap rokoknya, Donovan si pria berkemeja hitam itu terlihat santai-santai saja.
“Tuan, kapal bajakan itu sudah kembali. Kita apakan barangnya?” tanya anak buahnya yang baru saja menghampirinya.
“Selundupkan saja, itu sudah menjadi milik kita.” Pinta Donovan sehingga anak buahnya tadi mengangguk sampai mobil yang dia kenal baru saja tiba.
Tentu, amarah Donovan bertambah memuncak melihat kehadiran Quinn yang kini keluar dan menghampirinya dengan seringaian.
“Sudah ku duga kau ada sini!”
“Apa kau lupa dengan aturan ku?” tegas Donovan masih menatap lurus dengan kerutan alis. Ya! Jika dia sedang bekerja, dia tidak suka di ganggu.
“Aku tidak akan melupakannya. Aku datang hanya ingin memberikan ini!” ucap Quinn memberikan secarik kertas yang sama yang terdapat tanda tangan Laila.
Namun Donovan yang masih tidak tahu, dia berkerut alis menatap kertas itu. Namun dia bisa membaca tulisan di sana.
Brugh!! Seketika pria itu langsung mencengkram leher Quinn dan membuat wanita itu mentok ke mobil Donovan yang memang ada di belakang mereka. “Apa kau pikir aku bodoh? Kau ingin aku bertanggung jawab penuh dengan anak itu nanti?” kesal Donovan hingga Quinn menggertakkan giginya dan mencoba menahan tangan Donovan di lehernya.
“Bu... Bukan aku, tapi wanita itu sendiri yang memilih, Don!” balas Quinn yang entah rencana apa yang akan dilakukannya.
Sementara Donovan masih terlihat marah. “Ji-jika kau membunuhku sekarang... Maka kau juga akan hancur!” ucap Quinn memperingatinya lagi sehingga mau tak mau pria itu melepaskannya.
“Dengar Don! Kita hanya memerlukan seorang anak untuk generasi selanjutnya. Kita tidak tahu bahaya besar apa yang sedang menanti jika diantara kita sampai ada yang meninggal.” Jelas wanita itu sebisa mungkin membujuk suaminya.
“Aku tidak memerlukan seorang anak untuk Stone-Brooks, karena aku masih bisa melakukannya sendiri.” Angkuh Donovan yang langsung masuk ke dalam mobilnya.
“ITU KEPUTUSAN MU SENDIRI DONOVAN! KITA SUDAH SEPAKAT BAHWA KITA AKAN MELAKUKANNYA BERSAMA!” kesal Quinn hingga dari dalam mobil Donovan hanya meliriknya sinis lalu melaju pergi.
Melihat kepergian suaminya, Quinn hanya menggertakkan giginya dengan kesal.
...***...
Mansion Stone-Brooks
Terlihat seorang pria berkemeja hitam yang duduk santai di ruangannya dengan meneguk minuman beer dengan tatapan tajam dan ketidakadaan senyuman. Tentu, Donovan tidak pernah tersenyum sejak dia menginjakkan kakinya di rumah ini lagi.
“Kau terlihat sangat buruk.” Ucap Roger yang tiba-tiba masuk dan melihat keadaan cucunya saat ini.
Donovan hanya diam hingga kakeknya duduk di sofa. Saat itulah dia menuangkan beer untuk pria tua itu juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Makaristi
lebih memacu andrenalin kyinya cerita ini..
mksh thor 🥰😘😍
2025-03-22
1
YuniSetyowati 1999
Seru thor.Lanjut
2025-03-22
1