hallooo semuanya……
Selamat membaca…….
Pagi hari dini bangun jam 5 pagi seperti biasa, dini membereskan tempat tidurnya setelah itu dia langsung bersiap untuk ke sekolah. Setelah siap pergi ke sekolah dia langsung pergi dia tidak sarapan di rumah [ dini bertekad akan menjauhi orang-orang yang tidak menganggapnya dan selalu menyakitinya ]
Dini yang sedang menunggu bus di halte, dini melihat ada anak kucing di tengah jalan dini langsung menghampirinya untuk memindahkan anak kucing itu ke pinggir jalan, saat dini ingin memindahkan anak kucing itu, dia melihat ada mobil yang kencang datang kepadanya saat dini ingin menyelamatkan diri, namun itu sudah terlambat karena mobil itu sangat kencang menghampirinya. Dini pun tertabrak
brakkkk…
"eugh... sakit" dini dengan suara pelan dan meringis kesakitan.
Semua orang melihat ke arah jalan dan mereka melihat seorang anak sekolah yang tergeletak di jalanan berlumuran darah, mereka pun langsung membantu dini dan membawa dini ke rumah sakit dengan mobil warga.
Dini di keluarkan dari mobil dan, salah satu warga masuk ke dalam IGD untuk memberitahu dokter kalau ada orang yang tertabrak, setelah perawat dan dokter datang, dini langsung di baringkan di brankar dan di bawa masuk ke dalam IGD, dini langsung di periksa oleh dokter. Setelah dini di periksa oleh dokter, suster mencari keluarga pasien
“permisi ada keluarga dari pasien korban kecelakan tadi?”
"Maaf sus kami hanya warga yang membantu korban"
“apa ada yang tau keluarga pasien?” Mereka hanya diam dan hanya saling memandang. tiba - tiba ada wanita yang berlari dari luar rumah sakit.
“maaf sus saya mau tanya tadi siswi korban kecelakaan ada di mana?”
“Masih ada di ruang IGD Bu, ibu bisa datang ke arah sana”
“terima kasih sus” ibu itu pun lari ke IGD “maaf Bu ada perlu apa?” Suster yang melihat ibu itu dengan raut wajah yang panik.
“Saya mau tanya siswi korban kecelakan ada di mana sus?”
“Oh siswi itu, dia masih di tangani oleh dokter Bu, ibu bisa duduk di sana, di sana juga masih ada beberapa warga yang sedang menunggu.” ibu itu melihat ada beberapa warga yang sedang berbicara dengan dokter di depan salah satu ruangan.
"permisi sus, apa ini benar ruangan dari siswi korban kecelakaan?"
"benar Bu, apa ibu salah satu keluarga pasien?"
"bukan sus, saya kenal dengan dini karna dia kerja di tempat saya"
"baik lah kalau begitu, apa ibu bisa mewakilkan dulu keluarga dini?"
"bisa sus"
"baik lah kalau begitu, saya permisi terlebih dulu "
"silahkan sus"
Beberapa saat kemudian Ruangan dini terbuka dan dokter pun keluar, ibu Nunung langsung menghampirinya dokter tersebut.
“maaf dok, apa dokter yang memeriksa siswi korban kecelakaan?”
“Iya ibu, apa ibu keluarga dari pasienn?" “bukan dok, saya kenal dengan dini karena dini bekerja di tempat saya"
[ kenapa Bu Nunung bisa tahu dini kecelakaan, saat terjadi kecelakaan ada orang yang mengenali dini, dia melihat saat dini yang sedang bekerja di warteg Bu Nunung, jadi dia memberitahu Bu Nunung, jadi Bu Nunung bisa langsung datang ]
“oh baik Bu Nunung, Bu Nunung bisa menjadi wakil dari pasien?”
“Bisa dok, karena saya juga tidak tau keluarga dini, jadi saya yang akan menggantikan terlebih dulu keluarga dini”
“baik kalau begitu, pasien mendapat benturan cukup keras di bagian belakang kepala dekat dengan otak kecil, sekarang pasien dinyatakan koma, dan juga ada kemungkinan lebih parah, pasien bisa mati otak karena otak kecilnya mendapat benturan cukup parah, sebenarnya ini harus diberitahukan seger kepada keluarga pasien , karna ini kecelakaan yang sangat parah” ucap dokter.
Bu Nunung hanya diam kaget,
[ apa separah itu kecelakaan yang dialami dini? Secepatannya aku harus mencari keluarga dini!. Tapi dimana? Aku hanya tau nama depan dini saja, aku baru bertemu dengan dini baru satu kali ]
Bu Nunung pun melihat dari luar ruangan, Bu Nunung hanya bisa melihat dari luar ruangan di batasi oleh kaca besar. Bu Nunung melihat dini yang terbaring dengan muka pucat merasa kasihan.
“Aku harus mencari orang tua dini di mana ya? Apa aku harus mencari dini di daerah dekat dengan terjadi kecelakan, ya aku harus cari di daerah itu, mungkin rumah dini tidak terlalu jauh dari sana!” Monolog Bu Nunung. Bu Nunung mencari keesokan harinya karena Bu Nunung harus mengurus pembayaran dan hal-hal lainya.
Bu Nunung pun pergi hari berikutnya untuk mencari rumah dini, Bu Nunung pun pergi ke daerah terjadi kecelakan dini.
Bu nunung terus mencari dan bertanya kepada semua orang yang ada di daerah itu sampai Bu Nunung masuk ke perumahan mewah,
[ mungkin saja orang tua dini, bekerja di salah satu rumah yang ada disini ]
Bu Nunung pun mencoba ke beberapa orang dan ada yang mengetahui siapa orang tua dini, dia berkata kalau orangtua dini sudah meninggal dan hanya ada kakaknya yang bekerja di salah satu rumah mewah di perumahan itu bekerja sebagai pembantu. [ di perumahan itu, dini hanya dikenal sebagai adik dari salah satu pembantu Kusuma yaitu bi Imah, mereka tidak tahu kalau dini adalah anak kandung dari keluarga Kusuma, Karena dini tidak pernah dipublikasikan kepada media dan warga yang ada di sana sebagai anak kandung Kusuma ]
Bu Nunung pun pergi ke rumah yang ditunjuk oleh orang tersebut dan langsung menanyakan ke salah satu satpam yang sedang bekerja di rumah Kusuma.
“Permisi pak!”
“Iya Bu ada apa?”
“Maaf pak apa ini benar rumah keluarga Kusuma?”
“Betul Bu ada apa ya? Ibu ingin bertemu dengan siapa?”
"Saya ingin bertemu dengan ibu Imah apa bisa?”
“Bu Imah, ah maksudnya bi Imah Bu?”
“Ah iya pak, saya ingin memberitahukan masalah tentang dini!”
“Non dini, non Dini kenapa?”
“Non dini?” Bu Neneng heran bukan dini hanya adik pembantu di sini kenapa satpam menyebutnya dengan nona. Saat Bu nunung ingin menjelaskan, tiba - tiba ada yang datang “siapa pak?” tuan imam datang tiba - tiba
“Ini katanya ibu ini ingin memberitahukan tentang non dini tuan” ucap satpam, saat satpam menyebut nama dini, tuan imam raut wajahnya berubah marah
“apa yang dilakukan anak pembangkang itu, sudah tidak pulang terus dia membawa masalah, seharusnya istri saya memang tidak melahirkannya dari awal, anak tidak tau diri, hanya bisa membuat masalah, bilang kepadanya mulai sekarang saya dan keluarga saya tidak mau lagi berhubungan dengan dia, dan bilang juga kepanya dia bukan anak saya lagi, biarkan dia menjadi gembel di jalanan, anak tidak tau di untung!!” Tuan imam dengan lantang, beliau langsung masuk ke dalam rumah, dan tidak mendengar penjelasan apapun dari Bu nunung. Bu Nunung hanya diam membeku mendengar apa yang di katakan tuan imam.
“Maksudnya apa ini pak? Bukanya dini adalah adik dari pembantu yang bekerja di sini.” “Maaf Bu, dini sebenarnya anak kandung dari keluarga Kusuma namun keluarga Kusuma tidak pernah menginginkan kelahiran neon dini, non dini selalu di sisihkan dan dia selalu di salahkan walaupun kesalahan itu bukan karna non dini” ucap pak satpam
“kenapa mereka jahat sekali pak dengan dini, walaupun saya hanya sekali bertemu dengan anak itu tapi saya merasa dini tidak Seperti apa yang di bicarakan papa neng dini!”
“Memang yang di bicarakan ibu benar, non Dini sangat baik kepada siapapun, hanya saja non dini di perlakukan tidak baik oleh keluarga kandungnya sendiri kadang saya berpikir apa kesalahan non dini sampai mereka melakukan hal tersebut” ucap satpam dengan sedih, bu Nunung yang awalnya ingin memberi tahu kan kondisi dini mengurungkan niatnya.
“Bu, boleh ibu memberitahukan saya apa yang terjadi dengan non dini?” Ucap satpam, Bu Nunung awalnya ingin memberi tahu langsung kepada keluarga dini, namun sekarang dia sedikit ragu untuk memberi tahu ke adaan dini yang sedang koma, kepada keluarga atau pekerja di rumah kusuma. Satpam melihat raut wajah Bu Nunung yang ragu untuk mengatakannya
“Bu ibu bisa percaya kepada saya, saya cukup dekat dengan non dini, jujur saya khawatir dengan non dini yang tak pulang dari kamarin” ucap satpam, Bu Nunung pun menceritakannya apa yang dini alami, dan satpam itu terkejut dan hampir menangis karena non dini sudah dianggap sebagai anak oleh satpam tersebut yang bernama, mang Ade.
“Pak tolong jangan beritahu keluarga Kusuma tentang kondisi neng dini sekarang, biarkan neng dini sekarang tanggung jawab saya saja, saya merasa sakit hati mendengar apa yang dibicarakan papa neng dini, dia langsung berasumsi buruk kepada anaknya, dia tidak mau mendengar penjelasan saya kenapa neng dini tidak pulang, mereka sungguh kejam sekali”
“baik Bu saya berjanji tidak akan memberitahukan siapapun, Mungkin ini yang terbaik untuk non dini, Mungkin non dini akan bahagia lepas dari keluarga Kusuma” ucap mang Ade.
"kalau begitu apa bisa bpa membawa barang-barang dan data pribadi neng dini, saya harus mempunyai data pribadi neng dini untuk keperluan di rumah sakit" "baik Bu, sebentar saya akan ambilkan" ucap mang Ade.
Mang Ade pun pergi ke arah gudang tempat tinggal dini sekarang dia membuka pintu dan membawa barang - barang dan data pribadi dini. Data pribadi Dini tidak ada yang bersangkutan dengan keluarga Kusuma dan data dini di simpan oleh dini sendiri sebelum dini belum tau kalau dia di asingkan oleh keluarga Kusuma data pribadi di pegang oleh bi Imah. jdi Bu Nunung bisa dengan gampangnya mendapat data pribadi dini..
"ini Bu barang - barang dan dokumen non dini, semoga non dini bahagia dengan keluarga barunya Bu. Apa boleh saya meminta nomor ibu untuk menanyakan keadaan neng dini?" ucap mang Ade
"tentu boleh pak!" mang Ade pun memberikan handphone nya ke Bu nunung.
"sudah saya simpan pak ini, kalau begitu saya permisi terlebih dulu, kalau pak Ade mau melihat neng dini, neng dini di rawat di RS DIANA pak"
"baik Bu terima kasih" Bu nunung pun pergi dari rumah mewah tersebut, Bu Nunung langsung pergi ke rumah sakit melihat keadaan dini...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Rita Rita
keluarga kasuma keluarga sampah. tuan imam tak sebagus nama nya
2025-04-13
0