Celsia Ayunanda

Besok paginya pun sekitar pukul 8 pagi, saat bangun dari tidur nya Celsi tak mendapati bara di sana lagi, dia bangun dan langsung beranjak ke arah dapur sambil memanggil nama suaminya itu "Baraa......." panggilnya tapi tak ada yang menyahut dan saat melihat dengan jelas memang di dapur tak ada baru.

Mata Celsi yang tadi nya masih mengantuk langsung terbuka lebar seakan rasa kantuk nya hilang begitu saja, dia berlari mengintip dari tirai jendela depan dan melihat memang tak ada lagi mobil bara terparkir disana "Tampak nya memang bara punya kesibukan mendadak dehh" Ucap nya berbicara sendiri.

Dan pada akhirnya dia pun berusaha untuk tetap tenang, karena dia yakin kalau bara sudah menyiapkan orang-orang yang akan menjaganya kemana pun dia pergi.

Awal nya dia tak punya rencana apapun hari ini jadi dia merasa lebih nyaman jika berada di rumah saja, tapi baru saja dia hendak beranjak ke atas kasur nya telepon nya pun berdering

"Halo Buu Celsi... Hari ini ibu datang tidak ke kantor?" tanya pegawai yang menelpon nya

"Rencananya tidak, ada apa?" tanya Celsi lagi

"Ini Bu, Selebgram yang bakal jadi BA produk klinik kita datang dan ingin membuat janji temu dengan ibu di hari ini karena kebetulan beliau hanya punya waktu hari ini saja" ujar pegawai nya itu

"Ouhhhh oke oke, saya akan kesana secepatnya, kasih saya waktu satu jam yahhh, terimakasih untuk informasinya" Kata Celsi lalu dia langsung menutup panggilan telepon itu dan langsung beranjak ke dalam kamar mandi.

Setelah beberapa saat bersiap-siap akhirnya Celsi sudah kelihatan sangat rapi dan dia keluar dengan style khas nya yang sangat mahal itu tadinya dia ingin mengabari bara tapi karena telepon nya tak di jawab oleh bara dia pikir bahwa bara memang sangat sibuk sampai tak sempat melihat handphone nya.

Dengan semangat nya yang meningkat karena BA yang dia harapkan sejak dulu kini sedang menunggu nya dia pun mulai menyetir keluar dari pekarangan rumah mereka.

Sepanjang jalan Celsi hanya fokus dengan jejalanan yang dia lalui saja.

"Aduhhhh kenapa yahh macet banget lagi dari sinii, aku bisa telat kalau harus paksain lewat dari sini" Ucap nya mengeluh saat sudah sekitar sepuluh menitan dia terjebak macet di jalan itu.

Alhasil mau tak mau dia pun menggunakan google maps untuk mencari jalur jalan yang lain menuju ke klinik nya.

"Okeee untung aja ada jalan lain" Katanya lega.

Dia pun melanjutkan perjalanan nya dengan tenang tapi tak di sangka-sangka perjalanan yang dia harapkan aman dan nyaman baginya itu justru membawa nya kelubang jurang yang sudah di persiapkan oleh Marna.

Tangan yang bergerak dari belakang kursi nya itu menutup kuat mulut Celsi dengan sapu tangan yang sudah di siramkan obat.

Celsi sempat memberontak hingga membuat mobil yang dia bawa menabrak pembatas jalan, ada beberapa mobil yang lewat tapi bukannya malah berhenti tapi malah tak menghiraukan hal itu.

Celsi pun perlahan tak sadarkan diri, dia berhasil di tangkap kedua manusia yang katanya ahli itu. Yahhh dua orang suruhan Marna yang terakhir kali itu ternyata memiliki memiliki banyak ide cemerlang pantas saja keduanya di katakan ahli dalam hal ini.

Ntah kapan mereka masuk ke dalam mobil Celsi dan bagaimana pula caranya mereka bisa masuk dengan penjagaan yang amat ketat itu, tidak ada yang tahu kecuali mereka.

Dengan cepat pula mobil sewaan yang sudah mengikuti mereka dari belakang pun berhenti dan keduanya mengangkat tubuh Celsi ke dalam mobil dan membawa tubuh wanita itu ke tempat yang di perintahkan oleh Marna.

Di dalam mobil handphone milik Celsi sudah bunyi beberapa kali, telepon dari Bara terhiraukan karena memang sudah tak ada Celsi disana.

"Kenapa Celsi gak angkat telepon nya yahh" Celetuk bara berbicara sendiri saat berusaha untuk menghubungi celsi.

Karena masih memiliki pekerjaan yang sangat urgent akhirnya bara membuang pikiran buruk nya dia berusaha positif thinking mungkin saja Celsi sedang tidak dekat dengan handphone nya.

Hingga jam makan siang pun tiba, semua kegiatan penting bara kini sudah selesai, dia kembali mengecek handphone nya tapi tak ada panggilan balik dari Celsi.

Lalu dia pun kembali menghubungi Celsi dan tetap saja beberapa kali dia hubungi tapi tak ada jawaban juga.

Akhirnya Bara pun menghubungi satpam rumah mereka dan mendapat laporan kalau benar saja Celsi sudah keluar rumah sejak pagi tadi.

Hal ini membuat bara semakin khawatir, dia mengecek keberadaan Celsi lewat lokasi yang di kaitkan nya ke handphone nya melalui mobil Celsi. Untung saja lokasi mobil itu sangat jelas, dengan cepat bara pun mengemudi ke lokasi itu.

Dia juga sembari menghubungi teman nya untuk pergi ke rumah nya dan mengecek seluruh rekaman keamanan apakah ada tanda tanda yang mencurigakan.

Setelah itu dia melemparkan handphone nya ke tempat duduk sebelah nya dan melakukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.

Rasa khawatir bara tak bisa di tutupi, dia benar-benar sangat takut jika Celsi kenapa-kenapa.

Setelah sekitar setengah jam mengemudi dia melihat betul mobil di depan matanya yang masih terlihat menabrak pembatas jalan itu.

Tapi herannya kenapa tak ada orang yang melihat atau mengecek nya atau bahkan menghubungi polisi.

Bara pun turun dari dalam mobil nya dan seorang pria paruh baya menghampiri nya "Heh.... Jangan dekat ke mobil itu, bisa bisa kamu mati nanti di mobil itu ada bom" Ucap pria itu pada bara.

Tapi dengen gigih dia tetap melihat dan memastikan keberadaan Celsi dia mendobrak mobil itu bahkan sampai melukai tangan nya dan memang tubuh istrinya sudah tak ada di sana lagi, dia mengambil tas milik Celsi dan juga handphone. Bom yang di katakan oleh pria paruh baya tadi memang benar adanya, pantas saja tak ada yang berani mendekat ke mobil itu melihat waktu yang tertera di sana sudah sedikit lagi dengan cepat bara pun berlari menuju mobil nya dan dia memundurkan mobil nya agar berjarak ke mobil Celsi.

Doarrrrrrr.............

Ledakan keras pun menghantam mobil itu, Bara yakin kini posisi istrinya pasti sudah di tangan Marna. Dia membanting setir mobil nya dengan keras dia tampak sangat marah dan menyesal karena sudah meninggal Celsi sendirian.

Sembari mengarahkan orang orang suruhan nya dia pun melanjutkan perjalanan nya ke arah rumah kediaman Tirtayasa.

Amarah nya sangat sangat memuncak kali ini, dan kali ini yang tampak di wajah nya bukan seperti bara yang biasanya melainkan bara yang berbeda yang terlihat lebih ganas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!