Bara Tirtayasa

Bara keluar dari kamar dengan stelan santai nya, dia mengenakan kaos oblong dan celana pendek yang menampakkan otot-otot kaki nya dan bahkan lengannya.

"Mati akuuu, kenapa dia harus bergaya gitu sihh, apa gak bisa lebih formal sedikit" Gerutu Celsi dalam hatinya

"Ayoooo, aku udah selesai ini" ajak bara

Dengan cepat-cepat Celsi menghilangkan pikiran kotor nya itu dan langsung mengekor di belakang suami nya.

Sementara di tempat lain Marna dengan penuh amarah melampiaskan segala emosi nya kepada kepala pengawal Tirtayasa yang dia utus ke rumah bara. Dan benar saja tebakan bara, semuanya adalah suruhan Marna bukan papa nya

"Kenapa mengerjakan hal sekecil ini saja kalian tidak sanggup hah??!!!!" Teriak Marna dengan keras di ruangan yang khusus dia buat untuk nya dan orang-orang suruhannya.

"Ma ma ma maafff nyonya besar, tapi kami juga tidak berani melawan tuan bara, beliau juga mengancam kami akan melapor kepada tuan besar" Jawab kepala pengawal itu

"Dasar tidak berguna...., ingat yahhh kalian sudah gagal untuk yang kesekian kali nya, yang saya mau itu bukan kabar seperti ini tapi saya mau wanita itu bawa dan menghadap ke depan saya kalau boleh bawa dia kesini untuk mencium kaki saya!!!!!" Pintah nya dengan amarah yang membludak

"Baik.... Baik nyonya..... Kami minta maaf untuk kesalahan kami hari ini, tapi tenang saja nyonya kami akan usahakan untuk membawa wanita itu ke hadapan nyonya dan berlutut di depan nyonya" jawab nya dengan tegas.

Lalu Marna memberikan aba-aba agar mereka meninggalkan tempat itu, ntah apa yang sudah di rencanakan oleh para suruhan Marna yang jumlah nya terbilang banyak itu tapi tampak nya kali ini mereka benar-benar mempersiapkan strategi lebih baik dari sebelumnya.

Setelah mengurus hal itu, Marna kembali ke ruang keluarga dan mendapati suami nya yang sudah menjamu tuan Gold atau papa Yuli.

Marna langsung mendekati mereka dan menyapa tuan gold itu.

"Saya juga sejujurnya lumayan kecewa pak Asa dengan keputusan bara, dan maaf karna saya baru saja menyampaikan nya saat ini, saya pikir dengan mengiklaskan perjodohan mereka akan membuat putri semata wayang saya baik-baik saja, namun kenyataan nya Yuli setiap hari menangis, dia bahkan hampir nekat bunuh diri" Kata nya mengadu pada Papa bara.

"Saya paham betul yang dirasakan oleh anda, tapi saya juga tak punya wewenang atas hidup anak saya, anda sudah lihat sendiri bukan dia hidup mandiri dan bahkan sudah menjadi saingan terberat saya di dunia bisnis, saya tidak bisa melakukan apa-apa saat ini" Jawab tuan asa

"Emmmm saya yakin hubungan Bara dan Celsi itu tidak sebaik yang kita pikirkan, saya percaya pernikahan mereka memiliki tujuan khusus bukan karena saling mencintai, karena kalau memang bara sudah menjalin hubungan sejak lama, kenapa bara sempat menanggapi soal perjodohan nya dengan Yuli" Sambung Marna

"Tapi ma... Kita lihat saja bagaimana kompak nya mereka saat di rumah kan? Terasa sekali perasaan saling melengkapi nya" Tepis tuan asa

"Justru karena itu pa... Kekompakan mereka sangat jelas di paksakan, kita tidak tahu apakah memang mereka satu ranjang atau bahkan pisah ranjang, jadi saya pikir masih ada kesempatan untuk Yuli" Katanya lagi

"Apapun itu untuk saat ini saya kira tidak perlu di ganggu dulu, kita tahu bagaimana sikap bara kan, dia tidak akan tinggal diam jika orang yang dia sayang di sakiti oleh siapapun" Balas tuan asa

"Saya mengerti pak asa... dan sebenarnya saya juga tidak memaksakan hal itu terjadi untuk saat ini, dan yang terpenting kita lihat saja dulu bagaimana perkembangan rumah tangga mereka, saya sangat berharap yang dikatakan oleh istri anda benar, karena hati saya ikut hancur ketika melihat putri saya hancur sehancur nya" Ujar tuan gold

Obrolan mereka pun memanjang hingga ke urusan bisnis, dan di saat tuan gold sudah hendak pulang, Marna menawarkan diri untuk mengantar nya sampai ke bawah.

Di sepanjang jalan menuju ke bawah dari lantai tiga rumah itu Marna dan Papa Yuli terlihat sangat kompak layaknya suami istri, tangan tuan gold dia gandeng saat berada di dalam lift.

"Kita harus pastikan terlebih dahulu bagaimana hubungan bara dan istrinya itu, dan sekarang aku juga lagi berusaha untuk menjebak wanita sialan yang tahu banyak rahasia ku" ucap nya pada tuan gold

"Yahhh, menurut ku itu hal terpenting saat ini singkirkan wanita sialan itu kalau boleh kita habisi nyawa nya, bagaimana pun putri kita yang harusnya mendapatkan semua harta milik Tirtayasa bahkan Bara, kamu tahu sendiri kan perusahaan gold Medalis milik istri ku tidak ada apa-apanya di banding dengan keluarga mereka" Sahut tuan gold

"Kalau begitu kita harus lebih lihai lagi melihat dan membaca situasi, ingat jangan sampai Yuli tahu soal ini, kamu juga harus hati-hati apalagi istri mu yang bodoh itu" Ucap Marna dengan jengkel

"Sudahlah Marna.. Jangan membuat mood mu tidak enak hanya karena memikirkan sampah sampah yang ada di sekeliling kita, karena untuk membuang mereka bukan hal yang sulit untuk kita" Sambung tuan gold

Saat keluar dari lift keduanya langsung menjaga jarak agar tak ada kecurigaan, Marna pun melihat nya sampai keluar dari pekarangan rumah itu. Lalu dia kembali menemui suami nya di lantai atas.

Kembali lagi dengan Celsi dan Bara kini keduanya sudah sampai di sebuah klinik kecantikan dengan model antik khas nya.

"Lohhh kenapa kesini? Kamu mau perawatan?" tanya bara saat menyadari tempat itu adalah klinik kecantikan

"Sudahhh, ayo turun kamu banyak tanya" Ujar Celsi

Lalu mereka pun turun secara bersamaan dari dalam mobil, dan di tuntun oleh Celsi mereka pun masuk ke dalam klinik itu.

Semua nya menyapa Celsi dengan hangat, dan melirik dengan mata penasaran kearah bara yang mengikuti nya di belakang.

"Kamu mau perawatan yahhh? ini khusus wanita dehh kayaknya apa gak ada tempat lain?" Tanya bara berbisik saat melihat kembali ke sekeliling nya semua wanita dengan beberapa pasien yang sedang mengantri untuk di periksa.

"Suttttttttt, ayooo kedalam" Ajak Celsi dengan gercep langsung meninggalkan lobi itu dan membawa bara naik ke lantai paling atas klinik itu.

"Ini tempat kamu biasa perawatan?" lagi lagi dia bertanya karena masih sangat kepo

"Ini rumah aku..." jawab Celsi dengan kesal

"Udahh ahhh kamu dari tadi banyak tanya udah di bilang ikut dulu, nanti kamu juga tahu kok" Kesal nya lagi

Akhirnya Bara berusaha mengontrol mulutnya agar tak menanyakan hal hal yang membuat penasaran sampai ke tempat tujuan Celsi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!