Celsia Ayunanda

Sesampainya di rumah, bara justru tak menemui istri nya disana. Hal itu membuat bara mencoba menghubungi Celsi namun tak ada jawaban dari wanita itu.

"Tunggu-tunggu kenapa aku jadi cemas? Padahal kan hubungan kami hanya sebatas untuk membalas dendam saja" Gumam nya dalam hati nya.

Dan tak lama sampai lah Celsi yang ditandai dengan suara mobil nya. Tapi tak bisa di bohongi ekspresi bara sangat lega saat mendengar suara mobil istri nya dan dia juga bergerak ke arah jendela depan untuk memastikan apakah yang datang memang benar-benar Celsi.

Syukurnya memang Celsi dia menghembuskan nafas nya Lega.

Bara langsung menuju ke kuari sofa yang ada di ruang tamu untuk menunggu Celsi masuk.

Saat Celsi membuka pintu utama dia langsung melihat suami nya sudah duduk disana, yang artinya bara sedang menunggu kedatangan nya untuk membahas soal rekaman cctv yang membuat Celsi sepanik itu.

"Kamu udah lama nyampe?" Tanya Celsi mencoba basa basi terlebih dahulu.

"Enggak baru saja, apa yang ingin kamu sampaikan langsung saja, aku banyak pekerjaan" Kata nya

"Baiklah, aku hanya mau nunjukin ini..." Ucap nya sembari meletakkan pas foto yang menunjukkan keluarga lengkap itu

Hanya sebentar bara melihat foto itu keningga sudah berkerut dan raut wajah nya sudah mulai menunjukkan emosi.

"Mungkin tanpa aku jelasin lebih lanjut kamu juga pasti paham dengan foto ini kan?"

Tapi bara belum menjawab dia mengepalkan tangannya hingga menunjukkan urat nadi nya.

"Dari mana kamu dapat foto ini?" Tanya bara dengan nada marah nya tapi masih dia tahan.

"Dari rak buku yang ada di perpustakaan, karna itu juga aku minta kamu buat hapus rekaman cctv tadi, aku takut.."

"Stopp...." Sela bara memotong nya.

"Sebenarnya kamu masih mau ngulik soal apa sih dari mama tiri aku? Kamu pikir dengan kamu menambah bukti tentang kejahatan yang sudah dia lakukan kamu bakal lebih kuat dari dia? Dengar baik-baik kamu udah punya banyak bukti, dan kamu gak perlu ngulik sampai ke akar-akarnya tentang bagianku."

"Jangan merasa menang hanya karna kamu sudah berhasil mengumpulkan aib keluarga Tirtayasa, cukup lakukan keinginan kamu, ungkap siapa yang bunuh keluarga mu!!!!!" Tegas bara.

Sejujurnya Celsi tak menyangka jika respon bara akan semarah ini, tapi dia bisa mengerti pasti ini karna salah satu aib keluarga Tirtayasa, bagaimana pun dia adalah anak tunggal yang seharusnya mewarisi semuanya.

Setelah mengucapkan kata-kata itu pada Celsi, dia langsung berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Tapi langkah nya terhenti lagi karena respon Celsi pun berusaha untuk membela dirinya.

"Jadi kamu nyalahin aku? Aku ngumpulin ini semua dengan tekad yang udah aku buat, justru karna aku gak sekuat Mama tiri kamu, alat yang aku punya hanya bukti-bukti ini bara, aku gak punya kekuatan lainnya, aku gak punya banyak duit buat celakain dia kayak yang dia buat ke papa, mama dan saudara ku"

"Dan satu lagi dari awal kita nikah, syarat nya adalah bekerja sama, tapi apa? Aku hanya gerak sendiri kan, kamu hanya biarin aku berkelana sendiri, aku mau nikahin kamu biar aku punya cara buat hancurin hidup mama tiri kamu, tapi kamu gak mentingin syarat itu"

"Maaf kalau semisal kamu ngerasa aku ngulik aib keluarga Tirtayasa, tapi menurut aku cara terbaik menghancurkan hidup Wanita itu adalah mengumpulkan banyak bukti kejahatan nya" Tegas Celsi

Lalu dia berjalan mendahului bara menuju ke kamar pribadi nya, dan sampai di sana dia menangis tersedu-sedu sambil menatap foto keluarga lengkap nya yang kini sudah tak ada di sampingnya.

"Hiksssss..... Paaa.... Maa.... Gimana cara Celsi buat balas dendam? Celsi gak punya cara lagi"

"Apa Celsi harus berhenti? Tapi kepergian kalian gak pernah Celsi harapkan ma..., Celsi sekarang hanya tumbuh sendiri, bahkan teman dekat pun Celsi gak punya pa... Ma..." katanya sembari mengelus wajah kedua orang tuanya melalui foto itu.

Penampakan menyedihkan itu terpampang jelas di depan mata bara, dia melihat tangisan wanita itu benar-benar merasa sangat kehilangan, bara yang hanya bisa melihat nya dari sela pintu kamar nya yang sedikit terbuka tak punya nyali untuk masuk ke dalam.

Langkah nya pun dia putar balik menuju ke kamar nya, disana juga dia melihat foto Mama kandung nya yang kini sudah tiada juga.

Tidak memiliki ibu saja sudah membuat nya tak punya Arah tujuan hidup, bagaimana dengan Celsi yang ditinggal seluruh anggota keluarga nya sendirian, pasti banyak penderitaan yang sudah di lalui Celsi.

Bara kembali mengingat perkataan kasar nya tadi "Hufffffffff gak seharusnya aku marah sama dia, padahal yang dia lakuin benar buat ngumpulin semua bukti" Ucap nya merasa menyesal.

Sebenarnya sebelum di tunjukan oleh Celsi pun bara sudah tahu tentang kebenaran itu, Yuli memang anak kandung Marna yang di hasilkan dari hubungan gelap antara Marna dan pimpinan Gold Medalis itu.

Saat istri sah nya melahirkan saat itu pulalah Marna melahirkan juga, karena tak mau kehidupan Yuli akan menderita akhirnya Marna menukarkan anak yang dia lahirkan dengan anak yang dilahirkan oleh istri sah nya itu, tapi dengan persetujuan papa Yuli.

Sementara anak yang lahir satu lagi nya dia titipkan di panti asuhan dan kini tak tahu dimana keberadaan anak itu.

Sungguh keji memang perbuatan-perbuatan Marna, akan tetapi karena di kelilingi oleh banyak orang terpandang, dia pun malah bertopeng untuk menyembunyikan semua wajah asli nya.

Sejujurnya bara tak menyangka jika Celsi akan bergerak sejauh itu, karena dia tahu betul jika sempat ketahuan Marna bisa saja nyawa Celsi akan terancam.

Hal itu lah yang membuat bara menyuruh Celsi untuk fokus saja pada bukti yang sudah dia kumpulkan karena bara tak mau jika Celsi harus kenapa-kenapa lagi.

Tapi dengan status pernikahan kontrak mereka, malah membuat Bara tak ingin mengungkapkan alasan sebenarnya

Setelah obrolan terakhir mereka dihari itu, keesokan harinya Celsi sama sekali tak menunjukkan dirinya di depan bara.

Dia pergi begitu pagi ke salon kecantikan miliknya, dan saat malam tiba dia mengirim pesan pada bara memberitahu kan bahwa dia tak pulang malam ini.

Perasaan bara tambah merasa bersalah, "ini semua pasti karena aku terlalu kasar sama dia, aku harus minta maaf" Ucap nya tak habis pikir

Sementara di kamar kecil yang sudah biasa dia tempati di salon kecantikan nya itu, Celsi hanya melihat lihat lembaran lembaran kertas yang isinya adalah foto-foto yang sudah dia kumpulkan beberapa tahun terakhir ini.

Dari wajah yang tidak jelas hingga wajah paling jelas terpampang disana, dan menunjukkan sosok wanita paling dia benci.

Sambil mengepalkan tangannya Celsi berjanji pada dirinya "Walaupun gak ada yang bantuin aku, tenang aja yah pa.. ma.. semuanya akan Celsi bereskan, bahkan kalau nyawa Celsi yang jadi taruhannya, Celsi rela asalkan wanita ini benar-benar mendapat hukuman nya" Ucap Celsi dengan penuh tekat.

Malam itu banyak sekali panggilan masuk dari bara tapi sama sekali tak di tanggapi oleh Celsi, dia melemparkan handphone nya menuju ke sofa yang tak jauh dari kasur itu agar tak mengganggu penglihatan nya.

"Ngapain coba nelpon-nelpon, peduli aja enggak, yahh tahu sihh pernikahan kontrak tapi harus nya punya attitude juga dong" Kata Celsi mengomel sendiri.

"Rasain tuhhh, pasti kamu lagi kesepian sekarang tinggal aja sendir!!;" sambung nya lagi saat melihat panggilan telepon itu tak kunjung berakhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!