Transmigrasi Jadi Idol Gadis Menggemaskan Dengan Sistem Jahil
Sistem 101 dan Perubahan Lu Zeyan
Malam semakin larut, tapi mata Xiaoyu masih belum bisa terpejam.
Dia memandangi layar ponselnya yang masih menampilkan chat terakhir dari Lu Zeyan.
Lu Zeyan
"Lain kali, jangan latihan sendiri. Aku ingin melihat prosesmu."
Kak Ze yang biasanya dingin tiba-tiba peduli? Ini… aneh.
Sambil mendesah, Xiaoyu mematikan ponselnya dan membenamkan wajahnya ke bantal.
Namun, sebelum dia bisa benar-benar tidur, suara familiar terdengar di kepalanya.
Sistem 101
[Ding! Selamat! Misi ‘Buat Lu Zeyan Memberi Perhatian’ berhasil! +100 poin skill]
Ning xiaoyu
(Membuka mata lebar-lebar, mendesis pelan) “Sistem?! Kau masih ada?!”
Sistem 101
[Tentu saja, tuan putri! Aku selalu ada untukmu~]
Ning xiaoyu
(Menghela napas, berbicara dalam hati) “Kupikir kau sudah menghilang. Kenapa kau tiba-tiba muncul?”
Sistem 101
[Karena kau baru saja menyelesaikan misi rahasia!]
Ning xiaoyu
(Mengernyit) “Misi rahasia?”
Sistem 101
[Misi rahasia ‘Membuat Mentor Es Batu Memberi Perhatian Spesial’! Tingkat kesulitan: S! Tapi kau berhasil! Selamat, Xiaoyu!]
Xiaoyu menepuk dahinya sendiri.
Ning xiaoyu
(Menggumam) “Jadi perhatiannya itu gara-gara sistem? Kukira karena aku benar-benar berkembang.”
Sistem 101
[Eits, jangan salah! Kak Ze mulai memperhatikanmu karena usahamu! Sistem hanya memberikan sedikit dorongan, selebihnya adalah kerja kerasmu sendiri!]
Xiaoyu mendesah panjang.
Bahkan tanpa sistem ini mengatakan apa-apa, dia sudah tahu ada sesuatu yang berubah.
Tapi dia tidak yakin apakah ini hal yang baik atau justru awal dari masalah yang lebih besar.
***
Keesokan Harinya – Latihan yang Lebih Intens
Saat Xiaoyu tiba di ruang latihan, suasananya terasa lebih… berat.
Lu Zeyan berdiri di tengah ruangan dengan tangan bersedekap, ekspresinya dingin seperti biasa.
Namun, begitu Xiaoyu masuk, matanya langsung tertuju padanya.
Lu Zeyan
(Datar) “Kau telat.”
Ning xiaoyu
(Menyipitkan mata) “Aku datang tepat waktu.”
Lu Zeyan
(Menatap tajam) “Tepat waktu bukan berarti tidak bisa datang lebih awal.”
Xiaoyu mendengus kecil, tetapi tidak membantah.
Mereka mulai latihan, dan Xiaoyu segera menyadari sesuatu.
Lu Zeyan menjadi lebih ketat daripada sebelumnya.
Setiap gerakan, setiap nada, setiap ekspresi—dia mengomentarinya tanpa ampun.
Tapi anehnya, Xiaoyu tidak merasa terbebani.
Sebaliknya, dia merasa tertantang.
Saat istirahat, dia duduk di lantai sambil mengatur napas.
Lu Zeyan berjalan mendekat, lalu jongkok di depannya.
Lu Zeyan
(Berbicara lembut, tapi tegas) “Aku tidak akan membiarkanmu tampil biasa saja.”
Xiaoyu menatapnya, sedikit terkejut.
Lu Zeyan
(Melanjutkan perkataannya) “Kau punya sesuatu yang trainee lain tidak punya. Dan aku akan memastikan kau menggunakannya dengan benar.
jantung Xiaoyu berdebar.
Untuk pertama kalinya, dia melihat sesuatu di mata pria itu yang tidak pernah ada sebelumnya.
Sebuah keyakinan.
Comments