Transmigrasi Jadi Idol Gadis Menggemaskan Dengan Sistem Jahil
Dia Mulai Berubah?
Setelah percakapan singkat dengan Lu Zeyan, Xiaoyu kembali ke asramanya dengan perasaan campur aduk.
"Penampilanmu lebih baik. Tapi aku tahu kau bisa lebih dari itu."
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Su Jin, yang sudah duduk di tempat tidur sambil menggulir ponselnya, langsung menoleh begitu Xiaoyu masuk.
Su Jin
(Menyipitkan mata curiga) “Hah? Kenapa ekspresimu seperti baru saja menyaksikan plot twist drama?”
Ning xiaoyu
(Membaringkan diri ke tempat tidur) “Aku baru saja bertemu Kak Ze…”
Su Jin
(Langsung tertarik dan meletakkan ponselnya) “Lalu? Dia bilang apa? Apa dia akhirnya mengakui kehebatanmu?”
Ning xiaoyu
(Menatap langit-langit, mendesah) “Kurang lebih… tapi dengan gaya dinginnya yang khas.”
Su Jin
(Tertawa kecil) “Yah, itu sudah lebih baik dari biasanya. Biasanya dia hanya menatap orang tanpa ekspresi seperti patung es.”
Xiaoyu ikut tertawa, tetapi jauh di dalam pikirannya, ada sesuatu yang mengganjal.
Kenapa rasanya… ada sesuatu yang berubah?
---
Hari Berikutnya – Suasana yang Tidak Biasa
Sejak pagi, Xiaoyu merasa ada sesuatu yang berbeda.
Saat latihan vokal, Lu Zeyan beberapa kali melirik ke arahnya. Tidak lama, hanya sekilas, tapi cukup untuk membuat Xiaoyu menyadarinya.
Saat sesi evaluasi dance, dia juga menangkap sesuatu yang aneh.
Biasanya, saat Xiaoyu melakukan kesalahan kecil, Lu Zeyan akan langsung mengomentarinya dengan tajam.
Tapi kali ini?
Dia hanya diam.
Bahkan ketika Xiaoyu terpeleset sedikit di bagian akhir koreografi, dia hanya menatap sebentar sebelum kembali fokus ke trainee lain.
[Ning Xiaoyu]: (Dalam hati) Eh? Kenapa aku tidak kena semprot?
Xiaoyu mengernyit, merasa semakin aneh.
Setelah latihan selesai, dia sengaja berjalan mendekat ke arah Lu Zeyan.
Ning xiaoyu
(Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri,menatap curiga)“Kak Ze.”
Lu Zeyan
(Melirik sekilas, suara datar) “Apa?”
Ning xiaoyu
(Memiringkan kepala, penuh selidik) “Kau tidak memarahiku hari ini. Kau sakit?”
Lu Zeyan
(Mengerutkan dahi) “Kenapa aku harus memarahimu?”
Ning xiaoyu
(Mengangkat bahu) “Biasanya kau selalu menemukan kesalahan kecil dan mengomentarinya dengan tajam.”
Lu Zeyan terdiam sejenak, lalu mendesah pelan.
Lu Zeyan
“Kalau kau ingin dimarahi, aku bisa melakukannya sekarang.”
Ning xiaoyu
(Tertawa kecil) “Tidak perlu, aku hanya penasaran.”
Dia mencoba membaca ekspresi Lu Zeyan, tapi seperti biasa, pria itu sulit ditebak.
Namun, untuk pertama kalinya, Xiaoyu merasa bahwa dia mulai melihat sesuatu di balik sikap dingin mentor itu.
Sesuatu yang… berbeda.
Comments