EPS. 20. Ada yang mengikat di tubuh eyang

Dara, dan semua orang sudah masuk kedalam rumah dan kini bi Endang sedang membawakan minuman untuk semua orang. Bi Lastri juga tampak nya sedang sangat syok sekarang, karena sebelum nya dia melihat mang Nuri dalam keadaan berdarah - darah, dia tidak tau bahwa itu cara mang Nuri memberi tahu dirinya kecelakaan.

"Ya Allah, mang Nuri.." Gumam bi Lastri.

Tentu bi Lastri sedih, bi Endang pun juga sedih.. mereka sudah bekerja di tempat eyang sejak mereka muda dulu dan bertahan bersama sampai sekarang tapi mang Nuri malah lebih dulu berpulang, dan cara berpulang nya sangat menyesakkan hati.

"Nanti kita doakan sama - sama supaya almarhum bisa tenang di sana." Ujar pak Kyai.

"Iya Kyai.." Ujar Dara..

"Mungkin itu cara nya mang Nuri pamitan sama kita, Tri. Besok kita kasih kabar keluarga nya, kasihan istrinya pasti sedih mendengar suaminya meninggal kecelakaan.." Ujar bi Endang.

Mendengar itu.. Dara semakin merasa bersalah, dia sudah membuat seorang istri di tinggal suaminya untuk selamanya, dia sudah membuat seorang anak kehilangan ayah nya dan membuat sebuah keluarga kehilangan anggota nya. Memikirkan kesana, Dara kembali menghapus air matanya yang hampir menetes.

Amar melihat Dara yang tampak tertekan, Dara seperti orang yang bingung dan terlihat seperti menyesal, beberapa kali Amar melihat Dara meremas baju nya dengan tangan gemetar dan menghapus air matanya yang terus mengalir.

"Semua yang terjadi.. adalah takdir, dek. Beliau meninggal dengan cara seperti itu karena memang takdir beliau demikian.. jangan menyalahkan dirimu." Ujar Amar, mendengar itu.. bi Lastri dan bi Endang menatap Dara..

Mereka berdua lupa.. Dara ada dalam kecelakaan itu dan Dara pasti merasa bersalah karena hanya dirinya yang selamat.. bi Endang lalu menggenggam tangan Dara dan berkata..

"Maafin bibi non.. non Dara jangan merasa bersalah, itu takdir.." Ujar bi Endang, Dara tersenyum meski senyum nya penuh luka.

Meski Amar dan semua orang bilang itu takdir.. mereka tidak akan bisa merasakan apa yang Dara rasakan di dalam hatinya sekarang.. dia merasa bersalah dan sekaligus merasa kehilangan. Dara kehilangan salah satu orang baik yang di kenal nya..

"Nggak apa - apa, bi.." Ujar Dara sambil tersenyum.

"Abang sama kyai apa bisa tolong liat eyang nya Dara? Kondisi eyang menghawatirkan." Ujar Dara dengan suara serak nya, mendengar itu.. bi Endang kembali teringat dengan kondisi terakhir eyang.

"Oh iya non.. bibi belom kasih tau non Dara, kondisi nya eyang aneh non.." Ujar bi Endang.

"Aneh bagaimana?" Tanya pak Kyai.

"Anu.. badan eyang sudah lemas, sudah tidak seperti orang stroke." Ujar bi Endang, Dara pun terkejut mendengar nya.

"Boleh saya lihat beliau?" Tanya pak Kyai dan Dara mengangguk.

"Boleh kyai, ayo.." Ujar Dara.

Mereka lalu pergi bersama - sama menuju ke kamar eyang. Sejak tadi, sejak Dara, Amar dan Kyai masuk kedalam pekarangan rumah eyang.. Kyai sudah melihat dan merasa ada yang aneh dengan rumah itu, hanya saja dia melihat Dara masih dalam kondisi berkabung jadi tidak mengatakan apapun dulu.

Dan setelah masuk ke dalam rumah, kyai makin merasa sesuatu memang salah. Aura gelap menyelimuti rumah itu di tambah ada satu sosok besar dengan bentuk aneh juga yang seolah menghinggapi rumah eyang saking besar nya.

Dari yang kyai lihat, ada satu sosok besar hitam, dia perempuan tapi juga laki - laki, rambut nya panjang berantakan mata nya merah dan memiliki taring yang seperti gading gajah, dan kuku - kuku tangan nya sangat panjang. Sosok itu menghinggapi rumah itu.

"Assalamualaikum." Salam Kyai sebelum masuk kamar eyang.

"Waalaikumsalam, masuk kyai." Ujar Dara.

Dan benar, Dara melihat eyang sudah tidak seperti orang stroke lagi, tubuh nya tidak kaku.. Eyang kembali seperti saat pertama Dara datang.

"Alhamdulillah, eyang udah normal lagi." Ujar Dara, dia hendak memeluk eyang nya tapi tangan nya di cegah Amar.

"Jangan dek!" Ujar Amar tiba - tiba.

"Ada yang salah sama eyang kamu, jangan deketin dia dulu." Ujar Amar, entah mengapa Amar sangat sensitif di sana.

Dara pun patuh dan diam di tempat, Kyai yang maju mendekati eyang Dara. Bi Endang dan bi Lastri ikut takut jadinya. Kyai membaca ayat - ayat ruqyah, dan saat itu juga Eyang tiba - tiba membuka mata nya dan menatap tajam Kyai.

"Diam! Jangan ucapkan itu!" Bentak nya.

Dara, bi Lastri dan bi Endang terkejut mendengar eyang membentak Kyai, apalagi tatapan nya seperti orang marah.

"Kkhhhhhhhh!!!"

"Kkkhhh.. Diam!!" Eyang menggeram dan semakin galak.

"Siapa kamu?" Tanya Kyai.

"Tidak perlu tau!! Ini bukan urusanmu!" Jawab eyang.

"Tolong tinggalkan tubuh wanita ini." Ujar pak Kyai..

"Kh! Kh! Kh! Kh!" Eyang tertawa, namun tawa nya aneh.

"Kkhhhh!! Kkhhhhh!!!"

Eyang malah semakin menggeram tidak jelas, Kyai akhir nya mau tidak mau meneruskan meruqyah eyang dan saat itu eyang kelojotan dan berteriak..

"Kkhhh.. panass!!!"

"Jangan ngomong ituu!!! Panasss!!!" Ujar Eyang.

"Kalau begitu keluar dari badan wanita ini." Ujar Kyai, sambil terus melanjutkan bacaan nya.

"Aaargh!! Panasss!!! Panasss.."

Eyang kelojotan dan seperti orang yang kesakitan, Dara tidak tega melihat nya tapi dia tau di dalam tubuh eyang nya itu adalah sosok. Sampai akhir nya setelah sosok yang merasuki eyang tidak kuat dengan bacaan Ruqyah, sosok nya keluar dan eyang pun pingsan.

"Eyang." Gumam Dara dengan suara serak nya.

Kyai mengeluarkan sarung tangan latex dari tas nya, ia kemudian memakai nya dua lapis. Kyai kembali mendekat pada eyang lalu menyentuh kepala eyang sambil membacakan doa.. Entah apa yang di lakukan tapi eyang tidak lagi kembali meronta.

"Eyangmu hanya pingsan, tapi di dalam tubuh nya ini ada sesuatu yang mengikat nya." Ujar pak Kyai.

"Apa itu Kyai?" Tanya Dara.

"Saya belum bisa melihat nya dengan pasti, tapi sepertinya ada yang di lakukan sama eyangmu dulu.. saat beliau masih sehat." Ujar Kyai.

Dara lalu menatap bi Lastri dan bi Endang, seolah bertanya apa kira nya yang eyang nya lakukan dulu. Tapi bi Endang dan bi Lastri sama - sama tidak mengerti apapun..

"Bibi nggak tau non, sejak eyang putra meninggal memang eyang menjadi begitu tertutup dan sedikit berbeda." Ujar bi Lastri.

"Eyang menjauh dari Allah, dia tidak percaya lagi sama Kyai atau ustad." Ujar bi Endang.

"Biarkan beliau beristirahat dulu saja kalau begitu." Ujar Kyai dan semua orang mengangguk.

Mereka lalu kembali keluar dari kamar eyang, dan karena hari sudah sangat larut.. Pak Kyai memutuskan untuk pulang.

"Dara, besok saya kesini lagi.. sekarang hari sudah larut. Besok kita akan melakukan pengajian dan Ruqyah sama eyangmu." Ujar Kyai.

"Iya Kyai." Sahut Dara, suara nya makin habis.

"Ya sudah, Assalamualaikum." Pamit Kyai, Amar pun mengucap salam juga.

"Waalaikumsalam." Sahut Dara dan bibi bersamaan.

Sebelum benar - benar pergi, Amar menatap Dara dengan tatapan kasihan.. Tapi akhir nya Amar masuk kedalam mobil. Mobil Amar pun pergi dari halaman rumah, dan setelah mereka pergi Dara duduk di ruang tamu dengan tatapan kosong.

"Non Dara.." Panggil bi Lastri.

"Bi, aku tidur di sini aja.." Ujar Dara, san bi Lastri mengangguk.

"Iya non.." Sahut bi Lastri.

Dara merebahkan dirinya di sofa, dia kehabisan tenaga, kehabisan energi dan suara.. Lelah, sedih, merasa bersalah, semua sedang dara rasakan sekarang. Dan ketika bi Lastri dan bi Endang pergi ke kamar eyang untuk menemani eyang, barulah bahu Dara berguncang..

"Hiks.. hiks.. Hiks.. Maafin Dara, pakde." Gumam Dara dalam tangis nya, Dara meringkuk di sofa.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

Amara

Amara

sebenarnya apa yang mama dara lakukan ke keluarga papa dara ya?? atau itu hanya alasan eyang karena larangannya tdk dihiraukan papa dara makanya eyang melakukan perjanjian dengan makhluk ghaib spy mereka berpisah. dan dara menjadi korban ketidakpastian dari kejadian kejadian ghoib yang pada akhirnya merenggut nyawanya.

🤔

2025-03-21

1

Yuli a

Yuli a

eyang juga mencurigakan.... belum tau siapa yang salah dan siapa yang benar...

2025-03-21

2

yulithong

yulithong

kasian dara...rasa bersalah itu emg menyedihkan n nyesek

2025-03-06

1

lihat semua
Episodes
1 EPS. 1. Keluarga yang cerai berai.
2 EPS. 2. Di buang ke Jawa
3 EPS. 3. Rumah nya seram.
4 EPS. 4. Pagi pertama di rumah eyang.
5 EPS. 5. Ada yang aneh
6 EPS. 6. Tiga Hari pertama
7 EPS.7. Antara mimpi dan nyata
8 EPS.8. Pertama kali melihat hantu??
9 EPS. 9. Kepala menangis
10 EPS. 10. Mimpi yang aneh
11 EPS.11 Mengusap kepala.
12 EPS. 12. Tante
13 EPS. 13. Cerita Eyang.
14 EPS. 14. Kamar itu
15 EPS. 15. Flashback masalalu
16 EPS. 16. Kecelakaan.
17 EPS. 17. Pertolongan
18 EPS. 18. Pak Kyai
19 EPS. 19. Kabar duka
20 EPS. 20. Ada yang mengikat di tubuh eyang
21 EPS. 21. Eyang Ketakutan..
22 EPS. 22. Seorang teman
23 EPS. 23. Bagaimana caranya
24 EPS. 24. Hari berkabung
25 EPS. 25. Mang Nuri
26 EPS. 26. Pemakaman.
27 EPS. 27. Di rasuki
28 EPS. 28. Sosok Mengerikan yang eyang lihat
29 EPS. 29. Obrolan malam yang mencekam.
30 RPS. 30. Mimpi berulang..
31 EPS. 31. Sesuatu di rumah eyang Putra.
32 EPS. 32. Mencoba membujuk eyang.
33 EPS. 33. Dara di rasuki
34 EPS. 34. Sebuah petunjuk dari mimpi
35 EPS. 35. Pencarian buhul
36 EPS. 36. DARA sudah di incar.
37 EPS. 37. Eyang kabur.
38 EPS. 38. Tak sadarkan diri
39 EPS. 39. Ada sebuah portal
40 EPS. 40. Pasti ada di suatu tempat
41 EPS. 41. Keris nya
42 EPS. 42. Ruqyah eyang
43 EPS. 43. RUQYAH eyang
44 EPS. 44. Dua sosok yang berbeda.
45 EPS. 45. Pengintip
46 EPS. 46. Kedatangan Mbah buyut.
47 EPS. 47. Teori konspirasi
48 EPS. 48. Mimpi aneh
49 EPS. 49. Ternyata raga nya di ambil alih.
50 EPS. 50. Sesuatu yang di cari.
51 EPS. 51. Sesuatu yang di cari 2.
52 EPS. 52. Sesuatu yang di cari 3 [Sosok yang menyerupai]
53 EPS. 53. Melawan sosok yang kuat.
54 EPS. 54. Isi bungkusan merah
55 EPS. 55. Hilang.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPS. 1. Keluarga yang cerai berai.
2
EPS. 2. Di buang ke Jawa
3
EPS. 3. Rumah nya seram.
4
EPS. 4. Pagi pertama di rumah eyang.
5
EPS. 5. Ada yang aneh
6
EPS. 6. Tiga Hari pertama
7
EPS.7. Antara mimpi dan nyata
8
EPS.8. Pertama kali melihat hantu??
9
EPS. 9. Kepala menangis
10
EPS. 10. Mimpi yang aneh
11
EPS.11 Mengusap kepala.
12
EPS. 12. Tante
13
EPS. 13. Cerita Eyang.
14
EPS. 14. Kamar itu
15
EPS. 15. Flashback masalalu
16
EPS. 16. Kecelakaan.
17
EPS. 17. Pertolongan
18
EPS. 18. Pak Kyai
19
EPS. 19. Kabar duka
20
EPS. 20. Ada yang mengikat di tubuh eyang
21
EPS. 21. Eyang Ketakutan..
22
EPS. 22. Seorang teman
23
EPS. 23. Bagaimana caranya
24
EPS. 24. Hari berkabung
25
EPS. 25. Mang Nuri
26
EPS. 26. Pemakaman.
27
EPS. 27. Di rasuki
28
EPS. 28. Sosok Mengerikan yang eyang lihat
29
EPS. 29. Obrolan malam yang mencekam.
30
RPS. 30. Mimpi berulang..
31
EPS. 31. Sesuatu di rumah eyang Putra.
32
EPS. 32. Mencoba membujuk eyang.
33
EPS. 33. Dara di rasuki
34
EPS. 34. Sebuah petunjuk dari mimpi
35
EPS. 35. Pencarian buhul
36
EPS. 36. DARA sudah di incar.
37
EPS. 37. Eyang kabur.
38
EPS. 38. Tak sadarkan diri
39
EPS. 39. Ada sebuah portal
40
EPS. 40. Pasti ada di suatu tempat
41
EPS. 41. Keris nya
42
EPS. 42. Ruqyah eyang
43
EPS. 43. RUQYAH eyang
44
EPS. 44. Dua sosok yang berbeda.
45
EPS. 45. Pengintip
46
EPS. 46. Kedatangan Mbah buyut.
47
EPS. 47. Teori konspirasi
48
EPS. 48. Mimpi aneh
49
EPS. 49. Ternyata raga nya di ambil alih.
50
EPS. 50. Sesuatu yang di cari.
51
EPS. 51. Sesuatu yang di cari 2.
52
EPS. 52. Sesuatu yang di cari 3 [Sosok yang menyerupai]
53
EPS. 53. Melawan sosok yang kuat.
54
EPS. 54. Isi bungkusan merah
55
EPS. 55. Hilang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!