EPS. 17. Pertolongan

Dara masih berdiri kedinginan di ujung tanjakan yang sama, badan nya kotor dengan tanah, wajah nya sembab karena sejak tadi dia terus menangis, dan suaranya.. Dara kehabisan suara karena sejak berjam - jam yang lalu dia berteriak meminta tolong.

"Tolong.." Sampai Dara tidak bisa mengeluarkan suara lagi.

Hari sudah gelap, entah jam berapa tapi Dara hanya mendengar suara jangkrik dan pemandangan gelap di sekeliling nya. Dia melihat cahaya lampu yang kemungkinan adalah perumahan warga tapi itu pun masih lumayan jauh.

"Ya Allah, apa nggak ada orang yang lewat?? Kasihan pakde.." Gumam Dara, dia masih memikirkan jasad mang Nuri yang masih berada di dalam mobil.

Tubuh nya juga sudah menggigil kedinginan karena terguyur hujan, di tambah angin yang menerpa nya, Dara sungguh nyaris pingsan. Dara memeluk dirinya sendiri dengan kedinginan lalu kembali menangis, dia merasa bersalah sekarang.

Dan setelah dia merasa tidak ada yang akan datang, tiba - tiba Dara mendengar suara deru mobil, Benar.. ada cahaya lampu kendaraan dari ujung, Dara langsung bangun dan dengan susah payah dia berjalan ke tengah..

"Ya Allah tolong, semoga orang ini bisa bantu pakde." Ujar Dara.

Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan lumayan tinggi itu langsung mengerem mendadak ketika melihat Dara yang melambai - lambaikan kedua tangan nya.

"CKIITTTT!!!"

Bahkan Dara semakin gemetar karena dia takut tertabrak, untung nya tidak.. Dara membuka mata nya dan lalu mengatupkan kedua tangan nya meminta tolong.

"Tolong aku, aku kecelakaan." Ujar nya dengan suara yang serak karena habis.

Pengemudi mobil yang nyaris menabrak Dara itu membuka pintu mobil nya lalu turun dan menghampiri Dara. Dia adalah seorang pria yang berusia kurang lebih 24 tahunan..

"Mbak, astagfirullah.. kalo ketabrak beneran gimana mbak, tolong lah jangan nekat." Ujar nya.

"Tolong aku, bang.. aku kecelakaan, mobilku masuk jurang." Ujar Dara dengan sisa suaranya, dia kembali menangis.

Pria tadi terkejut, ia lalu melihat ke medan jalanan dan memang ada bekas ban mobil.

"Kamu sendirian?" Tanya pria tadi.

"Ada pakde ku, dia.. dia meninggal di di dalem mobil." Sahut Dara.

"Astagfirullah, kenapa nggak panggil ambulans??" Tanya pria tadi sambil mengeluarkan ponsel nya dan memanggil bantuan.

"Aku nggak bawa hape.." Sahut Dara, dia menghapus air matanya.

"Bentar ya.. aku panggil bantuan dulu." Ujar pria tadi dan Dara mengangguk.

"Iya pak, tolong segera ya pak, korban nya meninggal di tempat." Ujar pria tadi setelah menghubungi bantuan.

"Makasih bang, dari tadi aku berdiri di sini dan nggak nemu orang lewat." Ujar Dara.

"Ya Allah.. Ayo ke mobil dulu, kamu menggigil." Ujar nya, dan Dara mengangguk.

Pria itu membuka kan pintu mobil untuk Dara di depan, dia juga mematikan ac mobil nya supaya Dara tidak semakin kedinginan. Pria tadi lalu pergi ke belakang dan membuka bagasi dan kembali dengan sebuah selimut, ia lalu memberikan nya pada Dara.

"Pake ini dek." Ujar nya, lalu membantu memasangkan nya pada Dara.

"Makasih.." Ujar Dara, dengan air mata yang masih terus mengalir.

"Tunggu sini dulu ya, abang liat kondisi mobil kamu sambil nunggu bantuan dateng." Ujar pria itu dan dara mengangguk.

Mobil di tutup dan pria itu kembali ke belakang bagasi mengambil senter, dia lalu pergi menuruni jalan dan menyenteri dimana mobil Dara jatuh bersama mang Nuri.

"Hiks.. hiks.. Maaf in Dara pakde.." Gumam Dara, dia masih memikirkan mang Nuri.

Tak lama sekitar setengah jam kemudian, datang mobil ambulans dan beberapa tim lain, Dara yang semula berada di dalam mobil pria tadi di pindah ke ambulans untuk di obati luka - luka nya. Dan saat itu juga jasad mang Nuri di angkat dengan tandu, melihat itu tangis Dara kembali pecah..

"Hmh.. Hiks, pakde.. hiks.. hiks.." Tangis Dara.

"Jangan gerak ya mbak, pakde nya akan di bawa ke rumah sakit buat di otopsi dulu." Ujar petugas.

"Yuk kita ke rumah sakit juga, mbak harus dapat penanganan lebih lanjut." Ujar petugas lagi.

"Nggak bisa, saya nggak punya waktu lagi." Ujar Dara, semua orang tertegun.

"Bang, aku boleh minta tolong abang nggak?" Tanya Dara pada pria yang menolong nya.

"Tolong apa? Kalo aku bisa bantuin aku bantu." Tanya pria itu.

"Tolong anter aku ke rumah pak Kyai atau ustad yang bisa bantuin eyangku." Ujar Dara.

"Kenapa sama eyangmu?" Tanya pria itu.

"Ceritanya panjang bang.." Ujar Dara.

Melihat wajah Dara yang begitu kebingungan dan meminta tolong, akhir nya pria tadi pun setuju untuk menolong Dara. Petugas ambulans akhir nya hanya membawa jasad mang Nuri dan Dara di tinggal dengan pria tadi.

Entah dapat keberanian dari mana Dara malah memilih meminta tolong pada pria tadi, padahal itu adalah kali pertama mereka bertemu. Setelah ambulans pergi, kini Dara dan pria tadi di tinggal berdua di tempat..

"Seharus nya kamu di bawa untuk di tanyai polisi, polisi pasti nyari kamu ntar." Ujar pria tadi.

"Aku nggak akan lari kemana - mana kok, aku cuma mau nyari kyai aja bang." Sahut Dara.

Pria tadi manggut - manggut, dia lalu menghela nafas kare na tidak tega dengan Dara..

"Kita pergi ke rumahku dulu, kamu harus ganti pakaian seenggak nya." Ujar pria tadi.

"Rumah abang jauh?" Tanya Dara dan pria itu menggeleng.

"Kebetulan rumah abang deket sama rumah Kyai, kamu mungkin bisa minta tolong beliau." Ujar pria itu dan seketika Dara tersenyum lega.

"Makasih bang." Ujar Dara.

"Yuk masuk mobil." Ajak pria tadi dan dara mengangguk.

Dara masuk kedalam mobil, lalu mobil pun melaju pergi dari sana. Rupanya arah rumah pria tadi justru satu arah dengan jalan menuju ke rumah eyang, Dara heran kenapa bisa mang Nuri justru membawa nya sangat jauh.

Dara sedikit was - was sekarang, apa keputusan nya salah ikut dengan pria itu pikir nya. Tapi sejak tadi pria itu juga tidak melakukan hal yang aneh, bertanya - tanya lagi pun tidak..

"Nama abang siapa? Dari tadi kita ngobrol nggak tau nama abang." Dara kembali membuka percakapan.

"Amar, panggil aja bang Amar dek." Sahut pria itu yang ternyata namanya Amar.

"Bang Amar, aku Dara." Ujar Dara.

"Dara.. namanya cantik, yah." Ujar Amar, Dara hanya tersenyum sedikit, karena dia tidak suka pujian.

Dara kembali memperhatikan jalan dan ternyata Amar belok ke kanan.. Jika menuju ke rumah eyang nya adalah lurus, Amar belok ke kanan.. Jalan nya pun tidak se terjal dan se curam menuju ke rumah eyang, Dara baru lihat jalan itu..

Dan setelah melewati sedikit perbukitan, di balik bukit itu Dara melihat rumah - rumah warga.. Dara makin heran karena mang Nuri membawa nya jauh padahal di sana ada perumahan warga, meskipun tetap masih sangat jauh dari rumah eyang yang masih naik lagi ke atas.

Mobil berhenti di depan salah satu rumah yang memiliki pagar besi, dan Amar turun untuk membuka kunci gerbang nya. Dan setelah mobil masuk, Dara pun turun dadi mobil dan mendapati suasana yang jauh berbeda..

'Kenapa di sini terasa lebih hidup? Apa karena di sini banyak rumah warga?' Batin Dara.

"Yuk, kamu bersih - bersih dulu aja." Ujar Amar, dan Dara mengangguk.

"Assalamualaikum.." Salam Amar.

"Waalaikumsalam.." Sahut suara perempuan tua dari dalam.

"Loh, kamu bawa siapa nak?" Tanya perempuan itu.

"Ini Dara, ti.. dia mau ketemu kyai tapi tadi dia kecelakaan makanya Amar bawa kerumah dulu buat bersih - bersih." Sahut Amar.

"Yang satu nya namanya siapa??" Tanya nenek Amar, seketika Dara dan Amar tertegun..

"Yang satunya??" Gumam Dara.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

yang satunya....??? siapa...??? Melisa...??? atau mang Nuri...??

btw, kenapa mang Nuri membawa dara ke tempat yang jauh... apa mang Nuri mau berbuat jahat... tapi kok nolongin dara. justru dia yang meninggoy...

2025-03-21

4

Elida Rahayu Nst

Elida Rahayu Nst

ka up nya yang bnyak dong

2025-03-03

1

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

siapa yang ikut ya?kalau ada jalan yang lebih Deket kenapa mang Nuri sampai jalan jauh ya? masih misteri

2025-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 EPS. 1. Keluarga yang cerai berai.
2 EPS. 2. Di buang ke Jawa
3 EPS. 3. Rumah nya seram.
4 EPS. 4. Pagi pertama di rumah eyang.
5 EPS. 5. Ada yang aneh
6 EPS. 6. Tiga Hari pertama
7 EPS.7. Antara mimpi dan nyata
8 EPS.8. Pertama kali melihat hantu??
9 EPS. 9. Kepala menangis
10 EPS. 10. Mimpi yang aneh
11 EPS.11 Mengusap kepala.
12 EPS. 12. Tante
13 EPS. 13. Cerita Eyang.
14 EPS. 14. Kamar itu
15 EPS. 15. Flashback masalalu
16 EPS. 16. Kecelakaan.
17 EPS. 17. Pertolongan
18 EPS. 18. Pak Kyai
19 EPS. 19. Kabar duka
20 EPS. 20. Ada yang mengikat di tubuh eyang
21 EPS. 21. Eyang Ketakutan..
22 EPS. 22. Seorang teman
23 EPS. 23. Bagaimana caranya
24 EPS. 24. Hari berkabung
25 EPS. 25. Mang Nuri
26 EPS. 26. Pemakaman.
27 EPS. 27. Di rasuki
28 EPS. 28. Sosok Mengerikan yang eyang lihat
29 EPS. 29. Obrolan malam yang mencekam.
30 RPS. 30. Mimpi berulang..
31 EPS. 31. Sesuatu di rumah eyang Putra.
32 EPS. 32. Mencoba membujuk eyang.
33 EPS. 33. Dara di rasuki
34 EPS. 34. Sebuah petunjuk dari mimpi
35 EPS. 35. Pencarian buhul
36 EPS. 36. DARA sudah di incar.
37 EPS. 37. Eyang kabur.
38 EPS. 38. Tak sadarkan diri
39 EPS. 39. Ada sebuah portal
40 EPS. 40. Pasti ada di suatu tempat
41 EPS. 41. Keris nya
42 EPS. 42. Ruqyah eyang
43 EPS. 43. RUQYAH eyang
44 EPS. 44. Dua sosok yang berbeda.
45 EPS. 45. Pengintip
46 EPS. 46. Kedatangan Mbah buyut.
47 EPS. 47. Teori konspirasi
48 EPS. 48. Mimpi aneh
49 EPS. 49. Ternyata raga nya di ambil alih.
50 EPS. 50. Sesuatu yang di cari.
51 EPS. 51. Sesuatu yang di cari 2.
52 EPS. 52. Sesuatu yang di cari 3 [Sosok yang menyerupai]
53 EPS. 53. Melawan sosok yang kuat.
54 EPS. 54. Isi bungkusan merah
55 EPS. 55. Hilang.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
EPS. 1. Keluarga yang cerai berai.
2
EPS. 2. Di buang ke Jawa
3
EPS. 3. Rumah nya seram.
4
EPS. 4. Pagi pertama di rumah eyang.
5
EPS. 5. Ada yang aneh
6
EPS. 6. Tiga Hari pertama
7
EPS.7. Antara mimpi dan nyata
8
EPS.8. Pertama kali melihat hantu??
9
EPS. 9. Kepala menangis
10
EPS. 10. Mimpi yang aneh
11
EPS.11 Mengusap kepala.
12
EPS. 12. Tante
13
EPS. 13. Cerita Eyang.
14
EPS. 14. Kamar itu
15
EPS. 15. Flashback masalalu
16
EPS. 16. Kecelakaan.
17
EPS. 17. Pertolongan
18
EPS. 18. Pak Kyai
19
EPS. 19. Kabar duka
20
EPS. 20. Ada yang mengikat di tubuh eyang
21
EPS. 21. Eyang Ketakutan..
22
EPS. 22. Seorang teman
23
EPS. 23. Bagaimana caranya
24
EPS. 24. Hari berkabung
25
EPS. 25. Mang Nuri
26
EPS. 26. Pemakaman.
27
EPS. 27. Di rasuki
28
EPS. 28. Sosok Mengerikan yang eyang lihat
29
EPS. 29. Obrolan malam yang mencekam.
30
RPS. 30. Mimpi berulang..
31
EPS. 31. Sesuatu di rumah eyang Putra.
32
EPS. 32. Mencoba membujuk eyang.
33
EPS. 33. Dara di rasuki
34
EPS. 34. Sebuah petunjuk dari mimpi
35
EPS. 35. Pencarian buhul
36
EPS. 36. DARA sudah di incar.
37
EPS. 37. Eyang kabur.
38
EPS. 38. Tak sadarkan diri
39
EPS. 39. Ada sebuah portal
40
EPS. 40. Pasti ada di suatu tempat
41
EPS. 41. Keris nya
42
EPS. 42. Ruqyah eyang
43
EPS. 43. RUQYAH eyang
44
EPS. 44. Dua sosok yang berbeda.
45
EPS. 45. Pengintip
46
EPS. 46. Kedatangan Mbah buyut.
47
EPS. 47. Teori konspirasi
48
EPS. 48. Mimpi aneh
49
EPS. 49. Ternyata raga nya di ambil alih.
50
EPS. 50. Sesuatu yang di cari.
51
EPS. 51. Sesuatu yang di cari 2.
52
EPS. 52. Sesuatu yang di cari 3 [Sosok yang menyerupai]
53
EPS. 53. Melawan sosok yang kuat.
54
EPS. 54. Isi bungkusan merah
55
EPS. 55. Hilang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!