hari terus berlalu dan tepat di hari ini Naren akan kembali ke jakarta untuk beberapa saat sebab ada pekerjaan yang harus ia urus dan tidak bisa di wakilkan, begitupun dengan Ayuna yang akan ikut serta menemani suaminya ke jakarta sebab mertuanya berkata ingin mengenalkan Ayuna pada beberapa keluarga di sana.
" Dah siap semua kan ?" tanya Naren sambil memakai jaket nya.
Mereka akan ke jakarta menggunakan motor milik Oma Ratih, sementara motor milik Naren tetap akan berada di sini, Naren juga sudah berkata pada Alif tadi malam dan mengizinkan jika Alif ingin menggunakan motor milik Naren selama dirinya berada di jakarta, tentu saja Alif merasa sangat senang, Naren juga sudah sering mengajarinya bagaimana cara menaiki kendaraan tersebut.
kenapa Naren tidak memakai motor miliknya sendiri, sebab ini adalah pertama kalinya Ayuna akan melakukan perjalanan jauh dan bisa Naren pastikan jika mereka menggunakan motor milik nya pasti akan terasa lebih pegal, sebab ini bukan perjalanan sejam dua jam saja, melainkan sekitar 5 jam.
" Udah kok kang, Una cuma bawa tas ini aja satu, kata akang kan ga usah bawa barang banyak-banyak!" Sahut Ayuna sambil menunjuk sebuah ransel berwarna hitam yang isinya terlihat sangat penuh.
" Ya udah ayo, keburu macet nanti kalo kesiangan !" Ujar Naren padahal ini baru pukul setengah 6 pagi, sebab Naren juga sedang mengejar waktu karna dia ada janji dengan seseorang di jakarta di jam makan siang nanti.
" Pake jaket, masker sama kaca mata lu, pake kaos kaki juga jangan lupa !" Sambung Naren kembali mengingat kan Ayuna, sebab di jalan nanti pasti akan banyak debu dan Naren juga takut nanti Ayuna masuk angin jika tidak memakai pakaian tebal.
Kalau kalian tanya kenapa tidak pake mobil saja? Jawaban nya adalah karna Naren ga begitu suka mengendarai mobil, Naren lebih suka kemana-mana dengan mengendarai motor karna sat-set.
" Iya kang !" Sahut Ayuna sambil memakai jaket hoody milik Naren yang terlihat kebesaran di tubuhnya, Naren terpaksa meminjamkan salah satu hoody kesayangan nya pada Ayuna sebab istrinya itu hanya mempunyai beberapa cardigan saja dan tidak mempunyai jaket tebal.
akhirnya tepat pukul 6 pagi mereka pun langsung berangkat menuju jakarta, sebelum nya mereka juga sudah pamit lebih dulu pada pak Ahmad dan juga Bu indah.
" Nyari sarapan dulu, lu mau sarapan apa ?" Tanya Naren di balik helm full face nya.
" Bubur aja kang !" Jawab Ayuna sambil mencondongkan sedikit badan nya ke arah Naren agar suaminya itu bisa mendengar suaranya.
Naren langsung melajukan motornya untuk mencari tukang bubur yang mangkal di sekitar sana, sebab tadi mereka tidak sempat sarapan di rumah karna ibu indah belum sempat memasak.
akhirnya motor yang di kendarai oleh Naren pun berhenti di depan sebuah gerobak yang menjual bubur ayam, Naren langsung memesan 2 porsi untuk dirinya dan juga Ayuna, Naren juga memesan teh hangat untuk mereka.
" Kalo nanti capek bilang ke gua jangan diem aja, biar nanti kita istirahat dulu, ga usah di paksain karna ini perjalanan jauh pertama lu, jangan sampe nanti lu pingsan di jalan terus nyusahin gua !" Ujar Naren begitu mereka duduk di bangku plastik yang sudah di sediakan.
" Iya kang !" Jawab Ayuna dan setelah itu mereka pun saling diam tanpa sepatah kata pun hingga pesanan bubur mereka pun tiba.
Setelah selesai makan dan membayar pesanan mereka, Naren langsung mengajak Ayuna untuk kembali melanjutkan perjalanan yang masih sangat jauh ini.
Jalanan terlihat cukup lenggang sebab ini masih sangat pagi dan juga hari weekend, jadi jalanan tidak terlalu ramai seperti hari biasa.
Ayuna nampak memegang jaket Naren dengan erat sebab Naren mengendarai motornya dengan kecepatan lumayan tinggi yang dimana kebanyakan orang sibuk berangkat kerja.
Sadar jaketnya di pegang oleh Ayuna dengan erat reflek Naren menarik tangan ayuna untuk memeluk pinggang nya.
" Pegangan, jangan sampe nanti lu jatuh !" Ujar Naren sambil mengeratkan tangan ayuna yang kini bertengger di perut nya, sementara Ayuna hanya bisa menurut saja dan memeluk Naren dari belakang.
Naren nampak memperhatikan Ayuna melalui kaca spion, terlihat Ayuna yang sibuk memperhatikan jalanan sekitar, terlihat jelas bahwa gadis itu seperti baru pertama kali keluar kampung.
Begitu tiba di lampu merah Ayuna ingin melepaskan tangan nya dari pinggang Naren, tapi langsung di tahan oleh laki-laki itu tanpa berkata apapun, dan kini tangan Naren masih betah menggenggam tangan ayuna yang berada di perutnya dan sedikit memberi usapan lembut di sana, tau buh Ayuna terasa menegang dengan perlakuan yang Naren berikan, namun gadis itu tidak berani mengajukan protes sebab takut Naren kesal nantinya.
Entahlah kenapa Naren melakukan itu, jujur itu hanya reflek nya saja dan hanya mengikuti apa kata hati, tidak lama kemudian lampu lalu lintas pun berubah menjadi warna hijau dan Naren kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Baru satu jam berjalan tetapi ayuna sudah meminta Naren untuk berhenti sebab bokong nya sudah terasa panas akibat duduk terus,.akhirnya Naren pun menghentikan motor nya di Sebuh minimarket.
" Mau beli cemilan ga ?" Tanya Naren dan langsung di angguki oleh Ayuna dengan semangat.
" mau es krim !" Jawab Ayuna namun Naren malah be decak sebal mendengar nya.
" Masih pagi ga boleh makan es, yang Laen aja !" Ujar Naren dengan wajah datar nya membuat Ayuna mencebik sebal.
" Ya udah beli jajan aja !" Jawab Ayuna yang lagi-lagi hanya bisa menurut tanpa berani membantah.
" ayo masuk !" Ajak Naren langsung menggenggam tangan ayuna untuk di gandeng, entah kenapa sekarang Naren sangat suka menggenggam tangan mungil Ayuna.
" Pilih aja apa yang lu mau, nanti gua bayar, cepetan jangan lama-lama !" Ujar Naren dan ayuna pun langsung mencari jajanan yang dia mau dengan semangat.
tidak lama kemudian Ayuna sudah kembali dengan beberapa cemilan dan juga minuman, tanpa basa-basi Naren langsung mengambil alih belanjaan itu dan membawanya ke kasir untuk di bayar.
" Duduk dulu di sini 15 menit, abis itu lanjut lagi !" Ujar Naren dan langsung di angguki oleh Ayuna, Ayuna pun langsung duduk di lantai sambil meluruskan kakinya yang terasa pegal, sementara Naren duduk di Sebuh bangku yang di sediakan.
Biasanya Naren hanya akan istirahat saat mengisi bahan bakar, tapi seperti nanti mereka akan banyak berhenti sebab dirinya membawa Ayuna yang ternyata gampang pegal saat duduk terus.
" Akang mau ?" Tanya Ayuna karna Naren terus saja menatap nya yang sedang memakan kripik singkong.
" Engga, buat lu aja !" Sahut Naren langsung mengalihkan tatapan matanya ke arah lain, dan setelah 15 menit kemudian mereka pun kembali melanjutkan perjalanan.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
partini
siap mental ayuna di jakarta,,pasti banyak yg akan bikin kamu happy dan nangis
2025-04-10
1
Putri Raesa Mahendra
saya tunggu lanjutannya ini sangat lah rame buat di baca hahaha suka banget deh semangat yah
2025-04-10
0
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar bangeet ya naren ngadrpin ayuna dan yuna jg hrs sabar ngadepin naren
2025-04-11
0