Selesai melaksanakan solat isya berjamaah di rumah, Naren nampak berdiam diri di dalam kamar milik Ayuna, tadi mereka juga sudah makan malam dengan lauk seadanya, sekarang Naren bingung ingin melakukan apa, sebab biasa di jam segini ia sudah berada di bengkel bersama dengan teman-teman nya untuk sekedar menongkrong.
Naren tidak pernah membayangkan jika dirinya akan berada di posisi seperti ini, sebab selama ini Naren selalu merasakan yang namanya hidup enak dan tidak pernah kekurangan apapun, tapi sekarang bahkan Naren harus menyaksikan pertengkaran kecil kedua adik iparnya yang berebut sepotong ayam goreng.
Tadi sore Naren sempat mendengar obrolan kedua adik iparnya tentang pasar malam yang berada di dekat kantor kelurahan, Naren berencana untuk mengajak mereka ke sana, namun Naren bingung bagaimana cara ia mengatakan nya, sebab Naren belum terlalu dekat dengan kedua adik iparnya itu, bahkan mereka tidak pernah terlibat obrolan apapun selama Naren di sini s dari kemarin.
" Gua bosen di sini, apa ga ada tempat yang asik buat di datengin gitu ?" Ujar Naren tiba-tiba pada Ayuna yang baru saja masuk ke dalam kamar setelah selesai mencuci piring bekas makan tadi.
" Emang akang mau kemana ?" Tanya Ayuna sambil menatap Naren yang kini memasang wajah cemberut lantaran bete.
" Ya ga tau maka nya gua nanya sama lu, kalo gua tau udah pergi sendiri dari tadi !" sahut Naren dengan nada sewot membuat Ayuna membungkam mulutnya enggan menanggapi.
Ayuna nampak berfikir seraya memindahkan beberapa kotak berisi seserahan yang tadi di berikan oleh mertuanya, tadinya ayuna ingin menolak sebab merasa tidak enak karna mereka baru menikah siri, namun mereka berkata itu sudah menjadi kewajiban mereka untuk membawakan Ayuna seserahan, bahkan bunda Farah dan ayah Bagas tadi juga meminta maaf sebab baru bisa memberikan nya sekarang.
" Yee di tanya malah bengong, ada ga tempat yang asik di sini, sumpah gua bete banget berasa di kurung dalem sangkar kalo kaya gini mah !" Gerutu Narendra, padahal yang terjadi pada dirinya saat ini itu karna ulah nya sendiri, Narendra memang sudah terbiasa menghabiskan waktu di luar rumah, sehingga kini dirinya merasa bosan sebab tidak bisa kemana-mana dan tidak ada teman untuk mengobrol juga, mau mengobrol dengan mertua dan adik ipar nya Naren masih nampak canggung sehingga ia hanya mampu berdiam diri di dalam kamar saja.
" Ke pasar malam aja mau ga, kebetulan di Deket kantor kelurahan lagi ada pasar malam, cuma itu tempat yang Una tau karna Una juga ga pernah kemana-mana jadi ga tau tempat yang asik di sini itu dimana ?" Ujar Ayuna membuat senyum devil Naren terbit di sudut bibirnya.
" Bravo, peka juga ini istri gua,,, ehhh !" batin Naren seketika langsung tersadar dengan apa yang ia ucapan kan dalam hatinya.
" Boleh deh, jauh ga tempat nya ?" Tanya Naren dan di balas gelengan kepala oleh Ayuna.
" Ga begitu jauh kok, paling cuma 5 menit kalo pake motor !" Jawab Ayuna membuat Naren mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.
" Tapi kalo ke pasar malem berdua doang mana seru, ajak gih adek-adek lu, siapa tau pengen ikut !" Ujar Naren memberi alasan, padahal itulah niatnya mengajak Ayuna untuk keluar, agar kedua adik ipar nya bisa pergi ke pasar malam.
" Emang boleh kang kalo Alif sama aliya ikut ?" tanya Ayuna yang mendadak antusias, dan hanya menganggukan kepala nya saja sebagai jawaban.
" Kalo gitu biar Una panggil mereka dulu ya !" Ujar Ayuna lagi dengan semangat 45 langsung keluar dari kamar menuju kamar kedua adiknya.
Padahal ini baru jam 8 malam, namun mereka sudah pada masuk ke dalam kamar masing-masing, Ayuna lebih dulu ke kamar adik bontot nya yaitu Aliya.
" Dek mau ikut teteh sama kang Endra ke pasar malem ga ?" Tanya Ayuna begitu masuk ke dalam kamar Aliya, dan terlihat sangat adik yang sedang membaca buku.
" Teteh mau ke pasar malem, tapi emang boleh kalo liya ikut ?" Sahut Aliya dan langsung di angguki oleh Ayuna.
" Boleh, siap-siap gih, teteh mau ke kamar a Alif dulu !" Ujar Ayuna membuat Aliya langsung beranjak dari posisinya dengan semangat.
Karna memang selama ini dirinya selalu ingin pergi ke pasar malam, namun bapak dan ibunya selalu melarang sebab tidak ada uang, di sana banyak tukang jualan dan ibu indah kasihan jika mereka pergi tapi hanya melihat-lihat saja, jadi lebih baik tidak usah pergi sekalian.
Ayuna langsung bergegas menuju kamar adik laki-laki nya, sama seperti Aliya, Alif juga nampak antusias dengan ajakan sang Kaka.
" Elu ga ganti baju ?" Tanya Naren pada Ayuna yang baru saja masuk setelah dari kamar kedua adiknya.
" Engga usah lah, Una gini aja gapapa kan !" Jawab Ayuna, yang memang saat ini hanya memakai baju tidur lengan panjang dan juga hujan bergo.
" Ya gapapa, tapi emang lu ga malu ?" Tanya Naren, sebab biasanya cewe kalo mau keluar itu penampilan nomer satu.
" Kenapa harus malu, yang penting ga telanjang kan, kenapa akang malu kalo Una cuma pake baju tidur doang ?" Sahut Ayuna malah bertanya balik, dan Narendra hanya mengangkat bahunya saja tanda tak peduli.
" kalo mau ngambil duit dimana, gua kehabisan uang kes soalnya ?" Tanya Narendra.
" biasanya orang-orang di sini kalo mau ambil uang sama Bu hj, atun di warung nya, tapi ada uang adminnya 15 ribu !" Jawab Ayuna.
" Ya udah nanti anterin gua ke sana, masih bisa kan ?" Tanya Narendra.
" bisa kok, biasa nya Bu hj atun tutup warung jam 10 !" Jawab Ayuna.
Akhirnya mereka berempat pun pergi menuju pasar malam dengan Ayuna di boncengan Narendra, sementara Alif dan Aliya menggunakan motor milik pak Ahmad yang sudah butut.
Sebelum itu mereka mampir terlebih dahulu ke warung Bu hi atun untuk mengambil uang, karna kebetulan pasar malam yang akan mereka datangi melewati warung tersebut.
" Eh neng Una, mau beli apa neng ?" Tanya Bu hj atun, sebab jarang sekali Ayuna belanja di warung miliknya.
" Ga belanja Bu, cuma nganterin si akang mau ambil uang katanya, bisa kan ?" Ujar Ayuna membuat Bu hj atun langsung mengalihkan pandangan nya pada lelaki di sebelah Ayuna.
" Eh boleh atuh, mau ambil berapa emang nya ?" Tanya Bu hi atun, Ayuna langsung melirik ke arah sang suami dan Naren yang peka pun langsung mengeluarkan ATM nya dari dalam dompet.
" Narik 5 juta bisa Bu ?" Tanya Narendra membuat Bu hi atun terkejut begitu dengan Ayuna.
" Eh banyak banget ya, tapi bisa kok kebetulan tadi saya baru abis ke kota !" Sahut Bu hj atun membuat Narendra lega.
" Banyak amat kang ambil uang nya ?" bisik Ayuna bertanya namun Naren hanya diam tidak menanggapi.
****
jangan lupa like, komen and vote ❤️❤️❤️❤️❤️
Thank you 😘😘😘😘 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
partini
lanjut ,kalau bisa jangan lama Thor jadi baca lagi dari atas lupa sih
2025-02-22
1
🌷💚SITI.R💚🌷
orkay mah bebas ya naren
2025-04-11
0