Episode 19 Pergi.

Alina diantarkan oleh salah satu pelayan wanita yang mana Alina terus saja mengikuti pelayan wanita tersebut dengan jari-jarinya saling memencet dan kepalanya bahkan terus saja menunduk sampai akhirnya langkahnya terhenti.

Alina mengangkat kepala dan ternyata bukan di pertemukan dengan Fathan dan melainkan dengan Margin orang yang sangat dia hindari dan membuat Alina bertambah panik.

"Tante Margin, lalu Kak Fathan di mana?" batinya dengan penuh tanya.

"Tinggalkan kami!" titah Margin kepada pelayan tersebut yang membuat pelayan itu menganggukkan kepala dan langsung pergi.

Dengan kakinya disilang yang kedua tangannya dilipat di dada menatap Alina dari bawah sampai atas yang membuat Alina semakin panik. Seperti biasa tatapan Margin selalu memperlihatkan dengan jelas bahwa dia sangat tidak menyukai Alina, meremehkan Alina dan seolah najis melihat wajah itu.

"Kamu ternyata punya nyali juga datang ke rumah saya," ucap Margin dengan sinis.

"Bagaimana Alina? apa kamu menyukai rumah saya dan itu yang membuat kamu tetap bertahan berhubungan dengan Fathan?" tanyanya.

"Huhhhh! terkadang orang-orang miskin memang memiliki mimpi yang terlalu tinggi, tetapi kembali lagi mereka tidak pernah sadar diri," lanjutnya.

"Untuk apa kamu datang?" tanya Margin.

"Kamu ingin mengambil uang yang kemarin kamu tolak?" tanya Margin dengan tersenyum miring yang terlihat menatap Alina dengan sinis.

"Tidak Tante! seperti apa yang saya katakan, saya sama sekali tidak butuh uang Tante, tujuan saya datang ke rumah ini untuk bertemu dengan Kak Fathan," ucap Alina yang berusaha untuk tenang dan jujur apa adanya.

Cih.

Margin yang merespon dengan mendengus kasar yang terlihat mengejek Alina. Margin bahkan berdiri dari tempat duduknya melangkah mengelilingi Alina dengan tangannya yang masih dilipat di dada. Mata wanita sinis itu terus saja menatap dirinya.

"Kau mengatakan apa?"

"Ingin bertemu dengan Fathan?"

"Untuk apa hah! Untuk meminta pertanggungjawaban?"

Alina kaget mendengar kata-kata itu sampai menatap Margin dengan sangat serius. Alina juga terlihat kesulitan menelan ludah.

"Sudah mulai panik dengan keadaan hah!"

"Alina, Alina, saya sudah mengatakan sejak awal kepada kamu, jangan pernah main-main dengan anak saya. Jadi apa yang terjadi pada kamu adalah resiko atas kebodohan kamu!" tegas Margin.

"Apa maksud Tante?" tanya Alina.

"Saya bukan anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Jangan berpura-pura lugu. Kamu terlihat sangat polos, culun, cupu dan ternyata kamu lebih pemain daripada wanita yang terlihat dari luarnya liar," ucap Margin.

"Saya sudah mengingatkan kamu berkali-kali dan kamu tidak mendengarkan saya yang padahal saya mengingatkan kamu untuk kebaikan kamu. Kamu disuruh untuk fokus belajar dengan menikmati fasilitas di sekolah yang mewah dan memanfaatkan beasiswa yang diberikan Yayasan kepada kamu. Tetapi kamu malah mengunakan untuk berpacaran dengan anak pemiliknya. Kamu sangat tidak tahu diri!" umpat Margin yang mengeluarkan semua kekesalannya kepada Alina.

Alina hanya diam saja menerima ucapan yang sangat menyakitkan itu yang sudah sangat terbiasa mendapatkan hinaan seperti itu.

"Lalu sekarang apa yang kamu inginkan hah!"

"Kamu sedang menghayal menjadi seorang putri yang mana seorang pangeran akan mendampingi kamu selamanya. Kamu mulai datang ke rumah ini dan Ingin melihat tempat tinggal kamu berikutnya. Kamu bermimpi akan berada di rumah ini. Alina kamu hanya rakyat jelata yang bermimpi terlalu tinggi. Apa kamu pikir anak saya pantas dengan kamu hah!" lanjutnya yang tidak mengontrol kata-katanya.

"Jadi apapun yang terjadi pada kamu jangan pernah meminta pertanggungjawaban anak saya dan lupakan semuanya!" tegas Margin yang pasti tidak ingin mengambil resiko apapun.

Dari semua yang dikatakan Margin sudah jelas-jelas iya sepertinya tahu apa yang terjadi antara Alina dan Fathan.

"Tapi baiklah! untuk mengurus masalah ini saya rasa bukanlah hal yang sulit dan juga tidak akan membuat saya miskin," ucap Margin yang mengambil tasnya dan terlihat mengambil cek, kemudian meletakkan di atas meja.

"Saya rasa uang itu cukup untuk menyelesaikan semuanya. Kamu harus berterima kasih kepada saya, jika saya masih menyelamatkan kamu. Jadi selesaikan sendiri dan lanjutkan pendidikan kamu tanpa berkaitan dengan Fathan atau membawa dia ke dalam masalah ini. Saya tidak ingin media mengetahui semua!" tegas Margin dengan penuh penekanan.

"Kamu jangan khawatir saya akan membicarakan pada pihak sekolah untuk memberikan kamu cuti tanpa memotong masa absen kamu di sekolah selama 1 bulan untuk mengurus semua ini dan tidak menyisakan apapun!" tegas Margin.

"Tante maaf. Sepertinya Tante salah paham, saya datang kemari bukan untuk berurusan dengan uang ataupun untuk meminta pertanggungjawaban seperti apa yang Tante katakan. Saya hanya ingin menemui Kak Fathan," ucap Alina yang baru bersuara.

"Hah! Kamu ingin menemui dia? Kamu ingin berharap apa dari dia hah! Gara-gara kamu anak saya mengalami trauma di masa lalu dan dia harus dirawat di rumah sakit berhari-hari dan kamu masih berani mengatakan ingin menemui dia. Kamu hanya ingin membuat dia semakin menderita!" tegas Santi.

"Saya tidak tahu jika kejadian itu akan menyebabkan hal yang fatal. Saya bener-bener minta maaf dan izinkan saya untuk bertemu dengan Kak Fathan," ucap Margin.

"Bukan saya yang tidak mengizinkan kamu untuk bertemu dengan Fathan. Tetapi Fathan yang tidak ingin bertemu dengan kamu lagi," jawab Santi.

"Apa maksud Tante?" tanya Alina dengan jantungnya yang berdebar dengan kencang.

"Fathan sudah sembuh dan baik-baik saja. Kamu mungkin heran kenapa dia tidak masuk sekolah. Karena Fathan sudah tidak bersekolah di sana lagi. Fathan memilih untuk pindah ke Luar Negeri," ucap Margin yang sangat mengejutkan Alina yang tidak percaya dengan kata-kata Margin.

"Ke Luar Negri," sahut Alina.

"Benar. Bukankah saya sudah mengatakan kepada kamu jangan pernah bermain-main dengan anak saya. Kamu yang akan dirugikan dan lihatlah dia mencampakkan kamu bukan. Jadi jangan berharap apapun dan kamu dengarkan saja solusi yang saya berikan. Karena saya masih memiliki sedikit hati yang tidak lepas dari tanggung jawab!" tegas Margin.

"Itu tidak mungkin Tante!" Alina geleng-geleng kepala yang tidak percaya dengan semua perkataan dari Margin.

Margin yang terlihat mengambil amplop berwarna putih dan berikan kepada Alina.

"Itu yang dia titipkan kepada saya dan selain itu dia hanya mengatakan bahwa kamu jangan pernah lagi mencoba-coba untuk mencari tahu tentang keberadaannya," ucap Margin.

Dengan tangan bergetar Alina mengambil amplop tersebut yang berisi surat. Margin menyunggingkan senyum melihat Alina yang sekarang tampak sedih yang perlahan membuka amplop tersebut yang rasanya sangat tidak mungkin jika Fathan akan meninggalkannya dan padahal pria itu baru saja berjanji padanya.

"Apa surat itu masih kurang jelas dan kamu masih tetap ingin harapkan dia?"

"Kamu tidak pantas untuknya dan mulai sekarang jangan pernah muncul di hadapan saya dan apalagi mengganggu putra saya! Saya tidak akan main-main kali ini," ucap Margin memberikan ancaman.

"Farand tidak mungkin pergi," ucap Alina yang masih tidak percaya ada matanya sudah berkaca-kaca.

"Kamu mengatakan tidak mungkin? Apa yang tidak mungkin dia lakukan hah! Kamu pikir, kamu sudah sangat spesial. Berapa kali saya harus mengatakan kepada kamu bahwa kamu tidak pantas untuk anak saya dan sebaiknya sekarang kamu pergi dari rumah ini!" tegas Margin dengan suaranya sedikit keras mengusir Alina.

Bersambung.....

Episodes
1 Episode 1 Pertemuan Pertama.
2 Episode 2 Bullying.
3 Episode 3 Penyelamat.
4 Episode 4 Di Sukai.
5 Episode 5 Dia Yang Bucin.
6 Episode 6 Terpaksa Datang.
7 Episode 7 Untung Ada Fathan.
8 Episode 8 Wanitanya
9 Episode 9. Meminta Izin.
10 Episode 10 Ungkapan Perasaan.
11 Episode 11 Isu Pacaran.
12 Episode 11 Tidak Di Restui.
13 Episode 13 Berjarak
14 Episode 14 Malam Gairah.
15 Episode 15 Meyakinkan.
16 Episode 16 Kembali Saling Menguatkan.
17 Episode 17 Insiden
18 Episode 18 Menghilang Tiba-tiba.
19 Episode 19 Pergi.
20 Episode 20 Akibat Yang Terjadi.
21 Episode 21 Hamil
22 Episode 22 7 Tahun
23 Episode 23 Membuat Susah.
24 Episode 24 Teringat Masa Lalu.
25 Episode 25 Selalu Di Pertemuan.
26 Episode 26 Bertemu Setelah 8 Tahun.
27 Episode 30 Seperti Mengenali.
28 Episode 28 Kenangan Itu Muncul.
29 Episode 29 Seperti Di hantui
30 Episode 30 Situasi Sulit.
31 Episode 31 Pertemuan Menegangkan.
32 Episode 32 Terjadi Keributan.
33 Episode 33 Tidak Punya Pilihan
34 Episode 34
35 Episode 35 Dia Alina.
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40 Pertemuan Menegangkan.
41 Episode 41 Insiden
42 Episode 42 Merasa Bersalah
43 Episode 43. Menjadi Perawat Mendadak.
44 Episode 44
45 Episode 45 Menegangkan
46 Untuk Pembaca
47 Episode 24
48 Episode 28
49 Episode 49
50 Episode 50!
51 Episode 52
52 Episode 53
53 Episode 54
54 Episode 54
55 Episode 55.
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59 Mulai Mengganggu
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1 Pertemuan Pertama.
2
Episode 2 Bullying.
3
Episode 3 Penyelamat.
4
Episode 4 Di Sukai.
5
Episode 5 Dia Yang Bucin.
6
Episode 6 Terpaksa Datang.
7
Episode 7 Untung Ada Fathan.
8
Episode 8 Wanitanya
9
Episode 9. Meminta Izin.
10
Episode 10 Ungkapan Perasaan.
11
Episode 11 Isu Pacaran.
12
Episode 11 Tidak Di Restui.
13
Episode 13 Berjarak
14
Episode 14 Malam Gairah.
15
Episode 15 Meyakinkan.
16
Episode 16 Kembali Saling Menguatkan.
17
Episode 17 Insiden
18
Episode 18 Menghilang Tiba-tiba.
19
Episode 19 Pergi.
20
Episode 20 Akibat Yang Terjadi.
21
Episode 21 Hamil
22
Episode 22 7 Tahun
23
Episode 23 Membuat Susah.
24
Episode 24 Teringat Masa Lalu.
25
Episode 25 Selalu Di Pertemuan.
26
Episode 26 Bertemu Setelah 8 Tahun.
27
Episode 30 Seperti Mengenali.
28
Episode 28 Kenangan Itu Muncul.
29
Episode 29 Seperti Di hantui
30
Episode 30 Situasi Sulit.
31
Episode 31 Pertemuan Menegangkan.
32
Episode 32 Terjadi Keributan.
33
Episode 33 Tidak Punya Pilihan
34
Episode 34
35
Episode 35 Dia Alina.
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40 Pertemuan Menegangkan.
41
Episode 41 Insiden
42
Episode 42 Merasa Bersalah
43
Episode 43. Menjadi Perawat Mendadak.
44
Episode 44
45
Episode 45 Menegangkan
46
Untuk Pembaca
47
Episode 24
48
Episode 28
49
Episode 49
50
Episode 50!
51
Episode 52
52
Episode 53
53
Episode 54
54
Episode 54
55
Episode 55.
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59 Mulai Mengganggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!