Episode 5 Dia Yang Bucin.

Karena tidak di jemput Andre yang membuat Alina harus menaiki bis untuk pulang ke rumah. Dia sudah menunggu di halte bis itu sama anak-anak sekolah lain yang seperti biasa pasti membaca buku. Di mana pun tempatnya Alina tetap saja fokus pada bukunya.

Gadis cupu memang identik dengan kutu buku dan mungkin itu yang membuat orang-orang suka jahil pada Alina.

Ketika Bus itu datang, seperti biasa semua murid-murid akan berebut untuk masuk dan Alina yang memang dasar lemot dan mau saja mengalah yang hanya diam yang didorong sana-sini oleh anak-anak yang memasuki bus tersebut dengan berebut.

Alina bahkan mengalami kesulitan untuk masuk dan dia hampir saja jatuh dan untung saja tubuh kecilnya tertahan tubuh tegap yang membuat Alina mengangkat kepalanya untuk menoleh siapa yang menolongnya dan ternyata itu adalah Fathan yang menahan tubuh mungil itu.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Fathan. Alina menggelengkan kepala yang menegakkan posisi berdirinya.

"Ayo naik!" titah Fathan.

Alina menganggukkan kepala dan naik paling terakhir karena yang lain sudah naik dan begitu juga dengan Fathan yang ternyata menaiki Bus tersebut.

Karena naik paling terakhir Alina tidak mendapatkan tempat duduk yang akhirnya berdiri dengan bantuan pegangan yang menggantung di dalam Bus dan begitu juga dengan Fathan yang berdiri di belakangnya dan juga ada murid-murid yang lain yang pasti juga tidak kebagian tempat duduk.

Bus tersebut yang melaju mendadak membuat tubuh Alina terperosok pada tubuh tegap Fathan. Lagi-lagi untung ada Fathan yang menjadi pelindung. 1 tangan Fathan juga bahkan memegang pinggangnya agar Alina tidak jatuh.

Alina mengangkat kepala perlahan yang melihat ke arah Fathan. Keduanya saling menatap dengan Fathan yang sedikit menunduk karena dia jauh lebih tinggi daripada Alina.

Setelah beberapa detik yang akhirnya membuat Alina sadar dan menjauh sedikit dari Fathan. Dia seketika menjadi gugup dengan pipinya yang sangat mudah sekali memerah.

"Maaf, Kak!" ucap Alina dengan menunduk dan terlihat malu-malu. Fathan yang tidak mengatakan apa-apa hanya tersenyum.

Biasalah kalau sudah naik Bus pasti akan dempet-dempetan. Tatapi Fathan yang selalu melindungi tubuh Alina. Dia berdiri di belakang Alina yang melindungi Alina agar tidak terdorong oleh murid-murid yang lain.

Alina bisa merasakan hal itu yang membuat jantungnya berdebar dengan kencang. Entah kenapa Fathan begitu sangat peduli padanya.

Akhirnya giliran Alina yang sudah sampai dan buru-buru turun. Ketika dia sudah turun dengan Alina yang menghela nafas yang merasa sedikit lega dengan banyaknya kejadian di dalam Bus tersebut yang seperti tidak biasanya.

Alina kaget saat mendengarkan suara hentakan sepatu dan membuatnya menoleh ke samping yang ternyata orang tersebut adalah Fathan.

"Kakak turun di sini juga?" tanya Alina. Fathan mengangguk dengan kedua tangannya berada di saku celananya.

"Memang rumah Kakak di mana?" tanya Alina.

"Rumah kamu di mana?" Fathan malah bertanya kembali.

"Aku masuk ke dalam gang itu!" tunjuk Alina.

"Kalau begitu jalan lah," ucap Fathan yang membuat Alina bingung entah apa maksud Fathan. Alina menurut saja dan berjalan yang ternyata Fathan mengikutinya tetap berjalan di sampingnya.

Keheningan yang ada di antara mereka berdua, baik Fathan yang juga tidak membuka obrolan.

"Bukankah Sarah mengatakan dia anak orang kaya dan juga seorang selebritis, masa iya tinggal di tempat seperti ini," batin Alina yang kebingungan.

Sampai akhirnya Alina sudah tiba di kediamannya tepat di depan gang rumah susun.

"Kamu tinggal di sini?" tanya Fathan.

"Benar, Kak," jawab Alina.

"Kalau begitu masuklah. Aku hanya mengantarmu," ucap Fathan.

Alina mengerutkan dahi dengan kebingungan.

"Apa itu artinya Kakak tidak tinggal di sini?" tanya Alina.

"Iya. Aku tidak tinggal di sini dan aku hanya memastikan saja kamu sudah sampai rumah," jawab Fathan.

"Sampai ketemu besok di sekolah," ucap Fathan yang membuat Alina masih saja kebingungan. Fathan yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi.

Alina melihat pria tersebut berlari. Alina yang malah mengejar dan langkahnya terhenti ketika melihat tiba-tiba mobil berhenti di depan Fathan dan Fathan langsung memasuki mobil mewah tersebut yang sebelumnya pintunya dibukakan seorang pria berjas rapih yang kemungkinan itu adalah sopir.

"Apa dia hanya iseng saja mengikutiku dan sebenarnya dia tidak tinggal di sini. Lalu untuk apa menaiki Bus. Ujung-ujungnya dia dijemput juga," gumam Alina dengan kebingungan dengan Fathan yang dengan semua tingkah yang membingungkan.

***

Alina yang berada di dalam kamarnya yang sedang duduk di meja belajar, seperti biasa pasti belajar walau sudah malam hari yang diterangi dengan lampu belajar.

Tiba-tiba saja Alina kepikiran dengan kejadian tadi siang. Fathan yang bertingkah sangat aneh, laki-laki itu memang sering memperhatikan dirinya, senyum kepadanya, sering menyapanya dan bahkan sering membantunya, walau wajahnya terlihat begitu dingin yang tampak begitu tegas dan tidak banyak bicara.

Alina sama sekali tidak mengejar-ngejar seperti murid-murid yang lain dan justru dia yang dikejar-kejar. Hal itu jelas-jelas membuat Alina tidak mengerti apa maksud tujuan dari pria tersebut. Dia bahkan sempat berpikiran tentang apa yang dikatakan Sarah.

"Apa yang kamu pikirkan Alina. Kamu sebaiknya fokus belajar dan jangan memikirkan hal yang tidak penting. Jangan sampai hal konyol seperti itu membuat konsentrasi kamu belajar menjadi berantakan, ingat sebentar lagi akan ujian," ucapnya dengan menggoyang-goyangkan kepalanya yang berusaha untuk menyadarkan dirinya dan kembali lanjut untuk belajar.

***

SMA Harapan Bangsa.

"Alina tunggu!" panggil Fathan yang berlari dari gerbang sekolah menghampiri Alina yang berjalan begitu cepat.

"I-iya kak," sahut Alina dengan kepala tertunduk yang seperti biasa tidak berani melihat Fathan. Jantungnya akan berdebar dengan kencang dan wajahnya akan terlihat grogi.

"Ini!" Fathan tiba-tiba memberikan undangan kecil.

"Aku sampai lupa untuk memberikan undangan ini kepada kamu," ucap Fathan.

"Kakak mengundang saya di acara ulang tahun Kakak?" tanya Alina dengan kepala yang terangkat yang berbicara begitu gugup.

Ulang tahun Fathan pria yang menjadi idola di sekolah itu yang memang akan mengadakan ulang tahun ke-18. Jadi jelas Alina sudah tahu hal itu, karena orang-orang di sekolahnya membicarakan tentang acara yang di dengar-dengar sangat mewah dan semua siswa sangat ingin mendapatkan undangan itu.

"Jika aku sudah memberikannya kepada kamu, artinya aku memang mengundang kamu," jawab Fathan.

Alina terdiam yang belum mengambil undangan itu.

"Kamu tidak berniat untuk mengambilnya?" tanya Fathan.

"Ba-baik, kak!" Alina yang langsung mengambil dengan cepat.

"Aku harap kamu bisa datang," ucap Fathan.

Alina hanya menganggukkan kepala yang terlihat takut-takut.

Dia pasti tidak percaya jika diundang senior populer di sekolah itu. Pasti banyak cewek-cewek yang iri dengan Alina dan apalagi diundang langsung oleh Fathan, sementara yang lain diwakilkan teman Fathan yang membagikan undangan itu dan pasti tidak semua teman satu sekolah diundang melainkan dipilah-pilih.

"Kamu belum dijemput?" tanya Fathan.

"Belum, Kak," jawabnya.

"Kamu akan dijemput atau pulang naik Bus?" tanya Fathan yang mungkin ingin mengulang kejadian kemarin, sangat random mengikuti gadis tersebut sampai pulang ke rumahnya.

"Alina dijemput oleh Kak Andre dan mungkin sebentar lagi akan datang," jawab Alina.

"Begitukah!" sahut Fathan yang sedikit merasa kecewa karena tidak bisa seperti kemarin.

Bersambung.....

Episodes
1 Episode 1 Pertemuan Pertama.
2 Episode 2 Bullying.
3 Episode 3 Penyelamat.
4 Episode 4 Di Sukai.
5 Episode 5 Dia Yang Bucin.
6 Episode 6 Terpaksa Datang.
7 Episode 7 Untung Ada Fathan.
8 Episode 8 Wanitanya
9 Episode 9. Meminta Izin.
10 Episode 10 Ungkapan Perasaan.
11 Episode 11 Isu Pacaran.
12 Episode 11 Tidak Di Restui.
13 Episode 13 Berjarak
14 Episode 14 Malam Gairah.
15 Episode 15 Meyakinkan.
16 Episode 16 Kembali Saling Menguatkan.
17 Episode 17 Insiden
18 Episode 18 Menghilang Tiba-tiba.
19 Episode 19 Pergi.
20 Episode 20 Akibat Yang Terjadi.
21 Episode 21 Hamil
22 Episode 22 7 Tahun
23 Episode 23 Membuat Susah.
24 Episode 24 Teringat Masa Lalu.
25 Episode 25 Selalu Di Pertemuan.
26 Episode 26 Bertemu Setelah 8 Tahun.
27 Episode 30 Seperti Mengenali.
28 Episode 28 Kenangan Itu Muncul.
29 Episode 29 Seperti Di hantui
30 Episode 30 Situasi Sulit.
31 Episode 31 Pertemuan Menegangkan.
32 Episode 32 Terjadi Keributan.
33 Episode 33 Tidak Punya Pilihan
34 Episode 34
35 Episode 35 Dia Alina.
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40 Pertemuan Menegangkan.
41 Episode 41 Insiden
42 Episode 42 Merasa Bersalah
43 Episode 43. Menjadi Perawat Mendadak.
44 Episode 44
45 Episode 45 Menegangkan
46 Untuk Pembaca
47 Episode 24
48 Episode 28
49 Episode 49
50 Episode 50!
51 Episode 52
52 Episode 53
53 Episode 54
54 Episode 54
55 Episode 55.
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59 Mulai Mengganggu
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1 Pertemuan Pertama.
2
Episode 2 Bullying.
3
Episode 3 Penyelamat.
4
Episode 4 Di Sukai.
5
Episode 5 Dia Yang Bucin.
6
Episode 6 Terpaksa Datang.
7
Episode 7 Untung Ada Fathan.
8
Episode 8 Wanitanya
9
Episode 9. Meminta Izin.
10
Episode 10 Ungkapan Perasaan.
11
Episode 11 Isu Pacaran.
12
Episode 11 Tidak Di Restui.
13
Episode 13 Berjarak
14
Episode 14 Malam Gairah.
15
Episode 15 Meyakinkan.
16
Episode 16 Kembali Saling Menguatkan.
17
Episode 17 Insiden
18
Episode 18 Menghilang Tiba-tiba.
19
Episode 19 Pergi.
20
Episode 20 Akibat Yang Terjadi.
21
Episode 21 Hamil
22
Episode 22 7 Tahun
23
Episode 23 Membuat Susah.
24
Episode 24 Teringat Masa Lalu.
25
Episode 25 Selalu Di Pertemuan.
26
Episode 26 Bertemu Setelah 8 Tahun.
27
Episode 30 Seperti Mengenali.
28
Episode 28 Kenangan Itu Muncul.
29
Episode 29 Seperti Di hantui
30
Episode 30 Situasi Sulit.
31
Episode 31 Pertemuan Menegangkan.
32
Episode 32 Terjadi Keributan.
33
Episode 33 Tidak Punya Pilihan
34
Episode 34
35
Episode 35 Dia Alina.
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40 Pertemuan Menegangkan.
41
Episode 41 Insiden
42
Episode 42 Merasa Bersalah
43
Episode 43. Menjadi Perawat Mendadak.
44
Episode 44
45
Episode 45 Menegangkan
46
Untuk Pembaca
47
Episode 24
48
Episode 28
49
Episode 49
50
Episode 50!
51
Episode 52
52
Episode 53
53
Episode 54
54
Episode 54
55
Episode 55.
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59 Mulai Mengganggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!