Episode 10 Ungkapan Perasaan.

Alina dan Fathan yang sama-sama keluar dari rumah Alina.

"Kamu masih terlihat begitu gelisah yang padahal kita berdua sudah mendapatkan izin untuk jalan-jalan," ucap Fathan.

"Alina tidak menyangka saja. Jika Kak Fathan benar-benar meminta izin pada Mama," ucap Alina.

"Jika memang syaratnya seperti itu maka harus dilaksanakan. Aku juga tidak mungkin mengajak kamu pergi dan harus membawa secara diam-diam," jawab Fathan.

"Maaf Kak Fathan. Jika mengajak Alina jalan-jalan saja harus dengan syarat yang begitu sulit," ucap Alina.

"Tidak apa-apa. Meminta izin bukanlah suatu hal yang sulit bagiku," sahut Fathan. Alina hanya mengangguk saja.

*****

Alina dan Fathan yang terlihat berjalan-jalan di taman.

"Ini jas, Kak Fathan. Maaf tadi malam lupa mengembalikannya," ucap Alina yang dimasukkan dalam paper bag.

"Kamu tidak mencucinya terlebih dahulu?" tanya Fathan.

"Maaf. Kak. Alina akan mencuci dulu dan baru mengembalikan," jawab Alina dengan cepat.

"Aku hanya bercanda Alina. Kamu jangan menganggap terlalu serius," sahut Fathan yang membuat Alina tersenyum.

"Aku ambil jasnya," ucap Fathan. Alina mengangguk.

"Makasih. Kak Fathan semalam sudah menolong Alina dari kejahilan, Kak Fiony," ucap Alina yang membuat Fathan menganggukan kepala.

"Sama-sama. Lain kali kamu jangan pernah takut menghadapi mereka," ucap Fathan. Alina menganggukkan kepala.

"Ayo kita ke sana!" ajak Fathan.

Alina menganggukkan kepala.

Mereka yang memasuki lokasi hiburan dengan banyak sekali wahana permainan. Alina selalu menolak jika diajak Fathan dan bukan Fathan namanya yang tidak berhasil memaksa Alina yang mana pertama kali mereka menaiki komedi putar.

Alina dan Fathan yang terlihat senang-senang saja menaiki wahana permainan itu. Alina bahkan tidak terlihat malu-malu lagi saat berada di dekat Fathan yang seperti biasanya.

Banyak sekali wahana permainan yang mereka naiki, dari yang santai sampai yang ekstrem dan keduanya sepertinya memiliki keberanian dan hobi yang sama.

Mereka juga tidak lupa makan dengan duduk saling berhadapan yang masih berada di sekitar wahana tersebut.

Fathan yang melihat nasib di ujung bibir Alina dan spontan berdiri yang mengambil nasi tersebut menggunakan jempolnya yang membuat Alina seketika berhenti makan dan melihat ke arah Fathan.

"Kamu seperti anak kecil saja yang makan berantakan," ucap Fathan yang membuat Alina mengangguk dengan tersenyum malu dan wajahnya yang memerah dengan menundukkan kepala.

"Lanjutkan makannya dan jangan malu seperti itu," ucap Fathan.

"Siapa yang malu," sahut Alina yang kembali mengangkat kepala dan memberanikan diri melihat pria yang sejak tadi begitu dekat dengannya.

Tidak terasa hari yang sudah sore yang begitu banyak mereka lewati menghabiskan waktu bersama, mereka seperti orang yang sedang pacaran. Selain menaiki wahana mereka juga berjalan-jalan di taman, bersepeda dengan Fathan yang membonceng Alina dan banyak hal yang mereka lakukan, makan es krim bersama yang mungkin menjadi memori yang indah untuk keduanya.

"Kita mau kemana Kak?" tanya Alina yang sudah terlihat lelah menaiki beberapa anak tangga.

"Ke atas sana!" tunjuk Fathan yang membuat Alina melihat ke atas yang terdapat menara di sana.

"Kamu harus melihat keindahan tempat ini dari atas," jawab Fathan.

"Benarkah! Alina baru tahu jika menara itu bisa dinaiki orang-orang," sahut Alina.

"Makanya jangan belajar terus dan sesekali kamu harus keluar dan melihat dunia luar," ucap Fathan yang membuat Alina hanya tersenyum.

Mereka berdua menaiki beberapa anak tangga menuju lift.

"Kak Fathan adalah seorang selebritis dan apa tidak takut jika ada yang melihat Kakak di sini?" tanya Alina.

"Sejak tadi aku bersama kamu dan memang ada yang mengganggu kita? sepertinya mereka tidak terlalu mengenaliku," ucap yang memang sejak tadi berjalan-jalan dengan menggunakan topi.

"Ternyata menjadi seorang yang terkenal itu begitu sulit yang seperti tidak memiliki kebebasan," ucap Alina.

"Kamu benar! ini sangat tidak nyaman untukku," jawab Fathan.

"Kenapa tidak nyaman. Bukankah menjadi selebritis itu bukanlah hal yang mudah. Apa Kakak terpaksa melakukan semua ini?" tanya Alina memastikan.

"Iya. Karena orang tuaku berada di dunia ini dan membuatku secara tidak langsung harus terjun ke dalam dunia yang belum tentu aku inginkan," jawab Fathan.

"Tidak di inginkan! lalu apa Kakak memiliki cita-cita lain?" tanya Alina.

"Aku ingin menjadi Dokter dan aku ingin berusaha agar bisa lulus ke Dokteran dan aku meninggalkan semua ini. Karena aku merasa tidak nyaman berada di dalam dunia hiburan yang menurutku tidak ada privasi untukku dan untuk apa melakukan pekerjaan yang tidak membuat kita nyaman," ucap Fathan.

"Ternyata benar kata orang-orang. Jika selebritis itu paling pintar menyembunyikan topengnya dan dia terlihat begitu bahagia sekali dengan pekerjaannya di depan kamera dan ternyata di balik itu semua dia bahkan tidak menyukainya," ucap Alina

"Ya memang kenyataan seperti itu jika berada dalam dunia entertainment. Tidak semua mudah dan pasti juga banyak tidak menyukainya dan kita harus pintar-pintar bersandiwara agar terlihat baik-baik saja," ucap Fathan.

"Ternyata sangat banyak sekali tuntutannya," ucap Alina.

"Kamu benar," jawab Fathan.

"Bagaimana dengan kamu? Kamu pasti juga memiliki tujuan dan memiliki cita-cita? Apa cita-cita kamu?" tanya Fathan.

"Aku ingin menjadi seorang penulis. Aku sangat suka sekali dengan sastra. Aku sangat berharap jika suatu saat nanti aku memiliki buku yang menjadi inspirasi untuk orang banyak dan bisa dicintai orang-orang," jawab Alina.

"Cita-cita itu sangat bagus sekali. Aku berdoa semoga apa yang kamu impikan bisa menjadi terwujud," ucap Fathan yang membuat Alina menganggukan kepala.

Sampai tidak terasa mereka sudah berdiri di depan lift dan Fathan yang langsung menekan tombol lift dan mereka berdua memasuki lift tersebut.

Akhirnya mereka sampai juga di menara dan Alina ingin membuktikan perkataan dari Fathan benarkah akan terlihat lebih indah jika dilihat dari atas menara.

"Wau. Ini bener-bener sangat luar biasa sekali," ucap Alina memegang pagar jembatan yang melihat keindahan kota tersebut dari atas.

Fathan menyusul Alina dan berdiri di samping Alina dengan posisi menghadap Alina yang mana tubuhnya bersandar pada pagar jembatan.

"Aku tidak bohong bukan?" tanya Fathan yang membuat Alina mengangguk.

"Bagaimana apa kamu menyukai tempat ini?" tanya Fathan.

"Ini benar-benar sangat luar biasa. Aku tidak pernah datang ke tempat seperti ini dan sekalinya datang langsung diperlihatkan dengan situasi seperti ini. Benar-benar Indah," ucap Alina dengan tersenyum yang membuat Fathan juga tersenyum yang merasa ada kepuasan sendiri yang berhasil membuat wanita yang bersamanya itu bahagia.

"Kak Fathan, terima kasih sudah mengajak Alina ke tempat ini. Kak Fathan sudah sangat baik kepada Alina. Makasih untuk semuanya. Alina tidak mengerti kenapa kak Fathan melakukan semua ini kepada Alina?" tanya Alina.

"Karena aku menyukai kamu," jawab Fathan yang berterus terang membuat Alina kaget.

"Ma-maksudnya?" tanya Alina dengan terbata.

Fathan yang menegakkan posisi berdirinya yang lebih dekat lagi di hadapan Alina dan mengambil kedua tangan Alina dengan jemarinya yang mengusap punggung tangan tersebut.

"Jelas semua sudah menjadi alasan. Aku melakukan semua ini, karena memiliki alasan. Jika aku tidak tertarik pada kamu dan tidak menyukai kamu dan maka aku tidak mungkin melakukan semua ini," jawab Fathan.

"Alina aku suka padamu. Kamu mau tidak menjadi pacarku?" tanya Fathan yang langsung to the point mengungkapkan perasaannya.

Bersambung...,.

Episodes
1 Episode 1 Pertemuan Pertama.
2 Episode 2 Bullying.
3 Episode 3 Penyelamat.
4 Episode 4 Di Sukai.
5 Episode 5 Dia Yang Bucin.
6 Episode 6 Terpaksa Datang.
7 Episode 7 Untung Ada Fathan.
8 Episode 8 Wanitanya
9 Episode 9. Meminta Izin.
10 Episode 10 Ungkapan Perasaan.
11 Episode 11 Isu Pacaran.
12 Episode 11 Tidak Di Restui.
13 Episode 13 Berjarak
14 Episode 14 Malam Gairah.
15 Episode 15 Meyakinkan.
16 Episode 16 Kembali Saling Menguatkan.
17 Episode 17 Insiden
18 Episode 18 Menghilang Tiba-tiba.
19 Episode 19 Pergi.
20 Episode 20 Akibat Yang Terjadi.
21 Episode 21 Hamil
22 Episode 22 7 Tahun
23 Episode 23 Membuat Susah.
24 Episode 24 Teringat Masa Lalu.
25 Episode 25 Selalu Di Pertemuan.
26 Episode 26 Bertemu Setelah 8 Tahun.
27 Episode 30 Seperti Mengenali.
28 Episode 28 Kenangan Itu Muncul.
29 Episode 29 Seperti Di hantui
30 Episode 30 Situasi Sulit.
31 Episode 31 Pertemuan Menegangkan.
32 Episode 32 Terjadi Keributan.
33 Episode 33 Tidak Punya Pilihan
34 Episode 34
35 Episode 35 Dia Alina.
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40 Pertemuan Menegangkan.
41 Episode 41 Insiden
42 Episode 42 Merasa Bersalah
43 Episode 43. Menjadi Perawat Mendadak.
44 Episode 44
45 Episode 45 Menegangkan
46 Untuk Pembaca
47 Episode 24
48 Episode 28
49 Episode 49
50 Episode 50!
51 Episode 52
52 Episode 53
53 Episode 54
54 Episode 54
55 Episode 55.
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59 Mulai Mengganggu
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1 Pertemuan Pertama.
2
Episode 2 Bullying.
3
Episode 3 Penyelamat.
4
Episode 4 Di Sukai.
5
Episode 5 Dia Yang Bucin.
6
Episode 6 Terpaksa Datang.
7
Episode 7 Untung Ada Fathan.
8
Episode 8 Wanitanya
9
Episode 9. Meminta Izin.
10
Episode 10 Ungkapan Perasaan.
11
Episode 11 Isu Pacaran.
12
Episode 11 Tidak Di Restui.
13
Episode 13 Berjarak
14
Episode 14 Malam Gairah.
15
Episode 15 Meyakinkan.
16
Episode 16 Kembali Saling Menguatkan.
17
Episode 17 Insiden
18
Episode 18 Menghilang Tiba-tiba.
19
Episode 19 Pergi.
20
Episode 20 Akibat Yang Terjadi.
21
Episode 21 Hamil
22
Episode 22 7 Tahun
23
Episode 23 Membuat Susah.
24
Episode 24 Teringat Masa Lalu.
25
Episode 25 Selalu Di Pertemuan.
26
Episode 26 Bertemu Setelah 8 Tahun.
27
Episode 30 Seperti Mengenali.
28
Episode 28 Kenangan Itu Muncul.
29
Episode 29 Seperti Di hantui
30
Episode 30 Situasi Sulit.
31
Episode 31 Pertemuan Menegangkan.
32
Episode 32 Terjadi Keributan.
33
Episode 33 Tidak Punya Pilihan
34
Episode 34
35
Episode 35 Dia Alina.
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40 Pertemuan Menegangkan.
41
Episode 41 Insiden
42
Episode 42 Merasa Bersalah
43
Episode 43. Menjadi Perawat Mendadak.
44
Episode 44
45
Episode 45 Menegangkan
46
Untuk Pembaca
47
Episode 24
48
Episode 28
49
Episode 49
50
Episode 50!
51
Episode 52
52
Episode 53
53
Episode 54
54
Episode 54
55
Episode 55.
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59 Mulai Mengganggu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!