Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"

Setelah pernyataan Darius bahwa mereka harus mengawasi Nijar lebih dekat, suasana rapat kembali hening.

Lalu, Profesor Aldrich menghela napas berat dan berkata,

"Sejujurnya, aku sendiri tidak mengerti… Kenapa raja memasukkan 20 soal strategi perang dalam ujian akademi?"

Para guru mengangguk, seolah memiliki pertanyaan yang sama.

Kepala Sekolah Fredrik menyandarkan tubuhnya dan menjawab,

"Pertanyaan itu sudah berulang kali diajukan selama bertahun-tahun… Tapi tidak ada jawaban pasti."

Profesor Helena menyipitkan mata.

"Akademi Kemiren, bukan akademi militer. Jadi kenapa soal strategi perang?"

Darius, yang memiliki akses lebih dekat ke istana, menghela napas dan mengangkat bahunya.

"Itulah keputusan Raja Edwar."

Semua guru terdiam.

Meskipun mereka tidak memahami alasan di balik kebijakan itu, tidak ada yang berani mempertanyakan keputusan raja.

Namun kini, seorang bocah toko kelontong telah menjawab soal-soal itu dengan benar…

Dan itu membuat semuanya semakin misterius.

 

Keesokan harinya.

Pagi-pagi buta di Pasar Kemiren, suasana sudah ramai seperti biasa.

Para pedagang mulai mengatur barang dagangan, pelanggan mulai berdatangan, dan aroma roti panggang dari tukang roti memenuhi udara.

Namun, ada sesuatu yang berbeda hari ini.

Kerumunan besar berkumpul tepat di depan toko kelontong Lizna & Nijar!

Para penduduk & pedagang sekitar berbisik-bisik, tertawa, dan saling bertukar cerita.

Suasana menjadi semakin riuh.

Di dalam toko, Lizna yang sedang bersiap-siap membuka toko merasa ada keanehan.

— Kenapa ribut banget di luar?

Rasa penasaran mendorongnya untuk mengintip lewat jendela kecil toko.

Namun…

Matanya langsung membelalak!

— APA ITU SEMUA ORANG NGUMPUL DEPAN TOKOKU?!

Dengan jantung berdegup kencang, Lizna buru-buru membuka pintu toko.

Begitu dia muncul…

BRAK!

Dua orang ibu-ibu langsung menangkap tangan Lizna!

"Lizna!! Mana Nijar?!"

"Anak itu jenius ya?!"

"Kenapa kau nggak bilang-bilang kalau adikmu sepintar itu?!"

"Kami semua bangga padanya!"

SERENTAK SEMUA ORANG DI DEPAN TOKO IKUT BERTERIAK!

"Nijar! Mana Nijar?!"

"Wah, ternyata bocah toko kelontong itu jenius!"

"Si kecil itu nilainya sempurna di akademi, bukan?!"

Lizna…

TERDIAM.

Mulutnya menganga, otaknya belum bisa memproses situasi.

— Apa yang terjadi?! Kenapa tiba-tiba jadi seperti ini?!

Sekarang, semua penduduk pasar menatapnya penuh antusias.

— Tidak… Ini terlalu ramai… Aku harus kabur…!

Dengan refleks cepat, Lizna langsung menarik tangannya dari genggaman ibu-ibu tadi dan…

LARI MASUK KE DALAM TOKO!

"Tunggu, Lizna! Jelaskan dulu!"

BRAK!

Lizna menutup pintu toko dengan cepat.

— Kenapa aku harus menghadapi ini sendirian?! Ini semua gara-gara bocah itu…

Dengan napas masih memburu, Lizna menatap ke arah tangga menuju lantai atas.

Di sana…

Nijar masih tidur nyenyak, bahkan mendengkur.

"…TIDAK. INI SEMUA SALAHNYA!"

Tanpa berpikir panjang, Lizna bergegas ke kamar Nijar.

"Nijar, bangun!"

Nijar masih mendengkur.

Lizna mengguncang tubuhnya dengan kasar.

"Oi, bocah! Bangun!"

Nijar hanya mengerang pelan, lalu…

"Lizna… Lima menit lagi…"

Lizna mengepalkan tinjunya.

"KAU MEMBUAT SEISI PASAR HEBOH, DAN MASIH BILANG LIMA MENIT LAGI?!"

BRAK!!

Saat Lizna sedang menarik selimut Nijar dengan penuh amarah, mencoba membangunkannya, suasana di luar toko tiba-tiba menjadi lebih riuh.

Lizna berhenti menarik selimut dan melirik ke jendela, melihat kerumunan mulai membuka jalan.

— Seorang pria dengan jubah bangsawan ungu tua, diikuti oleh beberapa pengawal berbaju besi, berjalan mendekat.

Lizna membelalakkan mata.

"Astaga... Viscount Darius Andrew!?"

Dia langsung menoleh ke Nijar yang masih menggeliat di tempat tidur.

Tanpa pikir panjang, Lizna menyambar bantal dan memukulkannya ke kepala Nijar.

"BANGUN! ADA MASALAH BESAR!!"

Nijar terperanjat, rambutnya berantakan, matanya masih setengah tertutup.

"Ugh… Lizna… Aku baru tidur tiga jam… Apalagi sekarang?"

Lizna menarik tangan Nijar, menyeretnya keluar kamar seperti ibu yang menyeret anak malasnya ke sekolah.

"TIDAK ADA WAKTU UNTUK TIDUR!"

Sementara itu, di luar, bisik-bisik semakin keras.

— "Benar-benar ada Viscount Darius!"

— "Apa Nijar benar-benar jenius?"

— "Atau mungkin… dia curang? Itu sebabnya dia akan dihukum langsung?"

Darius, yang mendengar bisikan itu, mengerutkan alisnya.

— "Ups… sepertinya aku datang terlalu buru-buru. Sekarang mereka berpikir aku ke sini untuk menghukum anak itu."

Menghela napas, Darius menyilangkan tangan di dadanya dan berkata dengan suara yang cukup keras,

"Aku datang hanya untuk bertemu bocah jenius ini! Aku bangga ada anak berbakat dari wilayahku."

Mendengar itu, penduduk mulai tenang dan beberapa bahkan menunjukkan ekspresi bangga.

Tepat saat itu, pintu toko terbuka perlahan.

Nijar muncul dengan rambut acak-acakan dan wajah mengantuk.

Di belakangnya, Lizna berdiri dengan wajah tegang, masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Nijar, yang masih setengah sadar, melihat sosok Viscount dan para pengawalnya.

Dia mengedipkan mata beberapa kali, lalu menoleh ke Lizna dan berbisik pelan,

"Lizna… siapa orang tua ini?"

Lizna langsung terdiam.

Matanya membesar.

Mukanya langsung pucat.

Mulutnya terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar.

— Dia tidak percaya… adiknya baru saja bertanya seperti itu DI DEPAN VISCOUNT!?

Sebelum Lizna bisa menghantam kepala Nijar, Viscount Darius tertawa kecil.

"Hahaha… Tidak perlu repot-repot memperkenalkan aku. Aku sendiri yang akan melakukannya."

Darius melipat tangannya di belakang punggung dan tersenyum.

"Namaku Darius Andrew, Viscount dari wilayah ini. Aku datang berkunjung dan ingin berbicara langsung dengan bocah jenius yang mendapatkan nilai sempurna."

Nijar, yang kini sedikit lebih sadar, masih menatapnya dengan bingung.

Sementara itu, Lizna di belakangnya ingin pingsan di tempat.

 

Begitu Darius melangkah masuk ke dalam toko, Nijar mengangkat tangan santai dan berkata,

"Tunggu sebentar ya, aku mau ke kamar mandi dulu."

Lizna langsung kaku.

Mata kosong.

Mulut terbuka, tapi tidak ada suara yang keluar.

— Bocah ini… MENYURUH VISCOUNT MENUNGGU!?

Darius hanya mengangkat alis, lalu tertawa kecil. "Silakan."

Sementara itu, Lizna langsung terduduk di kursi, menutup wajah dengan kedua tangan.

"Hidupku hancur... pagi ini benar-benar neraka..."

Sambil menghela napas berat, dia melirik Darius, mencoba tersenyum, meskipun wajahnya penuh kelelahan.

"Maaf, adikku memang sedikit… unik."

Darius hanya tersenyum. "Tidak masalah. Aku sudah pernah menghadapi anak-anak bangsawan yang lebih sulit."

Lizna hampir menangis.

"Tapi dia bukan bangsawan… DIA PEDAGANG TOKO KELONTONG!"

Saat Nijar mencuci muka, ia menatap bayangannya di air dan bergumam dalam hati,

"Tentu saja... pasti ada seseorang yang datang."

Ia mengusap wajahnya, lalu tersenyum kecil.

"Seolah-olah aku sudah tahu tujuan mereka datang kesini."

Dengan napas tenang, ia berbalik dan berjalan keluar.

Nijar keluar dari kamar mandi, berjalan santai, lalu duduk di meja.

Lizna duduk di sampingnya, masih tegang.

Di depan mereka, Darius duduk dengan tenang, menatap Nijar dengan senyum penuh arti.

Episodes
1 Mentri Gaming
2 Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3 Kembali ke Realitas
4 Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5 Misteri Nilai Sempurna
6 Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7 Eh? Pesta? Pesta apaan?
8 "Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9 skakmat
10 Jebakan Bocah Viscount
11 Boxing
12 Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13 Hari pertama
14 kantin yang penuh drama
15 Teori usang
16 reiner yang malang
17 "Oi berandal!..Ayo kita duel."
18 Teman baru
19 Rombongan Kekaisaran
20 Agenda Misterius Raja
21 Perubahan Raja
22 Usulan Kaisar
23 Seleksi petarung
24 Item Sihir
25 H-3 Seleksi
26 Mencari item sihir
27 item di pakai, defense +5
28 Bakat reiner
29 Mencari sekutu
30 Pulau penelitian
31 Konflik di Laut
32 Ulang tahun yang berbeda
33 Pagi Yang Kacau
34 Pengalaman mengerikan armand
35 Turnamen inti telah tiba
36 Rapat Darurat
37 Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38 pangeran kemiren telah tiba
39 Keerom yang kesal
40 Hebohnya panglima perang
41 Sejarah Pulau Misterius
42 Ketenangan Pangeran Muda
43 Kerajaan modern dan kekaisaran
44 keputusasaan
45 Turnamen bela diri di mulai
46 Tarian Petarung
47 Raja Yang Murka
48 Tujuan Mengerikan Raja
49 Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50 Hari Pertarungan
51 Semi final
52 Nijar Vs Rangga
53 Kenangan yang Terungkap
54 Pertarungan dua saudara
55 Aula Kekaisaran
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Mentri Gaming
2
Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3
Kembali ke Realitas
4
Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5
Misteri Nilai Sempurna
6
Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7
Eh? Pesta? Pesta apaan?
8
"Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9
skakmat
10
Jebakan Bocah Viscount
11
Boxing
12
Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13
Hari pertama
14
kantin yang penuh drama
15
Teori usang
16
reiner yang malang
17
"Oi berandal!..Ayo kita duel."
18
Teman baru
19
Rombongan Kekaisaran
20
Agenda Misterius Raja
21
Perubahan Raja
22
Usulan Kaisar
23
Seleksi petarung
24
Item Sihir
25
H-3 Seleksi
26
Mencari item sihir
27
item di pakai, defense +5
28
Bakat reiner
29
Mencari sekutu
30
Pulau penelitian
31
Konflik di Laut
32
Ulang tahun yang berbeda
33
Pagi Yang Kacau
34
Pengalaman mengerikan armand
35
Turnamen inti telah tiba
36
Rapat Darurat
37
Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38
pangeran kemiren telah tiba
39
Keerom yang kesal
40
Hebohnya panglima perang
41
Sejarah Pulau Misterius
42
Ketenangan Pangeran Muda
43
Kerajaan modern dan kekaisaran
44
keputusasaan
45
Turnamen bela diri di mulai
46
Tarian Petarung
47
Raja Yang Murka
48
Tujuan Mengerikan Raja
49
Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50
Hari Pertarungan
51
Semi final
52
Nijar Vs Rangga
53
Kenangan yang Terungkap
54
Pertarungan dua saudara
55
Aula Kekaisaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!