Hari pertama

Di depan akademi, suasana begitu ramai. Para siswa baru berkerumun di sekitar papan pengumuman raksasa, berdesakan mencari nama mereka dalam daftar kelas yang telah ditempelkan. Sorak-sorai, gumaman, dan teriakan penuh antusias memenuhi udara pagi itu.

Namun, suasana tiba-tiba berubah ketika seseorang di tengah kerumunan berseru, “Hei! Itu si nomor satu datang!”

Seperti ombak yang tiba-tiba bergulung, semua kepala langsung menoleh ke arah Nijar. Mata-mata penuh rasa ingin tahu, kagum, iri, bahkan benci langsung tertuju padanya.

Bisik-bisik mulai terdengar.

"Jadi ini dia si nomor satu? Tapi dia cuma anak pedagang toko kelontong…"

“Mana mungkin dia bisa mengalahkan anak-anak bangsawan? Pasti ada yang aneh!”

“Tapi ujian akademi gak bisa dicurangi. Kalau dia lulus dengan nilai tertinggi, berarti dia memang jenius.”

Di antara suara-suara skeptis, ada juga sekelompok gadis yang langsung histeris melihatnya.

“Ya ampun! Dia beneran ada! Dia bahkan lebih tampan dari yang kudengar!”

“Tapi tetap saja, statusnya cuma anak pedagang toko. Bakatnya mungkin hebat, tapi dia gak akan pernah bisa sejajar dengan bangsawan sejati.”

Nijar, yang sudah terbiasa dengan pandangan meremehkan sejak kemarin, hanya menghela napas dalam hati. Semua ini sudah bisa ditebak. Perbedaan status sosial sangat berpengaruh di dunia ini, dan tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, tetap saja ada orang yang memandang rendah karena asal-usulnya.

Namun, alih-alih peduli dengan suara-suara itu, Nijar tetap berjalan tenang melewati kerumunan, langsung menuju papan pengumuman. Baginya, yang terpenting saat ini bukan pendapat orang lain, melainkan melihat di kelas mana ia ditempatkan.

Di sampingnya, Jay yang sedari tadi diam malah tersenyum lebar, tampak menikmati kekacauan ini. “Hei, Nijar, kau benar-benar populer ya? Baru masuk akademi, sudah jadi bahan gosip.”

Nijar meliriknya sekilas. “Kau juga menikmati ini, ya?”

Jay hanya terkekeh, lalu menepuk bahu Nijar. “Tentu saja. Tapi, aku harap kau siap. Di akademi ini, banyak orang yang tidak akan senang melihatmu di atas.”

Nijar tersenyum tipis. “Itu bukan masalah. Aku sudah terbiasa.”

Lalu, dengan tenang, Nijar mencari namanya di daftar kelas, sementara tatapan para siswa masih terpaku padanya, seakan menunggu apa langkah si nomor satu selanjutnya.

Di papan pengumuman tertulis dengan jelas: 120 siswa baru diterima dari 982 peserta ujian. Mereka dibagi ke dalam empat kelas, A hingga D.

Nijar dengan tenang menyapu pandangannya mencari namanya di daftar yang panjang. Di sampingnya, Jay ikut melihat dengan penuh antusias.

Dan di sana tertulis:

Kelas D

Nijar

Jay Andrew

...

Nijar menatap nama itu tanpa ekspresi, tapi di dalam kepalanya ada sedikit kebingungan. Dengan nilai tertinggi, seharusnya ia berada di Kelas A, bukan di Kelas D.

Jay yang melihat hasilnya diam sejenak, lalu tertawa kecil.

"Haha… menarik," gumamnya sambil menggaruk kepala. Dalam hati, Jay memang meminta ayahnya untuk menempatkannya di kelas yang sama dengan Nijar agar bisa lebih dekat dengannya. Namun, ia sama sekali tidak menyangka Nijar malah ditempatkan di Kelas D.

‘Seharusnya dia ada di Kelas A… Kenapa di Kelas D?’ pikir Jay.

Tapi dia langsung menemukan jawabannya. Karena Nijar bukan bangsawan.

Di belakang mereka, suara bisik-bisik langsung kembali memenuhi udara.

"Serius? Si nomor satu masuk Kelas D?"

"Kenapa bisa begitu? Bukannya Kelas D untuk orang-orang dengan peringkat paling rendah?"

"Hah, sudah kuduga! Tidak peduli seberapa jeniusnya dia, dia cuma pedagang toko kelontong. Akademi tetap akan menempatkan anak bangsawan di atas!"

"Tapi tetap saja, kalau soal akademik, dia bahkan mengalahkan anak-anak dari keluarga Duke dan Viscount… Masa akademi benar-benar segitu biasnya?"

Ada yang mencibir, ada yang ragu, dan ada juga yang mulai menyadari betapa tidak masuk akalnya keputusan ini. Namun, bagi para bangsawan yang sudah terbiasa berada di atas, keputusan ini justru terasa masuk akal.

Jay melirik Nijar, ingin melihat reaksinya.

Namun, seperti biasa, ekspresi Nijar tetap tenang. Seolah semua ini sama sekali tidak mengganggunya.

Jay terkekeh. "Hei, Nijar. Kau tidak merasa kesal?"

Nijar hanya menghela napas pelan dan tersenyum tipis. "Tidak masalah. Selama aku bisa belajar, aku tidak peduli di kelas mana."

Jay menggeleng sambil tertawa. “Kau benar-benar unik, ya.”

Sementara itu, tanpa mereka sadari, seseorang dari kejauhan memperhatikan mereka dengan mata tajam. Orang itu menyipitkan mata, lalu menyeringai kecil.

‘Menarik…’ gumamnya dalam hati.

 

Di dalam kelas, suasana masih ramai dengan murid-murid yang berbicara satu sama lain, membahas kelas mereka, teman sebangku, dan tentu saja, keberadaan Nijar si "nomor satu" di Kelas D.

Tak lama kemudian, seorang pria paruh baya dengan jubah akademi masuk ke dalam kelas. Suaranya berat dan penuh wibawa saat berbicara.

"Baiklah, diam semuanya. Perkenalkan, aku Profesor Aldric, wali kelas kalian."

Suara di ruangan langsung mereda, dan semua murid memperhatikan pria itu.

Profesor Aldric melirik daftar nama di tangannya dan mulai melakukan absensi.

"Satu per satu, aku akan memanggil nama kalian, dan setelah itu, kalian akan memperkenalkan diri singkat. Aku ingin tahu siapa kalian dan tujuan kalian masuk ke akademi ini."

Absensi dimulai. Satu per satu murid berdiri dan memperkenalkan diri. Ada yang bangsawan, ada yang berasal dari keluarga saudagar kaya, dan ada juga beberapa anak dari keluarga biasa yang berhasil lolos.

Namun, di antara semua murid yang memperkenalkan diri, perhatian Nijar tertuju pada satu orang.

Seorang pemuda dengan penampilan seperti berandalan.

Ia duduk dengan malas di sudut kelas, bersandar di kursinya dengan tangan terlipat di belakang kepala. Rambutnya berantakan, seragamnya tidak dikancing dengan rapi, dan wajahnya memiliki bekas luka samar di pipi kiri.

Nijar merasa ada sesuatu yang aneh. Orang ini terasa familiar.

Namun, ia tidak bisa langsung mengingat di mana ia pernah melihat orang ini sebelumnya.

Ketika tiba gilirannya, pemuda itu berdiri dengan santai, meregangkan tubuhnya seperti baru bangun tidur, lalu berbicara dengan suara malas.

"Nama gue Reiner. Gue di sini karena seseorang nyuruh gue masuk."

Hanya itu yang ia katakan sebelum kembali duduk dengan santai.

Seluruh kelas terdiam.

Profesor Aldric menghela napas panjang dan menatapnya tajam. "Reiner, lebih baik kau serius jika ingin tetap berada di akademi ini."

Reiner hanya mengangkat bahu, tidak terlalu peduli.

Sementara itu, Nijar menyipitkan mata, mencoba mengingat.

‘Aku pasti pernah melihat orang ini di suatu tempat…’

Tapi sebelum ia bisa mengingat lebih jauh, Profesor Aldric melanjutkan absensi dan giliran berikutnya memperkenalkan diri.

giliran Nijar tiba, seluruh kelas langsung hening. Semua mata tertuju padanya, beberapa penuh rasa ingin tahu, beberapa dengan tatapan meremehkan.

"Namaku Nijar, aku berasal dari distrik pasar. Aku hanya seorang anak pedagang kelontong dan tidak memiliki gelar bangsawan."

Beberapa siswa mulai berbisik, tetapi Nijar tetap melanjutkan.

"Aku tidak memiliki bakat sihir."

Suasana kelas yang awalnya riuh mendadak hening. Para siswa saling berpandangan dengan ekspresi terkejut.

"Apa? Tidak punya bakat sihir? Tapi dia peringkat pertama di ujian masuk!"

"Bagaimana mungkin seseorang tanpa sihir bisa mengalahkan semua bangsawan berbakat?"

Beberapa orang langsung meremehkannya, sementara yang lain justru semakin penasaran. Jay yang duduk di sampingnya menatap Nijar dengan ekspresi antara kagum dan khawatir.

Tanpa memperdulikan reaksi mereka, Nijar mengakhiri perkenalannya dengan sederhana.

"Aku masuk akademi untuk berkembang. Aku harap kita bisa bekerja sama dengan baik."

Ia lalu duduk kembali, membiarkan bisikan dan tatapan heran terus mengalir di sekelilingnya. Jay, yang duduk di sebelahnya, menyenggolnya pelan dan berbisik, "Kau benar-benar suka membuat kejutan, ya?"

Nijar hanya menoleh sebentar dan mengangkat bahu, seolah mengatakan, "Apa peduliku?"

.

Episodes
1 Mentri Gaming
2 Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3 Kembali ke Realitas
4 Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5 Misteri Nilai Sempurna
6 Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7 Eh? Pesta? Pesta apaan?
8 "Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9 skakmat
10 Jebakan Bocah Viscount
11 Boxing
12 Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13 Hari pertama
14 kantin yang penuh drama
15 Teori usang
16 reiner yang malang
17 "Oi berandal!..Ayo kita duel."
18 Teman baru
19 Rombongan Kekaisaran
20 Agenda Misterius Raja
21 Perubahan Raja
22 Usulan Kaisar
23 Seleksi petarung
24 Item Sihir
25 H-3 Seleksi
26 Mencari item sihir
27 item di pakai, defense +5
28 Bakat reiner
29 Mencari sekutu
30 Pulau penelitian
31 Konflik di Laut
32 Ulang tahun yang berbeda
33 Pagi Yang Kacau
34 Pengalaman mengerikan armand
35 Turnamen inti telah tiba
36 Rapat Darurat
37 Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38 pangeran kemiren telah tiba
39 Keerom yang kesal
40 Hebohnya panglima perang
41 Sejarah Pulau Misterius
42 Ketenangan Pangeran Muda
43 Kerajaan modern dan kekaisaran
44 keputusasaan
45 Turnamen bela diri di mulai
46 Tarian Petarung
47 Raja Yang Murka
48 Tujuan Mengerikan Raja
49 Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50 Hari Pertarungan
51 Semi final
52 Nijar Vs Rangga
53 Kenangan yang Terungkap
54 Pertarungan dua saudara
55 Aula Kekaisaran
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Mentri Gaming
2
Tidur, Bangun, Kembali Jadi Menteri… Kan?
3
Kembali ke Realitas
4
Ujian Masuk: Misi Bocil Jenius
5
Misteri Nilai Sempurna
6
Lizna.."PAGI MACAM APA INI!!?"
7
Eh? Pesta? Pesta apaan?
8
"Ugh… Lizna… kaki… ku…."
9
skakmat
10
Jebakan Bocah Viscount
11
Boxing
12
Title baru didapat: Pelajar Akademi Kemiren
13
Hari pertama
14
kantin yang penuh drama
15
Teori usang
16
reiner yang malang
17
"Oi berandal!..Ayo kita duel."
18
Teman baru
19
Rombongan Kekaisaran
20
Agenda Misterius Raja
21
Perubahan Raja
22
Usulan Kaisar
23
Seleksi petarung
24
Item Sihir
25
H-3 Seleksi
26
Mencari item sihir
27
item di pakai, defense +5
28
Bakat reiner
29
Mencari sekutu
30
Pulau penelitian
31
Konflik di Laut
32
Ulang tahun yang berbeda
33
Pagi Yang Kacau
34
Pengalaman mengerikan armand
35
Turnamen inti telah tiba
36
Rapat Darurat
37
Kepulau penelitian bersama pangeran haland
38
pangeran kemiren telah tiba
39
Keerom yang kesal
40
Hebohnya panglima perang
41
Sejarah Pulau Misterius
42
Ketenangan Pangeran Muda
43
Kerajaan modern dan kekaisaran
44
keputusasaan
45
Turnamen bela diri di mulai
46
Tarian Petarung
47
Raja Yang Murka
48
Tujuan Mengerikan Raja
49
Kejutan Untuk Rakyat Yang Cemas
50
Hari Pertarungan
51
Semi final
52
Nijar Vs Rangga
53
Kenangan yang Terungkap
54
Pertarungan dua saudara
55
Aula Kekaisaran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!